Peran Elite Lokal Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar Di Kabupaten Padang Lawas)

(1)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Budiardjo, Miriam.2008. Dasar Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Bungin, Burhan. 2001. Metodelogi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif

dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press

Diamond, Larry. 1999. Developing Democracy Toward Consolidation. Yogyakarta: IRE Press

Firmansyah. 2007. Marketing Politik. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia

Harris, Peter dan Ben Reilly. 2000. Demokrasi dan konflik yang mengakar:

Sejumlah Pilihan Untuk Negosiator. Jakarta: Internasional IDEA

Mas’oed, Mochtar. dkk.2001.Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Moloeng, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda karya.

Nordholt, Henk Schulte. dkk. 2007. Politik Lokal di Indonesia. Jakarta: Yayasan obor Indonesia

Pito, Toni Andrius. Dkk. 2006. Mengenal Teori-Teori Politik Dari Sistem Politik

Sampai Korupsi. Bandung: Nuansa..

Prasteyo, Bambang. dkk. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rudini, H. 1994. Atas Nama Demokrasi Indonesia. Jakarta: Rajawali press. Sinaga, Rudi Salam.2013. Pengantar Ilmu Politk. Yogyakarta: Graha Ilmu Sitepu, P. Antonius. 2012. Teori-TeoriPolitik, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soekanto, Soerjana.1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Radar Jaya Offset Usman, Huasaini & Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial,


(2)

Varma, S.P. 2010. Teori Politik Modern. Jakarta: PT. Raja Wali Perss

Situs Internet :

Wawancara :

Wawancara dengan H. Syahwi Nasution Ketua DPRD Kab.Padang Lawas, pada tanggal 06 Desember 2014, bertempat di Kantor DPRD Kabupaten Padang Lawas Wawancara dengan Amrin Fikal. Ketua Fraksi Partai Golkar. Kab. Padang Lawas, tanggal 07 Desember 2014, bertempat di kantor DPRD Kabupaten Padang Lawas Wawancara dengan H. Syarifuddin.Wkl. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu II Partai Golkar, tanggal 02 Desesmber 2014. Bertempat di kediamannya, di Jl Jendrawasih Kec.Barumun.

Wawancara dengan Darman MT HSB, Ketua Soksi Kab.Palas, pada tanggal 03 Desesmber 2014, bertempat di Kediamannya Sibuhuan Kec Barumun

Wawancara dengan Sahrul Daimunte. Ketua IPK Kec.Barumun, pada tanggal 05 Desember 2014, bertempat di Jalan Cendrawasih Lingkungan 6 padang luar Kec. Barumun

Wawancara dengan Sutan Harahap. Ketua LMP Padang Lawas, pada tanggal 10 Desember 2014, bertempat di Kediaman Beliau Desa Lubuk Bunut Kec. Sosa.


(3)

BAB III

PERAN ELIT LOKAL DALAM KEMENANGAN PARTAI GOLKAR PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014

3.1 Aktivitas Elit lokal dalam Pemilu Legislatif

Dalam masyarakat yang menganut paham demokrasi, maka keberadaan elit tidak bisa dilepaskan dari adanya proses sosial yang berkembang. Dalam buku Larry Diamon “Developing Democracy toward

Consolidation” mengemukakan empat proses sosial utama yang

mendorong perkembangan elit yakni pertumbuhan penduduk,

pertumbuhan spesialisasi jabatan, pertumbuhan organisasi formal dan perkembangan keagamaan moral.32

Dalam pengertian elite menunjukkan sekelompok orang dalam masyarakat yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam arti yang lebih khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam istilah yang lebih umum elite dimaksudkan kepada posisi dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi Elit karena eksekutif terdiri dari orang-orang yang mempunyai posisi strategis di bidang tertentu. Dengan posisi

yang strategis, Elite memperoleh kekuasaan mengontrol dan

mempengaruhi orang lain.

32


(4)

tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.

Penelitian ini, sebagaimana disinggung elit politik lokal merujuk pada individu-individu yang menduduki posisi jabatan politik di ranah lokal. Seorang individu dapat meraih dan menduduki posisi jabatan tersebut apabila yang bersangkutan mempunyai sumber daya sebagai basis dan mampu mengoptimalkannya sehingga dapat mengantarkannya sebagai elit politik lokal.

Masyarakat yang memiliki keberagaman etnis tinggi, ikatan primordial etnisitas dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber daya oleh seseorang yang berupaya merebut posisi jabatan sebagai elit politik di ranah lokal. Hal ini karena dalam masyarakat tersebut tingkat kompetisi untuk meraih kekuasaan juga tinggi. Salah satu tujuan yang dilakukan elit yaitu berusaha untuk menjalankan program-program kerja yang telah ditetapkan seperti, peningkatan kapasitas kader, mewujudkan pengawasan kebijakan pemerintah, dan menyiapkan strategi dalam pemiliu. Hal ini dilakukan berdasarkan visi dan misi partai golkar agar dapat berjalan sesuai harapan masyarakat, sehinggah dapat meraih kekuasaan tertinggi.

Penelitian ini akan menjelaskan hasil dari peran elit lokal dalam pemenangan Pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Padang Lawas dimana fokus terhadap partai Golkar. Pemilu yang telah berlangsung pada


(5)

bulan april, sejumlah peran elit mengambil peran penting untuk pemenangan partai golkar dan mendapatkan kursi yang dominan di parlemen. Terkait dengan hal itu beberapa narasumber yang mempunyai kapasitas untuk memberikan data yang di butuhkan dalam pemenangan partai golkar yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Pertama-pertama peneliti merumuskan apa yang menjadi dasar pembahasan menyangkut tentang peran elit golkar dalam pemilu yang telah berlangsung. Berdasarkan data yang telah di peroleh dari narasumber mengenai proses pemenangan partai golkar, salah satu anggota elit golkar dan sekaligus ketua DPRD Kabupaten Padang Lawas Bapak H. Sahwil Nasution mengatakan:

“Dari Tahun 1998, saya telah masuk sebagai kader partai golkar dan aktif pada tahun 2006, sejak saat itu mempunyai misi untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat Padang Lawas. Beberapa tahun kemudian saya mempunyai pengaruh yang besar didalam partai maupun terhadap masyarakat dan sekaligus sebagai elit golkar itu sendiri. Hal ini yang menjadi pendorong dalam tubuh partai untuk bisa bangkit serta mempertahankan kursi di parlemen”.33

Dari pemaparan diatas bahwa jelas sekali, elit golkar mempunyai misi yang sangat kuat untuk membangun partai golkar serta menujukkan kualitasnya di masyarakat dengan melaksanakan berbagai program yang membangun mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi, budaya dan sosial politik yang menjadi tujuan utama untuk mendapatkan

33

Hasil wawancaradengan Pak Syahwil Nasution, di kantor DPRD Kab. Padang Lawas, pada tanggal 06 Desember 2014


(6)

legitimasi dari masyarakat dan menjadi partai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan sumber daya manusia.

Hal ini sangat berkaitan erat dengan apa yang dikatakan oleh Pareto, masyarakat terbagi dalam dua kategori yaitu: lapisan elite yang jumlahnya kecil dan mempunyai kemampuan memerintah (governing

elite), dan lapisan non elite yang jumlahnya besar yang ditakdirkan untuk

diperintah (non elit).34

“Ini tidak terlepas dari keinginan masyarakat dan kepercayaan masyarakat kepada Golkar yang sudah menjadi partai besar dan partai tertua”. Jadi termasuk Kepala Daerah, dalam hal ini Bupati Kab.Padang Lawas dan juga ketua DPP Kab.Padang Lawas. Kemenagan ini tidak terlepas dari figur beliau sebagai Ketua partai Golkar dan selama menjabat Bupati Kab. Padang Lawas sudah banyak dirasakan masyarakat dalam hal perubahan. Termasuk dalam masyarakat desa seperti pembangunan infrastruktur, kesehatan, pertanian dan pendidikan dan pelayanan masyarakat”.

Dari teori ini sangat jelas sekali bahwa antara

governing elite dan non elite saling membutuhkan dimana elite di dalam

partai menjadi roda pergerakan didalam partai maupun di masyarakat untuk memberikan kesejahteraan yang maksimal. Seperti yang di sampaikan oleh tokoh elite lainya yang mempunyai kedudukan sebagai ketua fraksi partai golkar dan sekaligus sebagai anggota DPRD Bapak Amri Fikal Siregar mengatakan bahwa:

35

Dari pemaparan pak Amrin Fikal bahwa Bupati sebagai ketua partai Golkar Kab. Padang Lawas dikatakan sebagai figur yang sangat berpengaruh. Sesuai cita-cita partai Golkar Suara Golkar Suara Rakyat.

34

SP. Varma. Op.Cit. Hal 199

35


(7)

Membangun dari desa. kepercayaan masyarakat yang besar tidak terlepas dari karya Golkar yang sudah nyata yang sudah dirasakan oleh masyarakat. Pendekatan yang dilakukan elit tidak terlepas dari pendekatan membangun. Dengan karya nyata. Figur bupati Kab.Padang Lawas dan juga sebagai ketua Golkar Kab. Padang Lawas mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Golkar sehinga memperoleh hasil yang sangat signifikan di padang lawas ditahun 2014 ini. Kemudian hal ini juga tidak terlepas dari kader yang sangat solid dan bekerja keras untuk meraih suara. Kader dari koordinator desa, pengurus kecamatan sampai DPP kabupaten berusaha keras untuk mendekati masyarakat dan selalu menanyakan apa saja yang diingin kan masyarakat. Dengan demikian dari kader menerima aspirasi mereka.

Pemilu yang telah berlangsung di Kabupaten Padang Lawas memberikan sebuah tolak ukur bahwa golkar mempunyai eksistensi serta mampu menunjukkan kualitasnya di tengah masyarakat maupun partai lainnya. Seperti yang dikatakan oleh salah satu elit golkar Syarifuddin Hasibuan sebagai wakil ketua bidang pemenangan pemilu:

“Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mendekatkan partai dengan masyarakat. Hal ini yang dipakai oleh partai golkar dengan menurunkan semua kader-kader yang di desa maupun di tingkat kecamatan dengan tujuan untuk melihat secara langsung apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan membuat program kerja untuk memenuhi kebutuhan masyarakata yang ada di padang lawas. Selain itu golkar berusaha untuk mendekatkan diri dengan Ormas-ormas dan juga tokoh agama dalam mewujudkan apa yang menjadi misi dari partai dengan hadir ditengah-tengah masyarakat supaya


(8)

dalam pemilu memilki kekuatan suara yang paling banyak dan mendapatkan mandat secara lagsung dari masyarakat ”.36

Aktivitas elit golkar dalam pemenangan pemilu merupakan hal yang paling utama untuk mencapai hasil yang maksimal dan memperoleh suara terbanyak serta kursi di parlemen. Hal ini yang menjadi tujuan dari kader-kader partai golkar untuk menjaga eksistensinya di tengah-tengah partai politik maupun masyarakat. Kemudian Golkar selalu melihat kondisi masyarakat yang ada di Kab. Padang Lawas, kemudian melihat masyarakat di tingkat pedesaan, Golkar bergerak untuk menawarkan program-program agar masyarakat mau dan tetap memilih Golkar dan masyarakat mau bersama partai Golkar. Adapun kegiatan kegiatan sosial yang dilakukan oleh golkar dan ormas-ormas ditengah-tengah masyaraakat seperti memberikan bantuan kepada masyarakat desa seperti membantu pembangunan tempat-tempat ibadah dan membangun jembatan di daerah areal perkebunan dan melaksanakan acara-acara perlombaan, seperti MTQ dan juga perlombaan olahraga

Kemudian langkah berikutnya golkar, menghimpun seluruh aspirasi yang muncul dari masyarakat dengan turun langsung dengan melihat, mendengar apa yang menjadi persoalan baik persoalan aspirasi pembangunan desa persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, menyangkut sengketa konflik agraria yang terjadi dimasyarakat, baik antara masyarakat, kelompok, perusahaan dengan masyarakat. Persoalan

36


(9)

didalam masyarakat yang menjadi bahan langkah utama partai Golkar khusunya DPRD yang di Golkar untuk memperjuangkannya.

