Penurunan Jumlah Sperma Hewan Coba Akibat Paparan Monosodium Glutamate

(1)

PENURUNAN JUMLAH SPERMA HEWAN COBA AKIBAT PAPARAN MONOSODIUM GLUTAMATE

EKA ROINA MEGAWATI NIP :132 303 381

DEPARTEMEN FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB 1. PENDAHULUAN 1

BAB 2. PEMBAHASAN 3

2. 1. Monosodium Glutamate (MSG) 3 2. 1. 1. Sifat kimia dan metabolism MSG 3 2. 1. 2. Efek Toksik MSG 4 2. 2. Efek MSG terhadap Sistem Reproduksi Hewan coba Jantan 5

BAB 3. KESIMPULAN 7

3. 1. Kesimpulan 7

3. 2. Saran 7


(3)

ABSTRAK

Monosodium glutamate (MSG) merupakan penyedap rasa yang banyak digunakan karena akan membuat rasa makanan menjadi lebih enak dan lezat dengan rasa umami yang dikategorikan sebagai rasa kelima dari empat rasa dasar yang ada. Tetapi konsumsi MSG dalam jumlah besar (≥100 g/kg berat badan) menimbulkan kecenderungan untuk terjadinya overweight. Sedangkan penelitian terhadap mencit dan tikus pemberian MSG dengan dosis 4 mg/g berat badan baik secara suntikan subkutan ataupun intraperitoneal dapat menibulkan efek toksik berupa lesi neuron hipotalamus, overweight, hiperleptinemia, disfungsi metabolik seperti peningkatan kadar glukosa darah, peningkatan kadar LDL dan triglierida serta terjadinya gangguan reproduksi berupa hipogonadisma, penurunan berat testis, jumlah sel sertoli, jumlah sel leydig dan jumlah sperma. Mekanisma yang mendasari hal tersebut adalah timbulnya stres oksidatif dalam testis yang menyebabkan penurunan asam askorbat dalam testis sehingga jumlah sperma yang normal berkurang dan peningkatan jumlah sperma abnormal.


(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

Monosodium glutamate (MSG) ditemukan pertama kali oleh Dr. Kikunnae Ikeda pada tahun 1909 karena keingintahuannya akan sumber rasa ganggang laut yang sering digunakan masyarakat Jepang sebagai bumbu penyedap masakan. Dia berhasil mengisolasi garam asam glutamat dari sup Kombu atau ganggang laut (genus Laminaria) (1). MSG mempunyai cita rasa yang khas disebut “umami” yang bila ditambahkan ke makanan akan membuat rasa menjadi lebih lezat dan gurih (2) sehingga sekarang banyak digunakan di seluruh dunia terutama pada masakan Cina, di Asia Tenggara dikenal dengan nama Ajinomoto, Sasa, Ve-tsin, Miwon dan Weichaun sementara di Amerika disebut Ac’cent (3). Konsumsi glutamat terbanyak dijumpai pada masyarakat Korea dengan konsumsi mencapai 1,6 g/hari (4).

Tetapi, terdapat laporan gejala yang muncul akibat mengkonsumsi MSG berupa kebas pada belakang leher yang secara berangsur-angsur menjalar ke lengan dan punggung, perasaan lemah, jantung berdebar dan sakit kepala serta pada dosis tertentu menyebabkan perasaan terbakar, tekanan pada wajah dan nyeri dada. Sehingga diperkirakan terdapat hubungan antara dosis dan efek yang ditimbulkan serta adanya variasi dosis antar individu dalam menimbulkan efek (5).

Di Amerika Serikat, Food and Drugs Adminstration (FDA) mengkategorikan MSG aman untuk dikonsumsi (3) dan penelitian yang dilakukan di Indonesia juga tidak menemukan perbedaan gejala yang signifikan antara orang sehat yang mengkonsumsi MSG dengan placebo (4). Penelitian terhadap 752 orang Cina dewasa yang mengevaluasi hubungan antara konsumsi MSG dengan overweight memperlihatkan bahwa konsumsi MSG mungkin ada


(5)

hubungannya dengan peningkatan resiko overweight tidak tergantung aktivits fisik dan asupan energi total pada manusia (7).

Maka perlu dilakukan berbagai penelitian pada manusia maupun hewan coba untuk mengetahui efek toksik MSG dan mekanisma yang mendasarinya. Salah satu efek toksik yang muncul pada hewan coba adalah gangguan pada sistem reproduksi mencit jantan seperti penurunan berat testis, jumlah sperma normal dan peningkatan jumlah sperma abnormal (8).


(6)

BAB 2 PEMBAHASAN 2. 1. Monosodium Glutamate (MSG)

2. 1. 1. Sifat kimia dan Metabolisma MSG

MSG merupakan gabungan antara komponen garam sodium dan asam glutamat–L (suatu asam amino non esensial) yang bersifat sangat larut dalam air dan akan berdisosiasi menjadi kation garam sodium dan anion asam glutamat (3). Glutamat dalam MSG dan yang berasal dari hidrolisa protein tumbuhan merupakan glutamat dalam bentuk bebas. Konsumsi glutamat bebas akan meningkatkan kadar glutamat dalam plasma darah (9). Kadar puncak asam glutamat dicapai hewan dewasa setelah konsumsi oral 1 g/kg berat badan paling rendah pada kelinci dan meningkat secara progresif pada monyet, anjing, mencit, tikus dan babi. Faktor–faktor yang mempengaruhi kadar puncak asam glutamat plasma berupa rute administrasi (oral, subkutan, intraperitoneal), konsentrasi MSG dalam larutan (2%, 10%), dan usia (hewan baru lahir memetabolisma asam glutamat lebih rendah daripada dewasa (10).

Berikut rumus kimia MSG (4) :

Monosodium glutamate (MSG)

Diperkirakan seorang dengan berat badan 70 kg setiap harinya dapat memperoleh asupan asam glutamat sekitar 28 g yang berasal dari makanan dan hasil pemecahan protein dalam usus. Pertukaran asam glutamat setiap harinya dalam tubuh sekitar 48 g. Tapi jumlahnya dalam darah sedikit sekitar 20 mg karena kecepatannya mengalami ekstraksi dan penggunaan oleh beberapa jaringan termasuk otot dan hati (10).


(7)

Glutamat merupakan suatu neurotransmitter yang penting untuk komunikasi antar neuron, glutamat yang berlebihan akan dipompakan kembali ke dalam sel glial sekitar neuron, dan jika sel terpapar glutamat berlebihan, maka sel tersebut akan mati (9, 10). Glutamat akan membuka saluran kalsium neuron sehingga kalsium masuk ke dalam sel. Reaksi kimia yang berlangsung dalam sel secepatnya melepaskan bahan–bahan kimiawi yang merangsang neuron yang berdekatan. Asam arakidonat merupakan salah satu hasil reaksi kimia akan bereaksi dengan enzim kemudian menghasilkan radikal bebas seperti radikal hidroksil (9).

2. 1. 2. Efek Toksik MSG

Normalnya MSG yang berlebihan tidak dapat melewati sawar darah otak, tetapi terdapat beberapa bagian dalam otak yang tidak dilindungi sawar darah otak seperti hipotalamus, organ circumventricular, batang otak, kelenjar hipofise dan testosterone (9). Sehingga pada penelitian yang menginjeksi MSG secara subkutan pada mencit yang baru lahir dapat menimbulkan terjadinya nekrosis neuron akut pada otak termasuk hipotalamus yang ketika dewasa akan mengalami hambatan perkembangan skeletal, obesitas, dan sterilitas pada betina (11) .

Penelitian terhadap tikus yang pada makanan standarnya ditambah MSG 100 g/kg berat badan memperlihatkan adanya disfungsi metabolik berupa peningkatan kadar glukosa darah, triasigliserol, insulin dan leptin. Keadaan tersebut disebabkan terjadinya stres oksidatif berupa peningkatan kadar hiperperoksida lipid dan penurunan bahan-bahan antioksidan, tetapi hal tersebut dapat dicegah dengan penambahan serat pada makanan (12). Keadaan stres oksidatif juga dijumpai setelah pemberian MSG secara intraperitoneal dengan dosis 4 mg/g berat badan pada tikus yang ditandai dengan peningkatan pembentukan malondialdehyde (MDA) pada hati, ginjal dan otak (13).


(8)

Selain itu MSG juga menyebabkan terjadinya gangguan pembuluh darah seperti penelitian yang dilakukan pada tikus Sprague-Dawley baru lahir yang dibuat mengalami lesi nucleus arkuatus dengan injeksi MSG secara subkutan dengan dosis 4 g/kg berat badan pada hari ke 1, 3, 5, 7 dan 9. Setelah 10 minggu memperlihatkan adanya plak atherosklerotik pada permukaan lumen dinding aorta, degenerasi endothelium, inti endothelium mengalami edema, vesikel dengan berbagai ukuran pada jaringan subendothelium, sel otot polos mengalami migrasi dari tunika media ke tunika intima melalui interna elastika yang robek. Juga disertai peningkatan kadar kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), kadar nitic oxide berkurang dan kadar high densitiy lipoprotein tidak berubah (14).

