Teori yang mencari sebab kejahatan dari faktor psikologis dan psikiatris Psikologi Kriminal,

kelompok lain seperti mahasiswa, jururawat, polisi, bahkan militer. Penelitian lain misal untuk menjawab persoalan apakah kejahatan itu ciri-ciri yang diwariskan, yaitu dilakukan dengan cara mengurut keturunan silsilah Seperti yang dilakukan oleh Dugdale dan Estabrook terhadap keluarga Juke, dihubungkan dengan penelitian terhadap keluarga Jonathan Edward. Kritik-kritik tersebut menunjukkan kelemahan-kelemahan dari ajaran biologi kriminil dan utk sementara digantikan oleh Ajaran Lingkungan sebagai sebab utama timbulnya kejahatan. Uraian terhdp teori Lombroso maupun terhadap kritik-kritik yang diajukan menunjukkan bahwa mereka sama-sama sependapat bahwa penjahat sama dengan napi bekas napi. Hal inilah yang merupakan kelemahan mendasar dari kriminologi masa lampau.

b. Teori yang mencari sebab kejahatan dari faktor psikologis dan psikiatris Psikologi Kriminal,

Usaha mencari sebab-sebab kejahatan dari faktor psikis termasuk agak baru. Seperti halnya Aliran Positivis pada umumnya, usaha mencari ciri-ciri psikis pada para penjht didasarkan anggapan bahwa: “Penjahat merupakan orang- orang yang mempunyai ciri-ciri psikis yang berbeda dengan orang-orang bukan penjahat dan ciri-ciri psikis tersebut terletak pada intelegensinya yang rendah.”. Bagaimanapun juga Psikologi Kriminal haruslah didasarkan pada psikologi itu sendiri, sedangkan psikologi termasuk ilmu yang perkembangannya agak lambat. Pd umumnya ahli-ahli psikologi mengembangkan ilmunya dengan cara membagi manusia dalam tipe-tipe tertentu tipologi. Akan tetapi tipologi yang dihasilkan tersebut tidak bisa begitu saja diterapkan pada para penjahat. Psikologi Kriminal adalah mempelajari ciri-ciri psikis dari para pelaku kejahatan yang “sehat” sehat dalam pengertian psikologi. Karena konsep tentang jiwa yang sehat itu luas, maka pembicaraan dimulai dari bentuk- bentuk gangguan mental khususnya yang sering muncul pada kasus-kasus kejahatan, selanjutnya mengenai Psikologi Kriminil dari pelaku kejahatan yang “sehat”. Bentuk-bentuk gangguan mental berupa: 1 Psikoses, 2 Neuroses, dan 3 Cacat Mental. Ad. 1 PSIKOSES. Dibedakan atas Psikoses Organis, dan Psikoses Fungsional. 1. Psikoses Organis. Bentuk-bentuknya antara lain: a Kelumpuhan umum dari otak, ditandai dengan kemerosotan terus-menerus dari seluruh kepribadian, pada tingkat permulaan, maka perbuatan Kejahatam seperti pencurian, penipuan, pemalsuan dengan terang-terangan dan penuh ketololan. b Traumatik psikosis yang diakibatkan oleh luka pada otak disebabkan dari kecelakaan gegar otak. Penderita mudah gugup dan cenderung melakukan kejahatan kekerasan. c Epilepsi. Merupakan salah satu bentuk psikoses yang sangat terkenal, tetapi juga salah satu bentuk psikoses yang sukar dipahami. Bentuk gangguan ini sangat bermacam-macam. 2. Psiskoses Fungsional. Bentuk yang terutama adalah: a Paranoia. Penderitanya antara lain diliputi oleh khayalan delusi, merasa hebat, merasa dikejar-kejar. b Manic-depressive Psikoses. Penderitanya menunjukkan tanda- tanda perubahan dari kegembiraan yang berlebih-lebihan ke kesedihan. Keadaan yang demikian bisa berlangsung berhari- hari bahkan berminggu-minggu atau lebih lama lagi. Kejahatan yang dilakukan misalnya kejahatan kekerasan, bunuh diri, pencurian kecil-kecilan, penipuan, pemabukan. c Schizophrenia. Sering dianggap sebagai bentuk psikoses fungsional yang paling banyak dan penting. Pada penderitanya ada kepribadian yang pecah. Melarikan diri dari kenyataan. Hidup dengan fantasi, delusi, dan halusinasi. Tidak bisa memahami lingkungannya. Kadang-kadang merasa ada orang yang menghipnotis dirinya. Ad. 2 NEUROSES. Perbedaan antara psikoses dan neuroses masih merupakan hal yang konroversi. Secara statistik pelanggaran Hukum lebih banyak dilakukan oleh penderita neuroses daripada psikoses. Berikut ini akan dibicarakan beberapa bentuk neuroses yang sering muncul di Pengadilan: a Anxiety Nueroses dan Phobia. Keadaannya ditandai dengan ketakutan yang tidak wajar dan berlebih-lebihan terhadap adanya bahaya dari sesuatu atau pada sesuatu yang tidak ada sama sekali. Jika dihubungkan dengan obyek atau ideologi tertentu disebut phobia. b H i s t e r i a. Terhadap disosiasi antara dirinya dengan lingkungannya diberbagai bentuk. Umumnya sangat egosentris, emosional, dan suka sombong umumnya wanita. c Obsessional dan Compulsive Neuroses. Penderita punya keinginan atau ide-ide yang tidak rasional dan tidak dapat ditahan. Ini disebabkan ketakutan untuk melakukan keinginan tersebut. karena adanya norma-norma atau akibat-akibat tertentu. Bentuk-bentuk Obsessional dan Compulsive Neuroses: kleptomania, discomania, fetishisme, exhibitonist, pyromania. Penelitian tentang kleptomania oleh T.C.N. Gibben, pencurian di supermarket. Ad. 3 CACAT MENTAL. Pengertian cacat mental lebih ditekankan pada kekurangan intelegensia daripada karakter atau kepribadiannya yang dilihat dari tinggi rendahnya I.Q. dan tingkat kedewasaannya. Hubungan Cacat Mental dengan Kejahatan: • Orang mencari hubungan cacat mental dengan kejahatan, melalui pengujian secara statistik dan dengan cara sudi kasus. • Bhw apakah cacat mental akan menjadi penjahat sebenarnya lebih banyak tergantung dari pengaruh lingkungan sosialnya.

c. Teori yang mencari sebab kejahatan dari faktor Sosio-Kultural Sosiologi Kriminal.