Oleh karena itu menurut Saiful Mujani
25
, seorang pemilih akan cenderung memilih  parpol  atau  kandidat  yang  berkuasa  di  pemerintahan  dalam  pemilu
apabila  merasa  keadaan  ekonomi  rumah  tangga  pemilih  tersebut  atau  ekonomi nasional pada saat itu lebih baik dibandingkan dari tahun sebelumnya, sebaliknya
pemilih akan menghukumnya dengan tidak memilih jika keadaan ekonomi rumah tangga  dan  nasional  tidak  lebih  baik  atau  menjadi  lebih  buruk. Pertimbangan  ini
tidak hanya terbatas pada kehidupan ekonomi, melainkan juga kehidupan politik, sosial,  hukum  dan  keamanan.  Menurutnya  dalam  mengevaluasi  kinerja
pemerintah, media massa terutama  yang massif seperti televisi memiliki peranan yang  sangat  menentukan.  Melalui  informasi  yang  berasal  dari  media  massa,
seorang  pemilih  dapat  menilai  apakah  kinerja  pemerintah  sudah  maksimal  atau malah jalan ditempat.
1.6.3 Teori Partai Politik
Partai  politik  adalah  organisasi  yang  beroperasi  dalam  sistem  politik.  Dan partai  politik  juga  dianggap  sebagai  perwujudan  atau  lambang  dari  negara
modern.  Maka  tak  heran  bila  hampir  semua  negara  demokrasi  maupun  negara komunis, negara maju maupun negara berkembang memiliki partai politik.
Partai  Politik  dilihat  sebagai  sebuah  “autonomous  Groups  that  make nominations and contest elections in the hope of eventually gaining and exercise
control  the  personnel  and  policies  of  goverment”  Kelompok  Otonom  yang membuat  nominasi  dan  pemilihan  umum  dengan  harapan  mendapatkan  dan
25
Saiful  Mujani,  Penjelasan  Aliran  dan  Kelas  Sosial  sudah  tidak  memadai,  dalam http:islamlib.com?page.php?page=articleid=703
Universitas Sumatera Utara
menjalankan  kontrol  individu  dan  kebijakan  pemerintah  dalam  konteks  ini, mereka  melihat  bahwa  tujuan  utama  dibentuknya  partai  politik  adalah
mendapatkan kekuasaan dan melakukan kontrol terhadap orang-orang yang duduk dalam  pemerintahan  sekaligus  kebijakannya,  partai  politik  sangat  terkait  dengan
kekuasaannya    untuk  membentuk  dan  mengontrol  kebijakan  publik.  Selain  itu, partai politik juga diharapkan untuk independen  dari pengaruh pemerintah . hal in
i tentunya menyiratkan tujuan agar partai politik bisa mengkritisi setiap kebijakan dan tidak tergantung pada pemerintah yang dikritisi.
26
La  Palombara  dan  Weiner  1966  mengidentifikasi  empat  karakteristik  dasar yang  menjadi  ciri  khas  organisasi  yang  dikategorikan  sebagai  partai  politik.
Kriteria  mereka  sangat  populer  dewasa  ini  untuk  melakukan  studi  komparatis politis keempat karakteristik dasar partai politik adalah sebagai berikut :
1.  Organisasi  jangka  panjang.  Organisasi  partai  poltik  harus  bersifat  jangka panjang, diharapkan terus hadir meskipun pendirinya sudah tidak ada lagi.
Partai  politik  bukan  sekedar  gabungan    dari  para  pendukung  yang  setia mendukung  dengan  kharismatik.  Partai  politik  hanya  akan  berfungsi
dengan  baik  sebagai  organisasi  ketika  ada  sistem  dan  prosedur  yang mengatur aktivitas organisasi dan ada mekanisme suksesi yang menjamin
keberlangsungan partai politik untuk waktu yang lama. 2.  Struktur  Organisasi  .  Partai  politik  hanya  akan  dapat  menjalankan  funsi
politiknya  apabila  didukung  oleh  struktur  organiasasi  ,  mulai  dari  tingkat
26
Ibid.,Hal.85.