2. 2. Efek MSG terhadap Sistem Reproduksi Hewan coba Jantan

Pemberian MSG secara suntikan dengan dosis 4 mg/g berat badan secara subkutan dapat menyebabkan terjadinya lesi neuron di nucleus arcuatus hipotalamus yang akan mengganggu aksis neuroendokrin reproduksi (16). Pada mencit baru lahir (usia 2 sampai 11 hari) yang disuntikkan MSG secara subkutan dengan dosis 4 mg/g berat badan dapat terjadi disfungsi sistem reproduksi yang manifestasinya muncul pada usia dewasa berupa berkurangnya fertilitas disertai penurunan berat testis (17, 18). Tikus baru lahir yang diberikan MSG secara intraperitoneal dengan dosis 4 mg/g berat badan setiap dua hari sampai 10 hari, pada usia pubertas memperlihatkan penurunan berat testis, jumlah sel sertoli dan sel leydig per testis, peningkatan kadar leptin, penurunan kadar LH, FSH, testosterone dan T4 bebas, hal yang sama juga dijumpai pada tikus saat usia dewasa tapi jumlah sel leydig nya tetap (17, 18). Penelitian terhadap tikus jantan berusia 120 hari yang diberikan MSG memperlihatkan keadaan hiperleptinemia, hipogonadisme, penurunan kadar testosterone tapi struktur dasar testis dan spermatogenesis tidak terganggu (20).


(9)

Penelitian selanjutnya memperlihatkan bahwa salah satu mekanisma yang mungkin berperan dalam timbulnya efek toksik akibat pemberian MSG pada sistem reproduksi jantan mungkin diperantarai melaui efeknya dalam menurunkan kadar asam askorbat. Penelitan tersebu dilakukan terhadap tikus Wistar jantan dewasa yang disuntikkan MSG dengan dosis 4 g/kg berat badan selama 15 hari kelompok jangka pendek dan selama 30 hari kelompok jangka panjang memperlihatkan penurunan berat testis, jumlah sperma, kadar asam askorbat dan peningkatan jumlah sperma abnormal. Kelompok yang jangka pendek memperlihatkan penurunan jumlah sperma normal yang signifikan (p<0,05) dan peningkatan jumlah sperma dengan ekor abnormal (p<0,05) ketika dibandingkan dengan kelompok jangka panjang. Kadar asam askrobat dalam testis menurun secara signifikan (p<0,05) pada kelompok jangka pendek ketika dibandingkan dengan kelompok jangka panjang (8).

Penelitian lanjutan memperlihatkan bahwa MSG dengan dosis 4 g/kg berat badan secara intra peritoneal selain menimbulkan terjadinya penurunan berat testis dan kadar asam askorbat dalam testis juga disertai adanya peningkatan kadar peroksidasi lipid dalam testis, dan kelompok jangka pendek memperlihatkan kerusakan testis lebih besar dibandingkan kelompok jangka panjang (21).


(10)

BAB 3 PENUTUP 3. 1. Kesimpulan

Pada sistem reproduksi mencit dan tikus jantan, MSG juga dapat menyebabkan infertil akibat timbulnya keadaan stres oksidatif yang ditandai pembentukan radikal bebas dalam testis yang akan menurunkan kadar asam askorbat dalam testis sehingga menyebabkan berkurangnya berat testis, jumlah sperma dan peningkatan jumlah sperma abnormal.

3. 2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada hewan coba tentang efek samping penggunaan MSG hendaknya kita menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan MSG sebagai penambah rasa pada makanan.

Hasil penelitian pada mamalia (tikus) memperlihatkan bahwa cara MSG menurunkan jumlah sperma adalah dengan cara pembentukan radikal bebas yang berakibat penurunan jumlah asam askorbat dalam testis, maka dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pemberian anti oksidan seperti vitamin C dan vitamin E dapat mencegah penurunan jumlah sperma yang ditimbulkan paparan MSG berlebihan.


