Eufemisme dalam Penerapan Kebahasaan

14 kalimat 2 lebih halus, walaupun bentuknya ngoko. Hal ini menerangkan, bahwa eufemisme ternyata mencakup bentuk krama dan ngoko.

2.2.2.1 Eufemisme dalam Penerapan Kebahasaan

Manusia sangat intensif dalam menggunakan lambang-lambang untuk menyatakan sesuatu maksud kepada sesamanya. Finocchiaro 1974 dalam Alwasilah 1985:2 mendefinisikan, bahwa bahasa sebagai sistem simbol vokal yang arbitrer, memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi Alwasilah 1985:2. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa bahasa meliputi vokal, makna yang konvensional, komunikasi dan sistematik. Pendekatan terhadap bahasa bisa saja menganggapnya sebagai fenomena perorangan. Bila seseorang mengatakan, “Bahasanya kasar sekali” atau “Tutur katanya menyenangkan ” maka dia secara disadari atau tidak, memberikan pemerian atau menerangkan tingkah laku human behaviour orang lain. Manusia dalam kehidupan sehari-hari, berbicara, membaca, menulis, dan mendengarkan. Keempat ketrampilan tersebut bukan dihadiahkan begitu saja sejak lahir, melainkan harus dipelajari. Tiap orang pun berbeda-beda kemampuannya dalam ketrampilan berbahasa. Kemampuan berbahasa inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Kemampuan berbahasa harus dimiliki oleh setiap manusia, sebab hal ini mutlak Rachmanto 1995:21. Menurut Chomsky dalam Alwasilah 1985:7 15 dikatakan, bahwa kemampuan berbahasa adalah dasar bagi intelegensi manusia. Pendapat ini dapat diikuti karena memang hanya manusialah yang dapat berbahasa dan mengolahnya. Kemampuan berbahasa yang membedakan manusia mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan makhluk lainya. Akan tetapi kemampuan berbahasa tidak begitu saja dihadiahkan, melainkan harus dipelajari. Jadi pada garis besarnya, ragam harus merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Yaitu kemampuan mengolah kata-kata sedemikian rupa sehingga kata- kata yang dianggap kasar oleh masyarakat dapat digantikan dengan bentuk lain yang lebih halus sehingga pantas untuk dipakai.

2.2.2.2 Eufemisme ditinjau dari Segi Gaya Bahasa