Dalam pemenangan partai golkar pengaruh Ormas sangatlah penting untuk mencari dukungan seperti Soksi, IPK, dan LMP. Karena mereka menduduki jabatan-jabatan strategis dan mempunyai pengaruh untuk memerintah orang lain dalam lingkup masyarakat. Organisasi kemasyaraatan diperhitungkan untuk mendapatkan keuntungan dalam memperoleh suara dalam ajang pemilihan umum legislatif yang terjadi di Kab. Padang Lawas.

Partai golkar dengan beberapa dukungan dari sayap partai maupun dari Ormas menjadi salah satu kekuatan untuk mencapai suara terbanyak. Seperti organisasi IPK dan LMP (Laskar Merah Putih). Seperti yang di sampaikan oleh salah satu non elit dari Ormas Bapak Darman MT Hasibuan, sebagai ketua Soksi menyatakan bahwa:

“Kami sangat dekat dengan partai golkar karena kami merupakan sayap dari partai golkar. Hubungan kami sangat harmonis. Kami membentuk dan menjaring semua elemen kader dari Soksi yang ada di desa maupun di tingkat kecamatan untuk mendukung partai golkar dan semua calon legislatif yang bertarung setiap Dapilnya.”37

Dari pemaparana pak Darman diatas bahwa sayap partai golkar mendukung sepenuhnya terhadap patai golkar, semua kader diturunkan untuk menarik perhatian masyarakat baik dari kader yang ada di desa samapai dengan kecamatan. sayap partai golkar mempunya tugas dan

37

Hasil wawancara dilakukan dengan Pak Darman MT Hasibuan, Ketua Soksi, di kediamannya yang bertempat di Sibuhuan Kec. Barumun Pada tanggal 5 Desember 2014


(10)

fungsi masing-masing, salah satunya adalah sayap partai golkar menerima aspirasi dan mewakili masyarakat dan menyampaikannya kepada pemerintahan selain itu juga Soksi menceritakan elektablitas partai Golkar kepada masyarakat dan meyakinkan kepada mereka bahwa Golkar sebagai partai yang besar sebagai penampung aspirasi masyarakat dan memperjuangkannya di parlemen. kemudian dari non elit yang mempunyai dukungan penuh adalah IPK seperti yang disampaikan oleh Bapak Sahrul Dalimunte sebagai ketua IPK menyatakan bahwa:

“Kalau saya secara pribadi dekat dengan golkar, Saya sudah lama mengenal partai golkar dan saya secara pribadi sering ikut dengan golkar.Lebih tepatnya saya masih mengetahui Visi dan Misi golkar. Sedangkan IPK sendiri sangat dekat dengan partai golkar dan kami mendukung visi misi golkar dan program-program kerjanya serta pemenangan kader-kader golkar yang bertarung di DPRD dan juga mendukung seutuhnya kemenangan golkar”38

Dari pemaparan diatas bahwa IPK menghimbau kepada seluruh kader di kecamatan untuk turun langsung ke masyarakat desa untuk mendukung Golkar dan menyampaikan progaram-program Golkar kedepannya. dan meyakinkan kepada masyarakat bahwa Golkar itu adalah partai yang besar dan dengan kebesarannya itu akan berpihak kepada masyarakat bawah. IPK memberikan dukungan kepada golkar secara sukarela untuk memberikan kemajuan secara keseluruhan di Kabupaten Padang Lawas. Selanjutanya LMP mencari dukungan kepada masyarakat dan sekaligus memnghimpun kader untuk bisa bergabung dan

38


(11)

mempejuangkan hak setiap masyarakat. Sedangkan ketua LMP (Laskar Merah Putih) Bapak Sultan Harahap memberikan penjelasannya terkait dukungan LMP terhadap Golkar, ia mengatakan bahwa:

“Saya mengenal partai Golkar dari dulu, karena partai golkar itu salah satu partai yang tertua, dan saya tahu betul pemerintahan sekarang yang ada di Kabupaten Padang Lawas kebanyakan dominan oleh kader-kader partai golkar. Sebagai ketua LMP saya memberikan dukungan penuh dengan tujuan untuk melakukan pembenahan dan ikut berperan aktif membangun kebersamaan dan menyatukan komitmen untuk mendukung program pemerintah yang memenuhi kepentingan rakyat dengan turun langsung bersama kader-kader golkar terutama yang bertarung di legislative dan menerima aspirasi masyarakat serta mengajak masyarakat untuk memilih partai golkar dalam pemilu legislative yang akan berlangsung”39

Dari pemaparan pak Sutan dalam memberi dukungan kepada partai golkar, organisasi LMP turun lansung kemasyarakat dalam menyampaikan program yang membangun mulai dari pendidikan, ekonomi, kesehatan dan infrastruktur serta mengajak masyarakat untuk memilih partai golkar lewat pemilu yang akan berlangsung dengan harapan bisa tercapai kesejahteraan rakyat. Dengan kekuasaan yang dimiliki oleh partai golkar dan LMP mempunyai kekuatan yang besar untuk mempengaruhi masyarakat serta mewujudkan mimpi dan cita-cita masyarakat seperti yang dikatakan oleh Max Weber bahwa kekuasaan adalah kesempatan dari seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan kemauannya sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan

39

Wawancara dengan Bapak Sultan Harahap Ketua LMP bertempat di Lubuk Bunut pada tanggal 10 Desember 2014


(12)

tertentu.40

Beberapa dukungan baik dari sayap partai maupun dari Ormas mempunyai tujuan yang sama untuk mewujudkan tujuan dari golkar. dukungan didapat dari Soksi IPK dan LMP yang menjadi basis kekuatan partai golkar untuk bertarung dalam pemilu legislative, hal ini yang menjadi kekuatan golkar yang telah memperoleh suara terbanyak dan kursi di parlemen dengan menempatkan mereka di urutan pertama dan memperoleh kursi yang mewakili setiap Daerah pemilihan

Dengan demikian kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk memengaruhi pikiran atau tingkah laku orang atau kelompok orang lain, sehingga orang yang dipengaruhi itu mau melakukan sesuatu yang sebetulnya orang itu enggan melakukannya.

3.2. Pandangan Masyarakat Terhadap Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kab. Padang Lawas.

Ramlan Surbakti dalam Bukunya yang berjudul “Memahami Ilmu Politik” menyatakan bahwa pilihan rasional melihat kegiatan perilaku memilih sebagai produk kalkulasi antara untung dan rugi.41

40

Soerjono Soekanto. OP.Cit.Hal. 262

Ini disebabkan karena pemilih tidak hanya mempertimbangkan ongkos memilih dan kemungkinan suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi juga perbedaan dari alternatif-alternatif berupa pilihan yang ada. Pemilih di

41


(13)

dalam pendekatan ini diasumsikan memiliki motivasi, prinsip, pendidikan, pengetahuan, dan informasi yang cukup. Pilihan politik yang mereka ambil dalam pemilu bukanlah karena faktor kebetulan atau kebiasan melainkan menurut pemikiran dan pertimbangan yang logis. Berdasarkan informasi, pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki pemilih memutuskan harus menentukan pilihannya dengan pertimbangan untung dan ruginya untuk menetapkan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada kepada pilihan yang terbaik dan yang paling menguntungkan baik untuk kepentingan sendiri (self-interest) maupun untuk kepentingan umum.

Terkait dengan kondisi bermasyarakat, pandangan adalah proses penilaian seseorang atau sekelompok orang terhadap objek, peristiwa dengan melibatkan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan objek tersebut, melalui proses kognisi dan afeksi untuk membentuk objek tersebut. Pengetahuan masyarakat dapat didefinisikan sebagai rangkaian proses kognisi atau pengenalan dan afeksi atau aktifitas evaluasi emosional ketertarikan masyarakat terhadap suatu objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan cara menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tersebut dengan menggunakan media pendengaran, penglihatan, peraba dan sebagainya. Dalam ini jelas, Elit lokal menjadi tolak ukur masyarakatnya dikarenakan banyak hal yang berkenaan dengan masyarakat mengenai peran yang sudah dilakukan oleh Elit – elit lokal di


(14)

atas. hal ini sesuai dengan wawancara dengan ketua fraksi partai Golkar pak Amrin Fikal bahwa:

“Kita sebagai kader, menyampaikan informasi tentang program yang mendukung masyarakat. Dan hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai pejuang kepentingan rakyat. Kita menjaga amanah rakyat sesuai konstitusi. Yang terakhir sesuai visi misi golkar yang menjadi garda terdepan dan terutama pencetus ide dan melakukan perubahan-perubahan baik secara pemikiran konsep maupun tindakan.”42

Dari pemaparan beliau bahwa elite harus menjaga kepercayaan dan memperjuangkan setiap aspirasi masyarakat dan melakukan perubahan-perubahan yang mendukung kepada maasyarakat agar tetap bisa menarik perhatian dengan harapan agar masyarakat memilih partai Golkar dan elit yang mencalonkan diri sebagai caleg di dalam tubuh partai Golkar pada pemilihan umum legilslatif tahun 2014 di Kab. Padang Lawas.

Melihat elite dalam melaksanakan kekuasaanya sebagai kader golkar dalam hal mempengaruhi masyarakat Dengan melakukan berbagai kegiatan yang menunjang kemenangan partai golkar pada pemilihan umum legislative tahub 2014. Disamping itu kekuasaan diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan. Kekuasaan terdapat di semua bidang kehidupan dan dijalankan. Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintah dan juga untuk memberi keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan-tindakan pihak-pihak lainnya.

42


(15)

Meriam budiardjo dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Ilmu Politik” menyebutkan bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau sekelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mmpunyai kekuasaan itu.43

Pandangan masyarakat dalam hal ini, tidak terlepas dari bagaimana mereka melihat partai golkar yang ada di Padang Lawas, begitu juga dengan peran elit yang mempunyai kekuasaan untuk bisa mempengaruhi dan mengajak masyarakat untuk bisa berpartisipasi. Sesuai dengan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, salah satunya Bapak Abdul Gani ia mengatakan bahwa:

“Menurut saya yang paling berpengaruh, adalah Bupati dan Ketua DPRD Padang Lawas yang sekarang, dan juga kader-kader dari partai itu sendiri”.44

Dari pemaparan beliau, masyarakat melihat bahwa yang paling berpengaruh adalah Bupati Padang Lawas, yakni TSO dan ketua DPRD Kab.Padang Lawas sekarang. Mereka melihat bahwa sosok atau figur Bupati Kab. Padang Lawas yang notabene merupakan kader partai Golkar sangatlah Kuat didalam pikiran masyarakat setempat yang ada di Kab.Padang Lawas. Adapun Unsur – unsur kekuasaan yang didapat dijumpai dalam masyarakat mempunyai beberapa unsur pokok yaitu.45

43

Merian Budiardjo.Op.Cit. Hal 17-18

Di dalam sistem pemujaan,

44

Hasil wawancaradenganAbdul Gani (Mantan Kepala Desa Parmainan) di kediamnnya yang bertempat di Desa Parmainan Kec. Hutaraja tinggi pada tanggal 15 Desember 2014

45


(16)

seseorang atau sekelompok orang yang memegang kekuasaan mempunyai dasar pemujaan dari orang-orang lain. Akibatnya adalah segala tindakan penguasa dibenarkan atau setidak-tidaknya dianggap benar.

