PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) TERHADAP NEKROSIS KORTEKS SEREBELLI TIKUS PUTIH Rattus novergicus

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Monosodium glutamate (MSG) merupakan salah satu bahan penyedap
makanan yang dikenal dengan nama vetcin atau micin. MSG termasuk suatu
bahan aditif tetapi juga ditemukan pada makanan tradisional misalnya bakso, mie
basah atau goreng, sayur dan sebagainya. Batas aman penggunaan MSG pada
manusia adalah 2,5-3,5 g (BB 50-70 kg) (Ardyanto, 2004). Sedangkan rata-rata
pemakaian MSG per porsi makanan 4,79 gram (Astuti, 2003). Dalam penggunaan
sehari-hari masyarakat hanya menggunakan perkiraan saja dan telah diteliti bahwa
satu sendok makan setara dengan ± 15 g MSG (Budiarso, 2003). Total pemakaian
MSG pada beberapa negara cukup tinggi, yaitu antara lain di Amerika mencapai
26.000 ton/tahun (Sukawan, 2008). Di Indonesia, setiap tahun produksi MSG
mencapai 254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata
sekitar 24,1% /tahun (Ardyanto, 2004).
Penggunaan MSG sudah menjadi kontroversi sejak tahun 1960an ketika MSG
diklaim dapat menyebabkan reaksi merugikan pada beberapa orang yang
mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG (Food Standart Australia New
Zealand, 2003). Oleh karena itu munculah berbagai macam penelitian-penelitian
oleh para ahli untuk membuktikan tingkat keamanan konsumsi MSG. Pada tahun
1987, World Health Organization (WHO) menegaskan bahwa monosodium

glutamate itu aman. Federation of American Societies Experimental Biology
(FASEB) dalam laporannya kepada FDA pada tahun 1995, menyebutkan bahwa
monosodium glutamat aman untuk dikonsumsi selama pemakaian tidak




 

berlebihan. Akan tetapi, beberapa penelitian berpendapat bahwa MSG dapat
menyebabkan gangguan pada beberapa organ seperti yang terjadi pada Chinese
Restaurant Syndrom (CRS) yang menimbulkan gejala jantung berdebar, lemas,
sakit kepala, gangguan tidur, nyeri perut, dan gangguan penglihatan (Igis 2007).
Akan tetapi kebenaran akan penelitian tersebut masih menjadi kontroversi
(Vorvick, 2012).
Serebellum hanya sekitar 10% dari berat otak keseluruhan, tetapi serebellum
mengandung lebih dari 50% seluruh neuron otak (Baehr and Frotscher, 2010).
Komunikasi antar neuron-neuron ini diperantarai oleh neurotransmitter. Glutamat
adalah neurotransmitter utama yang menyababkan eksitasi dari neuron-nueron
otak (Guyton, 2006). Eksitasi yang terjadi menyebabkan pembukaan kanal ion

sehingga terjadi potensial aksi atau depolarisasi neuron-neuron saraf. Pemberian
MSG per oral diduga menyebabkan peningkatan glutamat di sirkulasi. Glutamat
yang beredar di sirkulasi ada yang didistribusikan ke otak dan menembus BBB.
Kadar glutamat yang berlebihan di otak diduga menyebabkan eksitasi saraf
neuron terus menerus dan akhirnya bisa menyebabkan kerusakan pada neuron
saraf tersebut (Blaylock, 2007).
Penelitian terdahalu, pada tikus telah dibuktikan bahwa MSG dapat
menyebabkan pembengkakan (rapid sweeling) dari badan sel neuron dan dendrit
diikuti dengan perubahan degeneratif jaringan organel intraseluler dan kromatin
nukleus pada hipotalamus (Blaylock, 2007). MSG juga bisa menyebabkan cell
edema dan pryamidal edema pada korteks serebri (Tino DI, 2010). Sementara
pada serebellum, pemberian MSG pada tikus berakibat lapisan purkinje dan
granuler terganggu serta distribusi sel granuler yang jarang, menunjukkan bawha


 

MSG mengakibatkan kematian sel secara apoptosis pada lapisan purkinje dan
granuler serebellum


(Eweka AO, 2007).

Sementara penelitian yang

membuktikan bahwa MSG menyebabkan kematian sel nekrosis masih sangat
jarang bahkan satu penelitian dari Hashem et al menunjukkan tidak adanya
pengaruh yang signifikan pada gambaran sel nekrosis purkinje dan granuler
serebellum antara kelompok yang diinduksi MSG 3 g/kg BB/hari dengan
kelompok kontrol (Hashem at al, 2012)
Serebellum merupakan bagian yang mungkin rentan terhadap cedera terutama
dalam situasi toksisitas. Pada sisi lain penelitian yang membuktikan pengaruh
MSG terhadap kematian nekrosis pada sel purkinje dan sel granuler serebellum
masih belum didapatkan hasil yang memuaskan. Sehingga peneliti tertarik untuk
meneliti pengaruh MSG terhadap nekrosis korteks serebellum tikus putih (Rattus
Novergicus) strain wistar.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pemberian monosodium glutamate (MSG) dapat mempengaruhi
serebellum pada tikus putih Ratus novergicus strain Wistar.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum

Membuktikan adakah pengaruh pemberian monosodium glutamate
(MSG) terhadap serebellum pada tikus putih Rattus novergicus strain
wistar.


 

1.3.2 Tujuan khusus
a. Membuktikan

monosodium

glutamate

dapat

menyebabkan

perubahan gambaran histologi (sel purkinje dan sel granul) pada
korteks serebellum Rattus novergicus strain wistar.

b. Mengetahui dosis MSG yang dapat menyebabkan perubahan
gambaran histologi (sel purkinje dan sel granul) korteks serebellum
tikus putih Rattus novergicus strain wistar.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat klinik
a. Sebagai bukti ilmiah yang membuktikan tentang pengaruh pemberian
MSG terhadap serebellum.
1.4.2 Manfaat Akademik
a. Digunakan sebagi referensi penelitian selanjutnya.
b. Memberikan pengetahuan mengenai pengaruh pemberian MSG
terhadap serebellum.
1.4.3 Manfaat Masyarakat
a. Memberikan pengetahuan tambahan mengenai bahaya penggunaan
bahan penyedap makanan terhadap otak kecil (serebellum).

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)
TERHADAP NEKROSIS KORTEKS SEREBELLI TIKUS PUTIH
Rattus novergicus


Oleh:
Cut Ainunin Nova
09020038

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013

HASIL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) TERHADAP
NEKROSIS KORTEKS SEREBELLI TIKUS PUTIH Rattus novergicus

KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran


Oleh:
CUT AINUNIN NOVA
09020038

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013

ii 
 

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Program Pendidikan Dokter
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal : 19 Maret 2013


Pembimbing I

dr. Rahayu, Sp.S
Pembimbing II

dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes
NIP : 11395010320

iii 
 

LEMBAR PENGUJIAN


Karya Tulis Akhir oleh Cut Ainunin Nova
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 19 Maret 2013

Tim Penguji

dr. Rahayu, Sp.S

,Ketua

dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked

,Anggota

dr. Moch. Bahrudin, Sp.S

,Anggota

iv 
 


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Akhir dengan judul “Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate (MSG)
Terhadap Nekrosis Korteks Serebelli Tikus Putih Rattus novergicus”.
Dalam terwujudnya Karya Tulis Akhir ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih terutama kepada:
1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Mu sehingga hamba mampu
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang membawa
kebenaran.
2. Bapak, Ibu, Mas Ujik dan Adek Zhafran yang selalu memberikan kasih
sayang, doa yang tak henti, dukungan dan selalu mengingatkan penulis.
Insya Allah penulis akan selalu berusaha membuat kalian bangga.
3. dr.Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
4. dr. Rahayu, Sp.S selaku dosen pembimbing I dalam penulisan Karya Tulis

Akhir ini yang telah meluangkan waktunya dan memberi suport untuk
penulis.


