kerangka teori ekonomi politik. Karena pengaruh masyarakat luas dapat menentukan alokasi sumber keuangan dan sumber ekonomi lainnya, perusahaan cenderung
menggunakan kinerja berbasis lingkungan dan pengungkapan informasi lingkungan untuk membenarkan atau melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat.
Implikasi dari teori legitimasi terhadap penelitian ini adalah bahwa legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada
perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat Ghozali dan Chariri, 2007. Menurut pernyataan mengenai teori legitimasi di atas,
maka dengan perusahaan mengungkapkan tanggungjawab sosial dari kinerja selama periode tertentu dapat menumbuhkan perhatian serta dari masyarakat mengenai
mereka. Sehingga dengan mengungkapkan tanggungjawab sosial perusahaan akan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Perusahaan akan melakukan pengungkapan
tanggungjawab sosial dengan baik karena ada tekanan sosial, politik dan ekonomi dari luar perusahaan. Pengungkapan tanggungjawab sosial yang dilakukan bank
dengan baik,akan mendapatkan pengakuan serta perhatian dari masyarakat. Adanya tambahan informasi dari bank seperti surat berharga syariah dapat mendukung bank
dalam mendapatkan pengakuan dari masyarakat.
2.2. Bank Syariah
2.2.1. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah merupakan badan usaha dibidang keuangan dalam memberikan jasa dan kredit yang sesuai dengan hukum agama berdasarkan Al-
Qur’an dan Hadits. Bank syariah memiliki sistem operasi yang tidak mengandalkan pada bunga, karena
produk serta operasionalnya berlandaskan pada Al- Qur’an serta Hadits. Dengan kata
lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2008 pasal 1 adalah
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Sedangkan Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Posisi perbankan syariah semakin diperkuat dengan fatwa bunga bank konvensional riba haram yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia MUI 16 Desember tahun 2003. Ketentuan Bank Indonesia No. 7 Tahun 1992 yang diperbarui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang bank
dengan prinsip bagi hasil, mendapatkan respon yang sangat baik, yaitu memberikan kesempatan dalam pengembangan jaringan perbankan syariah.
Larangan riba dilarang dalam Al-Quran sebagaimana dijelaskan dalam ayat Al-Quran, yaitu:
“...Dan Allah telah menghalalkan Jual Beli dan mengharamkan Riba...” QS. Al- Baqarah:275
Dan Surat Ali Imran ayat 130 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ga nda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”.
2.2.2. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Ditinjau dari segi imbalan atau jasa atas penggunaan baik simpanan maupun pinjaman, bank dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Bank Konvensional, yaitu bank yang aktivitasnya baik penghimpunan dana
maupun dalam penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan dalam presentase dari dana untuk suatu periode tertentu.
b. Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya baik penghimpunan
maupun penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah, yaitu jual beli dan bagi hasil.
Banyak perbedaan yang terdapat antara bank syariah dengan bank konvensional antara lain dari akad dan aspek legalitas, lembaga penyelesai sengketa,
struktur organisasi sampai lingkungan kerja dan corporate culture-nya. Salah satu aspek diferensiasi yang sangat familiar adalah prinsip bagi hasil sebagai sistem bunga
yang diterapkan oleh bank-bank konvensional yang ada selama ini. Tabel 2.1. berikut menjelaskan perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional.
Tabel 2.1. Perbandingan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Bank Syariah Bank Konvensional
1. Melakukan investasi-investasi
yang halal saja 1. Investasi yang halal dan haram
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa
2. Memakai perangkat bunga
3. Profit dan falah oriented 3. Profit Oriented
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan
4. Hubungan nasabah
dalam bentuk
hubungan debitur-
kreditur 5. Penghimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan Fatwa Dewan Pengawas Syariah
5. Tidak terdapat dewan sejenis
Sumber: Antonio dalam Eksadewi2012
2.3. Pengungkapan Islamic Social Reporting