Pendekatan yang dilakukan calon legislatif dari partai golkar kepada masyarakat dengan memberikan bantuan untuk pembangunan masjid, dan memberikan bantuan untuk pembuatan jembatan di lahan lahan perkebunan yang tersebar luas di Kab. Padang Lawas. bahkan mereka langsung mendatangi rumah rumah penduduk untuk dapat memperoleh kemenangan pada saat dilangsungkannya pemilu legislatif tahun 2014 di Kab. Padang Lawas. Salah satu tokoh masyarakat lain, Bapak H. Gading Hasibuan mengatakan bahwa:

“Mereka melakukan pendekatan dengan melalui tokoh masyarakat dan toko agama yang ada di daerah ini. Dan mereka juga terlihat melakukan perlombaan olahraga sepak bola tingkat kcmatan selain itu mereka memberikan bantuan bantuan kepada masyarakat. Seperti bantuan untuk pembangunan mesjid dan juga membangun jembatan di daerah perkebunan. Menurut saya pendekatan yang dilakukan mereka itu sudah cukup bagus di desa ini.”46

Dari pemaparan Pak H. Gading Golkar dalam pemiliu legislatif tahun 2014 yang lalu juga meminta dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di daerah ini. Secara keseluruhan narasumber mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh elit lokal partai Golkar maupun ormas yang mendukung partai Golkar dalam pemenangan pada pemilu legislatif sudah cukup baik dan efektif. Strategi menurut

46

Hasil wawancaradenganH. Gading Hasibuan di kediamnnya yang bertempat di Sibuhuan kec Barumun pada tanggal 18 Desember 2014


(17)

Arnold Steinberg adalah rencana untuk tindakan penyusunan dan pelaksanaan strategi mempengaruhi suskses atau gagalnya strategi pada akhirnya.47

Masyarakat disetiap daerah pemilihan masing-masing sangat responsif dan antusias terhadap pemilihan umum legislatif pada tahun 2014 di Kab.Padang Lawas. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan bapak Herman Lubis

Dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

“Respon masyakat didesa ini dalam pemiu legislatif terbilang masyarakat semua memilih pilihannya sendiri.”48

Dalam pemaparan beliau bahwa setiap masyarakat sudah mempunyai calon sendiri untuk dipilih dalam pemilihan umum legislatif 2014 dan sangat sedikit masyarakat yang golput atau tidak memilih pada pemilu legislatif. Pada dasarnya political marketing menurut Adam Nursal, yakni sebagai strategi kampanye politik untuk membentuk serangkain makna politis tertentu didalam pikiran para pemilih. Serangkain makna politis yang terbentuk didalam pikiran para pemilih untuk memilih para kontestan tertentu. Makna politis inilah yang menjadi output penting

47

Toni Adrianus Pito, at.all. Op.Cit. Hal 196 48

Hasil wawancaradenganHerman Lubis di kediamnnya yang bertempat di Rotansogo kec Hutaraja tinggi pada tanggal 19 Desember 2014


(18)

marketing politik yang menentukan pihak mana yang akan dipilih oleh pemilih.49

Secara keseluruhan pendekatan yang dilakukan elit maupun calon legislatif dari partai golkar cukup memberikan dampak kepada masyarakat untuk memilih partai golkar.

“Pendekatannya cukup memberikan dampak kepada masyarakat. Terlihat suara partai Golkar meraup suara terbanyak dan memenangkan salah satu caleg dari partai Golkar dari pemilihan darah ini.Dan juga di kabupaten padang lawas saya lihat golkar lah pemenangnya.”50

Terlihat suara partai Golkar meraup suara terbanyak Kab.Padang Lawas, walaupun ada juga di beberapa desa partai Golkar tidak meraih kemenangan. Namun apabila dikatakan secara kolektifitas setiap kegiatan dan pendekatan yang dilakukan partai Golkar sangat besar dampaknya terhadap kemenangan partai Golkar itu sendiri dan caleg dari partai Golkar yang menajdi perwakilan di setiap desa yang ada di Kab.Padang Lawas pada pemilihan umum legislative tahun 2014 yang lalu.

49

Rudi Sakam Sinaga. Op.Cit. Hal 41 50

Hasil wawancaradenganIshak Hasibuan di kediamnnya yang bertempat di Desa Panyabungan Kec Hutaraja tinggi 19 Desmber 2014


(19)

3.3. Kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kab. Padang Lawas

Dalam kemenangan partai golkar di daerah Kab. Padang Lawas ada sosok penguasa daerah, dalam hal ini Bupati dan Ketua DPRD menjadi sosok sentral ditengah-tengah masyarakat, dimana keduanya merupakan kader dari partai yang juga bertarung dalam perolehan suara di pemilihan umum legislatif, yakni partai Golkar. Dalam menganalisa kedudukan elit dalam masyarakat, elemen yang perlu di perhatikan adalah konsep kekuasaan. Hal ini disadari bahwa elit dan kekuasaan merupakan dua variabel yang tidak dapat dipisahkan, karena elit merupakan sekelompok orang yang memiliki sumber-sumber kekuasaan dan sebaliknya. Kekuasaan merupakan salah satu unsur terbentuknya elit. Sedangkan kekuaasaan menurut Meriam budiardjo dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Ilmu Politik” menyebutkan bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau sekelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.51

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa, kekuasaan diperoleh karena adanya sumber-sumber yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok, yang dapat dijadikan alat atau sarana untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

51


(20)

pemegang kekuasaan, Sehingga dapat mempengaruhi seseorang agar bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.

Isu-isu dari sebuah partai politik dan kandidat yang dicalonkan memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan merubah referensi pilihan politik seorang pemilih karena melalui penilaian terhadap isu-isu politik dan kandidat dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional. Kemenangan partai golkar akan di tentukan oleh elit-elit yang ada dalam partai serta sayap partai golkar dan Ormas yang mendukung partai golkar.

Elit lokal yang ada di Kab. Padang Lawas dominan mengatakan bahwa mereka terlibat langsung dalam proses pemenangan terhadap partai Golkar ataupun caleg yang mereka usung dalam rangka memenangkan suara partai Golkar dan menempatkan perwakilan mereka di kursi parlemen melalui berbagai cara, baik langsung datang ke tengah- tengah masyarakat ataupun melakukan kordinasi dari tingkat desa sampai dengan kecamatan. Hal ini juga sangat berkaitan dengan adanya sosok Bupati dan Ketua DPRD yang memang berasal dari partai Golkar, sehingga sangat mudah dan tidak terlalu sulit untuk dapat diketahui oleh masyarakat sosok partai yang mereka wakilkan dan mengajak masyarakat untuk dapat memilih partai tersebut dalam Pemilihan umum legislatif di Kab.Padang Lawas pada tahun 2014.


(21)

Untuk meraih kepercayaan masyarakat elit mengimplementasikan janji mereka sesuai dengan harapan masyarakat, sehingga ada salah satu

incumbent dan kembali menang dalam pertarungan pemilihan umum

legislatif di Kab. Padang Lawas pada tahun 2014, hal itu terjadi karena calon incumben tersebut telah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, sehinggah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Elit lokal non-politik juga dominan mengatakan walaupun tidak mendapatkan imbalan, mereka bersedia untuk berjuang demi nama partai Golkar dengan mendengarkan apa yang menjadi keluhan masyarakat dan merangkum semua yang menjadi kebutuhan masyarakat dan memberikan dukungan kepada kader partai Golkar yang akan duduk di Parlemen, sehingga masyarakat merasakan apa yang menjadi aspirasinya dapat di dengarkan dan kemudian dijadikan sebuah kebijakan yang nantinya dapat berdampak dalam kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan rakyat.

Secara keseluruhan elit lokal yang ada di Kab. Padang Lawas baik individu ataupun ormas secara langsung maupun tidak langsung telah menggunakan wewenang yang mereka miliki untuk memenangkan partai Golkar, kemudian dengan menonjolkan sosok seorang Bupati dan Ketua DPRD Kab. Padang Lawas untuk dapat menarik massa dalam memperoleh dukungan di ajang Pemilihan umum legislatif pada tahun 2014 di Kab. Padang Lawas.


(22)

Hal ini juga didukung dengan data wawancara yang diperoleh dari beberapa masyarakat dari desa yang berbeda, dari lima narasumber yang dimintai keterangan seputar apa yang dilakukan oleh elit partai Golkar untuk mendapatkan suara dan memperoleh kemenangan dalam pemilu Legislatif tahun 2014 di Kab. Padang Lawas, masyarakat mengatakan banyak elit partai Golkar baik elit politik maupun non politik berhasil menarik perhatian mereka dengan melakukan banyak kegiatan sosial yang sangat berkenaan dengan masyarakat.

Melalui pendekatan tersebut masyarakat di Kab. Padang Lawas merasa yang dilakukan oleh elit tersebut dapat mempengaruhi mereka untuk memilih partai golkar pada saat pemilihan umum legislatif pada tanggal 9 April 2014. Walaupun ada salah satu desa yang tidak merasakan imbas dari apa yang dilakukan oleh elit partai Golkar, namun secara mayoritas desa-desa di Kab. Padang lawas merasakan langsung apa yang sudah dilakukan oleh elit dalam melakukan sosialisasi maupun konsolidasi kepada masyarakat sehinggah pada saat berlangsungnya pemilihan umum legislatif tahun 2014 di Kab. Padang Lawas masyarakat dapat memilih partai Golkar.

