Asuhan Keperawatan pada Tn. J Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan tidur di RSUD. Dr.Pirngadi Medan, Provinsi Sumatera Utara

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Tidur di RSUD.

dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

HUSSEIN ARIF NST 112500033

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkatnya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. J Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan tidur di RSUD. Dr.Pirngadi Medan, Provinsi Sumatera Utara”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan.

2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan USU.

3. Evi Karota Bukit, S.Kp, M.Kep selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan USU

4. Ikhsannudin A Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan USU.

5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku ketua Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan USU.

6. Mula Tarigan S.Kp M.Kep, selaku Sekretaris Program studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan .

7. Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd, selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalm penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

8. Cholina Trisa siregar, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB selaku penguji

9. Yang terhormat kepada kedua orang tua, Drs.H.Syahruddin Arif Nst dan Ibunda Dra.Hj.Nursyidah Simbolon serta saudara saya Marzuki Arif Nst, Hasnan Arif Nst, dan Hassan Arif Nst yang tidak pernah lelah memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat waktu.

10. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan, Raja siagian, Muhammad Abduh, Bayu Guntoro, Yudha Setiadi, Yoghie


(4)

Hakim, Jefri Marbun, Muhammad Ikhsan, Zulfadly Hariadi Panggabean dan seluruh teman-teman Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2011 yang telah berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan hati.Saya mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Juni 2014 Penulis

Hussein Arif NST


(5)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

KATAPENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A.LatarBelakang………1

B.Tujuan……….3

C.Manfaat………..3

Bab II PENGELOLAAN KASUS...4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Masalah Tidur…….4

1. Pengkajian………12

2. Analisa Data……….13

3. Rumusan Masalah………14

4. Perencanaan………..14

B. Asuhan Keperawatan Kasus………..15

1. Pengkajian………15

2. Analisa Data……….25

3. Rumusan Masalah………...25

4. Perencanaan……….26

5. Implementasi………....27

6. Evaluasi………27

Bab III KesimpulandanSaran...29

A. Kesimpulan………..29

B. Saran………31

DAFTAR PUSATAKA LAMPIRAN


(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Abraham Maslow, manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan yang dikenal dengan “Hierarki Maslow” yang disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial, adapun kebutuhan yang dimaksud meliputi : fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri ( Alimul, 2012).

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan fisiologis.Tidur sebagai salah satu kebutuhan dasar,juga hal yang Universal (Kozier, 2000). Dikatakan Universal oleh karena umumnya semua individu dimanapun ia berada membutuhkan tidur dan tidak pernah ada individu yang selama masa hidupnya tidak tidur. Hal ini mengindikasikan bahwa tidur memiliki peranan penting bagi manusia.Menurut Berger dan William mengatakan bahwa tidur memiliki peranan esensial bagi kesehatan fisiologis maupun psikologis individu dan menjadi dasar bagi kualitas hidup seseorang.Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih.Menurut beberapa ahli, tidur merupakan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter & Perry, 2005).

Kebutuhan setiap orang berbeda-beda.Hal tersebut disebabkan oleh adanya berbagai faktor yang mempengaruhinya.Adapun faktor yang mempengaruhi tidur individu antara lain usia,lingkungan,kelelahan,gaya hidup,stress psikologis,alhohol dan stimulant,diet,merokok,motivasi, dan keadaan sakit(Kozier, 2000).

Pada keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seringkali terjadi dua hal yang berlawanan, di satu sisi individu yang sakit mengalami peningkatan kebutuhan tidur. Sementara di sisi yang lain pola tidur seseorang yang masuk dan di rawat di rumah sakit dapat dengan mudah berubah atau mengalami gangguan pola tidur sebagai akibat dari kecemasan yang kondisi sakitnya atau rutinitas rumah sakit. Terjadinya gangguan pola tidur pada klien yang dirawat inap di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dapat disebabkan oleh dampak


(7)

hospitalisasi dan kecemasan meningkat karena proses penyakit yang biasanya ditandai dengan bertambahnya jumlah waktu bangun,sering terbangun,dan berkurangnya tidur REM serta jam tidur(Potter & Perry, 2005).

Hasil survey yang dilakukan di suatu rumah sakit di Amerika menyatakan bahwa stimulus yang dapat mengganggu tidur di rumah sakit meliputi kesulitan menemukan posisi yang nyaman(62%), rasa sakit (58%) kekhawatiran tentang hasil pemeriksaan (30%), kekhawatiran tantang keluarga,pekerjaan dan pengaturan rumah(25%), lingkungan tidak dikenal(18%), kebiasaan sehari-hari yang terganggu(20%), tempat tidur yang nyaman(10%), dan tidur siang(10%).

Berdasarkan gambaran di atas dan fenomena ini sering ditemukan di lapangna dan terkait dengan masalah utama yang peneliti dapatkan pada pasien Tn.J maka peneliti merasa perlu untuk meneliti Asuhan keperawatan pada Tn.J tentang gangguan tidur di RS.Pirngadi Medan.


