83 untuk menjamin peningkatan rasa kebangsaan, demokrasi dan
kesejahteraan masyarakat dan menciptakan ruang yang lebih luas bagi kemandirian Daerah. Tujuan desentralisasi tersebut belum tertampung
dalam strategi reformasi pemerintahan daerah yang digulirkan melalui kedua undang-undang tersebut. Oleh sebab itu berbagai tantangan dan
permasalahan
timbul sebagai
konsekuensi dari
pelaksanaan desentralisasi tersebut.
Dalam konsep pelayanan publik saat ini, menurut Hendarin
63
dapat digambarkan sebagai adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand yang dihadapi oleh pemerintah daerah. Berikut adalah
permasalahan yang dimaksudkan:
1. Permasalahan pertama dari segi supply adalah dengan semakin
terbatasnya daya dukung alam dan sumber pembiayaan, serta kemampuan pemerintah daerah dalam penyediaan barang dan jasa
publik, sedangkan di pihak lain tuntutan kebutuhan masyarakat semakin meningkat.
2. Permasalahan yang kedua, dari segi demand bahwa pemerintah
daerah menghadapi permintaan yang terus menerus meningkat terhadap pemenuhan barang dan jasa publik, yang diartikan
sebagai urban services. Transportasi massal, pengendalian banjir, dan pemeliharaan kebersihan atau lingkungan merupakan contoh
urban services yang kebutuhannya semakin meningkat.
Kedua permasalahan tersebut merupakan fenomena government growth yang dihadapi banyak pemerintah daerah, jika fenomena ini
tidak bisa diantisipasi secara tepat, maka proses pembangunan pun akan mengalami hambatan. Antisipasi yang dilakukan tersebut dimaksudkan
demi tercapainya pemerintah yang mampu memberikan inovasi pelayanan yang lebih baik pada masyarakat.
7. Reinventing Government Management: Konsep
Pelayanan Publik di era Moderen.
64
Model New Public Management mulai dikenal tahun 1980-an dan kembali populer tahun 1990-an yang mengalami beberapa bentuk
63
Marjoni Rachman, Reformasi Pemerintahan Daerah Dalam Membangun Model
Pelayanan Publik Yang Dapat Memenuhi Keinginan Masyarakat, Op cit: 4-5.
64
Untuk lebih memahami tentang konsep Reinveting Governance Management ini, dapat pembaca lihat dalam buku penulis yang berjudul: Dimensi Korupsi dalam Pengelolaan
Keuangan Daerah: Reorientasi Terhadap Hukum Pidana Administrasi dalam Memberantas Korupsi di Era Desentralisasi Fiskal, CV. Maulana Media Grafika:
Bandung, 2013, Hlm:505-506.
84 inkarnasi, misalnya munculnya konsep “managerialism”; “market-
based public administration ”;“post-bureaucratic paradigm”; dan
“entrepreneurial government”.
65
New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan
berorientasi kebijakan.
Penggunaan paradigma
New Public
Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi,
pemangkasan biaya cost cutting, dan kompetisi tender. Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler yang tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing
government management
”.
66
Untuk melakukan reformasi manajemen
65
Osborne, David Gaebler, T , Reinventing Government : How The Entrepreneurial
Spirit is Transforming The Public Sector. Reading, Massachussetts : A William Patrick Book, 1992.
66
Osborne, David Peter Plastrik, Banishing Bureaucracy : The Five Strategies for
Reinventing Government, Addision-Wesley Publishing Company, New York, 1997.
Menurut Osborne dan Gaebler, terdapat sepuluh prinsip reinventing government
management, yaitu yang pertama adalah pemerintahan katalis yang memisahkan fungsi pemerintah sebagai pengarah dan fungsi sebagai pelaksana. Kedua pemerintah milik
masyarakat, yaitu mengalihkan wewenang kontrol yang dimiliki pemerintah ke tangan
masyarakat. Ketiga, pemerintah yang kompetitif, yang mensyaratkan persaingan di antara para penyampai jasa atau pelayanan untuk bersaing berdasarkan kinerja dan
harga. Keempat, pemerintah yang digerakkan oleh misi, yaitu mengubah organisasi yang
digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi. Kelima, pemerintah yang berorientasi hasil, yaitu pemerintah yang result-oriented mengubah
fokus dari input menjadi akuntabilitas pada hasil. Keenam, pemerintah berorientasi
pada pelanggan, yaitu pemerintah yang lebih memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan kebutuhan birokrasi. Ketujuh, pemerintahan wirausaha, yaitu pemerintah yang berusaha
memfokuskan energinya bukan sekedar untuk menghabiskan anggaran, tetapi juga
menghasilkan uang. Kedelapan, pemerintah antisipatif, yaitu pemerintah yang berupaya mencegah daripada mengobati. Kesembilan, pemerintah desentralisasi, yaitu pemerintah
yang dijalankan dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja. Kesepuluh, pemerintah
berorientasi pada mekanisme pasar, yaitu pemerintah yang mampu mengadakan
85 pemerintahan guna meningkatkan pelayanan publik menjadi lebih baik,
dapat diupayakan
melalui program
reinventing government
management. Pada dasarnya konsepsi mengenai reinventing government management bertujuan untuk memperbaiki efisiensi,
efektivitas dan kinerja pemerintahan serta memberdayakan masyarakat.
Untuk dapat melakukan reformasi manajemen pemerintahan, di
Negara ini dapat menuri apa yang sudah dilakukan oleh Bill Clinton pada saat menjadi Presiden Amerika Serikat, yang mengemukakan
pentingnya melihat empat prinsip yang menonjol dan perlu diperhatikan secara khusus, langkah tersebut adalah sebagai berikut:
67
1. Memangkas penyakit birokrasi cutting rate tape;
2. Menempatkan pelanggan sebagai fokus putting customer first;
3. Memberdayakan pegawai untuk mencapai hasil empowering
employes to get result; 4.
Melihat dan mengembalikan pada aspek fundamental cutting back to basic.
Relevansi konsep reinventing government management terhadap upaya pengembangan aparatur dan mekanisme penyelenggaraan
aparatur pemerintah daerah sangat banyak. Antara lain adanya komitmen yang kuat untuk melakukan reformasi birokrasi di
lingkungan pemerintah daerah, disertai perlu adanya visi dan misi yang jelas dari pimpinan untuk melakukannya. Dengan kekuatan visi dan
misi yang dimiliki oleh pimpinan diharapkan mampu menyeimbangkan gaya dan pola manajemen dengan perubahan dan dinamika lingkungan
yang semakin kompleks.
Hal lain yang sangat esensial dalam reinventing government management ini adalah berbagai mekanisme penyediaan infrastruktur
dan fasilitas umum yang seharusnya ditangani oleh pemerintah daerah secara bertahap dialihkan dengan memberdayakan masyarakat. Dengan
demikian keterbatasan pendanaan dan sebagainya dapat tertutupi dengan pola seperti ini.
8. Rekonstruksi Paradigma Pelayanan Publik.