115
Bab 7 Ekspor dan Impor
Komoditas ekspor Indonesia sesungguhnya ada yang memiliki keunggulan hampir mutlak. Hal ini dikarenakan komoditas
tersebut hanya diproduksi oleh 2 atau 3 negara saja. Sebagai contoh komoditas karet alam hanya dihasilkan 2 negara saja
yaitu Indonesia dan Malaysia. Jika kedua negara ini dapat bersatu dalam pemasaran internasional maka Indonesia maupun
Malaysia akan mampu memegang peranan yang menentukan sebagai pemasok utama karet alam dunia. Begitu pula kayu
tropis. Indonesia merupakan produsen utama di kawasan ini yang hanya disaingi oleh Sabah dan Serawak.
Jika kita melihat ternyata Indonesia termasuk negara yang memiliki keunggulan komoditas dibanding dengan negara lainnya.
Tetapi mengapa justru dalam kenyataan komoditas tersebut memiliki kedudukan yang sangat lemah. Hal ini dikarenakan
negara konsumen justru yang berperan dalam menentukan pasaran karet, bukan negara penghasil komoditasnya.
Secara garis besar terdapat tiga hambatan pokok dalam pemasaran komoditas negara Indonesia yaitu:
a. Daya saing yang rendah dalam harga dan waktu
penyerahannya. Kita masih belum mampu bersaing dalam hal harga. Hal ini dikarenakan biaya produksi untuk membuat
barang yang akan diekspor terlalu tinggi. Adanya kelambatan dalam hal penyerahan komoditas dikarenakan adanya
peraturan yang sangat ketat sehingga mempersulit para eksportir mengirim barangnya.
b. Masih terdapat anggapan bahwa daya saing merupakan
masalah eksportir. Jika semua sektor mendukung seperti sektor perdagangan, sektor perhubungan, maupun sektor
perbankan maka para eksportir akan lebih mudah bersaing karena mendapat dukungan dari berbagai pihak.
c. Saluran pemasaran tidak berkembang di Luar Negeri. Ujung
tombak perdagangan adalah bidang pemasaran, jika pemasaran tidak mampu berkembang di luar negeri maka
perdagangan ekspor ini juga akan melemah.
2. Kedudukan Komoditas Negara Indonesia
116
Ilmu Pengetahuan Sosial 6
Pada Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 10MPPSKI1996 barang ekspor digolongkan dalam empat
kelompok berikut ini.
a. Barang yang Diatur Tata Niaga Ekspornya
Barang-barang ini meliputi tekstil dan produk tekstil, kerajinan rotan, kayu dan produk kayu, barang hasil industri dan kerajinan
kayu cendana, kopi, dan cengkih.
b. Barang yang Diawasi Ekspornya
Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk. Adapun barang- barang yang diawasi ekspornya adalah:
1 Kacang kedelai, pecah atau utuh. 2 Padi dan beras.
3 Tepung gandum, tepung beras, tepung jagung, dan tepung gandum hitam.
4 Tepung halus dan tepung kasar dari kacang kedelai. 5 Gula tebu atau bit dalam bentuk padat.
6 Ternak hidup seperti sapi dan kerbau. 7 Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi secara
terbatas. 8 Jenis hasil perikanan dalam keadaan hidup.
9 Inti kelapa sawit. 10 Pupuk urea.
11 Emas dan perak dalam berbagai bentuk. 12 Minyak dan gas bumi.
13 Timah.
c. Barang-barang yang Dilarang untuk Diekspor
Barang yang dilarang ekspornya adalah barang-barang yang tidak boleh diekspor. Adapun yang termasuk golongan ini adalah:
1 Jenis ikan arwana, benih ikan sidat, ikan hias air tawar botia
macracanthu ukuran di atas 15 cm, udang galah udang air tawar di bawah ukuran 8 cm, udang penaeidae.
3. Pengelompokan Barang Ekspor
Sumber: Dok. Penerbit
Gambar 7.4 Kerajinan rotan
sebagai komoditi ekspor