(8)

1.2. Tujuan 1.2.1. Tujuan umum

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien Tn J dengan prioritas masalah Gangguan Tidur di ruangan tulip lt .v RS. Pirngadi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

1.2.2 Tujuan khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien Tn J dengan prioritas masalah Gangguan Tidur, maka penulis mampu :

1. Melakukan pengkajian pada Tn J dengan Gangguan Tidur.

2. Mermuskan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa masalah Gangguan Tidur.

3. Melakukan perencanaan tindakan pada Tn J dengan Gangguan Tidur.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah ditetapkan pada Tn J dengan Gangguan Tidur.

5. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

1.3. Manfaat

1.3.1. Pendidikan Keperawatan

Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat prodesional, terampil, handal, dan mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.

1.3.2 Kebutuhan klien

Dapat memberikan pengetahuan kepada klien mengenai Asuhan Keperawatan dengan Masalah kebutuhan tidur

1.3.3 Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang pola tidur klien yang pertama kali di rawat inap di rumah sakit,serta mendorong dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui aspek terkait dengan pola tidur klien


(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan Tidur 2.1.1 Pengertian Tidur

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik secara fisik maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman & Wykle, 1995), dan merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional,bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas saja akan tetapi membutuhkan ketenangan (Musrifatul Uliyah 2012).Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2006).Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih.Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter & Perry, 2005).

2.1.2 Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun.Salah satu aktvitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons (Potter & Perry, 2005).

Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaansadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun


(10)

limbik.Dengan demikian, system pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Potter & Perry, 2005).

2.1.3 Pengaturan Tidur

Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal (Robinson 1993, dalam Potter).Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan electroencephalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan ecelctromiogram (EMG) dan electroculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun.Reticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran.RAS memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba.Juga menerima stimulus dari konrteks serebri (emosi, proses pikir) (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS melepaskan katekolamin, misalnya norepineprine.Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan serum serotonin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbur synchronizing regional (BSR).Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam posisi rileks.Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin (Tarwoto & Wartonah, 2006).

2.1.4 Tahapan Tidur

EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak, otot, dan aktivitas mata. Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir (Tarwoto & Wartonah, 2010).


(11)

Tahapan tidur menurut Potter & Perry (2005), yaitu : 1. Tahapan tidur NREM

a. NREM tahap I a) Tingkat transisi b) Merespons cahaya

c) Berlangsung beberapa menit

d) Mudah terbangun dengan rangsangan

e) Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun f) Bila terbangun terasa sedang bermimpi

b. NREM tahap II

a) Periode suara tidur b) Mulai relaksasi otot c) Berlangsung 10-20 menit

d) Fungsi tubuh berlangsung lambat e) Dapat dibangunkan dengan mudah c. NREM tahap III

a) Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak b) Sulit dibangunkan

c) Relaksasi otot menyeluruh d) Tekanan darah menurun e) Berlangsung 15-30 menit d. NREM tahap IV

a) Tidur nyenyak

b) Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif c) Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun d) Sekresi lambung menurun

e) Gerak bola mata cepat 2. Tahapan tidur REM

a. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM

b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25 % dari tidur malamnya c. Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam


(12)

3. Karateristik tidur REM

a. Mata : cepat tertutup dan terbuka

b. Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi c. Pernapasan : tidak teratur, kadang dengan apnea d. Nadi : cepat dan reguler

e. Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi f. Sekresi gaster : meningkat

g. Metabolisme : meningkat, temperature tubuh naik h. Gelombang otak : EEG aktif

i. Siklus tidur : sulit dibangunkan

2.1.5 Siklus Tidur

Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur, selama seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur, akan berlangsung satu jam atau lebih (Potter & Perry, 2005).

Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh, tiap siklus tidur terdiri 4 tahap dari tidur NREM dan satu periode dari tidur REM. Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju ke tahap 4 NREM,diikuti kebalikan tahap 4 ke 3, lalu ke 2, diakhiri dengan periode dari tidur REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sekitar 90 menit ke siklus tidur (Potter & Perry, 2005).

Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek, dan memperpanjang periode REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60 menit selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang mengalami kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa. Sebagai cotoh, orang yang tidur dapat berfluktuasi untuk interval pendek antara NREM tingkat 2,3, dan 4 sebelum masuk tahap REM. Jumlah waktu yang digunakan tiap tahap bervariasi. Perubahan tahap ke tahap cendrung menemani pergerakan tubuh dan perpindahan untuk tidur yang dangkal cenderung terjadi tiba-tiba, dengan perpindahan untuk tidur nyenyak cendrung bertahap (Closs, 1988 dalam Potter & Perry, 2005).


(13)

2.1.6 Fungsi Tidur

Kegunaan tidur masih tetap belum jelas (Hodgson, 1991), tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis (Oswald, 1984; Anch dkk, 1988, dalam Potter & Perry, 2005).

Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak (Home, 1983; Mandleson, 1987; Born, Muth, dan Fehm, 1988 dalam Potter & Perry, 2005).

Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif.Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen dan pelepasan epinefrin.Hubungan ini dapat membantu penyimpanan memori dan pembelajaran (Potter & Perry, 2005).Secara umum, ada dua efek fisiologis dari tidur yaitu efek pada sistem saraf yang dapat memulihkan kepekaan dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf dan efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh (Hidayat, 2006).

2.1.7 Kebutuhan dan Pola Tidur Normal

Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jam tidur, sementara yang lain membutuhkan 10 jam.