Universitas Sumatera Utara
lokal  sampai  nasional  dan  ada  pola  interaksi  yang  teratur  diantara keduanya. Partai  politik  kemudian dilihat sebagai  sebuah organisasi  yang
meliputi  suatu  wilayah  teritorial  serta  dikelola  secara  prosedural  dan sistematis.  Struktur  organisasi  partai  politik  yangs  sistematis  dapat
menjamin  aliran  informasi  dari  bawah  keatas  maupun  dari  atas  kebawah, sehingga  nantinya  akan  meningkatkan  efisensi  serta  efektifitas  fungsi
kontrol dan koordinasi. 3.  Tujuan  Berkuasa,  Partai  politik  didirikan  untuk  mendapatkan  dan
mempertahankan  kekuasaan  ,  baik  dilevel  lokal  maupun  nasional.  Siapa yang  memimpin  negara,  profinsi  atau  kabupaten.  Pertanyaan-pertanyaan
inilah  yang  melatar  belakangi  lahirnya  partai  politik.  Ini  pula  yang membedakan  antara  partai  politik    dengan  bentuk  kelompok  kepentingan
dan grup yang terdapat dalam masyarakat seperti perserikatan,asosiasi dan ikatan.
4.   Dukungan  publik  luas  adalah  cara  untuk  mendapatkan  kekuasaan.  Partai politik  perlu  mendapatkan  dukungan  luas  dari  masyarakat.  Dukungan
inilah  yang  menjadi  sumber  legitimasi  untuk  b  erkuasa.  Karakteristik  ini menunjukan  bahwa  partai  politik  harus  mampu  diterima  oleh  mayoritas
masyarakat  dan  sanggup  memobilisasi  sebanyak  mungkin  elemen masyarakat.  Semakin  besar  dukungan  publik  yang  didapatkan  partai
politik, semakin besar juga legitimasi yang diperolehnya.
27
27
Firmanzah,Op.,Cit., Hal.67-68
Universitas Sumatera Utara
Sebuah definisi klasik mengenai partai politik diajukan Edmund Burke pada tahun 1839 dalam tulisannya:
Thuoughts  on  the  Cause  of  the  Present  Disconents.  Burke  menyatakan bahwa,  party  is  a  body  of  men  united,  for  promoting  by  their  joint
endeavors  the  national  interest,  upon  some  particular  principle  upon which they are all agreed. partai politik adalah lembaga yang terdiri atas
orang-orang  yang  bersatu,  untuk  mempromosikan  kepentingan  nasional bersama-sama,  berdasar  pada  prinsip-prinsip  dan  hal-hal  yang  mereka
setujui
28
Selain Burke, Carl Friedrich mengajukan pengertiannya tentang partai politik, yakni  partai  politik  sebagai  kelompok  manusia  yang  terorganisasi  secara  stabil
dengan  tujuan  untuk  merebut  atau  mempertahankan  kekuasaan  dalam pemerintahan  bagi  pemimpin  materil  dan  ide  kepada  anggotanya.  Sementara  itu
Soltau  menjelaskan  partai  politik  sebagai  yang  sedikit  banyak  terorganisasikan, yang  bertindak  sebagai  suatu  kesatuan  politik,  dan  memanfaatkan  kekuasaannya
untuk kebijakan umum yang mereka buat.
29
Fungsi  utama  partai  politik  ialah  mencari  dan  mempertahankan  kekuasaan guna  mewujudan  program-program  yang  disusun  berdasarkan  ideologi  tertentu.
Berikut ini dikemukakan sejumlah fungsi partai politik: a.
Sosialisasi Politik
28
Seta Basri, 2010, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta :  Pustaka Indonesia, Hal.117
29
Ramlan Surbakti. Op.Cit., Hal. 148
Universitas Sumatera Utara
Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota  masyarakat.  Melalui  proses  sosialiasasi  politik  inilah  para  anggota
masyarakat  memperoleh  sikap  dan  orientasi  terhadap  kehidupan  politik  yang berlangsung  dalam  masyarakat.  Proses  ini  berlangsung  seumur  hidup  yang
diperoleh baik secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun  secara  tidak  sengaja  melalui  kontak  dan  pengalaman  sehari-hari,  baik
dalam kehidupan keluarga dan tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat. b.
