PEMBAHASAN Makalah Pengantar Ilmu Hukum

BAB II PEMBAHASAN

Penyebab terjadinya pelanggaran nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat desa dan kota Sesuai dengan permasalahan yang ada dengan berubahnya litelatur zaman, semakin modernnya sebuah zaman, akan membuat semua masyarakat berbondong-bondong berusaha untuk mengikuti zaman tersebut, khususnya kaum remaja. Berikut ini adalah beberapa hal diantaranya alasan seseorang melakukan perbuatan melanggar norma.  Tidak tahu Alasan yang paling umum kenapa seseorang melanggar norma adalah dengan alasan tidak tahu ada aturan. Alasan ini sebenarnya alasan klasik, karena setiap tindakan manusia ada aturan yang mengaturnya, apalagi jika negara sudah menyatakan dirinya negara hukum. Alasan ini tidak membebaskan seseorang dari sanksi hukum.  Tidak mau tahu Banyak orang tahu aturan ketika melakukan suatu tindakan atau perbuatan, tetapi aturan itu dilanggar dan diabaikan. Biasanya orang seperti ini merasa hukum telah menjadi penghabat bagi pencapaian keinginannya. Sepanjang tidak ada yang mengusik atau merasa aman-aman saja, ia akan terus melakukannya dan ia baru berhenti saat perbuatannya ada yang melaporkannya, atau tertanggkap petugas hukum dan diproses secara hukum. Tindakkan orang serupa ini tergolong perbuatan melanggar hukum yang mendasar karena ada unsur kesengajaan.  Terpaksa Kebanyakan orang memberikan alasan mengapa ia melanggar aturan karena terpaksa. Orang itu merasa tidak ada pilihan lain, ia tepaksa melakukannya bisa jadi karena kondisi ekonomi, social atau dilakukan atas perintah atasan, atau pun karena diancam. Alasan terpaksa terkadang hanya merupakan alibi, sebab keadaan terpaksa dalam hukum itu ada ukuran dan nilainya.  Tidak mampu mengendalikan diri Sabar adalah sebagian dari iman. Tetapi seseorang melanggar karena tidak sabar, sehingga tidak mampu mengendalikan dirinya, dan emosinyalah yang meledak. Biasanya perbuatan melanggar pada orang seperti ini, oranganya tidak berfikir panjang dan tidak memikirkan akibat hukum dari perbuatan atau tindakkannya. Bagi orang serupa ini, urusan hukum belakangan yang terpenting baginya ia harus puaskan dan salurkan emosinya terlebih dahulu.  Sudah Terbiasa. Orang yang sudah biasa melanggar aturan bukan lagi hal yang aneh dan merepotkan untuk kembali melakukan pelanggaran. Meskipun sudah pernah mendapat ganjaran, tetapi ganjaran yang pernah ia terima itu bukannya membuat dia sadar, melainkan ia makin paham dan mahir untuk melakukan pelanggaran lagi. Orang seperti ini sudah memperhitungkan akibat yang akan diterima apabila ia melanggar dan perbuatan itu dilakukannya dengan penuh kesadaran. .  Karena ada kesempatan Pada prinsipnya manusia terlahir baik dan nilai-nilai kebaikan itu ada dalam diri setiap manusia. Dan manusia pada umumnya cenderung berbuat baik atau melakukan yang baik- baik. Tetapi karena ada kesempatan atau peluang, ia pun melakukan suatu perbuatan yang melanggar.  Tidak setuju dengan ketentuan yang ada Alasan ini jarang terjadi, tetetapi bila diselidiki mungkin pernah terjadi. Alasan melanggar dalam konteks ini lebih merupakan berkatan dengan prinsip yang dianut seseorang. Tetapi ia tidak dapat dijadikan alasan pembenar, karena setiap aturan yang dibentuk tidak bisa memuaskan setiap orang. Artinya jika suatu aturan sudah dibuat dan disepakati oleh lembaga yang sah dan berwenang, maka setiap orang harus mematuhinya.  Merasa selalu benar Tidak jarang juga orang melanggar karena merasa dirinya yang paling dan ia menganggap dirinya mengerti benar dengan aturan yang ada. Orang ini seringkali mengabaikan nasehat orang lain dan selalu mencarikan alasan-alasan bagi pembenaran perbuatannya, meskiipun kepadanya telah ditunjukkan ada aturan lain dari aturan yang dipahaminya.  