Kebutuhan dan pola tidur Normal menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), yaitu 1. Neonatus sampai dengan 3 bulan

a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari b. Mudah berespons terhadap stimulus

c. Pada minggu peratama kelahiran 50% adalah tahap REM 2. Bayi

a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam

b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari c. Tahap REM 20-30 %

3. Toddler

a. Tidur 10-12 jam/hari b. Tahap REM 25%


(14)

4. Prasekolah

a. Tidur 11 jam pada malam hari b. Tahap REM 20%

5. Usia sekolah

a. Tidur 10 jam pada malam hari b. Tahap REM 18,5%

6. Remaja

a. Tidur 8,5 jam pada malam hari b. Tahap REM 20%

7. Dewasa muda

a. Tidur 7-9 jam/hari b. Tahap REM 20-25 % 8. Usia dewasa pertengahan

a. Tidur kurang lebih 7 jam /hari b. Tahap REM 20%

9. Usia tua

a. Tidur kurang lebih 6 jam/hari b. Tahap REM 20-25 %

2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi tidur yaitu :

1. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tiduratau tidak dapat tidur.Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persyarafan.

2. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya. 3. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

4. Kelelahan


(15)

5. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidurnya

6. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah

7. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain : a. Diuretik : menyebabkan insomnia

b. Antidepresan : menyupresi REM

c. Kafein : meningkatkan saraf simpatik d. Narkotika : menyupresi REM

2.2 Gangguan Tidur

2.2.1 Pengertian Gangguan Tidur

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari (Naylor dan Aldrich, 1994, dalam Potter & Perry, 2005).

2.2.2 Klasifikasi Gangguan Tidur

Klarifikasi gangguan tidur menurut Potter & Perry (2005) yaitu : 1. Insomnia

Insomnia adalah suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur. Insomnia ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu : pertama initial insomnia yang merupakan ketidakmmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur, karena selalu terbangun pada malam hari dan ketiga terminal insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari ( Alimul,2012).

2. Apnea Tidur

Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur (Potter & Perry, 2005).


(16)

Ada tiga jenis apnea tidur : apnea sentral, obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif.

Bentuk yang paling banyak terjadi, apnea tidur obstruktif (obstruktive sleep apnea, OSA), terjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorokan rileks pada saat tidur.Jalan napas atas menjadi tersumbat sebagian atau seluruhnya, dan aliran udara pada hidung berkurang (hipopnea) atau berhenti (apnea) selama 30 detik (Guilleminault, 1994).The National Commission on Sleep Disorders Research (1993), memperkirakan bahwa 18 juta orang di Amerika Serikat memenuhi kriteria diagnostik untuk OSA.

Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang signifikan. Selain itu banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan di siang hari , serangan tidur, keletihan, sakit kepala di pagi hari, dan menurunnya gairah seksual.

3. Narkolepsi

Keadaan yang tidak dapat dikendalikan uintuk tidur seperti seseorang dapat tidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan,dll ( Alimul,2012).

4. Deprivasi Tidur

Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat insomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit (misalnya demam, sulit bernapas, atau nyeri), stress emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan (misalnya asuhan keperawatan yang sering dilakukan) dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja.

Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas tidur serta ketidakkonsistenan waktu tidur.Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat terjadi perubahan urutan siklus tidur normal.Terjadi deprivasi tidur kumulatif.

5. Parasomnia

Parasomnia adalahkumpulan dari penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak dalam tahap III dan IV dari tidur REM ( Alimul,2012).


(17)

2.3 Proses Keperawatan 2.3.1 Pengkajian

Perawat harus selalu mengkaji pola tidur pasien untuk melengkapi dokumentasi keperawatan.Pengkajian pola tidur pasien tidak cukup jika hanya bertanya “apakah kamu tidur nyenyak tadi malam?” seorang perawat haruslah bertanya jika pasien merasa kesulitan untuk tertidur, mengalami bangun lebih awal dan susah untuk kembali tidur, dan merasa istirahat/tidurnya cukup di pagi hari. Selanjutnya, perawat haruslah bertanya jika pasien merasa lelah dan mengantuk sepanjang hari. Pertanyaan untuk perawat tanyakan yaitu (Noreen & Lawrence, 2001) :

1. Berapa lama waktu untuk tertidur pada malam hari?

2. Apakah kamu sering terbangun? Jika iya, berapa kali dalam semalam? 3. Jika kamu terbangun pada malam hari, bisakah kamu kembali tidur? 4. Apakah kamu merasa tidur/istirahat mu cukup di pagi hari?

5. apakah kamu mempunyai cukup energi untuk melaksanakan tugas mu sepanjang hari?

6. apakah kamu temukan dirimu mengantuk atau tidur selama dikelas atau pertemuan,, atau ketika kamu menonton tv atau film?

