Deskripsi Penampilan Bentuk Penampilan Pathol Sarang di Desa Temperak

58 perkasayang masih muda. Kenyataan-kenyataan seperti itulah yang sering dijumpai dalam pertandingan Pathol.semua itu dapat terjadi karena pertandingan Pathol itu identik dengan supranatural atau hal-hal yang gaib.

4.3 Bentuk Penampilan Pathol Sarang di Desa Temperak

Penelitian yang dilakukan selama 3 bulan dilakukan penulis menghasilkan sebuah gambaran bentuk penampilan Pathol Sarang di Desa Temperak Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Adapun bentuk penampilannya sebagai berikut:

4.3.1 Deskripsi Penampilan

Penampilan Pathol Sarang di Desa Temperak Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang dimulai dengan musik pembuka yang menggunakan alat berupa kendhang ciblon, kempul, bonang loro, saron, demung dan slompret, sehingga mengundang penonton untuk melihat penampilan Pathol Sarang. Penampilan Pathol yang disaksikan oleh banyak orang itu hanya dipimpin oleh seorang Pelandang atau wasit di tengah arena. Pelandang tersebut datang setelah musik ditabuh dan menari mengikuti alunan irama gendhing bunyi gamelan. Dua pelandang tersebut berhenti menari setelah alunan musik berhenti sirep, setelah itu masing-masing pelandang memanggil jagoannya untuk melakukan pertandingan. Jagoan yang siap bertanding tersebut kemudian dilepas semua pakaiannya kecuali celana panjang yang di kenakannya. Setiap Pathol atau jagoan yang sudah dilepas pakaiannya kemudian di beri udhet seperti kain untuk pegangan saat pertandingan berlangsung. Udhet tersebut dikenakan melingkari perut seperti memakai ikat pinggang. Setelah memenuhi syarat dalam 59 pertandingan maka orang tersebut sudah siap untuk melakukan pertandingan Pathol lihat gambar 1. Gambar 1. Pelandang yang sedang memakaikan udhet sayut dipinggang Pathol Foto. Ariyana Tri Wahyuni, 14 Oktober 2010 Petarung yang sudah siap sambil menunggu lawannya diajak menari oleh pelandang mengelilingi arena pertandingan. Tarian tersebut diartikan sebagai tantangan kepada lawan mainnya. Setelah lawan sudah siap maka petarungan pun dimulai tetapi sebelum masung jagoan bertarung terlebih dahulu mereka diajak menari oleh pelandang berkeliling arena dengan mengikuti iringan musik. Tarian sepasang petarung dan pelandang tersebut diartikan sebagai kesiapan bahwa masing-masing petarung siap bertarung untuk adu kekuatan. Bunyi gamelan berhenti itu pertanda kedua petarung siap dengan posisi masing-masing untuk bertarung lihat gambar 2. 60 Gambar 2. Pathol yang menang siap bertarung lagi dengan lawannya Foto. Ariyana Tri Wahyuni, 14 Oktober 2010 Posisi petarung yang akan dipertandingkan sangat menarik. Masing- masing petarung bersikap kuda-kuda, kedua tangan petarung saling memegang ikat pinggang udhet yang dikenakan lawan. Petarung mulai saling menunjukan kekuatannya. Mereka saling berusaha membanting lawan dengan kekuatan tangan yang hanya berpegang pada ikat pinggang. Selama pertandingan berlangsung kedua pelandang menari memberikan motivasi kepada jagoannya supaya mereka semangat dan menang. Iringan musik masih dipukul secara mengalun tidak berhenti-henti, suasana semakin tegang karena teriakan penonton yang menyemangati jagoannya lihat gambar 3. 61 Gambar 3. Pathol yang sedang bertarung Foto. Ariyana Tri Wahyuni, 14 Oktober 2010 Tata cara dalam pertandingan Pathol adalah apabila salah satu petarung jatuh atau dibanting maka petarung yang terjatuh tersebut dinyatakan kalah dan pertandingan untuk babak tersebut dinyatakan selesai. Petarung yang dinyatakan menang adalah petarung yang berhasil menjatuhkan lawannya. Dikatakan terjatuh jika punggung lawan sudah menyentuh pasir tanah tempat berlangsungnya Pathol. Apabila lawan terjatuh tetapi belum menyentuh pasir dan masih mampu bangun lagi, maka petarung tersebut masih berhak melanjutkan pertandingan, sebaliknya jika masing-masing petarung jatuh terbanting dan kedua punggung tidak menyentuh pasir maka pertandingan tersebut dianggap Kajang. Berarti pertandingan di ulangi lagi tidak ada yang menang atau kalah lihat gambar 4. 62 Gambar 4. Penampilan Pathol sarang dianggap Kajang Foto. Ariyana Tri Wahyuni, 14 Oktober 2010 Pertandingan yang berlangsung lama kadang-kadang disebabkan karena kedua petarung tidak ada yang dapat membanting lawan yang dihadapi. Kedua petarung sama-sama kuat dan apabila terjadi hal yang seperti itu pelandang berhak menghentikan pertandingan. Pertandingan yang berakhir dengan munculnya pemenang juga berlangsung sangat menarik. Petarung yang kalah langsung dibawa minggir dan keluar dari arena oleh pelandang masing-masing. Petarung yang menang juga langsung digandeng oleh pelandang diajak menari-nari dalam arena. Tarian kemenangan ini berarti sebagai bentuk tantangan baru bagi lawan yang kalah dan ingin memulai lagi pertandingan. Pertandingan akan dimulai lagi setelah ada lawan yang berani untuk mengalahkan pemenang. Pertandingan berlangsung seperti babak sebelumnya sampai ada yang menang atau kalah. Pertandingan tidak akan berhenti sampai ada 63 seseorang yang tidak terkalahkan. Pemenang terakhir dalam pertandingan tersebut dinamakan “Pathol”, namun apabila dalam pertandingan tidak ada yang menang atau kalah maka pertandingan tersebut dianggap Kajang atau keduanya sepakat untuk berhenti dan mengakhiri pertandingan yang dipimpin oleh Pelandang.

4.3.2 Pola atau Bagian Penampilan Pathol