Pemilihan umum yang sudah berlangsung di Kabupaten Padang Lawas, memberikan hasil yang sangat baik di dalam partai golkar. Hal ini keinginan seorang calon legislatif untuk bisa mendapatkan kursi dan mendapatkan suara yang maksimal. Dari data yang diperoleh masyarakat


(23)

Padang Lawas memberikan pilihannya kepada partai golkar maupun kepada caleg, karena mereka anggap kualitas partai golkar dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain itu juga masyarakat lebih mengenal betul siapa orang-orang yang ada didalam partai golkar. Seperti Bupati Padang Lawas yang dianggap sosok figur yang hadir di tengah-tengah masyarakat memberikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat sampai kepada lapisan masyarakat terbawah dalam mewujudkan kesejahteraan. Berikut tabel perolehan suara partai golkar:

Tabel: V

Perolehan Suara Partai Golkar Tahun 2009 dan 2014

Daerah Pemilihan Perolehan Suara Partai Golkar Tahun 2009 Kursi Legislatif tahun 2009 Perolehan Suara Partai Golkar Tahun 2014 Kursi Legislatif tahun 2014 Dapil I 1. Barumun 2. Brumun Selatan

1502

1 5393 1

Dapil II

1. Lubuk Barumun 2. Ulu Barumun 3. Sosopan

2023

1 2870 1

Dapil III

1. Sihapas 2. Huristak 3. Aek Nabara 4. Barumun Tengah

2636


(24)

Dapil IV

1. Sosa

2.Batang Lubuk Sutam

-

1940

1 5725 1

Dapil V

1. Hutaraja Tinggi 1033 1 3583 1

Jumlah Suara 9.134 5 20.515 5

Sumber: KPUD Padang Lawas

Dari tabel diatas, Partai Golkar dalam mengikuti pemilihan umum legislatif tahun 2009 memperoleh suara secara keseluruhan 9.134 dan mendapatkan kursi sebanyak 5 kursi di legislatif. Dengan demikian Partai Golkar mempunyai perwakilan di setiap dapilnya, dengan perolehan suara ini Golkar menempati di urutan kedua, sementara yang memperolehan suara terbanyak dimenangkan oleh Partai Demokrat dengan perolehan suara 12.010 dan memperoleh 5 kursi. kemudian partai PKPB (Partai Karya Peduli Bangsa) di urutan ketiga dengan perolehan 9.02652

Pada tahun 2014 partai golkar kembali memberikan pengaruh yang sangat signifikan pada Pemilu yang dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014, dimana partai Golkar kembali menunjukkan kekuatan sebagai partai suara dan mendapatkan 4 kursi di Legislatif. Partai Golkar terus berusaha untuk menaikkan elektabitasnya dalam Pemilu 2014, dengan beberapa tokoh elit yang dianggap sangat berpengaruh dalam partai gokar.

52


(25)

yang besar dengan memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan umum yang telah berlangsung dengan perolehan 20.515 suara dan 5 kursi legislatif di DPRD Kabupaten Padang Lawas dari total 30 kursi Legislatif yang diperebutkan, dan di posisi kedua yakni partai Hanura dengan perolehan Suara 16.577 suara dan memperoleh 4 kursi di Legislatif kemudian di posisi ketiga Partai Demokrat dengan perolehan suara 13.512 suara dan memperoleh 4 kursi di legislatif. Hal ini menempati Partai Golkar sebagai suara terbanyak di Kab. Padang Lawas. Dengan begitu Peran elit lokal terhadap pemenangan partai Golkar pada pemilihan umum legislatif tahun 2014 di Kab.Padang lawas berhasil membawa dampak yang signifikan terhadap perolehan suara partai Golkar.


(26)

BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

1. Pemenangan partai Golkar banyak di pengaruhi oleh elit-elit yang berasal dari golkar itu sendiri maupun dari Ormas. Salah satu yang menunjukkan elektabilitas golkar adalah ketua partai golkar yang menjabat sebagai Bupati Padang Lawas, dan di ikuti oleh kader-kader partai golkar. Sementara dari non elit itu sendiri berasal dari sayap partai gokar itu sendiri yaitu Soksi (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia), dan di dukung oleh beberapa Ormas yaitu: IPK (Ikatan Pemuda Karya), dan LMP (Laskar Merah Putih).

2. Elit lokal yang mendukung partai Gokar sangat mempengaruhi masyarakat menjelang pemilu dengan mengadakan sosialisasi dan menerima aspirasi masyarakat yang menyangkut kebutuhan, semua kader dari tingkat desa sampai Kecamatan ikut dalam sosialisasi serta bergerak dalam strategi kemenangan untuk meraih hasil yang maksimal.

3. Salah satu yang paling kuat dalam tubuh partai golkar adalah elit yang ada dalam partai itu sendiri yang mempunyai kedudukan penting di Kabupaten Padang Lawas yang menjabat sebagai Bupati. Masyarakat sudah mengenal betul sosok figur bupati yang pro dengan masyarakat,


(27)

sehinggah ini salah satu yang menaikkan suara golkar dalam pemilu yang sudah berlangsung. Golkar mendapatkan tempat di tengah-tengah masyarakat sebagai partai yang mampu mewujudkan kesejahteraan dan memberikan pelayanan yang baik, serta menerima apirasi yang menjadi kebutuhan masyarakat.

4. Kemenangan partai Golkar membuktikan bahwa mereka salah satu partai yang besar, dengan terlaksana pemilu pada bulan april tahun 2014 menunjukkan hasil yang maksimal dengan memperoleh 20.515 suara dengan memperoleh 5 kursi di legislatif dari total 30 kursi legislatif yang diperebutkan. Pemilu yang telah berlangsung di Padang Lawas menjadi milik partai golkar dengan meraih kemenangan penuh yang menempatkan mereka di urutan pertama dengan suara yang paling banyak kemudian di ikuti oleh partai Hanura dan partai Demokrat.


(28)

4. 2. Saran

Saran peneliti terhadap peran elit lokal terhadap pemenangan partai Golkar di Kab.Padang Lawas ialah:

1. Elit yang mendukung partai golkar agar tetap menerima dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan harus mengetahui betul apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

2. Elit yang telah duduk di legislatif agar mampu melaksanakan tugasnya dan tetap hadir di tengah-tengah masyarakat mulai dari lapisan bawah sampi keatas dengan harapan bisa mewujudkan keinginan/kebutuhan masyarkat.

3. Elit lokal harus dapat berkomunikasi dengan masyarakat sehingga kedekatan emosional yang selama ini sudah terbangun tetap terjalin, walaupun hasil untuk partai Golkar sangat memuaskan untuk daerah Kab. Padang Lawas, bukan berarti tugas telah usai, namun banyak langkah nyata yang harus dikerjakan demi kepentingan masyarakat yang sudah mendukung partai Golkar saat pemilu


(29)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI DAN ELIT KAB. PADANG LAWAS

2.1 Profil Kabupaten Padang Lawas

2.1.1 Sejarah Kabupaten Padang Lawas

Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut

AFDEELING PADANG SIDIMPUAN yang dikepalai oleh seorang Residen

yang berkedudukan di Padang Sidimpuan. Afdeeling Padang Sidimpuan dibagi atas 3 (tiga) onder afdeling, masing-masing dikepalai oleh seorang

Contreleur dibantu oleh masing-masing Demang, yaitu :

1. Onder Afdeeling Angkola dan Sipirok, berkedudukan di Padang

Sidimpuan. Onder ini dibagi atas 3 distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang, yaitu :

a. Distrik Angkola berkedudukan di Padang Sidimpuan b. Distrik Batang Toru berkedudukan di Batang Toru c. Distrik Sipirok berkedudukan di Sipirok

2. Onder Afdeeling Padang Lawas, berkedudukan di Sibuhuan. Onder ini

dibagi atas 3 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang, yaitu :

a. Distrik Padang Bolak berkedudukan di Gunung Tua b. Distrik Barumun dan Sosa berkedudukan di Sibuhuan c. Distrik Dolok berkedudukan di Sipiongot


(30)

3. Onder Afdeeling Mandailing dan Natal, berkedudukan di Kota Nopan.

Onder ini dibagi atas 5 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang, yaitu :

a. Distrik Panyabungan berkedudukan di Panyabungan

b. Distrik Kota Nopan berkedudukan di Kota Nopan

c. Distrik Muara Sipongi berkedudukan di Muara Sipongi

d. Distrik Natal berkedudukan di Natal

e. Distrik Batang Natal berkedudukan di Muara Soma

Tiap-tiap onder distrik dibagi atas beberapa Luhat yang dikepalai olehseorang Kepala Luhat (Kepala Kuria) dan tiap-tiap Luhat dibagi atas beberapakampung yang dikepalai oleh seorang Kepala Hoofd dan dibantu oleh seorangKepala Ripo apabila kampung tersebut mempunyai penduduk yang besarjumlahnya.

Daerah Padang Lawas dijadikan suatu Kabupaten yang dikepalai oleeh seorang Bupati berkedudukan di Sibuhuan. Bupati pertamanya adalah Ir.H. Soripada Harahap dan kemudian Basyrah Lubis. Pada tahun 2002 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan Sayur Matinggi, Marancar, Aek Bilah, Ulu Barumun, Lubuk Barumun, Portibi, Huta Raja Tinggi, Batang Lubu Sutam, Simangambat dan Kecamatan Huristak.


(31)

Kecamatan-kecamatan yang dibentuk sebagaimana tersebut diatasberasal dari :

1. Kecamatan Sayur Matinggi dengan ibukotanya Sayur matinggi berasal dari sebagianKecamatan Batang Angkola.

2. Kecamatan Marancar dengan ibu kotanya Marancar berasal dari sebagian Kecamatan Batang Toru.

3. Kecamatan Aek Bilah dengan ibukotanya Biru berasal dari sebagian Kecamatan Saipar Dolok Hole.

4. Kecamatan Ulu Barumun dengan ibukotanya Pasar Paringgonan berasal dari sebagian Kecamatan Barumun.

5. Kecamatan Lubuk Barumun dengan ibukotanya Pasar Latong berasal dari sebagian Kecamatan Barumun. Kecamatan Portibi dengan ibukotanya Portibi berasal dari sebagian Kecamatan Padang Bolak.

6. Kecamatan Huta Raja Tinggi dengan ibukotanya Huta Raja Tinggi berasal dari sebagian Kecamatan Sosa.

7. Kecamatan Batang Lubu Sutam dengan ibu kotanya Pinarik berasal dari sebagian Kecamatan Sosa.

8. Kecamatan Simangambat dengan ibukotanya Langkimat berasal dari sebagian Kecamatan Barumun Tengah.

9. Kecamatan Huristak dengan ibukotanya Huristak berasal dari sebagian Kecamatan Barumun Tengah.


(32)

Dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 dan disyahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 dan disyahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Padang Lawas Utara (Ibukotanya Gunung Tua) dengan jumlah daerah Administrasi 8 Kecamatan ditambah 10 desa dari Wilayah Kecamatan Padang Sidimpuan Timur dan Kabupaten Padang Lawas (Ibukotanya Sibuhuan) dengan jumlah daerah administrasi 12 Kecamatan sedangkan Kabupaten Tapanuli Selatan (ibukotanya Sipirok) dengan jumlah daerah administrasi 11 Kecamatan.

Tabel I

Bupati Padang Lawas Periode Ke Periode

No Nama Bupati Periode

1. Ir.H.Soripada Harahap 2007 – 2009

2. Basyrah Lubis 2009 – 2012

3. H. Ali Sutan Harahap 2012 – Sekarang


(33)

Tabel II

Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Padang Lawas

Kecamatan/District Luas/ Area (Km2) Distribusi Luas/

Distribution of Area (%)

Sosopan 407,52 9,63

Ulu Barumun 241,37 5,71

Barumun 119,50 2,83

Barumun selatan 122,60 2,90

Lubuk Barumun 300,23 7,10

Sosa 611,85 14,46

Batang Lubu Sutam 686,00 13,85

Hutaraja Tinggi 408,00 9,65

Huristak 357,65 8,46

Barumun Tengah 443,09 10,47

Aek Nabara Barumun 487,75 11,57

Sihapas Barumun 144,43 3,41

Jumlah Luas Kab. Padang Lawas

4229,99


(34)

2.1.2 Letak Wilayah

Kabupaten Padang Lawas terletak antara: 1o26’ ‐ 2o11’ Lintang Utara 91o01’ – 95o53’ Bujur Timur dengan luas wilayah 4.229,99 km2. Ketinggian Berkisar antara: 0 – 1.915 m2 di atas permukaan laut.31

Kemiringan Tanah:

a. Datar : 26.863 Ha ( 6,35 % )

b. Landai : 48.739 Ha ( 11,52 % ) c. Berbukit‐bukit : 67.664 Ha ( 16 % ) d. Bergunung : 279.733 Ha ( 66.13 % )

Wilayah Kabupaten Padang Lawas berbatasan dengan:

a. Utara :Kabupaten Padang Lawas Utara

b. Timur :Kabupaten Rokan Hulu (ProvinsiRiau)

c. Selatan :Kabupaten Pasaman (Provinsi Sumatera

Barat) dan Kecamatan Siabu (Kabupaten Mandailing Natal)

d. Barat :Kecamatan Gunung Malintang (Kabupaten

Mandailing Natal) Kecamatan Sayur

Matinggi dan Kecamatan Batang Angkola (Kabupaten Tapanuli Selatan).

