Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pada penelitian meliputi persiapan penelitian dan perlakuan penelitian untuk mengetahui perubahan histopatologi hepar tikus pada pemberian benalu mangga yang diinduksi oleh kodein.

1. Persiapan penelitian

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, menyiapkan hewan uji, membuat larutan stok kodein, membuat ekstrak benalu mangga, menentukan dosis kodein dan benalu mangga yang akan digunakan. a. Persiapan hewan uji Persiapan hewan uji dengan membagi 20 ekor tikus wistar menjadi5 kelompok perlakuan yang diletakkan pada kandang tikus.Kemudian tikus diaklimatisasi selama 5 hari dan diberi pakan minum secara libitum. b. Pembuatan ektrak benalu mangga Membuat ekstrak benalu mangga dilakukan dengan cara maserasi.Teknik ekstraksi maserasi digunakankarena merupakan teknik ekstraksi yang mudah dan sederhana dengan hasil produk yang baik, selain itu teknik ekstrak maserasi mempunyai keunggulan tidak merusak senyawa yang tidak tahan terhadap panas. Maserasi adalah proses ekstraksi dengan cara perendaman serbuk dalam air atau pelarut organik sampai meresap yang akan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang terkandung didalamnya akan larut Daut et al, 2011. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi adalah etanol 70.Pelarut etanol digunakan karena senyawa kuersetin merupakan senyawa flavonoid golongan flavol yang memiliki sifat praktis tidak larut air dan lebih larut pada senyawa alkohol dan pelarut organik Daut et al, 2011 . Metode ekstraksi yaitu, daun benalu mangga yang telah dikeringkan dan dihaluskan, direndam dalam etanol 70 di dalam beker gelas yang ditutup dengan kertas aluminium foil selama 24 jam. Kemudian larutan ekstrak dipisahkan dengan kertas saring dan dievoporasi dengan rotari evaporator untuk menguapkan pelarutnya hingga menjadi bentuk pasta. Ekstrak benalu mangga yang berbentuk pasta kemudian ditimbang dan dilarutkan dalam air. c. menentukan dosis kodein dan benalu mangga Dosis kodein yang digunakan adalah 2x dosis harian tertinggi pada manusia yaitu 300 mg Bircher dan Lotterer, 1993 dikonversikan ke dosis tikus menjadi menjadi 0,018 x 2 x300 = 12 mg ekor.Kodein yang digunakan dalam penelitian berupa tablet 20 mg yang dilarutkan dengan akuades. Dosis ekstrak benalu pada penelitian inimengacu pada penelitian Gusviani et al2002 adalah dosis yang digunakan pada mencit sebesar 156 mgkg BB, kemudian dikonversi pada dosis tikus Lampiran 4. Dosis yang digunakan pada penelitian ini adalah 1x, 2x, dan 4x dosis yang telah dikonversikan yaitu,22 mg ekor, 44 mg ekor, 88 mg ekor.

2. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi, memberikodein secara peroral dengan dosis 12 mgekor pada semua kelompok perlakuanK, KB1, KB2, KB3selama 7 hari. Pemberian dilakukan pada hari ke 1sampai hari ke7.Kemudian dilanjutkan memberi ekstrak benalu secara peroral pada kelompok KB1 dengan dosis 22 mgekor, KB2 dengan dosis 44 mgekor, dan KB3 dengan dosis 88 mgekorselama 14 pada hari ke 7 sampai hari ke 21. Setelah perlakuan selesai dilaksanakan tikus dibedah untuk diambil hepar kemudian difiksasi dengan formalin dan dibuat preparat mikroanatomidan diwarnai dengan HE.Cara pembuatan preparat mikroanatomihepar tikus terdapat pada Lampiran 3.Setelah preparat mikroanatomi hepar selesai dibuat, preparat mikroanatomi hepardiamati di bawah mikroskop.

G. Pengambilan Data

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-HEKSANA, ETIL ASETAT dan ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

0 21 19

ji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi secara in vitro;

1 6 17

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KADAR GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK MINUMAN INSTAN DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) Aktivitas Antioksidan, Kadar Glukosa Dan Organoleptik Minuman Instan Daun Binahong (Anredera cordifolia) Dengan Variasi Pemanis Alami.

0 2 17

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KADAR GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK MINUMAN INSTAN DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) Aktivitas Antioksidan, Kadar Glukosa Dan Organoleptik Minuman Instan Daun Binahong (Anredera cordifolia) Dengan Variasi Pemanis Alami.

0 3 14

EFEKTIVITAS AIR REBUSAN DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) TER- HADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi

0 0 6

KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ANGKAK TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus cereus DAN Bacillus stearothermophillus

0 2 11

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan

0 0 133