Evaluasi klien apakah disana ada banyak perubahan lingkungan berhubungan dengan kamar tidur dan rumah tangga yang bisa menjadi pengaruh perubahan di dalam siklus tidur. Pertanyaan untuk perawat tanyakan yaitu (Noreen & Lawrence, 2001) :

1. Sudahkah kamu mengubah dimana kamu tidur?

2. Adakah perubahan didalam rumah tangga yang bisa mempengaruhi tidur?

3. Adakah perubahan di lingkungan mu (tetangga, lalu lintas) yang bisa mempengaruhi tidur?

Menentukan apakah ada banyak stressor emosional yang bisa menjadi pendukung kemampuan untuk tidur. Sebuah pertanyaan untuk perawat tanyakan yaitu (Noreen & Lawrence, 2001) :

1. Apakah kamu menemukan dirimu terjaga pada malam hari karena cemas akan suatu masalah atau suatu aktivitas yang akan datang?

Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan tidur menurut Tarwoto & Wartonah (2010) yaitu :


(18)

1. Riwayat keperawatan

a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu tidur, jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering terbangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam. b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari : apakah merasa segar saat

bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.

c. Adakah alat bantu tidur : apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur

d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi : jenis gangguan tidur, kapan masalah itu terjadi.

2. Pemeriksaan fisik

a. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien

b. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah. c. Perilaku : iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat,

postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.

3. Pemeriksaan diagnostik

a. Elektroencefalogram (EEG) b. Elektromiogram (EMG) c. Elektrookulogram (EOG)

2.3.2. Analisa Data

Data Subyektif

a. Perasaan lemah

b. Perasaan ngantuk berlebihan c. Batuk tidak efektif

d. Ansietas

e. Keletihan waktu bangun

f. Mudah terbangun dan susah untuk kembali tidur. Data Obyektif

a. Lemas

b. Suka menguap

c. Terlihat lingkaran hitam di bawah mata d. Perubahan penampilan dan tingkah laku e. Perubahan frekuensi dari pola tidur


(19)

f. Perubahan tingkat aktivitas g. Mata merah

2.3.4 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pertimbangan klinis tentang individu, keluarga, atau masyarakat menjawab permasalahan kesehatan nyata atau potensial/proses hidup.Hasil diagnosa keperawatan menyediakan basis untuk menyusun intervensi untuk mencapai hasil di manaperawat mempunyai tanggung-jawab.”(Carpenito-Moyet, 2010).

Pertama perawat harus memastikan bahwa pasien mempunyai gangguan pola tidur yang bisa menjadi petunjuk untuk memberikan asuhan keperawatan atau mungkin pasien memerlukan ahli terapi tidur.Jika pasien mengalami gangguan pola tidur (kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memperoleh tidur yang nyenyak) atau sedang mengalami mimpi buruk atau ancaman saat tidur, perawat boleh membuat diagnosa dan memulai intervensi.

Diagnosa keperawatan yang terkait dengan gangguan tidur : a. Gangguan Tidur

b. Kurang pengetahuan

2.3.3.Rumusan Masalah

a. Gangguan Tidur b. Kurang pengetahuan

2.3.4. Perencanaan

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,mengurangi,atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnose keperawatan:

1. Gangguan masalah tidur, berhubungan dengan ketidakmampuan pasien mengatasi stress ditandai dengan Tn.J sering menguap dan mata pasien kelihatan merah.

2. Kurang pengetahuan, berhubungan dengan ketidakmampuan pasien mengatasi masalah tidur ditandai dengan Tn.J selalu bertanya mengenai penyebab penyakit secara berulang.


(20)

2.4.Asuhan Keperawatan Kasus

2.4.1. PENGKAJIAN

I. BIODATA

Identitas Pasien

Nama : Tn. J Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 21 tahun

Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam

Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jl.Gatot subroto Medan Tanggal Masuk RS : 24 Mei 2014

No. Register : 92.68.90 Ruangan : Tulip lt. v Golongan Darah : AB

Tanggal Pengkajian : 2 Juni 2014 Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : Sinusitis

I. KELUHAN UTAMA :

Tn.J mengatakan Gangguan tidur atau susah tidur pada malam hari, dikarenakan adanya bekas operasi sinusitis dan Tn.J Juga kurang pengetahuan tentang penyakit yang dialaminya.

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa Penyebabnya :


(21)

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Melalui obat-obatan dan istirahat.

Obat-obatanya:

1. IVFD RL 20 tts/i 2. Ceftriaxone 1 gr/12 jam 3. Ranitidine 50 mg/12 jam 4. Ketorolac 15 mg/12jam

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Pasien merasakan gangguan tidur dikarenakan adanya bekas operasi sinusitus

2. Bagaimana dilihat

Pasien tampak susah tidur dan cemas

C. Region

1. Dimana lokasinya : didalam hidung

2. Apakah menyebar : Pasien mengatakan penyakitnya tidak menyebar

D. Severity

Pasien mengatakan akibat dari nyeri tersebut menyebabkan ia sulit untuk memulai tidur dan sering terbangun pada malam hari.

E. Time


(22)

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan hanya mengalami sakit biasa sebelumnya seperti demam.

Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Pasien mendapat pengobatan dari obat dari warung saja dan dikompres oleh ibu di rumah.

Pernah dirawat/dioperasi

Pasien mengatakan tidak di rawat sebelumnya.

B. Lama dirawat -

C. Alergi

Tidak ada riwayat alergi.

D. Imunisasi

Ibu pasien mengatakan imunisasi anaknya lengkap.

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Orang tua tidak memiliki riwayat penyakit.

