11 tunggal. Karena itu, sintesis nanopartikel yang seragam dengan mengatur
ukurannya menjadi salah satu kunci masalah dalam ruang lingkup sintesis ini Hook and Hall, 1991.
Magnetit memiliki beberapa sifat kemagnetan diantaranya :
1.
Diamagnetik jika semua elektron berpasangan : ditolak amat lemah oleh medan magnet.
2.
Paramagnetik jika ada elektron yang tak berpasangan : ditarik oleh medan magnet.
3.
Feromagnetik pada Fe, Co, Ni: ditarik sangat kuat oleh medan magnet.
Secara kuantitatif ditunjukkan oleh momen magnetik µ : µ =
√[nn+2] BM dengan n = jumlah elektron tak berpasangan
BM= Bohr Magneton satuan untuk momenmagnetik Saito, 1996.
E. Logam Berat
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5
gcm
3
, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4
sampai 7 Miettinen, 1977. Di perairan, logam berat berada dalam bentuk ion- ion, baik sebagai pasangan ion ataupun bentuk ion-ion tunggal. Kadar logam
berat akan meningkat bila limbah diperkotaan, pertambangan, pertanian, dan perindustrian masuk ke dalam lingkungan.
12 Menurut Sasongko 2002, logam berat memiliki sifat-sifat di antaranya:
1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan
dan keberadaannya secara alami sulit terurai atau berubah. 2.
Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, yang nantinya dapat membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi
dari konsentrasi logam dalam air. Adapun logam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Logam Timbal Pb
Timbal Pb merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu kebiruan dengan titik leleh 327 ºC dan titik didih 1,620 ºC. Pada suhu 550
–600 ºC timbal menguap dan bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk timbal
oksida. Walaupun bersifat lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam. Timbal dapat
larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat. Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal II dan senyawa organometalik yang terpenting
adalah timbal tetra etil TEL: tetra ethyl lead, timbal tetra metil TML : tetra methyl lead dan timbal stearat merupakan logam yang tahan terhadap korosi
atau karat, sehingga sering digunakan sebagai bahan coating Saryan, 1994 ; Palar, 2004 ; Suciani, 2007.
Keterlibatan aktivitas manusia terutama dalam proses industrialisasi di abad 19
dan 20 telah mengakibatkan pencemaran lingkungan. Penggunaan logam timbal dalam industri menghasilkan polutan yang bersifat merugikan kehidupan biologi.
13 Sumber utama polusi timbal pada lingkungan berasal dari proses pertambangan,
peleburan dan pemurnian logam tersebut, hasil limbah industri, dan asap kendaraan bermotor Darmono, 2001 dalam Kurniawan 2008.
Logam Tembaga Cu
Tembaga merupakan logam yang ditemukan di alam dalam bentuk senyawa dengan sulfide CuS. Tembaga sering digunakan pada pabrik-pabrik yang
memproduksi peralatan listrik, gelas, dan alloy. Tembaga masuk keperairan merupakan faktor alamiah seperti terjadinya pengikisan dari batuan mineral
sehingga terdapat debu, partikel-partikel tembaga yang terdapat dalam lapisan udara akan terbawa oleh hujan. Tembaga juga berasal dari buangan bahan yang
mengandung tembaga seperti dari industri galangan kapal, industri pengolahan kayu, dan limbah domestik. Pada konsentrasi 2,3
– 2,5 mgl dapat mematikan ikan dan akan menimbulkan efek keracunan , yaitu kerusakan pada selaput lendir.
Tembaga dalam tubuh berfungsi sebagai sintesa haemoglobin dan tidak mudah diekskresikan dalam urine karena sebagian terikat dengan protein, sebagian
diekskresikan melalui empedu ke dalam usus dan dibuang ke feses, sebagian lagi menumpuk dalam hati dan ginjal, sehingga menyebabkan penyakit anemia dan
tuberkolusis Marganof, 2003.
F. Adsorpsi