Rekrutmen Politik Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan
seseorang  atau  sekelompok  orang  untuk  melaksanakan  sejumlah  peranan  dalam sistem  politik  pada  umumnya  dan  pemerintahan  pada  khususnya.  Fungsi  ini
semakin  besar  porsinya  manakala  partai  politik  itu  merupakan  partai  tunggal seperti  dalam  sistem  politik  totaliter,  atau  manakala  partai  ini  merupakan  partai
mayoritas  dalam  badan  perwakilan  rakyat  sehingga  berwenang  membentuk pemerintahan  dalam  sistem  politik  demokrasi.  Fungsi  rekrutmen  merupakan
kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan kekuasaan. Selain itu, fungsi rekrutmen politik sangat penting bagi kelangsungan sistem politik sebab tanpa elit
yang mampu melaksanakan peranannya, kelangsungan hidup  sistem politik akan terancam.
c. Partisipasi Politik
Universitas Sumatera Utara
Partisipasi  politik  ialah  kegiatan  warga  negara  biasa  dalam  mempengaruhi proses  pembuatan  dan  pelaksanaan  kebijaksanaan  umum  dan  dalam  ikut
menentukan  pemimpin  pemerintahan.  Kegiatan  yang  dimaksud  antara  lain mengajukan  tuntutan,  membayar  pajak,  melaksanakan  keputusan,  mengajukan
kritik  dan koreksi  atas pelaksanaan suatu kebijakan umum, dan mendukung  atau menentang  calon  pemimpin  tertentu,  mengajukan  alternatif  pemimpin,  dan
memilih  wakil  rakyat  dalam  pemilihan  umum.  Dalam  hal  ini,  partai  politik mempunyai  fungsi  untuk  membuka  kesempatan,  mendorong,  dan  mengajak  para
anggota  dan  anggota  masyarakat  yang  lain  untuk  menggunakan  partai  politik sebagai  saluran  kegiatan  mempengaruhi  proses  politik.  Jadi,  partai  politik
merupakan wadah partisipasi politik. d.
Agregasi Kepentingan Dalam  masyarakat,  terdapat  sejumlah  kepentingan  yang  berbeda  bahkan
acapkali  bertentangan,  seperti  antara  kehendak  mendapatkan  keuntungan sebanyak-banyaknya  dan  kehendak  untuk  mendapatkan  barang  dan  jasa  dengan
harga  murah  tetapi  mutu;  antara  kehendak  untuk  mencapai  efisiensi  dan penerapan  teknologi  yang  canggih,  tetapi  memerlukan  tenaga  kerja  yang  sedikit,
dengan  kehendak  untuk  mendapatkan  dan  mempertahankan  pekerjaan.Untuk menampung  dan  memadukan  berbagai  kepentingan  yang  berbeda  bahkan
bertentangan, maka partai politik dibentuk. e.
Komunikasi Politik
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi politik ialah proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah  kepada  masyarakat  dan  dari  masyarakat  kepada  pemerintah.  Dalam
hal  ini  partai  politik  berfungsi  sebagai  komunikator  politik  yang  tidak  hanya menyampaikan  segala  keputusan  dan  penjelasan  pemerintah  kepada  masyarakat
sebagaimana  diperankan  oleh  partai  politik  dinegara  totaliter  tetapi  juga menyampaikan  aspirasi  dan  kepentingan  berbagai  kelompok  masyarakat  kepada
pemerintah. Keduanya dilaksanakan oleh partai-partai politik dalam sistem politik demokrasi.
Dalam  melaksanakan  fungsi  ini  partai  politik  tidak  langsung  menyampaikan informasi  dari  pemerintah  kepada  masyarakat  atau  dari  masyarakat  keperintah,
tetapi  merumuskan  sedemikian  rupa  sehingga  penerima  informasi  dapat  dengan mudah memahami dan kemudian memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
f. Pengendalian Konflik
Konflik  yang  dimaksud  disini  adalah  dalam  arti  luas,  mulai  dari  perbedaan pendapat  sampai  pada  pertikaian  fisik  antar  individu  atau  kelompok  dalam
masyarakat.  Dalam  negara  demokrasi,  setiap  warga  negara  atau  kelompok masyarakat  berhak  menyampaikan  dan  memperjuangkan  aspirasi  dan
kepentingannya sehingga konflik merupakan gejala yang sukar dielakkan. Partai  politik  sebagai  salah  satu  lembaga  demokrasi  berfungsi  untuk
mengendalikan  konflik  melalui  cara  berdialog  dengan  pihak-pihak  yang berkonflik,  menampung  dan  memadukan  berbagai  aspirasi  dan  kepentingan  dari
Universitas Sumatera Utara
pihak-pihak  yang  berkonflik  dan  membawa  permasalahan  kedalam  musyawarah badan  perwakilan  rakyat  untuk  mendapatkan  penyelesaian  berupa  keputusan
politik. g.