B. Saudara kandung

Pasien anak ke 2 dari 4 bersaudara.

Penyakit keturunan yang ada

Ibu pasien memiliki penyakit hipertensi

Anggota keluarga yang meninggal

Keluarga belum ada yang meninggal dunia.

C. Penyebab meninggal -


(23)

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien berusaha untuk sembuh dan menerima keadaan dengan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa, walaupun Tn.J tidak tahu tentang penyakitnya.

B. Konsep Diri

1. Gambaran diri :

Pasien mengatakan bahwa dirinya terus berusaha untuk cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan keluarga.

2. Ideal diri:

Klien berharap dan percaya bahwa klien sembuh dan ingin cepat pulang.

3. Harga diri:

Klien dapat menerima keadaan penyakitnya seperti ini dengan pasrah 4. Peran diri:

Klien berperan sebagai anak dalam keluarganya. 5. Identitas:

Pasien mengatakan sebagai anak dalam keluarga dan anak kedua dalam keluarganya

C. Keadaan emosi

Keadaan emosi pasien stabil. Pasien dapat mengontrol emosi dan mengungkapkan emosi dengan baik.

D. Hubungan sosial

1. Orang yang berarti :

Bagi pasien orang yang berarti bagi dirinya adalah keluarganya, orang tua, bang, dan adik-adiknya

2. Hubungan dengan keluarga :Hubungan pasien dengan keluarga terjalan dengan baik dan haromis. Hal ini dapat dibuktikan dengan


(24)

adanya dukungan dari keluarga yang datang menjenguk pasien beberapa hari yang lalu.

3. Hubungan dengan orang lain :

Hubungan pasien dengan orang lain kurang mau berbaur dan kebanyakan diam.

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Klien tidak mengalami hambatan dalam komunikasi.

E. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan :

Pasien menganut agama Islam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

2. Kegiatan ibadah :

Klien selama berada dirumah sakit klien tidak melakukan sholat dikarenakan penyakitnya tetapi klien selalu berdoa untuk kesembuhannya.

VI. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum

Pasien sadar namun tampak gelisah, ekspresi ketakutan, mata cekung dikarenakan kurang tidur, afek datar, kontak mata kurang dan wajah tampak lesu.

B. Tanda-tanda vital

1. Suhu tubuh : 36,9ºc

2. Tekanan darah : 120/80 mmHg 3. Nadi: 88 x/menit

4. Pernafasan: 22 x/menit 5. TB: 173 cm


(25)

C. Pemeriksaan head to toe

1. Kepala dan rambut

- Bentuk : Simetris

- Ubun-ubun : Letak ditengah, tidak ada nyeri tekan. - Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe maupun kotoran. 2. Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : Warna rambut hitam, acak-acakan.

- Bau : Sedikit berbau karena jarang mandi.

3. Warna kulit : Kecoklatan 4. Wajah

- Warna kulit : Kecoklatan

- Struktur wajah : Bentuk wajah oval dan simetris. 5. Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Bola mata simetris ka/ki - Palpebra : Tidak ptosis

- Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik.

- Pupil : Refleks terhadap cahaya mengecil

- Cornea dan iris : Kornea bening. - Visus : Tidak dikaji. - Tekanan bola mata : Tidak dikaji. 6. Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal, simetris, tidak ada kelainan

- Lubang hidung : Normal, simetris, tidak ada polip. 7. Cuping hidung : -

8. Telinga


(26)

- Ukuran telinga : Normal

- Lubang telinga : tidak ada serumen mapun cairan. - Ketajaman pendengaran : baik, tidak ada masalah

9. Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Lembab, tidak pecah-pecah, berwarna merah kehitaman, tidak ada tanda sianosis.

- Keadaan gusi dan gigi : Gigi bersih, dan tidak ada pendarahan. - Keadaan lidah : Bersih, normal, kekuatan otot lidah

baik, fungsi pengecapan baik. - Orofaring : Tidak dilakukan pemeriksaan. 10.Leher

- Trachea : Tidak ada massa ataupun nyeri tekan. - Thyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid. - Suara : Suara jelas, tidak ada gangguan

komunikasi. - Kelenjar limfe : tidak dikaji

- Vena jugularis : Teraba, kuat, teratur. - Denyut nadi karotis : Teraba, kuat, teratur. 11.Pemeriksaan integument

- Kebersihan : Kurang bersih.

- Kehangantan : Hangat, suhu permukaan kulit 36,9oc - Warna : Kecoklatan

- Turgor : Kembali < 3 detik

- Kelembapan : Lembab, ridak da tanda kulit kering. - Kelainan pada kulit : Tidak ada.

12.Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk : Tidak dikaji. - Warna payudara dan aerola : Tidak dikaji. - Kondisi payudara dan putting : Tidak dikaji. - Produksi ASI : Tidak dikaji. - Aksila dan klavikula : Tidak dikaji.


(27)

13.Pemeriksaan thorak/dada

- Inspeksi thorak : Bentuk normal

- Pernafasan : Frekuensi nafas 22 x/menit, suara nafas bronchovesikuler.

14.Tanda kesulitan bernafas : pasien tidak mengalami kesulitan untuk bernafas dan tidak terdapat pernafasan cuping hidung.

