Evaluasi Pemungutan Retribusi Parkir Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan ( Studi Pada Dinas Perhubungan Kota Medan )

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era otonomi daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia sejak 1
Januari 2001 menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari sumber penerimaan yang
dapat membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Setiap daerah tersebut
mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat.Untuk menyelenggarakan pemerintah tersebut, daerah berhak mengenakan
pungutan terhadap masyarakat.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah adalah salah satu
landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Dalam undang-undang ini
disebutkan bahwa pengembangan otonomi pada daerah kabupaten dan kota diselenggarakan
dengan memperhatikan prinsip-perinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan
keadilan, serta memperhatikan potensi dan keaneka-ragaman Daerah. (Mardiasmo 2004 : 8)
Pembiayaan pemerintah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan
senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat diandalkan.Kebutuhan ini semakin
dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, yaitu
mulai tanggal 1 Januari 2001.Dengan adanya otonomi, daerah dipacu untuk lebih berkreasi
mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah.
(Siahaan, 2010)


14
Universitas Sumatera Utara

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 dalam Bab XI Pasal 285, mengemukakan
sumber pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah selanjutnya disebut ( PAD )
yaitu ;
1. Pajak daerah
2. Retribusi daerah
3. Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Berdasarkan Undang-Undang diatas dalam rangka melaksanakan pembangunan
daerah Kabupaten atau Kota mengoptimalkan dan meningkatkan penerimaan dari sumbersumber pendapatan daerahnya yang antara lain berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah.
Salah satunya adalah retribusi daerah dalam bentuk retribusi parkir.
Kota Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga berusaha untuk terus
melakukan pembangunan terhadap daerahnya dengan tidak hanya bergantung pada anggaran
pemerintah pusat. Hal ini dapat dilihat dari upaya yang terus dilakukan pemerintah kota
Medan untuk meningkatkan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Retribusi Daerah menjadi salah satu jenis PAD yang memberi kontribusi cukup
besar.Diantara retribusi daerah yang ada, retribusi parkir merupakan sumber pendapatan di

Kota Medan dalam hal ini dikelola Dinas Perhubungan Kota Medan. Kemudian untuk dapat
mencapai kenaikan target PAD tahun 2015 maka Pemerintah Kota (Pemko) Medan
mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 50 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perda Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pajak Retribusi Perparkiran, yang telah disahkan sejak
awal 2014.

15
Universitas Sumatera Utara

Retribusi Parkir merupakan salah satu jenis retribusi yang memiliki potensi cukup
tinggi untuk ditingkatkan penerimaannya.

Namun dalam kenyataannya, kontribusi

penerimaan Retribusi parkir kota Medan bisa dikatakan masih belum maksimal. Berdasarkan
data laporan penerimaan PAD yang diterima BPKD dari Dinas Perhubungan (Dishub),
perolehan PAD dari sektor parkir tepi jalan umum tahun 2014 hanya Rp12 miliar, atau tidak
sampai separuh dari target yang ditetapkan sebesar Rp23 miliar.Begitu juga tahun
sebelumnya, perolehan PAD yang didapat hanya sekitar Rp12 miliar.Anggota Komisi D
DPRD Kota Medan, Muhammad Nasir mengungkapkan jumlah pendapatan tidak berbanding

lurus dengan jumlah pertambahan kendaraan. Jumlah kendaraan terus bertambah, tapi
retribusi yang didapat tidak bertambah-tambah.Bila dilihat dari potensi, jumlah kendaraan,
dan surat perintah tugas (SPT) yang dikeluarkan, capaian tersebut jelas jauh dari kata
memuaskan. Muhammad Nasir menilai, sejak urusan perparkiran diserahkan dari Badan
Pengelolaan Perparkiran ke Dishub, pengutipan retribusi dan penataan parkir memang tidak
maksimal.Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan di lapangan.
Dengan keluarnya perwal tersebut diharapkan penerimaan dari retribusi parkir dapat
meningkat karena Pemko Medan sudah bisa memungut tarif parkir dengan tarif baru di
sejumlah titik yang telah ditetapkan sebagai zona parkir resmi.Sebagai informasi, berdasarkan
Perda No 2 tahun 2014 retribusi perparkiran terbaru kenaikan tarif untuk parkir kelas II,
sepeda motor dari Rp 300 menjadi Rp 1.000. Untuk mobil, minibus dan pick-up di kelas II
dari Rp 1.000 menjadi Rp 2.000. Sedangkan tarif parkir kelas I sepeda motor dari Rp 1.000
menjadi Rp 2.000, mobil pick-/up dan minibus dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000.
Tarif atau zona parkir ini dianggap resmi sebagai perparkiran yang dikelola Pemko
Medan apabila petugas parkir memberi karcis sebagai alat bukti parkir kepada pemilik
kendaraan.Namun yang sering menjadi kendala dilapangan adalah maraknya kemunculan
juru parkir liar. Jika petugas parkir tidak memberikan karcis, bisa dipastikan itu adalah parkir
16
Universitas Sumatera Utara


