Tunarungu Tunanetra Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

2.4 Anak Berkebutuhan Khusus

2.4.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda perkembangan fisik, mental, atau sosial dari perkembangan gerak anak – anak normal seperti pada umumnya, sehingga dengan kondisi tersebut memerlukan bantuan khusus dalam usahanya untuk mencapai tahap pekembangan gerak yang maksimal Dwi, dkk, 2012: 226. Anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang yang memiliki ciri-ciri penyimpangan fisik, mental, emosi atau tingkah laku yang membutuhkan pelayanan modifikasi dan pelayan khusus agar dapat berkembang secara maksimal. Anak berkebutuhan khusus meliputi tunarungu, tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, autis, Down Syndrome, kemunduran retardasi mental.

2.4.2 Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus meliputi tunarungu, tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, autis, Down Syndrome, kemunduran retardasi mental.

2.4.2.1 Tunarungu

Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik sebagian hard of hearing maupun seluruhnya deaf yang menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan sehari-hari Sutjihati, 2007: 94 Menurut Aqila Smart 2010: 34, ciri-ciri anak tunarungu adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan bahasanya terlambat; 2. Tidak bisa mendengar; 3. Lebih sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi; 4. Ucapan kata yang diucapkan tidak begitu jelas; 5. Kurang tidak menanggapi komunikasi yang dilakukan oleh orang lain terhadapnya; 6. Sering memiringkan kepala bila disuruh mendengar; 7. Keluar nanah dari kedua telinga; 8. Terdapat kelainan organ telinga; Menurut beberapa ahli dalam Aqila Smart 2010: 35, tunarungu dapat disebabkan oleh enam faktor: 1 keturunan; 2 penyakit bawaan dari pihak ibu; 3 komplikasi selama kehamilan; 4 radang selaput otak; 5 otitis media radang pada telinga tengah; 6 penyakit anak berupa radang atau luka. Namun, penyebab ketunarunguan paling banyak adalah keturunan dari pihak ibu dan komplikasi selama kehamilan.

2.4.2.2 Tunanetra

Tunanetra merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan. Pada dasarnya, tunanetra dibagi menjadi dua kelompok, yaitu buta total dan kurang penglihatan low vision. Buta total bila tidak dapat melihat dua jari di mukanya atau hanya melihat sinar atau cahaya yang lumayan dapat dipergunakan untuk orientasi mobilitas dan tidak bisa menggunakan huruf lain selain huruf braille. Sedangkan low vision adalah mereka yang bila melihat sesuatu, mata harus didekatkan, atau mata harus dijauhkan dari objek yang dilihatnya, atau mereka yang memiliki pandangan kabur ketika melihat objek. Untuk mengatasi permasalahan penglihatannya, para penderita low vision ini menggunakan kacamata atau kontak lensa Aqila Smart, 2010: 36. Tunanetra dapat disebabkan oleh faktor pre-natal bayi dalam kandungan dan post-natal setelah bayi dilahirkan. Pre-natal dapat dikarenakan keturunan dan gangguan pada pertumbuhan anak ketika dalam kandungan. Post-natal dapat dikarenakan kerusakan pada mata atau saraf mata ketika persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe ketika persalinan, dan kerusakan mata karena kecelakaan Aqila Smart, 2010: 41-44 .

2.4.2.3 Tunadaksa