15.Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara : tidak terdapat massa tumor - Perkusi : terdengar resonan

- Auskultasi : Suara nafas bronchovesikuler 16.Pemeriksaan jantung

- Inpeksi :Tidak ada pembengkakan jantung, tidak ada pulsasi.

- Auskultasi : Bunyi jantung normal Loop-Dup - Perkusi : Dullness

- Palpasi : Tidak ada pulsasi 17.Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi : Tidak ada benjolan massa

- Auskultasi : Bunyi peristaltik usus 5-7 x/menit, tidak ada terdengar bunyi bruit

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daerah suprapubik, tidak ada benjolan atau teraba massa abnormal

18.Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya - Genitalia : Tidak dikaji - Anus dan perineum : Tidak dikaji 19.Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas :

Tidak ada tanda-tanda sianosis pada perifer ekstremitas, kekuatan otot 5, tidak ada tanda-tanda edema.

20.Fungsi neurologi :


(28)

21.Fungsi motorik :Pasien dapat berjalan sendiri dalam keadaan baik.Posisi supinasi dan pronasi sewaktu pasien istirahat membuktikan fungsi motorik pasien cukup baik.

VII. KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan sehari : 3 x/hari - Nafsu/selera makan : Baik - Nyeri ulu hati : Tidak ada

- Alergi : Tidak ada riwayat alergi - Mual dan muntah : Tidak ada

- Waktu pemberian makan : Sesuai dengan jam makan rumah sakit, pagi hari pukul 08.00 WIB, siang hari pukul 12.30 WIB, malam hari pukul 18.00 WIB

- Jumlah dan jenis makan : Menu biasa

- Waktu pemberian cairan/minum : Pasien minum sehabis makan, setiap kali haus.

- Masalah makan dan minum : Pasien tidak mengalami kesulitan menelan maupun mengunyah.

.

Untuk aktifitas ibadah, klien jarang melakukan ibadah, akan tetapi pasien mengatakan bahwa dirinya selalu berdoa saat mau tidur dan sesudah bangun tidur.


(29)

2. Pola eliminasi BAB

- Pola BAB : Pasien BAB 1 x/hari, biasanya pada pagi hari.

- Karakter feses : Konsistensi semi padat. - Riwayat perdarahan : Tidak pernah

- BAB terakhir : Sehari sebelum tanggal pengkajian (1Juni 2014)

- Diare : tidak - Penggunaan laktasif : tidak

BAK

- Pola BAK : Pasien BAK kurang lebih 5-6 x/menit. - Karakter urin : Berwarna kuning, cair, berbau khas. - Nyeri saat BAK : Tidak.

- Penggunaan diuretic : Tidak.


(30)

1.4.4. Analisa Data

No Data Etiolgi Masalah

Keperawatan

1. DS : -

Klien mengeluh susah tidur memulai dan juga merasakan cemas.

DO : -

klien terlihat pucat,lemas dan kantung mata terlihat

membengkak

sinusitis

Cemas

Gangguan tidur

Gangguan Tidur

2. DS : -

Klien mengatakan penyakitnya seperti sudah biasa

DO: -

Klien bertanya mengenai penyakit secara berulang

Sinusitis

koping masalah

Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan

2.4.2. Rumusan Masalah

MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan Tidur 2. Kurang pengetahuan

1.4.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Gangguan Tidur, berhungan dengan ketidakmampuan pasien mengatasi stress ditandai dengan Tn.J sering menguap dan mata pasien terlihat merah.

2. Kurang pengetahuan, berhubungan dengan ketidakmampuan pasien mengatasi Gangguan Tidur ditandai dengan Tn.J selalu bertanya mengenai penyebab penyakit secara berulang.


(31)

Hari/ Tanggal

No.

Dx Perencanaan Keperawatan

02/06/14

I

Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan Moorhead, dkk (2003) yang tercakup dalam buku, “Nursing Outcomes Classification”:

1.Jam tidur sesuai kebutuhan. 2.Pola tidur teratur

3.Kualitas tidur baik 4. Efesiensi tidur baik

5. Tidur sesuai dengan jam nya .

Rencana Tindakan Rasional

1. Lakukan kajian masalah tidur,karakteristik,dan penyebab tidur.

2. Lakukan persiapan

informasi untuk klien pada saat tidur malam, sesuai dengan pola tidur pasien

3. Keadaan tempat tidur yang nyaman,bersih, dan bantal yang nyaman.

4. Tingkatkan aktivitas sehari-hari dan kurangi aktivitas sebelum tidur 5. Pengetahuan kesehatan:

jadwal tidur mengurangi stress, cemas, dan latihan relaksasi.

1. Untuk memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.

2. Mengatur pola tidur

3. Meningkatkan tidur.

4. Mengurangi tidur


(32)

PERENCANAAN KEPERAWATAN Hari/

Tanggal No. Dx

Perencanaan Keperawatan

03/06/14

I Tujuan dan Kriteria Hasil

1. Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang pengetahuan penyakitnya

2. Mampu mempermudah pengetahuan tentang penyakit 3. Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih

kooperatif

4. Mengetahui kepuasan secara verbal pendkes tentang penyakit.

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji kembali pengetahuan pasien mengenai penyakit 2. Bantu klien dalam

menjelaskan pengetahuan tentang penyakit

3. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit

1. Data dasar dalam melakukan intervensi 2. Memperhatikan rasa

aman

3. Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperatif


(33)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

Tanggal

No.

