Kerangka Pemikiran Perilaku Komunikasi Dalang Wayang Kulit Dalam memberikan Pesan Moral Kepada Penontonnya Di Kota Bandung

Sumber peneliti 2015 Dari gambar diatas dapat diungkapkan bahwa Perilaku Komunikasi Dalang Wayang Kulit Dalam Memberikan Pesan Moral Kepada Penontonnya Di Kota Bandung, adanya interaksi simbolik dimana adanya pertukaran simbol-simbol yang mengandung makna di dalamnya, simbol yang di maksud ada verbal dan non-verbal, meski tidak secara langsung pertukaran tersebut terjadi namun dalang jelas memberikan kedua simbol tersebut kepada penontonnya saat pagelaran wayang berlangsung. Adapun motif sang dalang saat mendalangai pagelaran wayang kulit dalam memberikan pesan moralnya baik dengan penggunaan bahasa atau pesan verbal maupun non verbal, motif menjadi salah satu kunci karena motif juga merupakan sebuah dorongan dan juga bisa jadi sebuah alas an seseorangan untuk mencapai tujuan, disini dalang mempunyai motif tertentu untuk memberikan pesan moral kepada para penntonnya dalam pagelaran waynag kulit. Adanya penggunaan komunikasi verbal dan non-verbal yang saling berintegrasi dengan motif, ketiganya berkaitan erat, pertama dengan penggunaan verbal, karena dalam pagelaran komunikasi verbal sangat dominan karena hampi setiap penonton mampu mencerna setiap komunikasi verbal yang di berikan oleh sang dalang, baik merupakan bahasa, kata-kata atu ucapan lisan yang merujuk kepada pesan atau maksud yang di berikan dalang kepada penontonnya. Meski begitu penggunaan komunikasi non-verbal tidak kalah penting, karena komunikasi non-verbal ini sebagaio salah satu penegas maupun pendamping komunikasi verbal, dengan itu komunikasi non-verbal jelas di perlukan apalagi sudah ada aturan khusus menganai komunikasi non-verbal tersebut dalam pagelaran pewayangan, baik dari pakaian, setting tempat, penggunaan alat atau media pendukung dalam paeglaran wayang ini. Oleh karena itu keduanya baik verbal dan non-verbal sangat di perlukan bagi sejalannya tujuan sang dalang dalam memberikan pesan moral kepada penontonnya dan sebagai alat diamana motof yang di maksud bisa berjalan dan mampu di lakukan. 1. KomunikasiVerbal Komunikasi Non Verbal adalah komunikasi yang pesannya berbentuk pesan verbal, yakni pesan yang berbentuk kata. Pesan verbal tersebut dapat dikomunikasikan secara tertulis verbalnon vokal dan dapat pula secara lisan verbalnon vokal. Proses komuniukasi mencakup pengiriman pesan pada sistem saraf seseorang kepada sisten saraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan sebuah makna yang serupa dengan yang ada dalam pikiran si pengirim. Pesan verbal melakukan hal tersebut melalui kata-kata, yang merupakan unsur dasar bahasa. Idealnya, bahasa merupakan instrument pikiran yang berharga, bahwa kadang-kadang bahasa mengganggu kemampuan berpikir kritis. 2. Komunikasi Non Verbal Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Pada dasarnya, komunikasi nonverbal memiliki beberapa fungsi, yakni menggantikan komunikasi verbal, menguatkan komunikasi verbal atau menentang komunikasi verbal. Jika sebuah komunikasi verbal, maka makna yang dihasilkannya cepat dan mudah dimengerti dan meningkatkan pemahaman. 3. Motif Motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku dikarenakan adanya kebutuhan –kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia. Motif juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas mengenai perilaku komunikasi dalang dalam memberikan pesan moral kepada penontonnya studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif mengenai perilaku komunikasi dalang dalam memberikan pesan moral kepada penontonnya maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Komunikasi verbal yang digunakan oleh dalang dalalm memberikan pesan moral kepada pemomtonya yaitu peneliti menemukan adanya perbedaan komunikasi verbal yang menjadi suatu kekhasan pada seorang dalang. Salah satunya adalah bahasa, dalam komunikasi verbal seorang dalang bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa, namun ke khasan dalang yang memberdakannya ada dalang yang menggunakan bahasa jawa sehari-hari dan ada dalang yang mengunakan bahasa jawa sastra,sansekerta bahkan bahasa sunda ini kembali kepada tujuan dan motif si dalang, bahwa ada yang ingin mudah di mengerti dan ada juga dalang yang mengikuti pakem atau tata cara dalang yang di anutnya. Bahasa verbal ini mempengaruhi outpun yang akan di berikan, bagaimana penontonnya menerima dan mencerna pesan moral itu sendiri. Penyampaian pesannyapun berbeda beda, memang universal penyampaianya yaitu menggunakan carita atau lakon yang akan di tampilkan, namun di dalmnya wayang memberikan sisipan-sisipan, proses juga adegan adegan tertentu dalam menyampaikan pesan moral tersebut. 2. Komunikasi non verbal yang digunakan oleh dalang adalah penggunaan bahasa tubuh untuk mevisualisasikan gerakan wayang untuk memberuikan kejelasan kepada penontonnya, memang yamg lebih banyak adalah tentang tatakrama serta kesopanan juga sebagai penegasan pesan moral itu sendiri, selain itu adanya orientasi ruang yaitu sebagai setting tempat dan penataan peagelaran didalamnya mengandung makan dan arti tersendiri mengapa Lalu penggunaan artefak disini maksudnya dalah benda benda sekitar dalang, baik wayangnya,alat music dan benda pendukung lainya diaman da makna yang tersirat dari benda benda tersebut guna memberika pesan moral keapda penontonnya. Dan yang terakhir adalah parabahsa taau vokalilka, intonasi dan nada suara sang dalang sebagi penegasan serta cara bisacar karakter wayang dalam pagealran wayang kulit ini parabahasa sebagai salah satu factor penting karena baik intonasi, cara berbicara, nada dan kejelasan berbicara sebagai contoh kepada penontonnya yang mengambarkan karakter dan watak si wayang itu sendiri. 3. Motif yang melatarbelakangi perilaku komunikasi seorang dalang yaitu motif dimana berupa because to motive adanya faktor pengalaman dan masa lalu, dimana masa lalu dalang yang selalu di berikan media pemeblajaran wayang oleh lingkungnya, dan juga cita-cita dalang sejak kecil yang memang ingin menjadi seorang dalang, serta pengaruh lahir dan berkembangnya dalang itu sendiri, serta in order to motive yaitu ingin melestarikan kebudayaan wayang ini sebagai counter terhadap budaya asing dan sebagai media pemeblajaran atau tuntunan, dan memberikan nilai-nilai kebaikan serta pesan moral yang jeals kepada penontonnya agar penonton mampu mencontoh dan mengaplikasikan di kehidupan sosialnya, dengan itu dalang berkeinginan bahwa masyarkat memiliki moral yang baik dnegn mencontoh wayang. 4. Perilaku komunikasi dalang, dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal.. Akan tetapi, peneliti juga beranggapan bahwa perilaku komunikasi dalang ini bukan hanya dikarenakan terjadinya suatu proses komunikasi verbal maupun nonverbalnya. Peneliti melihat adanya motif yang menjadi bagian yang memiliki pengaruh besar sehingga adanya perilaku seorang dalang ini. Berdasarkan hal tersebut, bahwa adanya motif yang dimiliki oleh seorang dalang ini yang dapat melatari perilaku komunikasi seorang dalang dalam memberikan pesan moral kepada penontnya , karena motif merupakan suatu bentuk dorongan manusia untuk bertindak sehingga dapat melatari perilaku komunikasi.