31


(35)

Peta Kabupaten Padang Lawas

Sumber : BPS Kabupaten Padang Lawas 2014

2.1.3 Penduduk

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2011, jumlah penduduk di Kabupaten Padang Lawas sebanyak 225.259 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 53 jiwa per km2 sedangkan Jumlah penduduk Padang Lawas pada tahun 2012 sebanyak 232.166 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 54 jiwa per km2. Jumlah penduduk laki-laki Padang lawas lebih banyak dari perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 100


(36)

persen yang artinya dari100 orang perempuan terdapat kira-kira 100 orang penduduk laki-laki.

Bila dilihat per Kecamatan maka kecamatan Barumun merupakan Kecamatan yang penduduknya terbesar dibanding kecamatan lainnya. Kecamatan Barumun juga merupakan kecamatan terpadat di Padang Lawas dengan kepadatan mencapai 376 jiwa per km2. Adapun kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah Sihapas Barumun dan kepadatan penduduk terendah adalah Batang Lubu Sutam.

Berdasaarkan kelompok umur, penduduk Padang Lawas tergolong penduduk muda. Hal ini terlihat dari model piramida penduduk yang mengerucut keatas, atau dengan kata lain jumlah penduduk berumur muda lebih besar dibanding penduduk tua. Bila dibanding penduduk usia produktif( usua 15-64 tahun) dengan penduduk usia tidak produktif (0- 14 tahun dan 65 tahun ke atas). Maka rasio beban ketergantungan penduduk Padang Lawas tahun 2012 adalah sebesar 71 persen yang artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 71 orang penduduk usia tidak produktif.


(37)

Tabel III

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Kelompok Umur Jumlah Total Total

Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4)

0-4 17175 16509 33684

5-9 14575 13940 2828515

10-14 14094 13415 27509

15-19 11368 11160 22528

20-24 10061 10115 20176

30-34 8563 8606 17169

35-39 7619 7259 15148

40-44 6156 6370 12526

45-49 5336 5461 10797

50-54 4156 4265 8421

55-59 2991 3160 6151

60-64 1992 2285 4277

65-69 1259 4470 2729

70-74 806 1026 1832

75+ 789 1116 1905

Padang Lawas 116289 115877 232166


(38)

2.2 Partai Golkar

2.2.1 Sejarah Berdirinya Partai Golkar

Kelahiran Golkar dimulai dari proses pengorganisasian yang dilakukan secara teraratur sejak tahun 1960 yang dipelopori ABRI khususnya TNI-AD, dan secara eksplisit organisasi Golongan Karya lahir pada tanggal 20 Oktober1964 dengan nama Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), dengan tujuan semula untuk mengimbangi dominasi kekusaan politik PKI, dan perlawanan terhadap rongrongan dari PKI beserta ormasnya. Selanjutnya Sekber GOLKAR beranggotakan 61 organisasi fungsional yang kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Perkembangan yang cukup signifikan ini terjadi karena adanya kesamaan visi di antara masing-masing anggota.

Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini kemudiandikelompokkan berdasarkan kekaryaannya kedalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:

1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO) 2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) 3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) 4. Organisasi Profesi

5. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM) 6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI) 7. Gerakan Pembangunan


(39)

Maka lahirnya Sekber Golkar yang merupakan wadah bagi golongan fungsional/golongan karya murni, yang tidak berada dibawah arus pengaruh kekuatan politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar, dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional serta untuk menjaga keutuhan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Perkembangan dari Golkar sendiri sangat ditunjang oleh keberadaan ABRI,yang menyatu kedalam tubuh Golkar,

Karena Golkar dipimpin ABRI aktif, dan faktanya tokoh ABRI begitu berpengaruh dalam terbentuknya Institusiini. Golongan Karya kemudian disebut juga sebagai masyarakat kekaryaan,yang terdiri dari golongan fungsional, selanjutnya ada penggolongan keanggotaan yang berasal dari warga Negara Indonesia sesuai dengan pekerjaannya dalam lapangan produksi yang ada yakni:

1. Angkatan Buruh/Petani 2. Angkatan Tani dan nelayan 3. Angkatan Pengusaha Nasional

4. Angkatan Bersenjata (Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, Kepolisian, Veteran)


(40)

6. Angkatan Proklamasi

7. Angkatanjasa (cendikiawan, guru dan pendidik, seniman, wartawan, pemuda, wanita dan warga keturunan)

Dalam perjalanan selanjutnya, kegagalan G-30S PKI dan terbitnya SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret), kepada Jend.Soeharto untuk mengendalikan keamanan Negara, menjadikan posisi angkatan Darat yang telah mengkosolidasikan Sekber GOLKAR yang di dalamnya terdapat golongan fungsional di menjadi sangat stategis. Akhir dari kelumpuhan kekuatan PKI maka dimulailah dominasi GOLKAR dalam perpolitikan tanah air. Kondisi perpolitikan pada tahun1965,yakni setahun sesudah Sekber Golkar lahir, sangat diluar dugaan momentum politik saat itu telah ikut mendorong meroketnya eksistensi.

Sekber Golkar sebagai wadah alternatif atau pengimbang kekuatan front Nasionalis, menyusul kegagalan G30S/PKI. Maka Sekber Golkar bersama kekuatan Pancasila lainnya merapatkan barisan dan mencanangkan upaya pembaharuan, serta pembangunan di berbagai sektor kehidupan, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Maka pada saat dimulainya pemerintahan Orde Baru jadilah Golkar sebagai kekuatan terbesar dalam perpolitikan Indonesia, hingga akhirnya partai ini memenangkan secara mutlak seluruh PEMILU yang diadakan pada masa pemerintahan orde baru.


(41)

2.2.2 Hegemoni Golkar dan kebijakan Kristalisasi Partai Politik

Pemilu 1971 menampilkan Golkar sebagai pemenang dan menyapu bersih lawan-lawan politiknya secara nasional, maka hal ini dimanfaatkan oleh Soeharto untuk memperkuat posisi Golkar di parlemen dengan lebih menyederhanakan jumlah partai politik, dengan dalih bahwa Sistem politik dengan menjalankan multipartai, sangat mengganggu jalannya pembangunan diera orde baru. Maka pada 4 maret 1970 terbentuklah kelompok nasionalis yang merupakan gabungan PNI, IPKI, MURBA, PARKINDO dan partai katolik. Tanggal 14 Maret 1970 terbentuk kelompok spiritual yang terdiri dari NU, PARMUSI, PSII dan PERTI. Kemudian kelompok nasionalis diberi nama kelompok demokrasi pembangunan, sedangkan kelompok kedua diberi nama kelompok persatuan. Pengelompokan ini kemudian berlanjut dalam pembagian fraksi di DPR dan MPR hasil Pemilu 1971, dan keadaan seperti ini tentunya tidak memberi pilihan pada partai-partai politik lainnya untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintahan otoriter Orde baru, maka pada tahun 1973 partai nasionalis yang kemudian disebut kelompok demokrasi pembangunan menjadi partai demokrasi.

pada tanggal 10 januari 1973. Lalu kelompok spiritual yang kemudian menjadi kelompok persatuan, pada tanggal 19 Februari 1973 menggabungkan kegiatan politiknya kedalam wadah Partai Persatuan Pembangunan. Selanjutnya tindak lanjut dari isu peleburan partai ini, maka


(42)

pada tanggal 6 desember 1974 pemerintah orde baru menyampaikan rencana UU partai politik dan Golongan Karya kepada DPR, sebagai aturan hukum peleburan partai politik secara besar- besaran, yang terjadi pertamakalinya dalam sejarah kepartaian Indonesia. Implikasi dari kebijakan itu yakni fusi partai politik, Golkar kemudian menjelma menjadi organisasi politik dengan kekuatan yang tidak bias disaingi oleh dua kekuatan politik lainnya, sehingga dalam pemilu 1977 Golongan Karya adalah kekuatan politik yang sudah mempunyai identitas, sedangkan kedua partai lainya adalah dua partai baru yang mencoba mempertaruhkan identitasnya untuk menarik masa pendukung dalam pemilu.

PPP menangkap isu agama, sebagai satu-satunya pelekat utama bagi partainya. Sasaran utamanya adalah umat Islam dan organisasi-organisasi islam pendukungnya seperti NU, PSII, Muslimin Indonesia dan PERTI. Sasaran lain adalah pemilih rasional yang mengganggap PPP sebagai alternatif pilihan politik bagi masyarakat, serta perwacanaan yang dibangun, bahwa PPP adalah satu-satunya wadah bagi umat Islam.

Disisi lain Golkar sangat sadar dengan hal ini, dandengan kekuatan yang dimilikinya menetralisir isu yang menjadi senjata PPP itu, dengan menyatakan bahwa politik itu adalah urusan duniawi, maka umat islam berhak untuk memilih partai politik sesuai dengan keyakinannya, dan tidak berarti bahwa yang berada dalam barisan Golkar adalah umat islam yang tidak mementingkan Islam. Disisi lain, PDI adalah partai politik yang


(43)

sangat bersusah payah merumuskan identitas dirinya kepada massa pemilihnya sendiri. PDI yang bercirikan demokrasi Indonesia kebangsaan dan keadilan sosial, mencoba membangun citranya sebagai partai rakyat kecil, walaupun praktis tidak terlalu besar manfaatnya. Hal ini tentunya karena ketidakmampuan partai tersebut untuk merumuskan siapa dirinya, maka dia pun tidak mampu menumbuhkan proses identifikasi pemilih dengan dirinya. Golka rsebagai kekuatan politik tidak mampu disaingi oleh dua partai pesaingnya, Golkar dalam Pemilu menjual jargon “politik no

pembangunan yes” pada massa pemilihnya. Kemudian, Golkar

mengidentifikasi dirinya sebagai golongan yang terdiri dari manusia modern, yang mengusahakan modernisasi dan pembangunan bagi masyarakat. Disamping karena kuatnya pengaruh Golkar ditengah masyarakat, dan ditopang oleh birokrasi dan ABRI yang menjadi landasan kekuatan politik orde baru, maka tak pelak lagi, Golkar menjadi pemenang mutlak dalam setiap pemilu Orde Baru dan menjadi Absolute

Majority di parlemen.

