Menentukan Kriteria Penerimaan Hipotesis Menggambarkan Daerah Penerimaan dan Penolakan Penarikan Kesimpulan

d. Menentukan Kriteria Penerimaan Hipotesis

Kriteria penerimaan hipotesis dapat ditentukan dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel yang dapat dilihat dibawah ini : Jika t hitung dari t tabel , maka H O diterima, H a ditolak Jika t hitung dari t tabel , maka H O ditolak, H a diterima Dari hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.12 diperoleh nilai t hitung untuk variabel independen struktur modal sebesar -0,895 dengan nilai signifikansi 0,392. Hasil ini menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi α = 5 = 0,05. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh negatif yang lebih besar dan signifikan dari struktur modal terhadap laba per lembar saham pada PT Telekomunikasi Indonesia.Tbk Bandung adalah sebesar 39,2. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95 terdapat pengaruh negatif yang lebih kecil yang bermakna dari struktur modal terhadap laba per lembar saham pada PT Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung. Dapat disimpulkan bahwa Ho diterima sedangkan H a ditolak. Karena t hitung lebih kecil dari t tabel, dimana - 0,895 2,228.

e. Menggambarkan Daerah Penerimaan dan Penolakan

Di bawah ini akan digambarkan kriteria penerimaan hipotesis dengan kurva daerah penerimaan dan penolakan sebagai berikut : Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho -2,228 -0,895 Gambar 4.4 Kurva t Distribusi Uji Satu Pihak Sumber : Sugiyono2008 Dalam gambar terlihat bahwa ternyata harga t hitung berada pada daerah penerimaan Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang lebih kecil dari struktur modal terhadap laba per lembar saham ditolak.

f. Penarikan Kesimpulan

Diperoleh koefisien regresi struktur modal terhadap laba per lembar saham PT Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung memiliki tanda negatif sebesar −238,608. Jadi apabila struktur modal X meningkat 1 , maka laba per lembar saham akan turun sebesar 238,608. Pengujian atas pengaruh dari struktur modal terhadap laba per lembar saham pada PT Telekomunikasi Indonesia.Tbk Bandung yang diperoleh dari hasil perhitungan statistik uji t dari tabel hasil koefisien regresi sebesar -0,895 dengan nilai signifikansi sebesar 0,392. Penentuan hasil pengujian penerimaan penolakan H0 dapat dilakukan dengan membandingan t hitung dengan t tabel atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Diperoleh nilai nilai t hitung -0,895 berada pada daerah penerimaan Ho. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik nilai signifikan sebesar 0,392 lebih besar dari taraf signifikansi α = 5 = 0,05. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh negatif yang lebih besar dan signifikan dari struktur modal terhadap laba per lembar saham pada PT Telekomunikasi Indonesia.Tbk Bandung adalah sebesar 39,2, yang berarti lebih besar dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5. Diperoleh tingkat hubungan antara struktur modal terhadap laba per lembar saham pada PT Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung r sebesar -0,272. Nilai korelasi yang diperoleh masuk kategori hubungan rendah dengan arah hubungan antara struktur modal dengan laba per lembar saham pada PT Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung berbanding terbalik. Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif lebih besar tarhadap laba per lembar saham pada PT Telekomunikasi Indonesia. Tbk Bandung namun tidak signifikan nyata. Melihat dari perhitungan dan kesimpulan di atas, teori yang dikemukakan oleh Eugene F. Brigham Joel F. Houston yang diterjemahkan oleh Herman Wibowo 2001;23 yang menyatakan bahwa : “Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memaksimumkan harga saham perusahaan, dan ini memerlukan rasio utang yang lebih rendah daripada rasio utang yang memaksimalkan EPS.” Sejalan dengan penelitian yang dilakukan penulis, dimana untuk mengoptimalkan struktur modal diperlukan kewajiban yang menjadi tanggungan perusahaan rendah sehingga bunga yang ditanggung oleh perusahaanpun kecil. Namun penelitian ini tidak memiliki hasil yang sejalan dengan peneliti terdahulu Andry Riadi dan Imanuel setiawan Siregar , dimana hasil dari penelitian Andry Riadi dan Imanuel setiawan Siregar didapatkan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh terhadap laba per lembar saham namun tidak signifikan dan mempunyai hubungan rendah dan tidak searah negatif, sedangkan hasil yang didapat oleh penulis menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif lebih besar terhadap laba per lembar saham, namun tidak signifikan dan berarah negatif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN