2. Tuntutan tambahan. Merupakan tuntutan pelengkap daripada tuntuntan pokok.
3. Tuntutan subsidier atau pengganti. Merupakan tuntutan yang diajukan penggugat untuk mengantisipasi
kemungkinan tuntutan pokok dan tuntutan tambahan tidak diterima oleh hakim.
4
C. Perubahan Gugatan
Permasalahannya selanjutnya mengenai gugatan adalah perubahan gugatan. Apakah penggugat boleh melakukan perubahan gugatan ? Pertanyaan ini mengandung
-dua sisi kepentingan. Satu segi, dalam kenyataan praktik, dibutuhkan perubahan gugatan agar tidak mengalami cacat formil obscuur libel. Pada segi lain,
membolehkan perubahan gugatan, dapat mendatangkan kerugian kepada tergugat. Bahkan bisa menimbulkan proses pemeriksaan terhambat yang dapat merugikan
kepentingan tergugat. Sehubungan dengan ini, jika perubahan gugatan dibenarkan, perlu dilindungi
kepentingan para pihak secara seimbang dan proporsional, sehingga terbina suatu kerangka tata tertib, bahwa kebolehan penggugat melakukan perubahan gugatan pada
satu segi, tidak merugikan kepentingan tergugat membela diri pada segi lain. Keadaan yang seperti itulah yang dibahas pada bagian ini, berisi penjelasan tentang ruang
lingkup perubahan gugatan yang dibenarkan hukum dengan mempergunakan Pasal 127 Rv dan praktik peradilan sebagai sumber.
a. Syarat Perubahan Gugatan Pasal 127 Rv, tidak menyebut syarat formil mengajukan perubahan gugatan.
Meskipun demikian ternyata praktik peradilan menentukan syarat formil keabsahan pengajuan perubahan. MA dalam buku pedoman
5
yang diterbitkannya, memuat persyaratan formil.
a. Pengajuan Perubahan pada Sidang yang Pertama Dihadiri Tergugat Syarat formil ini, ditegaskan oleh MA dalam buku pedoman, yang menyatakan :
- Diajukan pada hari sidang pertama, dan
4 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta: Kencana, 2008hlm. 29-34.
5 . Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan, hlm 123, angka 26
5
- Para pihak hadir
Memperhatikan ketentuan tersebut, penggugat tidak dibenarkan mengajukan perubahan gugatan:
- Di luar hari sidang, dan
- Juga pada sidang yang tidak dihadiri tergugat.
Syarat ini beralasan, demi melindungi kepentingan tergugat membela diri. Jika perubahan dibenarkn di luar sidang dan di luar hadirnya tergugat ; dianggap sangat
merugikan kepentingan tergugat. b. Memberi Hak kepada Tergugat Menanggapi
Syarat formil ini pun digariskan oleh MA, yang menyatakan : -
Menanyakan kepada tergugat tentang peubahan itu, -
Serta memberi hak dan kesempatan untuk menanggapi dan membela kepentingannya. Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Prof. Subekti
6
, yang menyatakan, bahwa pemberian kesempatan kepada tergugat membela diri bukan menjadi syarat
formil. c. Tidak Menghambat Acara Pemeriksaan
Syarat ini dikemukakan Asikin dalam cacatan perkara No. 943 KPdt1984. Ditegaskan, kebolehan perubahan gugatan tidak menghambat acara pemeriksaan
perkara. Syarat ini dapat disetujui, meskipun agak sulit mengontruksikannya secara
konkrit. Akan tetapi secara umum dapat dikemukakan, apabila perubahan itu sedemikian rupa, sehingga hakim memperkirakan, secara objektif perubahan
mengakibatkan proses tahap replik-duplik yang sudah berlangsung terpaksa diperpanjang, perubahan dikategorikan mempersulit dan menghambat jalannya
pemeriksaan. Akan tetapi perlu diingat, syarat ini harus diterapkan secara cermat dan kasuistik.
6 . Subekti, Hukum Acara Perdata, Jakarta : Bina Cipta, 1977., hlm 67
6
D. Batas Waktu Pengajuan Perubahan Gugatan