Dx Implementasi keperawatan

Evaluasi (SOAP)

Senin, 02 juni 2014

1. 1. Mengkaji kajian masalh gangguan tidur pasien, karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

2. Memberikan posisi tempat tidur yang nyaman,

Lakukan persiapan informasi untuk klien pada saat tidur malam, sesuai dengan pola tidur pasien

3. bersih, dan bantal yang nyaman.

4. Meningkatkan aktivitas sehari-hari dengan mengurangi aktivitas sebelum tidur.

5. Memberikan pengetahuan kesehatan.

S : -

Klien mengatakan sulit untuk tidur dan sering terbangun pada malam hari.

O : -

− Sering menguap

− Mata merah

− TD: 120/80mmHg

− HR: 88x/i

− RR: 32x/i

− T: 37.7oC A :

Masalah belum teratasi.

P :


(34)

Hari/ Tanggal

No.

Dx Implementasi keperawatan

Evaluasi (SOAP)

Senin, 02 juni 2014

1. 1. Mengkaji kembali pola pengetahuan tentang penyakit klien

2. Membantu klien dalam memahami tentang penyakit

3. Melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang dialami

S :

− Klien mampu mengerti tentang penyakit yang dialaminya.

O :

− Kurang pengetahuan

− Pasien selalu bertanya

− TD: 120/70mmHg

− HR: 88x/i

− RR: 22x/i

− T: 37.7oC A :

Masalah belum teratasi.

P :


(35)

BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Masalah Gangguan Tidur di RS. Pirngadi Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Medan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter & Perry, 2005).

2. Rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah Gangguan Tidur diambil dari buku NIC, untuk insomnia (memfasilitasi waktu tidur), Pengetahuan (manajemen koping),

3. Implementasi yang dapat penulis lakukan pada Tn.J dengan prioritas masalah Gangguan Tidur sesuai dengan rencana tindakan keperawatan terkait dengan kemampuan klien dan lingkungan sekitar.


(36)

3.2.Saran

Setelah membahas dan memperhatikan masalah-masalah yang terkait dengan Gangguan Tidur, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Pihak RS. PirngadiMedan

Diharapkan kepada pihak RS.Pirngadi PEMPROVSU dapat melaksanakan asuhan keperawatan yang ada, harus tetap memperhatikan kebutuhan dasar klien, dan melakukan hubungan saling percaya antara perawat, pasien dan keluarga.

2. Pihak Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada pihak Institusi Pendidikan agar dapat menyediakan dan menambah refrensi terbaru untuk memberikan asuhan keperawatan dengan priortas masalah Gangguan Tidur.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Sukanta, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Iqbal,Wahit.(2005). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori dan Aplikasi dalam

Praktik. Jakarta: EGC

potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Volume 2). Jakarta:

EGC

Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan (ed.3). Jakarta: Salemba Medika


(38)

CATATAN PERKEMBANGAN No

Dx

Hari/

Tanggal Waktu Tindakan Keperawatan

Evaluasi ( Soap)

1. Senin,02/06/14 08.00

10.00

12.00

13.00

14.00

-Mengkaji masalah gangguan tidur pasien, karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

-Lakukan persiapan informasi untuk klien pada saat tidur malam, sesuai dengan pola tidur pasien

-Memberikan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih, dan bantal yang nyaman.

-Meningkatkan aktivitas sehari-hari dan

mengurangi aktivitas sebelum tidur.

-Memberikan pendidikan kesehatan tentang jadwal pola tidur

S :

− Klien mengatakan sulit untuk tidur dan sering terbangun pada malam hari.

O :

− Sering menguap

− Mata merah

− Pucat,lemas

− TD : 120/70

− RR : 22x/i

− HR : 88x/i

− T : 37,6 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan


(39)

No Dx

Hari/

Tanggal Waktu

Tindakan keperawatan

Evaluasi ( SOAP)

1. Selasa, 03/06/14 08.00

12.00

13.00

14.00

-Mengkaji kembali pola pengetahuan penyakit.

-Membantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku. -Melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang dialaminya -Memberikan pendidikan kesehatan tentang jadwal pola tidur. S : − Klien mengatakan selalu bertanya tentang penyakit O :

− Pasien selalu ingin bertanya tentang

penyakitnya

− TD : 120/70

− RR : 22x/i

− HR : 88x/i

− T : 37,6

A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan


(40)

No Dx

Hari/ Tanggal

Waktu Tindakan

keperawatan

Evaluasi ( SOAP)

1. Rabu,04/06/14 14.00

15.00

16.00

17.00

18.00

- Mengkaji masalah gangguan tidur pasien, karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

-. Lakukan persiapan informasi untuk klien pada saat tidur malam, sesuai dengan pola tidur pasien

-Memberikan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih, dan bantal yang nyaman.

-Meningkatkan aktivitas sehari-hari dan mengurangi aktivitas sebelum tidur. - Memberikan pendidikan kesehatan tentang jadwal pola tidur.

S :

− Klien mengatakan sulit untuk tidur dan sering terbangun pada malam hari.