Kasus-kasus yang sering terjadi dalam pelanggaran nilai dan norma kehidupan pada masyarakat desa dan kota  Penyalahgunaan Obat-Obatan Terlarang Narkoba di Kalangan Masyarakat Kota Banyaknya kasus pelanggaran nilai dan norma yang terjadi di masyarakat membawa dampak buruk pada keseimbangan hidup bermasyarakat. Salah satu kasus pelanggaran norma dalam masyarakat yang sejak dulu dipermasalahkan dan membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada awalnya penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang terbatas pada dunia kedokteran namun belakangan terjadi penyimpangan fungsi dan penggunaannya tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran. Motivasi dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat bermacam- macam antara lain sebagai tindakan pemberontakan karena adanya penolakan oleh lingkungan seperti adanya perasaan minder, latar belakang dari keluarga yang berantakan, patah hati, atau hal-hal lain. Penyebab lain adalah sebagai tindakan untuk mengurangi stres dan depresi, sekedar mencoba untuk mendapatkan perasaan nyaman dan menyenangkan, sebagai tindakan agar diterima dalam lingkungan tertentu dan adanya rasa gengsi atau sebagai tindakan untuk lari dari realita kehidupan. Banyak kejadian dimana remaja menggunakan narkobauntuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan dan teman- temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka akan penghargaan dan pengakuan dari orangtua mereka sendiri.Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba dan keinginan untuk mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan pergaulan mereka. Setiap permasalahan pasti ada cara untuk mengatasinya, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penggunaan obat-obatan terlarang yaitu adanya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun, adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.  Fenomena Kehidupan pada Masyarakat khususnya Remaja Kehidupan remaja sekarang ini sangat berbeda dengan kehidupan remaja pada jaman dahulu. Jaman sekarang ini, banyak sekali remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan seperti yang sering tejadi. Kenakalan remaja tersebut merupakan bentuk penyimpangan dari perilaku remaja yang dapat melanggar norma maupun hukum.Kenakalan remaja tersebut dapat berupa menggunakan narkoba, tauran antar palajar atau bahkan yang paling parah adalah seks bebas yang dilakukan di luar nikah. Kenakalan remaja seperti ini terjadi karena factor eksternal dan internal. Kenakalan remaja yang akan dibahas pada tulisan saya ini adalah mengenai seks bebas yang sudah menjadi suatu kebiasan dikalangan remaja. Jika pada tahun-tahun sebelumnya hanya 1 atau 2 orang saja yang melakukan itu juga dari kalangan menengah keatas saja tetapi sekarang ini sudah dari kalangan menengah kebawah juga sudah melakukan. Seks bebas sendiri tadinya hanya dilakukan karena kurang nya kasih sayang dari orang tua sehingga anak mencari kepuasan dari luar tetapi sekarang ini hal tersebut dilakukan karena untuk mencari kepuasan saja. Malah sekarang ini, hal seperti itu dijadikan alasan oleh para remaja sebagai pembuktian cinta mereka terhadap pacarnya dan atas dasar suka sama suka. Malah sekarang jika pacaran tidak melakukan seks bebas pacaran tersebut akan terasa hambar. Biasanya mereka melakukannya dirumah, dihotel, atau bahkan di sekolah pun masih bisa melakukan hal tersebut.Banyak hal para remaja melakukan hal tersebut diantaranya adalah pergaulan yang kelewat batas, lingkungan, media massa juga berperan dalam hal tersebut seperti internet dan televise. Hal-hal yang mempengaruhi remaja melakukan seks bebas diantaranya:  Mereka tidak dapat mengatakan TIDAK kepada pacar mereka karena takut diputusin atau ditinggal jika mereka menolak untuk melakukan hal tersebut.  Terkadang ada juga remaja yang sudah mengatakan tidak tetapi pacarnya memaksa untuk melakukan hal tersebut sehingga para remaja tidak bisa menolak lagi. Hal tersebut biasanya dijadikan pembuktian cinta padahal sebenarnya jika memang benar- benar cinta hal tersebut dilakukan setelah menikah bukan diluar nikah.  