Dokumen yang terkait

Pandangan Dalang Tentang Wayang Kulit Purwa sebagai Media Kritik Sosial Politik. (Studi pada Dalang Wayang Kulit seMalang Raya).

0 9 20

Wayang kulit sebagai media dakwah : studi pada wayang kulit dalang ki sudardi di desa pringapus semarang

3 66 101

Imbauan Pesan Humor Akun Twitter @CAPRUKBDG dalam Penyampaian Pesan Kepada Followers-nya di Kota Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Imbauan Pesan Humor Akun Twitter @CAPRUKBDG dalam Penyampaian Pesan Kepada Followers-nya di Kota Bandung

0 6 1

Peranan HUmas Pemerintah Kota Bandung Dalam Memberikan Informasi Kepada Wartawan

3 21 108

PESAN-PESAN MORAL PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Pesan-Pesan Moral Pada Pertunjukan Wayang Kulit (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Bawono di Desa Harjo Win

0 4 17

PENDAHULUAN Pesan-Pesan Moral Pada Pertunjukan Wayang Kulit (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Bawono di Desa Harjo Winangun, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan dalam Acara Bersih Desa).

0 1 8

\PESAN-PESAN MORAL PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Pesan-Pesan Moral Pada Pertunjukan Wayang Kulit (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Bawono di Desa Harjo Winangun

0 1 14

KRITIK SOSIAL DAN PESAN MORAL LEWAT PEMENTASAN WAYANG KULIT LAKON BIMA SUCI DALANG Kritik Sosial dan Pesan Moral Lewat Pementasana Wayang Kulit Lakon Bima Suci Dalang Ni Paksi Rukmawati (Pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah Acara R

0 1 16

PELATIHAN SEKAR DALANG WAYANG GOLEK DI PAGURON MUNGGUL PAWENANG KOTA BANDUNG.

2 66 69

KOMUNIKASI DALANG DALAM PERTUNJUKAN WAYANG GOLEK.

0 0 2