O :

− Sering menguap

− Mata merah

− Pucat,lemas

− TD : 120/70

− RR : 22x/i

− HR : 88x/i

− T : 37,6 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan


(1)

BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Masalah Gangguan Tidur di RS. Pirngadi Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Medan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter & Perry, 2005).

2. Rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah Gangguan Tidur diambil dari buku NIC, untuk insomnia (memfasilitasi waktu tidur), Pengetahuan (manajemen koping),

3. Implementasi yang dapat penulis lakukan pada Tn.J dengan prioritas masalah Gangguan Tidur sesuai dengan rencana tindakan keperawatan terkait dengan kemampuan klien dan lingkungan sekitar.


(2)

3.2.Saran

Setelah membahas dan memperhatikan masalah-masalah yang terkait dengan Gangguan Tidur, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Pihak RS. PirngadiMedan

Diharapkan kepada pihak RS.Pirngadi PEMPROVSU dapat melaksanakan asuhan keperawatan yang ada, harus tetap memperhatikan kebutuhan dasar klien, dan melakukan hubungan saling percaya antara perawat, pasien dan keluarga.

2. Pihak Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada pihak Institusi Pendidikan agar dapat menyediakan dan menambah refrensi terbaru untuk memberikan asuhan keperawatan dengan priortas masalah Gangguan Tidur.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Sukanta, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Iqbal,Wahit.(2005). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC

potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Volume 2). Jakarta: EGC

Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan (ed.3). Jakarta: Salemba Medika


(4)

CATATAN PERKEMBANGAN No

Dx

Hari/

Tanggal Waktu Tindakan Keperawatan

Evaluasi ( Soap) 1. Senin,02/06/14 08.00

10.00

12.00

13.00

14.00

-Mengkaji masalah gangguan tidur pasien, karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

-Lakukan persiapan informasi untuk klien pada saat tidur malam, sesuai dengan pola tidur pasien

-Memberikan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih, dan bantal yang nyaman.

-Meningkatkan aktivitas sehari-hari dan mengurangi aktivitas sebelum tidur. -Memberikan pendidikan S : − Klien mengatakan sulit untuk tidur dan sering terbangun pada malam hari.

O :

− Sering menguap − Mata merah − Pucat,lemas − TD : 120/70 − RR : 22x/i − HR : 88x/i − T : 37,6

A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan


(5)

No Dx

Hari/

Tanggal Waktu

Tindakan keperawatan

Evaluasi ( SOAP) 1. Selasa, 03/06/14 08.00

12.00

13.00

14.00

-Mengkaji kembali pola pengetahuan penyakit.

-Membantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku.

-Melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang dialaminya

-Memberikan

pendidikan kesehatan tentang jadwal pola tidur.

S :

− Klien mengatakan selalu bertanya tentang

penyakit

O :

− Pasien selalu ingin bertanya tentang

penyakitnya − TD : 120/70 − RR : 22x/i − HR : 88x/i − T : 37,6

A :

Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan


(6)

No Dx

Hari/ Tanggal

Waktu Tindakan

keperawatan

Evaluasi ( SOAP) 1. Rabu,04/06/14 14.00

15.00

16.00

17.00

18.00

- Mengkaji masalah gangguan tidur pasien, karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

-. Lakukan persiapan informasi untuk klien pada saat tidur malam, sesuai dengan pola tidur pasien

-Memberikan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih, dan bantal yang nyaman.

-Meningkatkan aktivitas sehari-hari dan mengurangi aktivitas sebelum tidur. - Memberikan pendidikan kesehatan tentang jadwal pola tidur.

S :

− Klien mengatakan sulit untuk tidur dan sering terbangun pada malam hari.

O :

− Sering menguap − Mata merah − Pucat,lemas − TD : 120/70 − RR : 22x/i − HR : 88x/i − T : 37,6

A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan


Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Ny. L dengan Prioritas Masalah GangguanKebutuhan Dasar Mobilisasi di RSUD dr. Pirngadi Medan

0 43 54

Asuhan Keperawatan pada An. K dengan Prioritas Masalah Kekurangan Volume Cairan dan Elektrolit pada Kasus Gastroenteritis di RSUD. dr. Pirngadi Medan

3 109 36

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di RSUD.Dr. Pirngadi Medan

15 85 38

Asuhan Keperawatan pada klien Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi pada Kasus Diabetes Mellitus di Lingkungan V Kelurahan HarjoSari II Kecamatan Medan Amplas

0 27 51

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Kebutuhan Dasar Keselamatan dan Rasa Aman di RSJ Prof. DR. M. Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

3 77 77

Asuhan Keperawatan pada Tn. J Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan tidur di RSUD. Dr.Pirngadi Medan, Provinsi Sumatera Utara

0 0 5

Asuhan Keperawatan pada Tn. J Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan tidur di RSUD. Dr.Pirngadi Medan, Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Tn. J Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan tidur di RSUD. Dr.Pirngadi Medan, Provinsi Sumatera Utara

0 0 26

Asuhan Keperawatan pada Tn. J Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan tidur di RSUD. Dr.Pirngadi Medan, Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Tn. J Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan tidur di RSUD. Dr.Pirngadi Medan, Provinsi Sumatera Utara

0 0 3