Kemudian dalam meraih dukungan dari pemilih diseluruh pelosok daerah, Orde Baru memberlakukan kebijakan bahwa partai-partai politik hanya bisa menjangkau masyarakat di tingkat kabupaten, yang tentu saja membatasi ruang gerak partai pesaingnya. Di sisi lain karena Golkar dianggap bukan partai, maka organisasi ini mampu dengan leluasa melakukan pengorganisiran massa hingga ke tingkat grassroot (akar


(44)

rumput), sampai ketingkat desa dan kelurahan. Kebijakan lain untuk strategi mendapatkan pemilih mengambang, dilakukan dengan mengasingkan para pemimpin partai (PPP dan PDI) dari pengikut mereka,yang memiliki akar-akar historis, dengan tokoh tersebut.

Selanjutnya, ada pembentukan keluarga besar Golongan Karya sebagai jaringan konstituen, yang dibina sejak awal Orde Baru melalui suatu pengaturan informal, yaitu jalur A untuk lingkungan militer, jalur B untuk lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar birokrasi. Pemuka ketiga jalur terebut melakukan fungsi pengendalian terhadap Golkar melalui Dewan Pembina yang mempunyai peran sangatstrategis.

Serangkaian peraturan pun dikeluarkan pemerintah, seperti peraturan Monoloyalitas yang mewajibkan semua pegawai negeri sipil (PNS) untuk menyalurkan aspirasi politiknya kepada Golongan Karya. Dengan iklim politik yang seperti ini, maka selama rezim Orde Baru jadilah Golkar dan ABRI, sebagai tulang punggung pemerintahan, dimana semua politik Orde Baru diciptakan, dan kemudian dilaksanakan oleh pimpinan militer dan Golkar, dimana selama puluhan tahun Orde Baru berkuasa, jabatan-jabatan dalam struktur eksekutif, legislatif dan yudikatif, hampir semuanya diduduki oleh kader-kader Golkar. Maka dapat dikatakan bahwa, selama periode pemerintahan orde baru dalam fakta politiknya terjadi proses demoktratisasi, tetapi dalam realitasnya hanya menjadi agenda seremonial


(45)

5 tahunan sekali, untuk melegitimasi pemerintahan Orde Baru. Dimana kondisinya, sebelum PEMILU itupun dilaksanakan therulling party’s, atau partai pemenangnya telah diketahui, karena begitu kuatnya cengkeraman kekuatan politik Golkar ke dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat, dan ditunjang oleh kondisi pemerintahan yang otoriter (authoritharian

bireucratic) selama rezim pemerintah Soeharto, maka tidak dipungkiri lagi

dalam masa itu, Golkar menjadi kekuatan politik terbesar dengani nfrastruktrur politik yang sangat mumpuni sebagai partai penguasa, 32 tahun pemerintahan Orde Baru.

2.2.3 Platform Partai Golkar

Platform yang dimaksud disini adalah landasan tempat berpijak, yaitu wawasan-wawasan yang menjadi acuan dan arah dari mana dan kemana perjuangan Partai GOLKAR hendak menuju. Platform merupakan sikap dasar yang merupakan kristalisasi dari pemahaman, pengalaman dan kesadaran historis Partai GOLKAR dalam menyertai bangsa membangun masa depan.

Adapun yang menjadi acuan Partai Golkar adalah:

1. Partai GOLKAR bepijak pada landasan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.


(46)

2. Partai GOLKAR mengembangkan wawasan kemajemukan yang inklusif yang mendorong dinamika dan persaingan yang sehat serta berorientasi pada kemajuan serta senantiasa siap berkompetisi secara sehat.

3. Partai GOLKAR menjunjung tinggi ajaran agama

yang dalam gerak langkahnya senantiasa

mendasarkan pada nilai-nilai etika dan moralitas berdasarkan ajaranagama. Etika dan moralitas adalah saripati dari ajaran agama dan buah dari keberagaman itu sendiri.

4. Partai GOLKAR adalah Partai yang demokratis yang memiliki komitmen pada demokrasi.

5. Partai GOLKAR adalah Partai Moderat yang senantiasa mengambil posisi tengah dan menempuh garis moderasi.

6. Partai GOLKAR mengutamakan pembangunan

hukum untuk keadilan dan tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM)


(47)

2.2.4 Visi Misi Partai GOLKAR

Adapun yang menjadi visi Partai Golkar adalah:

Partai GOLKAR berjuang demi terwujudnya Indonesia baru yang maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur dengan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, berahlak baik, menjunjung tinggi hak asasi manusia, cinta tanah air, demokratis, dan adil dalam tatanan masyarakat madani yang mandiri, terbuka, egaliter, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja dan semangat kekaryaan, serta disiplin yang tinggi.

Adapun yang menjadi misi Partai Golkar adalah, Dalam rangka mengaktualisasikan doktrin dan mewujudkan visi tersebut Partai GOLKAR dengan ini menegaskan misi perjuangannya, yakni: menegakkan, mengamalkan, dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara dan idiologi bangsa demi untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang untuk mewujudkan masyarakat

yang demokratis, menegakkan supremasi hukum, mewujudkan

kesejahteraan rakyat, dan hak-hak asasimanusia. Dalam rangka membawa misi mulia tersebut Partai GOLKAR melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah partai politik modern, yaitu:

1. mempertegas komitmen untuk menyerap, memadukan,


(48)

kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang bersifat publik.

2. melakukan rekruitmen kader-kader yang berkualitas melalui sistem prestasi (merit system) untuk dapat dipilih oleh rakyat menduduki posisi - posisi politik atau jabatan-jabatan publik. Dengan posisi atau jabatan-jabatan politik ini maka para kader dapat mengontrol atau mempengaruhi jalannya pemerintahan untuk diabdikan sepenuhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

3. Meningkatkan proses pendidikan dan komunikasi politik yang dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai pikiran, aspirasi dan kritik dari masyarakat.

2.2.5 Perkembangan Partai GOLKAR di Padang Lawas

Sejarah dan perkembangan Partai Golkar di Kabupaten Padang Lawas mengalami proses yang hampir sama dengan di daerah-daerah lain khususnya di Sumatera Utara, yakni kekuatan Partai Golkar yang sangat mengakar dan masuk ke dalam pelosok desa di daerah Padang Lawas. Sejak tahun 1974 organisasi masyarakat Golkar mulai terbentuk. Pada masa awalnya di pimpin oleh Yasir Ahmad Nasution, beserta pengurus pengurus inti lainnya yakni, H. Azwar Lubis, Rahmad Daulay, Zulkaraen Hasibuan. Seiring perkembanganya Ormas Golkar bermetamorfosis menjadi organisasi


(49)

yag menaungi segala golongan lapisan masyarakat di Padang Lawas hingga pada era reformasi menjadi sebuah partai. Fenomena politik ini, tentu saja terjadi karena akses yang dimiliki partai Golkar begitu besar hingga ke masyarakat pelosok desa, akibat dari kuatnya cengkeraman pemerintahan Orde Baru sebagai pemegang kekuasaan dan tidak berdayanya partai politik yang lain yang merupakan pesaing Partai Golkar.

Sejak Kabupaten Padang Lawas masih menjadi satu kesatuan dengan daerah Tapanuli Selatan Hingga pada tahun 2007 Padang Lawas berpisah dengan Tapanuli Selatan, Partai Golkar adalah kekuatan politik yang sangat berpengaruh. Beberapa faktor yang menyebabkannya, termasuk karena banyak masyarakat yang meyakini bahwa pembangunan di daerah ini disebabkan oleh keberadaan Partai Golkar sejak Padang Lawas berdiri dan memisahkan diri dari Kabupaten Tapanuli Selatan, partai golkar tetap mempunyai pengaruh besar di daerah padang lawas. Hal ini membuktikan bahwa partai golkar mulai menunjukkan kekuatannya pada pemilu tahun 2009. Dan mencapai suara maksimal pada tahun 2014 dengan perolehan suara terbanyak.

Eksistensi Partai Golkar pun terpelihara dengan baik di daerah Padang Lawas ini, karena dipengaruhi oleh dukungan luas para pemimpin adat ataupun tokoh masyarakat setempat, karena para tokoh masyarakat ini memiliki kedekatan emosional dengan kekuasaan atau pun pemerintah saat itu. Mereka menjadi sangat memiliki pengaruh di setiap desa, karena


(50)

tokoh-tokoh ini yang dianggap sebagai raja-raja adat ini tentunya masih memiliki keterikatan budaya dan ekonomi dengan masyarakat serta memiliki kekuatan yang harus ditaati oleh masyarakatnya.

Kondisi politik pasca Reformasi, disadari memang mengalami perubahan yang sangat signifikan terhadap proses pemenangan suatu partai politik, dimana pertarungan politik lebih terbuka dapat terjadi bagi setiap partai kontestan Pemilu. Dimana setiap partai memiliki peluang untuk memenangkan Pemilu, tergantung bagaimana mesin partai berjuang untuk mendapatkan suara dari konstituen, hingga meraih kemenangan dalam Pemilu. Tidak ada lagi intervensi yang dilakukan untuk memaksakan pilihan politik tertentu dalam pemilu, ataupun pilihan partai yang sangat terbatas seperti yang terjadi semasa Orde Baru. Maka menyikapi hal itu, Partai Golkar pun melakukan metamorfosa melalui program pembaharuan yang dilakukannya, dengan memunculkan wajah baru Partai Golkar, dengan apa disebut sebagai “paradigma Golkar baru”. Penguatan Kader menjadi konsentrasi Partai Golkar, program kerja yang real bagi masyarakat menjadi karya nyata Partai Golkar untuk memperoleh simpatik konstituen. Hal yang sama pun dilakukan oleh seluruh fungsionaris Partai Golkar di Seluruh Padang Lawas, yang bahu-membahu sebagai mesin politik partai Golkar untuk memenangkan Pemilu di Padang Lawas.

Selanjutnya sebagai Partai yang memiliki mesin politik yang cukup kuat, karena sudah sejak lama dibangun, dan pengaruhnya yang masih


(51)

cukup sentral ditengah masyarakat. Maka dalam Pemilu 2004 Golkar kembali menjadi Partai pemenang Pemilu di Tapanuli bagian Selatan, sekaligus menjawab kekalahan Partai Golkar pada Pemilu 1999. pada Pemilu 2009 setelah Padang Lawas Memisahkan diri dari Tapanuli Selatan, secara keseluruhan Partai Golkar memperoleh suara 9.134 suara. Dan menempatkan Golkar di urutan kedua. Dan dilanjutkan pada Pemilu tahun 2014 partai Golkar kembali meraih kemenangan dengan perolehan suara terbanyak di Kabupaten Padang Lawas dengan perolehan suara sebanyak 20.515.