Takut dianggap cupu atau bukan anak gaul jika tidak melakukan hal tersebut. Sebenarnyajikakitamelakukanseksdiluarnikahbanyaksekalidampak-dampakatauresiko yang akanterjadi. Salah satunyaadalahhamil, jikasudahsepertiinisiapa yang akanbertanggungjawabujung-ujungnyamelakukanaborsi. Selainitu, bisajugaterkena AIDS jikaseringmelakukannyadanberganti-gantipasangan, PMS atau yang lebihdikenaldenganPenyakitMenularSeksual. Hal tersebutbisatidakterjadijika para remajatersebutdapatmenahandiridanjugapengetahuantentangbahayanyamelakukanseksbebas. Selainitu, peran orang tuadan guru disekolah- sekolahjugaberperandalammemberikanpenyuluhan-penyuluhanmengenaimasalahtersebut. Hal yang paling mendasaruntukmencegahhaltersebutadalahpendidikan Agama yang cukup.  Kasus perjudian yang sering terjadi di masyarakat Judi, salahsatu bentuk penyakit masyarakat Pekat yang selalu muncul dan sulit hilang dari masa ke masa. Pelakunya, mulai dari bandar sampai kaki tangannya pun seolah tidak ada habisnya menjajakan berbagai macam judi ditengah masyarakat. Mulai dari judi ala tradisional, seperti togel sampai dengan judi via SMS bahkan online di dunia maya. Masyarakat sebagai konsumen tinggal memilih, sesuai isi kantongnya. Praktek perjudian dari berbagai sisi dipandang berdampak negatif. Namun disisi lain ada pihak-pihak tertentu yang menunjukkan bahwa keuntungan judi dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan. Diberbagai negara asing ada yang melegalkan perjudian dan mengambil pajak yang besar dari bisnis judi tersebut. Ide melegalkan perjudian pun pernah bergulir beberapa tahun silam di dalam negeri, yaitu di Pulau Seribu. Namun, terlepas dari keuntungan yang luar biasa, dampak negatif judi lebih besar dibandingkan dampak positifnya. Maraknya judi di masyarakat jelas akan merusak berbagai sistem sosial masyarakat itu sendiri. Ironisnya, di Indonesia para penjudi ini didominasi oleh kalangan menengah kebawah yang kehidupan ekonominya pas-pasan. Namun demi mengadu nasib dan peruntungan, sedikit demi sedikit uang didompet habis, kemudian harta benda dijual, rumah dan tanah digadaikan bahkan ada kasus sang anak dan istri pun dijadikan taruhan guna membayar hutang-hutang dari kekalahan judinya. Judi bisa dimulai dari ikut-ikutan, penasaran atau memang mengadu nasib yang didasari kemalasan karena menganggur tetapi ingin cepat kaya dengan cara yang instan. Ada yang memulainya karena mendengar teman atau tetangganya menang judi togel. Keinginan untuk beli judi togel semakin kuat ketika tahu tetangganya tersebut dengan uang sedikit dapat untung berlipat ganda. Walaupun sekali, dua kali tidak dapat, rasa penasaran dan mimpi dapat uang banyak tanpa bersusah payah menjadi cambuk semangat yang luar biasa, sehingga tiada henti untuk mencoba sampai akhirnya menang atau kemiskinan yang diraih. Walaupun menang, bisa ditebak hasilnya akan dipertaruhkan dimeja judi lagi, untuk foya-foya, bahkan sebagian menghabiskannya ditempat prostitusi dan beli narkoba. Kebiasaan judi disamping menimbulkan masalah sosial, seperti penyebab kemiskinan, perceraian, anak terlantar dan putus sekolah dan membudayakan kemalasan, juga bersifat kriminogen, yaitu menjadi pemicu untuk terjadinya kejahatan yang lain. Demi mendapatkan uang berjudi, penjudi dapat merampok, mencuri, korupsi, membunuh dan KDRT. Disisi lain, bisnis judi juga merupakan simbiosis dari bisnis kejahatan lain seperti prostitusi dan narkoba.  