liar atau juru parkir jadi-jadian. Setelah terbitnya Peraturan Waliota (Perwal) Nomor 50 tahun
2014 tentang pelayanan parkir tepi jalan umum dan penyelenggaraan perparkiran, ternyata
masyarakat masih diresahkan dengan ketidaktransparan dan dugaan pungli petugas parkir.
Pasalnya, masih sangat banyak petugas parkir yang tidak memakai seragam dan tidak
memberikan karcis saat mengutip uang parkirnya. Sehingga retribusi parkir saat ini menjadi
ajang korupsi terbuka dan terang-terangan yang akan berpengaruh pada jumlah penerimaan
yang diperoleh.
Masalah yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kota Medan juga dihadapi oleh
beberapa Pemerintahan Daerah lainnya yang ada di Indonesia.Contohnya saja di Kota
Magelang.Setelah melakukan evaluasi terhadap masalah retribusi parkir tersebut, fakta
dilapangan mengatakan bahwa kendala dalam menjalankan pemungutan retribusi parkir
dikota Magelang salah satunya adalah petugas parkir di Kota Magelang belum cukup secara
kuantitas maupun kualitas untuk menangani tugas/target yang telah ditetapkan Pemerintah
Daerah. (Sheila Ratna : 2013)
Berbeda dengan Kota Megelang.Kota Surakarta setelah melakukan evaluasi terhadap
pemungutan retribusi parkir yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Surakarta ada
beberapa masalah yang terjadi dilapangan.Salah satunya adalah terbatasnya jumlah tenaga
fiskus.Pihak fiskus dalam hal ini pihak personil DPPKA Kota Surakarta sangat terbatas
jumlahnya, terutama personil untuk melakukan pengawasan langsung ke wajib pajak. (Olivia
Vanda : 2014)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Evaluasi Pemungutan Retribusi Parkir
dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan “

17
Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya suatu penelitian dan
untuk lebih memudahkan penelitian nantinya. Hal ini senada dengan pendapat “Agar
penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka penulis merumuskan masalahnya
sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa” (Arikunto,
1998:17)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan
masalah sebagai berikut :“Bagaimana evaluasi pemungutan retribusi parkir dalam upaya
meningkatkan pendapatan asli daerah kota Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dituliskan di atas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untukmengevaluasi pemungutan retribusi parkir dalam upaya
meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk menambah dan meningkatkan
cara

berpikir

positif

serta

mengembangkan

kemampuan

menganalisa

permasalahan yang dihadapi di lapangan.
2. Bagi Fisip USU, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi bagi
mahasiswa yang tertarik dalam bidang ini.

3. Bagi Dinas Perhubungan Kota Medan, dapat memberikan masukan dan saransaran dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

18
Universitas Sumatera Utara

1.5 Sistematika Penulisan
BAB I

: PENDAHULUAN
Memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, sistematika
laporan.

BAB II

: METODE PENELITIAN
Meliputi alasan menggunakan metode penelitian, tempat penelitian,
instrumen penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisi data


BAB III

: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Meliputi sejarah, tugas dan fungsi setiap pejabat fungsional dan struktural

BAB IV

: PENYAJIAN DATA
Bab ini berisi tentang hasil pengumpulan data di lapangan. Dalam bab ini
akan dipaparkan atau dicantumkan semua data yang diperoleh dari lapangan
atau dari lokasi penelitian selama proses penelitian

BAB V

: ANALISIS DATA
Data-data yang telah diperoleh di lapangan kemudian diolah dengan
interpretasi ilmiah secara Deskriptif Kualitatif

BAB V


: PENUTUP
Merumuskan beberapa kesimpulan dan saran-saran dari hasil-hasil

19
Universitas Sumatera Utara