Saran Saran yang diberikan untuk penelitian lanjutan pada percobaan yang serupa adalah dosis
Nendissa, J.I. 2008. The influence of Organic Soil Treatment OST and time span of the landeto solution application on the growth and yield of shallots
on regosol. Jurnal Budidaya Pertanian 4: 122-131. Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Cetakan keenam. Agromedia
Pustaka. Jakarta. 128 hal. Pangaribuan, D. 1998. Peningkatan produktivitas bawang merah melalui
penambahan bahan organik pada tanah. Jurnal Tanaman Tropika. 12: 98-107. ISSN:1410-7368.
Rahayu, E. dan B. Nur. 2007. Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta. 94 hal.
Rosliani R. dan Y. Hilman. 2002. Pengaruh pupuk urea hayati dan pupuk organik penambat nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.
Jurnal Hortikutura. 12 1:17-27. Rugayah, 1997. Pertumbuhan dan hasil bawang merah yang diaplikasi Sesbania
rostrata dan pupuk urea pada ultisol kentrong. Jurnal Agrotropika. II1: 18-25.
Rukmana, R. 1995. Bawang Merah Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius. Jakarta. 18 hal.
Setiyowati, S. Haryanti dan H. Rini Budi. 2010. Pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk organik cair tehadap produksi bawang merah Allium
ascalonicum L. Jurnal BIOMA. 12 2: 44-48. Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. 2th
ed. John Wiley Sons, Inc. New York. Sufyandi, A. 2001. Informasi Teknologi Tepat Guna untuk Pedesaan Biogas.
Bandung. 30 hal. Sumarni, N. dan A. Hidayat 2005. Budidaya bawang merah. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Panduan Teknis PTT Bawang
Merah No.3, Tahun 2005. ISBN : 979-8304-49-7. Bandung: 22 hal.
Sunarjono, H. dan P. Soedomo. 1983. Budidaya Bawang Merah Allium ascalonicum L. Cetakan Kedua. Bandung. Sinar Baru. 54 hal.
Suparman. 2010. Bercocok Tanam Bawang Merah. Azka Press. Jakarta. Suriadikarta D. A. dan R.D.M Simanungkalit. 2006. Pendahuluan. Pp 1-10.
dalam: Simanungkalit RDM et al. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. http:balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses 5 November 2013.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Permasyarakatan dan Pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 219 hal.
Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Bawang Merah. Yrama Widya, Bandung. 120 hal.
Tim Biogas Rumah Tim BIRU. 2012. Pedoman Pengguna Pengawas Pengelolaan dan Pemanfaatan Bio-slurry. Kerja sama Indonesia-Belanda.
Program BIRU. Jakarta. 24 hal. Wibowo, S. 2007. Budidaya Bawang : Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang
Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta. 212 hal. Winarna dan E.S., Sutarta. 2003. Pertumbuhan dan Serapan Hara Bibit Kelapa
Sawit Pada Medium Tanam Sub Soil Tanah Typic Paleudult, Typic Tropopsamment, dan Typic Hapludult. Warta PPKS 111, PPKS. Medan.
Yetty H. dan E. Evawani. 2008. Penggunaan pupuk organik dan KCl pada tanaman bawang merah Allium ascalonicum L.. Sagu 71: 13-18.
Yusuf, Tohari. 2009. Unsur Hara dan Fungsinya. [terhubung berkala]. Tersedia pada : http:tohariyusuf.wordpress.com20090404unsur-hara-dan-
fungsinya.
LAMPIRAN
Tabel 24. Data tinggi tanaman bawang merah minggu ke-5 setelah tanam pada percobaan I.
Perlakuan Kelompok
Total kelompok Rata-rata
I II
III p
29,50 31,67
31,30 92,47
30,82
p
1
33,43 25,77
21,90 81,10
27,03
p
2
30,30 32,07
34,03 96,40
32,13
p
3
33,73 20,40
32,33 86,46
28,82
p
4
35,77 35,10
25,27 96,14
32,05
p
5
33,47 25,07
31,60 90,14
30,05
Total perlakuan 196,20 170,08
176,43 542,71
Rata-rata
32,70 28,35
29,41 30,15
Keterangan: p
= kontrol tanpa perlakuan p
1
= urea 400 kg ha
-1
+ TSP 300 kg ha
-1
+ KCl 200 kg ha
-1
p
2
= Bio-slurry padat 4000 kg ha
-1
+ urea 300 kg ha
-1
+ TSP 225 kg ha
-1
+ KCl 150 kg ha
-1
p
3
= Bio-slurry padat 6000 kg ha
-1
+ urea 200 kg ha
-1
+ TSP 150 kg ha
-1
+ KCl 100 kg ha
-1
p
4
= Bio-slurry padat 8000 kg ha
-1
+ urea 100 kg ha
-1
+ TSP 75 kg ha
-1
+ KCl 50 kg ha
-1
p
5
= Bio-slurry padat 10000 kg ha
-1
Tabel 25. Uji homogenitas ragam untuk tinggi tanaman bawang merah minggu
ke-5 setelah tanam pada percobaan I.
Perlakuan Db
1Db JK
Si
2
Log Si
2
DbLog Si
2
p 2
0,50 2,70
1,35 0,13
0,26
p
1
2 0,50
68,86 34,43
1,54 3,07
p
2
2 0,50
6,96 3,48
0,54 1,08
p
3
2 0,50
107,32 53,66
1,73 3,46
p
4
2 0,50
69,11 34,55
1,54 3,08
p
5
2 0,50
38,90 19,45
1,29 2,58
Total 12
3,00 293,86
146,93 6,77
13,53
Gabungan 24,49
1,39 χ2 hitung
= 7,22 Faktor Koreksi
= 1,19 χ2 terkoreksi
= 6,05 homogen χ2 tabel 0,05;5
= 11,07
Tabel 26. Uji analisis ragam untuk tinggi tanaman bawang merah minggu ke-5 setelah tanam pada percobaan I.
SK Db
JK KT
F-hitung F-tabel
0,05
Sig. Kelompok
2 61,86
30,93 1,33
4,10 tn
Perlakuan
5 58,43
11,69 0,50
3,33 tn
Galat
10 232,00
23,20
Total 17
352,29 KK= 15,98
Keterangan: tn
= tidak berbeda nyata pada taraf 5 Tabel 27. Hasil uji kontras untuk tinggi tanaman bawang merah minggu ke-5
setelah tanam pada percobaan I.
Perbandingan Q