ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah menggunakan autoklaf, sedangkan jika tanpa uap air
disebut sterilisasi kering menggunakan oven. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dilakukan praktikum “Persiapan Media dan Sterilisasi.
2.2. Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum praktikum ini adalah untuk mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikrorganisme, mengetahui jenis medium, dan
mengetahui cara mensterilkan medium. .
II. TINJAUAN PUSTAKA
Media PDA Potato Dextrose Agar merupakan medium semisintetik. Media merupakan tempat dimana terjadi perkembangan organism. Organisme
menyerap karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah dicampur. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kentang harus dipotong dadu,
agar karbohidrat di kentang dapat di kelar dan menyatu dengan air sehingga menjadi kaldu. Semakin kecil permukaan maka semakin besar daya osmosisnya
Risda, 2007. Pembuatan media atau persiapan media digunakan untuk menumbuhkan
jamur maupun bakreri yang akan dibiakan dengan memperhatikan unsur atau zat hara serta lingkungannya yang nantinya mampu memperlambat pertumbuhan dari
biakan yang murni atau mikroorganisme Waluyo, 2011. Agar-agar mengandung karbohidrat. Mengenyangkan dan menyegarkan
bila disajikan dalam keadaan dingin, agar-agar bagus untuk usus karena mengandung serat. Bermanfaat bagi penderita hipertensi, kolestrol, dan diabetes,
membuatnya juga mudah Bagus, 2010. Pada umumnya proses sterilisasi menggunakan autoklaf untuk
dekontaminasi dimana dekontaminasi adalah proses sterilisasi semua hasil analisa yang tumbuh pada media. Bahwa proses sterilisasi diperpanjang dengan waktu
30 menit pada suhu 121 derajat celcius, ada pula sterilisasi atau dekontaminasi dilakukan selama 20 menit pada suhu 121 derajat celcius dan 10 menit pada suhu
126 derajat celcius Dwidjoseputra, 2005
.
Metode sterilisasi secara fisik dapat dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat suhu yang tinggi atau tekanan yang tinggi.
Cara kerja dari panas tersebut, bahwa panas membunuh mikroba karena mendenaturasi protein, terutama enzim dan membran sel. Panas kering
membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh panas kering tidak sebaik panas basah. Hal ini dibuktikan dengan memasukkan biakan
mikroba dalam air mendidih akan cepat mematikan daripada dipanasi secara kering Waluyo, 2005.
III. METODE PRAKTIKUM