Tabel 1. Keadaan Umum Kabupaten Situbondo
A. LUAS DARATAN
1.638,49 Km2
1. Pemukiman kampung 33,96 km2
2 .Persawahan 247,66 km2
3. Pertanian tanah kering 290,57 km2
4. Perkebunan 13,22 km2
5. Kawasan Hutan 734,36 km2
6. Tambak kolam 12,23 km2
7. Rawa Danau Waduk 1,22 km2
8. Tanah tandus Rusak 221,31 km2
9. Padang rumput 79,98 km2
10. Kebun campur 14,40 km2
B. WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
1. Pembantu Bupati 4
2. Kecamatan
17 3.
Perwakilan kecamatan
4 4.
Kelurahan 4
5. Desa
131 6.
Dusun 643
7. Rukun
Warga 1.229
8. Rukun
Tetangga 3.282
9. Lingkungan
21
Keterangan : - Tidak ada data Sumber : www. Situbondo.com.
I.2. Perumusan Masalah
Dengan adanya otonomi daerah, setiap daerah seharusnya dapat menggali dan mengembangkan potensi ekonomi wilayahnya untuk meningkatkan
pendapatan wilayah, namun masih banyak daerah-daerah yang belum memiliki sektor unggulan untuk peningkatan pendapatan daerah. Dalam hal ini kebijakan
pembangunan wilayah seharusnya memberi prioritas pengembangan pada sektor yang dapat menentukan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sementara itu
dalam menerapkan strategi pembangunan wilayah juga diharapkan dapat menentukan berbagai lokasi yang berpotensi untuk melaksanakan kegiatan
ekonomi tertentu Tarigan, 2002. Kabupaten Situbondo merupakan kabupaten yang tergolong masih banyak
menemui kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan sehingga menyebabkan realisasi pembangunan daerah masih jauh dari harapan. Oleh karena
itu diperlukan suatu strategi pembangunan yang terarah yang disesuaikan dengan potensi wilayahnya. Permasalahan yang dihadapi adalah tingginya angka
kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan yang cukup kompleks sebagai akibat berbagi keterbatasan yang dimiliki. Kemiskinan ditandai dengan kerentanan,
ketidakberdayaan, keterisolasian dan ketidakmampuan untuk memanfaatkan kesempatan ekonomi yang terbuka, terutama bagi mereka yang tertimpa
kemiskinan secara fungsional maupun struktural. Menurut hasil perhitungan BPS tercatat bahwa penduduk miskin di Kabupaten Situbondo sampai pada tahun 2003
masih tergolong tinggi, yaitu terdapat sekitar 177.624 jiwa atau 28,57 persen dari total penduduk Kabupaten Situbondo berada di bawah garis kemiskinan.
Tingginya jumlah pengangguran di Kabupaten Situbondo antara lain disebabkan oleh; rendahnya kualitas dan keterampilan tenaga kerja, terbatasnya
kesempatan kerja, investasi pemerintah dan swasta belum dapat menggerakkan perekonomian daerah, meningkatnya Pemutusan Hubungan Kerja PHK,
rendahnya kualitas lulusan Sekolah Menengah dalam menghadapi persaingan dunia kerja, terbatasnya jiwa kewirausahaan bagi angkatan kerja.
Secara umum keberadaan dan kelengkapan sarana prasarana pembangunan di wilayah Kabupaten Situbondo termasuk memadai, tetapi akses masyarakat
terhadap sarana prasarana tersebut masih sangat terbatas, terutama untuk masyarakat pedesaan. Ini disebabkan karena sebagian besar sarana prasarana
tersebut masih terakumulasi di daerah-daerah perkotaan seperti: Kota Situbondo, Panarukan, Panji sehingga daerah sentra produksi pertanian yang umumnya
berada di pedesaan cenderung mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan dari fasilitas-fasilitas tersebut, karena interaksinya sangat terbatas ke pusat-pusat
pelayanan tersebut. Hal ini kemudian berdampak pada terjadinya kesenjangan antar daerah perkotaan dan pedesaan sebagai daerah belakangnya.
Permasalahan yang coba diangkat dalam penelitian ini adalah : 1 Sektor apa yang menjadi basis ekonomi wilayah Kabupaten Situbondo dalam
memacu pembangunan ekonomi Propinsi Jawa Timur. 2 Bagaimana penyebaran sarana dan prasarana pembangunan di Kabupaten
Situbondo dalam hirarki pusat pertumbuhan dan pelayanan. 3 Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal berupa faktor-faktor
yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi Kabupaten Situbondo pembangunan sektor yang menunjang perekonomian
Kabupaten Situbondo. 4 Bagaimana merumuskan strategi pembangunan wilayah Kabupaten
Situbondo.
I. 3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian