Tabel 3. Pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Muara Enim yang Masih Menunggu SK Kemenhukum dan HAM Sebagai Pemangku
PPNS-LLAJ
NO PANGKAT GOLONGAN
PENDIDIKAN KETERANGAN
1 Penata IIIc
Strata 1 Calon PPNS
2 Penata IIIc
Strata 1 Calon PPNS
3 Penata Muda IIIa
Strata 1 Calon PPNS
4 Penata Muda Tk. I IIIb
Strata 1 Calon PPNS
Sumber : Bidang Pengendalian Operasional Tahun 2012
D. Gambaran Retribusi Parkir Kabupaten Muara Enim
Sesuai dengan peraturan daerah kabupaten Muara Enim nomor 11 tahun 2010 tentang retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, di jelaskan bahwa
retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Dearah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi ini terbagi menjadi dua, yaitu Retribusi
Jasa Umum dan Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum yang selanjutnya disebut Retribusi Parkir. Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan
yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Sedangkan Retribusi Parkir adalah pembayaran atas pelayanan penggunaan tempat parkir Di Tepi Jalan Umum yang ditetapkan oleh Bupati.
Retribusi merupakan salah satu penghasilan daerah selain pajak daerah. Retribusi juga memberikan sumbangan finansial yang cukup signifikan
terhadap pendapatan asli daerah. Artinya, semakin besar pendapatan yang
diperoleh dari retribusi maka akan semakin besar pula dampak finansialnya terhadap PAD. Salah satu retribusi yang potensial terhadap penghasilan daerah
dari retribusi adalah retribusi parkir. Pada peraturan pemerintah daerah nomor 11 tahun 2010, dijelaskan bahwa parkir adalah keadaan kendaraan berhenti
atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Tempat parkir adalah tempat yang berada di tepi jalan umum tertentu yang ditetapkan oleh Bupati sebagai tempat
parkir kendaraan bermotor atau kendaraan bermotor. Sedangkan yang dimaksud wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
peraturan perundang- undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
Retribusi parkir dipungut setiap kali kendaraan tersebut parkir di tempat parkir. Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan. Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati
Nomor 11 tahun 2010, dalam hal ini yang diberi tanggung
jawab adalah Dinas Perhubungan atau pihak lainnya yang mempunyai Badan Hukum.
Pihak yang sudah disepakati sebagai wajib retribusi mempunyai konsekuensi apabila tidak menjalankan kewajibannya. Wajib retribusi yang tidak
melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam dengan ancaman pidana denda sebesar 4 kali retribusi terutang. Tindak pidana
tersebut adalah pelanggaran yang wajib membayar denda, dan denda tersebut di setor ke rekening kas daerah.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Perencanaan Pemungutan Retribusi Parkir