(11)

DAFTAR PUSTAKA

1. Halpern B. What’s in a Name? Are MSG and Umami the Same ? Chem Senses. 2002;27:845-6.

2. Yamaguchi S, Ninomiya K. Umami and Food Palatability. Journal of Nutrition. 2000;130:921S-6S.

3. Geha R, Beiser A, Ren c, Patterson R, Greenberger P, Grammer l, et al. Review of Alleged Reaction to Monosodium Glutamate and outcome of Multiccenter Double-Blind Placebo-Controlled Study. The Journal of Nutrition. 2000; 130 (Glutamate Safety in the Food Supply):1058S-62S.

4. Loliger J. Function and importance of glutamate for savory of foods. The Journal of Nutrition. 2000;130:915S-20S.

5. Schaumburg H, Byck R, Gersti R, Mashman J. Monosodium L-glutamate : its pharmacology and role in the Chinese restaurant syndrome. Science. 1969;163:826-8. 6. Prawirohardjono W, Dwiprahasto I, Astuti I, Hadiwandowo S, Kristin E, Muhammad

m, et al. The Administration to Indonesians of Monosodium L-Glutamate in Indonesian Foods: An Assessment of Adverse Reactions in a Randomized Double-Blind, Crossover, Placebo-Controlled study Journal of Nutrition. 2000;130(Glutamate Safety in the Food Supply):1074S-6S.

7. He K, Zhiao L, Daviglus M, Dyer A, Horn L, Garside D, et al. Association of Monosodium Glutamate Intake With Overweight in Chinese Adults : The INTERMAP Study. Obesity a research journal. 2008;16(8):1875-80.

8. Nayanatara A, Vinodini N, Damodar G, Ahamed B, Ramaswamy C, Shabarinath, et al. Role of ascorbic acid in monosodium glutamate mediated effect on testicular


(12)

weight, sperm morphology and sperm count, in rat testis. Journal of Chinese Clinical medicine. 2009;3:1-5.

9. Gold M. Monosodium Glutamat. 1995 available at Monosodium glutamate.htm.

10. Garattini S. Glutamic Acid, Twenty Years Later. Journal of Nutrition. 2000;130 (International Symposium on Glutamate:Keynote Presentation):901S-9S.

11. Olney J. Brain Lesions, Obesity, and Other Disturbbances in mice Treated with Monosodium Glutamate Scienc 1969;164(3880):719-21.

12. Diniz Y, Faine L, Galhardi C, Rodrigues H, Ebaid G, Burneiko R, et al. Monosodium glutamate in standard and high-fiber diets: metabolic syndrome and oxidative stress in rats. Nutrition. 2005 Jun;21(6):749-55.

13. Farombi E, Onyema O. Monosodium glutamate-induced oxidative damage and genotoxicity in the rat : modulatory role of vitamin C, vitamin E and quercetin. Human & Experimental Toxicology. 2006;25:251-9.

14. Xiao-hong J, Yi-rong, Bing L, Ya-an Y, Min-cheng W, Kai-yun W. Morphological Changes of Aorta and Total Cholesterol, High Density Lipoprotein, Oxidized Low Density Lipoprotein, Nitric Monoxide and Lipide Peroxidation in Serum after Arcuate Nucleus Lesioneds. Journal of US-China Medical Science. 2007;Volume 4:24-7. 15. Lamperti A, Baha G. Ovarian Function in Hamsters Treated with Monosodium

Glutamate. Biology of Reproduction. 1979;21:923-8.

16. Pizzi W, Barnhart J, Fanslow D. Monosodium glutamate administration to the newborn reduces reproductive ability in female and male mice. Science. 1977;196(4288):452-4.


(13)

17. Miskowiak B, Limanowski A,Partyka M. [Effect of perinatal administration of monosodium glutamate (MSG) on the reproductive system of the male rat]. Endokrynol Pol. 1993;44(4):497-505.

18. Franca L, Suescun M, Miranda J, Giovambattista A, Perello M, Spinedi E, et al. Testis structure and function in a nongenetic hyperadipose rat model at prapubertal and adult ages. Endocrinology. 2006 Mar;(147(3):1556-63.

19. Giovambattista A, Suescun MO, Nessralla CC, Franca LR, Spinedi E, Calandra RS. Modulatory effect of leptin on Leydig cell function of normal and hyperleptinemic rats. Neuroendocrinology. 2003;7895);270-9.

20. Vinodini N, Nayanatara A, Damodara G, Ahamed B, Ramaswamy C, Shabarinath, et al. Effect of Monosodium glutamate-induced oxidative damage on rat testis. Journal of Chinese Clinical Medicine. 2008;3:370-3.