2.2.6 Struktur Pengurus DPD Partai Golkar

Adapun komposisi dan Personalia DPD Partai Golkar Kabupaten Tapsel dan Padang Lawas Masa Bakti 1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2015

Tabel IV

Komposisi dan Personalia Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Tapanuli Selatan Masa Bakti 1999- 2004

No NAMA JABATAN

1 Drs. Bachrum Harahap KETUA

2 Dirman Siregar SEKJEN

3 H.Banuaran Daulay BENDAHARA


(52)

Tabel V

Komposisi dan Personalia Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Tapanuli Selatan Masa Bakti 2004-2009

No NAMA JABATAN

1 Bachrum Harahap KETUA

2 H.Ir.Syarifuddin Hasibuan SEKJEN

3 Ir. Rahmat Nasution BENDAHARA

Sumber :DPD Partai Golkar Padang Lawas

Tabel IV

Komposisi dan Personalia Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Padang Lawas Masa Bakti 2009- 2014

No NAMA JABATAN

1 H.Ali Sutan Harahap KETUA

2 H.Syahwil Nasution SEKJEN

3 H.Sujito BENDAHARA


(53)

2.2.7 Profil Elite Politik Maupun Elite Non Politik

1. Profil H. Syahwil Nasution (Ketua DPRD)

Nama : H. Syahwil Nasution

Tempat / Tanggal Lahir : Sigalapung, 23 Mei 1963

Jenis Kelamin : Laki-laki S

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Nama istri : Hj. Yulisma Hasibuan

Nama Anak : 1. Yulisyah Hazelina Nasution 2. Ilham Wahyudi Nasution 3. Rizaldi Kurnia Saleh Nasution Nama Orang Tua:

Ayah : Alm. Mangaraja Soaduon Nst

Ibu : Almh. Pimpin Hasibuan

Alamat tempat tinggal :Jln.Lintas Riau Kec. Hutaraja Tinggi Kab. Padang Lawas

Riwayat Pendidikan :

1. SD. Negeri Impres Kecamatan Hutaraja Tinggi

2. SMP Negeri 1 Pasar Uj Batu Kecamatan Sosa.


(54)

Pengalaman Organisasi : 1. Ketua Pemuda Pancasila Kec Sosai Tahun

1988-1990

2. Ketua Penasehat Pemuda Pancasila di Kabupaten Tapsel 1990 – 2007

3. Ketua IPK kecamatan Sosa 1994-1995

4. Wakil Ketua KNPI Kecamatan Sosa 1992-1993 5. Ketua Dewan Penasehat KNPI Kab Padang Lawas

2008 – 20013

6. Ketua DPD Golkar Kab. Padanglawas Tahun 2008-2010

7. Sekretaris Partai Golkar 2009-2019 Pekerjaan Sekarang : Ketua DPRD Padang Lawas Pengalaman Pekerjaan:

1. Kepala Desa Sigalapung 1984-1992 2. Kepala Desa Sigalapung 1992-1998 3. Kepala Desa Sigalapung 1998- 2004 4. Anggoa DPRD Tapanuli Selatan 2006-2008 5. Wakil Ketua DPRD Padang Lawas 2009- 2014 6. Ketua DPRD Padang Lawas 2014-2019


(55)

2. Profil H. Syarifuddin Hasibuan M.Si (Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Golkar)

Nama : H. Syarifuddin Hasibuan M.Si

Tempat / Tanggal Lahir : Simangambat 11 Oktober 1965

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin Keluarga

- Nama istri : Hj. Nilawati Am.Keb

- Nama Anak : 1. Arif Budiman Hasibuan 2. Rosari Damayanti Hasibuan - Nama Orang Tua

Ayah : Alm. Murat Hasibuan

Alamattempattinggal :Jl. Cendrawasih Pasar Sibuhuan Kab.Padang Lawas

Riwayat Pendidikan :

1. SD Simangambat

2. SMP N.1 Pasar Ujung batu 3. SMAN.1 Sosa.

Pengalaman Organisasi:

1. Sekretaris Golkar Kabupaten Tapanuli Selatan 2004-2009


(56)

2. Ketua Dewan Pertimbangna Golkar Kab Palas 2009- Sekarang

Pekerjaan Sekarang:

1.Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar sampai Sekarang

2.Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu II

Pengalaman Pekerjaan :

1. DPRD Tapanuli Selatan 1999-2004 2. Sekjen Paratai Golkar 1999-2004

3. Ketua Praksi Partai Golkar Kab. Tapsel 2004- 2008

4. Ketua DPRD Kab. Palas 2008-2009

5. Ketua Badan Kehormatan DPRD Kab.

Palas. 2009-2014

3. Profil Amrin Fikal Siregar (Ketua Fraksi Golkar)

Nama : Amrin Fikal Siregar

Tempat / Tanggal Lahir : 06 Agustus 1984

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin Keluarga


(57)

- Nama istri : Dinaria Syahfitri Am.Keb

- Nama Anak : 1. Raja Muda Pelindung Siregar

- Nama Orang Tua

Ayah : Alm. Baginda Parlindungan Siregar

Alamat tempattinggal :Jln. Lintas Sumatera Desa Situhuan Kab.Padang Lawas Riwayat Pendidikan :

1. SD. Negeri Paran Najae Kab. Palas 2. MTS.s Purba Bangun Panyabungan

Kab. Madina

3. MA.s Purba Bangun Panyabungan Kab Madina

4. UIN Medan Sumatera Utara. Pengalaman Organisasi

1. Pengurus PMII Medan 2006-2007 2. Wakil sekretaris Jendral KNPI

Padang lawas 2009-2013 3. Sekretaris Jendral PB Imatapsel

Uin Medan 2008-2009 4. Wakil Sekretaris Bidang


(58)

Pekerjaan Sekarang : Anggota DPRD Padang Lawas 2014- 2019

Pengalaman Pekerjaan:

1. Jurnalis Metro Grup JPNN Surabaya 2012-2013

2. Sumut Pos Grup JPNN Poltabes medan 2013

3. Metro Tabagsel JPNN Padang Lawas 2014

4. DPRD Padang Lawas 2014-2019

4. Profil Sutan Harahap ( Ketua LMP Kab. Padang Lawas)

Nama : Sutan Harahap

Tempat / Tanggal Lahir : Simarancar, 05 Juni 1971

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin Keluarga

Nama istri : Siti Aisah Hasibuan Nama Anak

1. Husnul Hayani harahap 2. Fitri Diana harahap


(59)

3. Marhamah harahap

Pekerjaan : Ketua LMP Padang Lawas

Alamat tempat tinggal : Padang Rumbao Kec.Sosa Kab. Padang Lawas

Riwayat Pendidikan :

1. SD.Impres pasar Ujung Batu Kec. Sosa 2. SMP N 1. Pasar Ujung Batu Kec. Sosa 3. Mas. NU Paringgonan

Pengalaman Organisasi::

1. Ketua Ipk kecamatan Sosa 2006

2. Penasehat IpK Kabupaten Padang Lawas 3. Ketua naposo nauli bulung desa Lubuk

Bunut 2009-2010

4. Ketua LMP kecamatan Sosa 2011


(60)

5. Profil Sahrul Damanik (Ketua IPK Kab.Padang Lawas)

Nama : Sahrul Dalimunte

Tempat / Tanggal Lahir : Padang Sidimpuan 08 juli 1965

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin Keluarga

- Nama istri : Sumariani

- Nama Anak : Riski Narang Dalimunte

- Nama Orang Tua

Ayah : Alm. Husain Dalimunte Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat tempat tinggal : Jl Jendrawasih LK 5 Padang Luar Sibuhuan Riwayat Pendidikan :

1. SD.Sadabuan Padang sidimpuan

2. SMP N.4 Sadabuan Padang Sidimpuan 3. SLTA Padang Sidimpuan

Pengalaman Organisasi:

1. KetuaIPK Kec Barumun Kab Padang Lawas 2. Kadin 2009 –Sekarang

3. Ketua SPSI 2010-2013


(61)

5. Ketua Satgas 2013- sekarang Pekerjaan Sekarang : Ketua IPK kecamatan Barumun Pengalaman Pekerjaan: Wiraswasta

1 Usaha Jual Beli Hasil Perkebunan Buah sawit Tahun 1998- sekarang

2 Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 1980 sampai saat ini

3 Ketua SPSI Padang lawas 2010-2013 4 PLT Koperasi Bais 2014-2015

6. Profil pak Darman MT Hasibuan ( Ketua Soksi Kabupaten Padang Lawas )

Nama : Darman MT Hasibuan

Tempat / Tanggal Lahir : Sibuhuan 07 Juni 1970

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Nama istri : Samsiah Nasution Nama Anak : Tongku Saputra Nama Orang Tua

Ayah : H. Gading Hasibuan Ibu : Hj. Masdalifah Daulay


(62)

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat tempat tinggal :Sibuhuan Kec. Barumun Kab. Padang lawas.

Riwayat Pendidikan :

1. SD. Sibuhuan 2. SMP N 1 Sibuhuan 3. SMA N 1 Sibuhuan Pengalaman Organisasi:

1. Ketua IPK Cabang Kec Barumun 2008-2012 2. Ketua PPNB lingkungan 6 Sibuhuan 1993 3. Ketua Soksi 2008 - sekarang


(63)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pemilihan umum ialah salah satu syarat dalam era demokrasi, dimana pemilihan umum merupakan ajang partai politik bertarung serta memberi kesempatan atau peluang untuk menduduki Eksekutif dan Legislatif. Bagi suatu negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi maupun yang membangun proses demokrasi, partai politik menjadi sarana demokrasi yang bisa berperan sebagai penghubung antara rakyat dan pemerintah. Pembentukan partai politik berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi, yakni pemerintahan yang dipimpin oleh mayoritas melalui pemilihan umum. Untuk menciptakan pemerintahan yang mayoritas, diperlukan partai-partai yang dapat digunakan sebagai kendaraan politik untuk ikut dalam pemilihan umum. Menurut J Kristiadi, pemilu demokratis adalah perebutan kekuasaan yang dilakukan dengan regulasi, norma, dan etika sehingga sirkulasi elit atau pergantian kekuasaan dapat dilakukan secara damai dan beradab.1

Pemilihan umum yang berlangsung di Kab.Padang Lawas semenjak tahun 2009 banyak sekali dipengaruhi oleh elit yang sedang berkuasa. Pada tahun 2009 pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif banyak dimenangkan oleh partai Demokrat pada saat itu, dikarenakan pada tahun 2009

1


(64)

banyak elit lokal menetapkan pilihannya pada partai yang incumbent dari tahun 2004 tersebut. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kebiasaan yang terjadi membentuk perilaku masyarakat di daerah tersebut. Begitu pula pada pemilihan umum untuk memilih calon anggota legislatif di Kab.Padang Lawas yang berlangsung pada tanggal 9 April 2014 lalu juga banyak dipengaruhi oleh elit lokal yang juga turut serta berkompetisi di dalam pemilihan umum tersebut.

Pada tahun 2009 Partai Golkar dalam mengikuti pemilihan umum legislatif memperoleh suara secara keseluruhan 9.134 Suara dan menempatkan Golkar di urutan kedua, sementara yang memperolehan suara terbanyak dimenangkan oleh Partai Demokrat dengan perolehansuara 12.010.2

Partai Golkar berhasil memperoleh suara terbanyak pada Pemilihan Umum Legislatif tahunn 2014 tingkat Kab. Padang Lawas, dengan perolehan suara 20.515. Rincian perolehan Partai Golkar, yakni di Dapil Padang Lawas I Partai Golkar terus berusaha untuk menaikkan elektabitasnya dalam Pemilu selanjutnya dengan beberapa tokoh elit yang dianggap sangat berpengaruh dalam partai dan siap untuk menang pada pemilu legislaif 2014. Hal ini sangat memberikan pengaruh yang sangat signifikan pada Pemilu yang dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014, dimana partai Golkar kembali bangkit untuk memperoleh suara terbanyak dalam pemihan umum yang telah berlangsung tahun ini.