Kontrol Politik Kontrol politik ialah kegiatan untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan, dan
penyimpangan dalam isi suatu kebijakan atau dalam pelaksanaan kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam melakukan suatu kontrol politik
atau  pengawasan,  harus  ada  tolok  ukur  yang  jelas  sehingga  kegiatan  itu  bersifat objektif.
Tolok ukur suatu kontrol politik berupa nilai-nilai politik yang dianggap ideal dan baik  yang dijabarkan kedalam berbagai kebijakan atau peraturan perundang-
undangan.  Tujuan  kontrol  politik  adalah  meluruskan  kebijakan  atau  pelaksanaan kebijakan  yang  menyimpang  dan  memperbaiki  yang  keliru  sehingga  kebijakan
dan  pelaksanaannya  sejalan  dengan  tolok  ukur  tersebut.  Fungsi  kontrol  ini merupakan  salah  satu  mekanisme  politik  dalam  sistem  politik  demokrasi  untuk
memperbaiki dan memperbaharui dirinya secara terus menerus.
30
Setiap  partai  politik  memiliki  karakteristik  yang  berbeda.  Menurut  Richard S.Katz ada beberapa tipologi partai politik:
30
Ramlan Surbakti. Ibid. Hal. 149-154
Universitas Sumatera Utara
1.Partai Elit Partai  jenis  ini  berbasis  lokal,  dengan  sejumlah  elit  inti  yang  menjadi  basis
kekuatan    partai.  Dukungan  bagi  partai  elit  ini  bersumber  pada  hubungan  client anak  buah  dari  elit-elit  yang  duduk  di  partai  ini.  Biasanya,  elit  yang  duduk  di
kepemimpinan  partai  memiliki  status  ekonomi  dan  jabatan  yang  terpandang. Partai  ini  juga  didasarkan  pada  pemimpin-pemimpin  faksi  dan  elit  politik,  yang
biasanya terbentuk didalam parlemen. 2.Partai Massa
Partai  jenis  ini  berbasiskan  individu-individu  yang  jumlahnya  besar,  tetapi kerap  tersingkirkan  dari  kebijakan  negara.  Partai  ini  kerap  memobilisasi  massa
pendukungnya untuk kepentingan partai. Biasanya partai massa berbasiskan kelas sosial  tertentu,  seperti  “orang  kecil”,  tetapi  juga  bisa  berbasis  agama.  Loyalitas
kepada partai  lebih didasarkan pada identitas sosial  partai  daripada ideologi  atau kebijakan.
3.Partai Catch-All Partai  jenis  ini  dipermukaan  hampir  sama  dengan  partai  massa.  Namun
perbedaannya  dengan  partai  massa  yang  mendasar  adalah  kalau  partai  massa mendasarkan diri pada kelas sosial tertentu, partai Catch-All mulai berpikir bahwa
dirinya  mewakili  kepentingan  bangsa  secara  keseluruhan.  Partai  jenis  ini berorientasi pada pemenangan pemilu sehingga fleksibel untuk berganti-ganti isu
Universitas Sumatera Utara
setiap  kali  kampanye.  Partai  Catch-All  juga  sering  disebut  sebagai  Partai Electoral-Professional atau Partai Rational-Efficient.
4.Partai Kartel Partai  jenis  ini  muncul  akibat  berkurangnya  jumlah  pemilih  atau  anggota
partai.  Kekurangan  ini  berakibat  pada  suara  mereka  ditingkat  parlemen.  Untuk mengatasinya, para pemimpin partai saling berkoalisi untuk memperoleh kekuatan
yang  cukup  untuk  bertahan.  Dari  sisi  Partai  Kartel,  ideologi,  janji  pemilu,  basis pemilih hampir sudah tidak memiliki arti lagi.
5.Partai Integratif Partai  jenis  ini  berasal  dari  kelompok  sosial  tertentu  yang  mencoba
melakukan  mobilisasi  politik  dan  kegiatan  partai.  Mereka  membawakan kepentingan spesifik suatu kelompok. Mereka juga berusaha membangun simpati
dari  setiap  pemilih  dan  membuat  mereka  menjadi  anggota  partai.  Mereka melakukan  propaganda  yang  dilakukan  anggota  secara  sukarela,  berpartisipasi
dalam bantuan-bantuan sosial.
31
I.7. Metodologi Penelitian I.7.1 Jenis Penelitian