(1)

Selain itu MSG juga menyebabkan terjadinya gangguan pembuluh darah seperti penelitian yang dilakukan pada tikus Sprague-Dawley baru lahir yang dibuat mengalami lesi nucleus arkuatus dengan injeksi MSG secara subkutan dengan dosis 4 g/kg berat badan pada hari ke 1, 3, 5, 7 dan 9. Setelah 10 minggu memperlihatkan adanya plak atherosklerotik pada permukaan lumen dinding aorta, degenerasi endothelium, inti endothelium mengalami edema, vesikel dengan berbagai ukuran pada jaringan subendothelium, sel otot polos mengalami migrasi dari tunika media ke tunika intima melalui interna elastika yang robek. Juga disertai peningkatan kadar kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), kadar nitic oxide berkurang dan kadar high densitiy lipoprotein tidak berubah (14).

2. 2. Efek MSG terhadap Sistem Reproduksi Hewan coba Jantan

Pemberian MSG secara suntikan dengan dosis 4 mg/g berat badan secara subkutan dapat menyebabkan terjadinya lesi neuron di nucleus arcuatus hipotalamus yang akan mengganggu aksis neuroendokrin reproduksi (16). Pada mencit baru lahir (usia 2 sampai 11 hari) yang disuntikkan MSG secara subkutan dengan dosis 4 mg/g berat badan dapat terjadi disfungsi sistem reproduksi yang manifestasinya muncul pada usia dewasa berupa berkurangnya fertilitas disertai penurunan berat testis (17, 18). Tikus baru lahir yang diberikan MSG secara intraperitoneal dengan dosis 4 mg/g berat badan setiap dua hari sampai 10 hari, pada usia pubertas memperlihatkan penurunan berat testis, jumlah sel sertoli dan sel leydig per testis, peningkatan kadar leptin, penurunan kadar LH, FSH, testosterone dan T4 bebas, hal yang sama juga dijumpai pada tikus saat usia dewasa tapi jumlah sel leydig nya tetap (17, 18). Penelitian terhadap tikus jantan berusia 120 hari yang diberikan MSG memperlihatkan keadaan hiperleptinemia, hipogonadisme, penurunan kadar testosterone tapi struktur dasar testis dan spermatogenesis tidak terganggu (20).


(2)

Penelitian selanjutnya memperlihatkan bahwa salah satu mekanisma yang mungkin berperan dalam timbulnya efek toksik akibat pemberian MSG pada sistem reproduksi jantan mungkin diperantarai melaui efeknya dalam menurunkan kadar asam askorbat. Penelitan tersebu dilakukan terhadap tikus Wistar jantan dewasa yang disuntikkan MSG dengan dosis 4 g/kg berat badan selama 15 hari kelompok jangka pendek dan selama 30 hari kelompok jangka panjang memperlihatkan penurunan berat testis, jumlah sperma, kadar asam askorbat dan peningkatan jumlah sperma abnormal. Kelompok yang jangka pendek memperlihatkan penurunan jumlah sperma normal yang signifikan (p<0,05) dan peningkatan jumlah sperma dengan ekor abnormal (p<0,05) ketika dibandingkan dengan kelompok jangka panjang. Kadar asam askrobat dalam testis menurun secara signifikan (p<0,05) pada kelompok jangka pendek ketika dibandingkan dengan kelompok jangka panjang (8).

Penelitian lanjutan memperlihatkan bahwa MSG dengan dosis 4 g/kg berat badan secara intra peritoneal selain menimbulkan terjadinya penurunan berat testis dan kadar asam askorbat dalam testis juga disertai adanya peningkatan kadar peroksidasi lipid dalam testis, dan kelompok jangka pendek memperlihatkan kerusakan testis lebih besar dibandingkan kelompok jangka panjang (21).


(3)

BAB 3 PENUTUP 3. 1. Kesimpulan

Pada sistem reproduksi mencit dan tikus jantan, MSG juga dapat menyebabkan infertil akibat timbulnya keadaan stres oksidatif yang ditandai pembentukan radikal bebas dalam testis yang akan menurunkan kadar asam askorbat dalam testis sehingga menyebabkan berkurangnya berat testis, jumlah sperma dan peningkatan jumlah sperma abnormal.

3. 2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada hewan coba tentang efek samping penggunaan MSG hendaknya kita menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan MSG sebagai penambah rasa pada makanan.