2


(65)

meraih 5.393 suara, Dapil Padang Lawas II 2.870 suara, Dapil Padang Lawas III 2.944 suara, Dapil Padang Lawas IV 5.725 suara dan di Dapil Padang Lawas V memperoleh 3.583 suara. Kemudian, posisi kedua yakni Partai Hanura meraih 16.577 suara, Partai Demokrat memperoleh 13.512 suara, PKB 13.184 suara, PPP 11.837 suara, PDIP 9.950 suara, Gerindra 9.914 suara, PAN 7.960 suara, PKS 7.032 suara, PKPI 6.189 suara, PBB 4.489 suara, dan posisi terkahir adalah NasDem dengan perolehan sebanyak 4.141 suara3

Hasil ini tidak hanya menempatkan Partai Golkar sebagai peraih suara terbanyak di Kab.Padang Lawas, namun memperoleh sebanyak 5 kursi legislatif di DPRD Kab. Padang Lawas, dari total 30 kursi legislatif yang diperebutkan. Keadaan tersebut sangat dapat dirasakan masyarakat karena dilihat dari hasil dari pemenangan partai Golkar, yang didalamnya terdapat beberapa tokoh masyarakat yang dikategorikan sebagai elit partai, dengan memperoleh suara tertinggi di daerah padang lawas. Masyarakat banyak menggunakan hak pilihnya untuk memilih sosok yang mereka anggap sudah mengerti bagaimana kondisi yang terjadi di daerah pemilihannya dan bagaimana mengatasi kondisi keadaan yang terjadi di daerah itu pula.

.

Dari data di atas dapat kita lihat bagaimana kondisi pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif di Kab.Padang Lawas dari tahun 2009 sampai dengan 2014. Pergantian pemenang jumlah perolehan suara banyak dimotori oleh elit yang juga turut serta berkompetisi ataupun elit yang tidak

3


(66)

ikut berkompetisi namun mempunyai andil yang penting untuk kemenangan suatu calon dari partai tertentu. Isu kepemimpinan nasional menjadi penting guna mengukur posisi elit partai yang akan maju atau elit di luar partai politik yang dijagokan oleh partai. Walau demikian, elit di luar partai juga termasuk elit dalam tingkatan kelas sosial dalam strata masyarakat. Elit dapat memotori suatu partai ataupun perilaku masyarakat untuk menetapkan pilihannya, untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam suatu pemilihan umum. Pemilu juga mendorong beberapa patronase dengan tujuan untuk menjalin hubungan dengan beberapa kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu untuk mendapatkan tujuan.4

Teori elit dibangun di atas pandangan bahwa keberadaan elit baik elit politik tidak dapat dielakkan dari aspek-aspek kehidupan modern yang serba kompleks. Dalam sejarahnya, jumlah elit cenderung lebih sedikit akibat legitimasi dari masyarakat demikian berat. Ada dua tradisi akademik tentang elit, yakni dalam tradisi yang lebih tua elit diperlukan sebagai sosok khusus yang menjalankan misi historis, memenuhi kebutuhan mendesak, melahirkan bakat-bakat unggul dan elit dipandang sebagai kelompok pencipta tatanan yang kemudian dianut oleh semua pihak. Dalam pendekatan yang lebih baru, elit dipandang sebagai suatu kelompok yang menghimpun para petinggi pemerintahan.

4

Henk Schulte dan Gerry Van Klinken. 2007. Politik Lokal di Indonesia. Jakarta: Yayasan obor Indonesia, Hal. 52


(67)

Elit politik merupakan individu-individu yang memiliki keistimewaan dalam pemahaman, pemaparan, dan pengalaman mengenai sistem kekuasaan selain itu, elit politik juga merupakan individu yang telah mendapat pengakuan dari masyarakat sebagai suatu minoritas yang memiliki status sosial dalam peran dan fungsinya di tengah masyarakat. Kedudukan elit dalam masyarakat dapat dianalisis melalui konsep kekuasaan. Hal ini disadari bahwa elit dan kekuasaan merupakan dua variabel yang tidak dapat dipisahkan, karena elit merupakan sekelompok orang yang memiliki sumber-sumber kekuasaan dan sebaliknya, Kekuasaan merupakan salah satu unsur terbentuknya elit.

Adapun yang mendorong elite politik atau kelompok-kelompok elite untuk memainkan peranan aktif dalam politik adalah Karena ada dorongan kemanusiaan yang tidak dapat dihindarkan atau diabaikan untuk meraih kekuasaan. Politik merupakan permainan kekuasaan dan para individu menerima keharusan untuk melakukan sosialisasi serta penanaman nilai-nilai guna menemukan ekspresi bagi pencapaian kekuasaan tersebut. Keinginan berebut kekuasaan dan berusaha memperbesar kekuasaan yang menyebabkan terjadinya pergumulan politik antar elite di dunia politik.

Alasan penelitian ini berkonsentrasi terhadap partai Golkar dikarenakan partai Golkar dapat membuktikan bahwa dirinya suatu partai yang dapat berdiri tegak dan mampu menjaga eksistensinya sebagai partai besar yang patut diperhitungkan oleh lawan-lawan politiknya. Kemudian partai


(68)

Golkar bukanlah partai yang menang di pemilu tahun 2009 namun pada pemilu tahun 2014 partai ini memperoleh suara tertinggi, kemenangan ini kemudian apakah ada pengaruh dari elit partai yang duduk sebagai Bupati, ketua DPRD dan elit-elit partai tersebut di Kab. Padang Lawas. Penelitian difokuskan di daerah Kab.Padang Lawas karena daerah ini merupakan hasil dari pemisahan diri dari Kab. Tapanuli Selatan sehinggah penelitian ini menunjukkan bagaimana suatu kabupaten baru dalam menghadapi pemilihan umum legislatif di daerahnya dalam rangka menempatkan perwakilan masyarakatnya dalam kursi legislatif.

Pengaruh yang sangat besar terhadap elite partai golkar dalam memenangkan perolehan suara dalam pemilihan umum, sehinggah hal ini sangat berpengaruh terhadap perilaku pemilih didaerah Padang Lawas. Beranjak dari yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini, mengkaji bagaimana peran yang diberikan elit terhadap kemenangan partai Golkar yang ada di kabupaten Padang Lawas.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup


(69)

masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.5

Sejalan dengan latar belakang dan persoalan yang telah diuraikan di atas, adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran Elit lokal dalam pemenangan partai Golkar pada pemilu legislatif tahun 2014 di Kab. Padang Lawas?

C.Batasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam batasan penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk kedalam masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk kedalam ruang penelitian tersebut. Maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji pendekatan yang dilakukan elit politik dan elit non politik dalam pemenangan pada pemilu legislatif tahun 2014 di Kab. Padang Lawas.

D.Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah pernyataan mengenai apa yang hendak kita capai. Tujuan peneitian dicantumkan agar pihak lain yang membaca laporan penelitian dapat mengetahui dengan pasti tentang apa tujuan dari

5

Huasaini Usman & Purnomo Setiady Akbar.2009. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:Bumi Aksara, hal.27


(70)

penelitian kita sesungguhnya.6 Adapun yang menjadi tujuan penelitan ini secara umum ialah untuk mengetahui pengaruh dan pendekatan yang digunakan elit Golkar dalam memberikan pengaruhnya di masyarakat dalam usaha memenangkan partai Golkar pada pemilu legislatif di Kab.Padang Lawas.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pengetahuan yang bermanfaat yaitu:

1. Secara akademis penelitian dapat menjadi bahan acuan ataupun referensi dalam konteks ilmu politik terkait dengan elite politik. 2. Secara teoritis maupun metodologis studi ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan terhadap perkembangan dan pendalaman studi pengaruh elit lokal dalam suatu partai politik, khususnya di Indonesia.

3. Secara pribadi penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan yang baru bagi peneliti sendiri.

6


(1)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, oleh:

Nama : Syarif Hidayatullah Hasibuan Nim : 100906008

Judul :PERAN ELITE LOKAL DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar di Kabupaten Padang Lawas)

Dilaksanakan pada:

Hari :

Tanggal : Pukul :

Tempat :

Tim Penguji:

Ketua :

NIP. ( )

Penguji Utama :

NIP. ( )

Penguji Tamu :


(2)

Karya ini dipersembahkan untuk


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul PERAN ELITE LOKAL DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar di Kabupaten Padang Lawas) dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik dari Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada, Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik sekaligus sebagai dosen pembimbing penulis yang selama ini telah meluangkan waktu memberikan bimbingan, masukan dan kritik yang membangun kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. P. Anthonius Sitepu, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Poitik.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dekan Prof. Dr. Badaruddin, M.Si serta seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Politik yang telah meluangkan waktu untuk mendidik penulis selama menjalani masa perkuliahan. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Kak Ema, Pak Burhan dan Kak Siti yang membantu penulis dalam urusan administratif kampus.

Kepada seluaruh keluarga tercinta, ibunda dan ayahanda dan seluaruh saudara- saudara beserta kerabat yang anyak membantu dan memberikan perhatian besar kepada penulis. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Ilmu Politik angkatan 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu penulis banyak memperoleh pengalaman kehidupan perkuliahan yang diartikan sebagai persahabatan

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dari semua pihak dalam penyelesaian skripsi ini dan berharap skripsi ini memberikan manfaat bagi kita.

Medan, Maret 2015

Syarif Hidayatullah 100906004


(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... I

Abstrak ... i

Abstrack ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Lembar Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Perumusan Masalah ... 6

C.Batasan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 7

E.Manfaat Penelitian ... 8

FKerangka Teori ... 9

F.1 Teori Elit ... 9

F.2 Teori Kekuasaan ... 16

F.3 Teori Strategi Politik ... 22

G.Metodologi Penelitian ... 26

G.1 Jenis Penelitian ... 26

G.2 Lokasi Penelitian ... 27

G.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27

G.4 Teknik Analisa Data ... 29


(5)

BAB II : DESKRIPSI LOKASI DAN ELIT DI KAB. PADANG LAWAS ... 31

2.1 Profil Kabupaten Padang Lawas ... 31

2.1.1 Sejarah Kabupaten Padang Lawas ... 31

2.1.2 Letak Wilayah ... 36

2.1.3 Penduduk ... 37

2.2 Partai Golkar ... 40

2.2.1 Sejarah Berdirinya Partai Golkar ... 40

2.2.2 Hegemoni Golkar dan Kebijakan Kristalisasi Partai Politik ... 43

2.2.3 Platform Partai Golkar ... 47

2.2.4 Visi dan Misi Partai Golkar ... 49

2.2.5 Perkembangan Partai Golkar di Padang Lawas ... 50

2.2.4 Struktur Pengurus DPD Partai Golkar ... 53

2.2.3Profil Elit Politik dan Non politik ... 55

BAB III PEMBAHASAN ... 65

3.1 Aktivitas Elite Lokal dalam Pemilu Legislatif ... 65

3.2 Pandangan Masyarakat Terhadap Paratai Golkar dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kab. Padang Lawas ... 74

3.3 Kemenagan Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Padang Lawas ... 81

BAB IV PENUTUP ... 89

4.1 Kesimpulan ... 89

4.2 Saran ... 91


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Bupati Padang lawas periode ... 34 Tabel 2. Kecamatan dan Luas wilayah di Kabupaten padang Lawas ... 35 Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin ... 39 Tabel 4. komposisi dan personalia dewan pinpinan daearah partai golkar di

Kabupaten Tapanuli Selatan dan Padang Lawas ... 53 Tabel 5. Perolehan Suara Partai Golkar tahun 2009 dan 2014 ... 86 Peta Kabupaten Padang Lawas ... 37