 

5. dr. Gita Sekar Prihanti, M.Pd.Ked selaku dosen pembimbing II dalam
penulisan Karya Tulis Akhir ini yang telah meluangkan waktunya dan
mengoreksi demi kesempurnaan penelitian ini.
6. dr. Moch. Bahrudin, Sp.S selaku dosen penguji dalam penulisan Karya
Tulis Akhir ini. Terimakasih telah memberikan banyak saran dan ilmu
untuk penelitian ini.
7. dr. Soebarkah Basuki, Sp.PA selaku pembaca hasil penelitian yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan dalam pengamatan hasil penelitian.
8. Saudaraku: Fajar Sudrajat, yang selalu setia menemani hari2ku serta para
sahabat2ku: Bayu, Moch Fahmi, Umi, Karin, Erwin, Ade, Astrini, Leni,
Indah, Hilman, Cendy, Bella, Merinda, Marsha, Udin, Zul Fahmi, Anggie,
Tia, Wina, Egy, Mbak Ocha, Suaida dan teman – teman 2009 di Fakultas
Kedokteran UMM yang selalu suport dan membantu dalam penelitian ini.
9. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya dan Staf Pengajar dan TU
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Akhir ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Malang, 19 Maret 2013

Penulis

vi 
 

ABSTRAK

Nova, Cut Ainunin. 2013. Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate (MSG)
Terhadap Nekrosis Korteks Serebelli Tikus Putih Rattus Novergicus.
Tugas akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pembimbing: (1) Rahayu* (2) Gita Sekar Prihanti**.
 

Latar Belakang: Pemakaian Monosodium Glutamate (MSG) sebagai bahan
penyedap makanan dari tahun ke tahun meningkat. MSG dapat menyebabkan
gangguan pada beberapa organ seperti jantung, mata, saluran cerna, dan otak.
Pada otak, pemberian MSG yang melebihi dosis aman (2,5-3,5 g/hari) akan
menyebabkan gangguan pada serebellum.
Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian MSG terhadap korteks serebelli pada
tikus putih Rattus novergicus.
Metode Penelitian: Eksperimen laboratoris dengan rancangan The Post Control
Group Desain. Sampel dibagi 4 kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol tanpa
MSG, kelompok 2,3 dan 4 dengan pemberian MSG 54,108,270 mg/200 gBB
tikus/ hari. Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan uji regresi linear
sederhana.
Hasil dan Diskusi: Hasil Uji One Way Anova didapatkan perbedaan jumlah
nekrosis pada sel granuler, sel purkinje dan sel normal yang sangat bermakna
antara kelompok kontrol dan perlakuan (sig=0,000 < p(0,05)). Uji regresi linear
sederhana menunjukkan bahwa MSG sangat berpengaruh terhadap jumlah
nekrosis pada sel granuler: R2x100% = 84,7%  dengan persamaan y = 1,53 + 0,05
(x); sel purkinje: R2x100% = 87,2% dengan persamaan y = 7,55 + 0,07(x).
Kesimpulan: Monosodium glutamate dapat mempengaruhi nekrosis sel granuler
dan purkinje korteks serebelli. 
Kata Kunci: Monosodium Glutamate, Sel Purkinje, Sel Granuler 
* : Staff pengajar ilmu penyakit saraf Fakultas Kedokteran UMM
**: Staff pengajar ilmu kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran UMM

vii 
 

ABSTRACT

Nova, Cut Ainunin. 2013. The Effect of Monosodium Glutamate (MSG) for
Necrosis Cerebelli Cortex of White Rat Rattus novergicus. Final Project,
Medical Faculty, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1).
Rahayu* (2) Gita Sekar Prihanti*.
Background: The amount Monosodium Glutamate (MSG) as a food flavoring
substance any year have increases. MSG can cause disruption in some organs
such as heart, eyes, headaches, digestive organs, and brain. sleep disturbances,
abdominal pain and vision problems. In the brain, giving MSG that exceed safe
doses (2.5 to 3.5 g / day) will causes disorders of the serebellum.
Objective: Proving the effects of MSG on cerebelli cortex in white rats Rattus
novergicus.
Methodes: Laboratory experiments with the design of the Post Control Group
Design. Samples were divided into 4 groups. Group 1 as control without MSG,
groups 2,3 and 4 by giving MSG 54,108,270 mg/200 GBB rat / day. Analysis of
data using One Way Anova test and regression test.
Results and Discussion: The result One Way Anova test results showed difference
in amount necrosis of the granulare cells, purkinje cells and normal cells were
highly significant between controling and experimental groups (sig = 0.000