Hasil penelitian pada mamalia (tikus) memperlihatkan bahwa cara MSG menurunkan jumlah sperma adalah dengan cara pembentukan radikal bebas yang berakibat penurunan jumlah asam askorbat dalam testis, maka dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pemberian anti oksidan seperti vitamin C dan vitamin E dapat mencegah penurunan jumlah sperma yang ditimbulkan paparan MSG berlebihan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Halpern B. What’s in a Name? Are MSG and Umami the Same ? Chem Senses. 2002;27:845-6.

2. Yamaguchi S, Ninomiya K. Umami and Food Palatability. Journal of Nutrition. 2000;130:921S-6S.

3. Geha R, Beiser A, Ren c, Patterson R, Greenberger P, Grammer l, et al. Review of Alleged Reaction to Monosodium Glutamate and outcome of Multiccenter Double-Blind Placebo-Controlled Study. The Journal of Nutrition. 2000; 130 (Glutamate Safety in the Food Supply):1058S-62S.

4. Loliger J. Function and importance of glutamate for savory of foods. The Journal of Nutrition. 2000;130:915S-20S.

5. Schaumburg H, Byck R, Gersti R, Mashman J. Monosodium L-glutamate : its pharmacology and role in the Chinese restaurant syndrome. Science. 1969;163:826-8. 6. Prawirohardjono W, Dwiprahasto I, Astuti I, Hadiwandowo S, Kristin E, Muhammad

m, et al. The Administration to Indonesians of Monosodium L-Glutamate in Indonesian Foods: An Assessment of Adverse Reactions in a Randomized Double-Blind, Crossover, Placebo-Controlled study Journal of Nutrition. 2000;130(Glutamate Safety in the Food Supply):1074S-6S.

7. He K, Zhiao L, Daviglus M, Dyer A, Horn L, Garside D, et al. Association of Monosodium Glutamate Intake With Overweight in Chinese Adults : The


(5)

weight, sperm morphology and sperm count, in rat testis. Journal of Chinese Clinical medicine. 2009;3:1-5.

9. Gold M. Monosodium Glutamat. 1995 available at Monosodium glutamate.htm.

10. Garattini S. Glutamic Acid, Twenty Years Later. Journal of Nutrition. 2000;130 (International Symposium on Glutamate:Keynote Presentation):901S-9S.

11. Olney J. Brain Lesions, Obesity, and Other Disturbbances in mice Treated with Monosodium Glutamate Scienc 1969;164(3880):719-21.

12. Diniz Y, Faine L, Galhardi C, Rodrigues H, Ebaid G, Burneiko R, et al. Monosodium glutamate in standard and high-fiber diets: metabolic syndrome and oxidative stress in rats. Nutrition. 2005 Jun;21(6):749-55.

13. Farombi E, Onyema O. Monosodium glutamate-induced oxidative damage and genotoxicity in the rat : modulatory role of vitamin C, vitamin E and quercetin. Human & Experimental Toxicology. 2006;25:251-9.

14. Xiao-hong J, Yi-rong, Bing L, Ya-an Y, Min-cheng W, Kai-yun W. Morphological Changes of Aorta and Total Cholesterol, High Density Lipoprotein, Oxidized Low Density Lipoprotein, Nitric Monoxide and Lipide Peroxidation in Serum after Arcuate Nucleus Lesioneds. Journal of US-China Medical Science. 2007;Volume 4:24-7. 15. Lamperti A, Baha G. Ovarian Function in Hamsters Treated with Monosodium

Glutamate. Biology of Reproduction. 1979;21:923-8.

16. Pizzi W, Barnhart J, Fanslow D. Monosodium glutamate administration to the newborn reduces reproductive ability in female and male mice. Science. 1977;196(4288):452-4.


(6)

17. Miskowiak B, Limanowski A,Partyka M. [Effect of perinatal administration of monosodium glutamate (MSG) on the reproductive system of the male rat]. Endokrynol Pol. 1993;44(4):497-505.

18. Franca L, Suescun M, Miranda J, Giovambattista A, Perello M, Spinedi E, et al. Testis structure and function in a nongenetic hyperadipose rat model at prapubertal and adult ages. Endocrinology. 2006 Mar;(147(3):1556-63.

19. Giovambattista A, Suescun MO, Nessralla CC, Franca LR, Spinedi E, Calandra RS. Modulatory effect of leptin on Leydig cell function of normal and hyperleptinemic rats. Neuroendocrinology. 2003;7895);270-9.

20. Vinodini N, Nayanatara A, Damodara G, Ahamed B, Ramaswamy C, Shabarinath, et al. Effect of Monosodium glutamate-induced oxidative damage on rat testis. Journal of Chinese Clinical Medicine. 2008;3:370-3.