Kasus bunuh diri di kalangan masyarakat yang semakin meningkat Tentu saja bunuh diri bukanlah solusi, bagi sebagian kalangan yang sedang menghadapi problematika hidup, lantas kehilangan asa sehingga seakan-akan hanya bunuh diri yang menjadi pilihan untuk menuntaskan seluruh persoalan. Latar belakang orang bunuh diri penyebabnya kasuistik yakni setiap orang tidak sama. Namun demikian, ada dua kategori bunuh diri. Pertama, ommitted suicide yakni ada keinginan untuk bunuh diri yang dilandasi karena adanya suatu keyakinan tertentu. Misalnya didasari keyakinan agama seperti melakukan bom bunuh diri, atau bunuh diri massal oleh anggota sekte. Kategori yang kedua adalah Cry For Help, yakni keinginan membunuh diri karena disebabkan merasa sendiri, putus asa serta stres dalam menghadapi permasalahan yang ada, sehingga tidak bisa lagi melihat sisi positif dari kehidupan yang sebenarnya selama ini ia nikmati. Contohnya bunuh diri karena perselingkuhan, bunuh diri karena putus cinta, putus asa karena penyakit, stres karena pelajaran, kegagalan akademik, kompetisi untuk sukses, utang atau penyebab lainnya. Dan sebenarnya inilah yang tengah terjadi pada remaja-remaja kita. Satu kasus yang timbul ke permukaan, mengindikasikan beratus persoalan yang mereka hadapi membentuk fenomena benang kusut yang tidak mudah diurai. Setidak-tidaknya ada empat hal yang seharusnya diperhatikan. Pertama, perkuat peran keluarga. Jadikan rumah adalah tempat yang menyenangkan bagi sang anak, tidak hanya ketika mereka masih kecil, namun sampai mereka beranjak dewasa. Kesalahan yang sering terjadi, orang tua hanya asyik bermain dengan anak- anaknya yang masih lucu, akan tetapi merasa tidak cocok ketika mereka masuk usia remaja karena sudah punya keinginan sendiri. Dalam kondisi seperti ini, komunikasi terbuka antar sesama anggota keluarga sangat penting untuk memupuk pemecahan masalah bersama-sama. Ketika anak menjadikan rumah sebagai rujukan dan muara dari setiap persoalan yang ia hadapi, pertanda peran keluarga telah bemain cantik. Keluarga yang kuat, akan melahirkan anak yang tangguh. Kedua lingkungan sosial yang representatif. Lingkungan sosial ibarat lahan praktek bagi sang anak. Ia mau tidak mau akan berhadapan dengan berbagai keadaan di luar sana dan ada banyak tipe manusia yang ia jumpai. Lingkungan sosial yang representatif terbentuk dari masyarakat yang peduli terhadap baik buruknya perilaku remaja. Mereka menjadi kontrol sosial terhadap permasalahan-permasalahan khususnya menyangkut pergaulan anak dan remaja. Saat ini nampaknya lingkungan sosial kita tidak cukup representatif bagi pertumbuhan remaja kita. Orang cenderung tidak peduli, kalau pun ada bentuk kepeduliaan kesannya lebih sering menghakimi ketimbang memberikan nasehat. Lingkungan sosial kita miskin keteladanan, nilai-nilainya sudah banyak yang bergeser. Namun bukan berarti tidak ada celah kebaikan di sana. Dalam situasi seperti ini, kembali pada peran keluarga yang sangat vital untuk mempersiapkan anak-anak yang kuat, sehingga tidak mudah hanyut ketika berinteraksi di tengah-tengah masyarakat yang minim nilai. Ketiga, jadikan lingkungan pendidikan sebagai mata rantai pembentukan karakter. Pendidikan mengandung unsur-unsur utama dalam pembentukan karakter anak dan remaja. Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan rumah yang di dalamnya tidak hanya menanamkan nilai akademik tetapi juga nilai kepedulian terhadap sesama. Mestinya lingkungan pendidikan yang kita ciptakan adalah sebuah lingkungan sekolah yang menyenangkan buat siswa sehingga tidak ada kesan mereka berangkat ke sekolah karena terpaksa, apalagi dengan beban menumpuk di kepala. Target sukses bukan hanya dinilai dari sisi angka-angka akademik belaka, namun kematangan pribadi. Sekolah tidak sekedar membuat mereka pintar namun juga cerdas dan terdidik. Terakhir, konseling kesehatan jiwa. Untuk mendeteksi sejak awal segala hal yang mengarah pada perubahan emosi dan perilaku. Membuka wawasan bagi peserta didik untuk memperkaya alternatif terhadap pemecahan masalah. Agar mereka tidak mudah miskin asa dan , senantiasa menghargai hidup. Sungguh hidup adalah anugerah terbesar, sangat layak untuk dipertahankan dan diperjuangkan.

BAB III Lembar Kerja Mahasiswa