DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SELAMA PERIODE 2000-2013

(1)

DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SELAMA

PERIODE 2000-2013

(Skripsi)

Oleh

ANDHYKA RIZKI SATRIAJI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2014


(2)

Impact of International Trade on Economic Growth in Indonesia During Period 2000-2013

By

Andhyka Rizki Satriaji

ABSTRACT

International trade can be interpreted as a commercial transaction between the subjects of the country's economy with the economies of other subjects.

International trade affect a country's economic growth, as in the international trade of all countries to compete in the international market. One of the advantages of international trade is to enable a country to specialize in producing cheap goods and services, both in terms of materials and production methods. This study aims to determine the development of exports, imports and economic growth in Indonesia as well as determine the effect of exports and imports to Indonesia's economic growth. This research uses Granger causality test and Vector Auto Regression approach using Eviews 6.0 software. Calculation shows that exports do not have an influence on economic growth. But the results of this experiment indicate that the import has a two-way causal relationship to GDP and GDP also has a relationship with the import. This study also proved that the greater the level of imports may affect the level of GDP in Indonesia in the short term is 2 years during the period 2000 to 2013.

Keywords: International Trade, Economic Growth, export, import, Granger Causality and Vector Auto Regression.


(3)

Dampak Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Selama Periode 2000-2013

Oleh

Andhyka Rizki Satriaji

ABSTRAK

Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain. Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena dalam perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar internasional. Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah

memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan ekspor, Impor dan Pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta mengetahui pengaruh ekspor dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian ini menggunakan uji Kausalitas Granger dan pendekatan Vector Auto Regression menggunakan softwareEviews 6.0. Hasil perhitungan menunjukan bahwa bahwa ekspor tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi hasil penelitian ini juga

membuktikan bahwa impor memiliki hubungan kausalitas dua arah terhadap PDB dan PDB juga memiliki hubungan dengan impor. Hal tersebut berarti semakin besar tingkat impor dapat mempengaruhi tingkat PDB di Indonesia dalam jangka pendek yaitu 2 tahun selama periode 2000-2013.

Kata Kunci : Perdagangan Internasional, Pertumbuhan Ekonomi, ekspor, impor, Kausalitas Granger dan Vector Auto Regression.


(4)

DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SELAMA

PERIODE 2000-2013

Oleh

ANDHYKA RIZKI SATRIAJI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2014


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Andhyka Rizki Satriaji lahir pada tanggal 22 April 1992 di Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Penulis lahir sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ir.Haris Ridwan dan Ir.Wahyuni Sari.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Kartika II-5, Bandar Lampung pada tahun 1997 dan tamat pada tahun 1998. Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Dasar Kartika II-5, Bandar Lampung, yang diselesaikan pada tahun 2004. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 4 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 9 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis diterima di perguruan tinggi Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi yang sekarang berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pada tahun 2014 penulis mengikuti kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Lampung Tengah dan KKL (Kuliah Kunjung Lapangan) di Bank Indonesia.


(9)

MOTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang

lain), dan hanya Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (QS. Al-Insyirah: 6-8)

Bila anda berani bermimpi tentang sukses berarti anda sudah memegang kunci kesuksesan, hanya tinggal berusaha mencari lubang kuncinya untuk membuka

gerbang kesuksesan.

(John Savique Capone)

Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu akan hal hidup.


(10)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillhirrabbil‟alamin, segala puji hanya milik Allah SWT.

Ku persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda cinta dan terima kasihku kepada :

1. Ayah dan Ibu yang tidak pernah lelah untuk mendoakan, memberikan semangat, motivasi, dan materi. Berusaha dengan segenap daya upaya serta kesabaran untuk terciptanya keberhasilan masa depanku, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan kepada Ayah dan Ibu tercinta.

2. Serta adik-adikku tercinta, Andhrysabella Kintani. Terimakasih atas

perhatian, serta keceriaan yang selalu memotivasi kakak. Kelak tumbuh dan dewasalah seperti impian orang tua kita.

3. Almamater tercinta jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.


(11)

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia Selama Periode 2000-2013” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.E.P., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan selaku Pembimbing Skripsi atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi. 3. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan. Terima kasih untuk masukan dan saran-sarannya.

4. Bapak Dr. Nairobi S.E.,M.Si., selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih untuk masukan dan saran-sarannya.


(12)

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

6. Seluruh pegawai jurusan Ekonomi Pembangunan. Mas Kuswara, Mas feri, Ibu Mardiana, Ibu Yati, Pakde Heriyanto, Pak Ikhman dan Mas Ma‟ruf serta para pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

7. Orang tuaku Tercinta, ayah ku Ir. Haris Ridwan dan ibu ku Ir. Wahyuni Sari beserta keluarga besarku terima kasih atas semua limpahan kasih sayang, dukungan doa, dan bantuan yang telah diberikan selama ini.

8. Untuk Tian Terina S.H terima kasih untuk motivasi yang tak pernah henti dan juga doa serta waktunya selama ini.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan dan selalu memotivasi. Arizal, Astri, Claudya, Citra, Dwinta, Gege, Inaya, Irfan, dan Angga

10. Sahabat-sahabat A108 yang telah berjuang bersama-sama. Yanu, Rendy, Bolang, Denis, Hasby, Ega, Abah Yogi, Alex, Wowok, Burja, Onal, Kevray, Hadi, Ade, Brama Terima kasih untuk segalanya. Percayalah segala usaha yang telah kita lakukan selama ini kelak akan berbuah manis.

11. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan 2010. Febry, Dwi Adi, Rangga, Dede, Dicky Wong, Dimas, Dhani, Fida, Eci, Nia, Virgie, Moza, Princes, Darus, Fany, Ardan, Dani dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu satu karena telah memberikan banyak warna


(13)

12. Teman-teman satu Bimbingan. Irfan, Dwinta, Citra, Mbak Eli, Devi, Nurmala. Terimakasih telah berjuang bersama-sama dalam proses penyelesaian skripsi.

13. Keluarga „KKN Watu Agung‟: Sendi, Jaka, Bang Neo, Arga, Helrita, Tara, Kahfi, Irfan, Sani, Kiki, Leni. Terima kasih untuk semua pengalaman dan pelajaran hidupnya.

14. Sahabat-sahabat kecil ku. Rian, Rizal, Fitri, Lintang, Ariq. Terima kasih untuk dukungannya selama ini.

15. Sahabat klasik. Annisa Fabiolla S.A.B, Heri, Naw, Dicky, Ridho. Terimakasih untuk dukungan dan motivasi selama ini.

16. Beberapa pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis,


(14)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I . PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Kegunaan Penelitian... 12

E. Kerangka Pemikiran ... 12

F. Hipotesis ... 14

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 14

H. Sistematika Penulis ... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 16

A. Perdagangan Internasional ... 16

B. Ekspor ... 22

C. Impor ... 24

D. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ... 28

E. Pertumbuhan ekonomi ... 31

F. Kausalitas Granger (Granger Causality) ... 38

G. Penelitian Terdahulu ... 39

III. METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis dan Sumber Data ... 42

B. Definisi Operasional Variabel ... 42

C. Metode Analisis ... 44


(15)

i

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Variabel Penelitian ... 51

B. Uji Akar Unit ... 54

C. Hasil Penentuan Lag Optimum ... 55

D. Pengujian Hipotesis ... 56

E. Uji F Statistik ... 59

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Simpulan ... 64

B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 15

2. Kurva Ketimpangan Regional ... 34

3. Perkembangan Variabel Ekspor ... 51

4. Perkembangan Variabel Impor ... 52

5. Perkembangan PDB ... 53


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Outlook PDB Asia Tenggara (%) ... 3

2. Nilai Ekspor Indonesia Tahun 2000 s/d 2013 ... 4

3. Nilai Impor Indonesia Tahun 2000 s/d 2013 ... 7

4. Pendapatan Domestik Bruto ADH Konstan di Indonesia Tahun 2000-2013 9 5. Daftar Penelitian Terdahulu ... 39

6. Nama Variabel, Simbol, Periode Waktu, Satuan Pengukuran dan Sumber Data ... 43

7. Nilai ADF Statistik ... 54

8. Hasil Penentuan Lag Optimum ... 55

9. Koefisien Determinasi. ... 56


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jumlah Ekspor Indonesia Tahun 2000-2013 ... L1 2. Jumlah Impor Indonesia Tahun 2000-2013 ... L2 3. Pendapatan Domestik Bruto ADH Konstan di Indonesia Tahun

2000-2013 ... L3 4. Output Spreadsheet Variabel Penelitian ... L4 5. Output Uji Akar Unit dengan Eviews 4.1 ... L5 6. Output Perhitungan Hipotesis dengan Eviews 4.1 ... L6 7. Hasil Estimasi Uji Kausalitas Granger ... L7 8. Tabel Uji F (σ = 0.05) ... L8


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa. Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat suatu negara. Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan menciptakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya, salah satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara.

Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga Negara biasa, perusahaan swasta dan perusahaan negara maupun pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan. Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena dalam perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar internasional. Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam


(20)

2

menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Akan tetapi manfaat nyata dari perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan, cadangan devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja. Adanya pertumbuhan ekonomi juga merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu negara, pertumbuhan ekonomi yang stabil atau cenderung meningkat menandakan keberhasilan pemerintah negara tersebut dalam meningkatkan perekonomian negaranya (Deviyantini, 2012)

Seperti dilansir Philstar.com, (2/9/2013), Di antara negara-negara kawasan Asia Tenggara, perekonomian Filipina menjadi yang terbaik dibandingkan banyak tetangganya yang babak belur seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia. Namun karena letak geografisnya yang dekat dengan negara-negara tersebut, Filipina juga harus mengalami pelemahan nilai tukar peso dan merosotnya nilai saham

meskipun kinerja ekonominya luar biasa. Setelah mengalami kontraksi hebat pada tahun 1998 akibat krisis, ekonomi Indonesia mulai mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2000, meskipun sebenarnya masih jauh dari harapan dalam arti perbaikan (recovery) ekonomi yang sesungguhnya. Organisasi Kerjasama

Ekonomi Dan Pembangunan (OECD) memprediksi Indonesia akan meraih

pertumbuhan produk domestic bruto (PDB) tertinggi di antara enam negara utama di Asean pada periode 2012-2016. Berikut tingkat PDB beberapa di Asean tahun 2010 sampai dengan 2012:


(21)

3

Tabel 1. Outlook Pertumbuhan Domestik Bruto Asia Tenggara ( dalam %)

Tahun

Negara

Indonesia Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

2000 4.9 8.3 4.0 10.3 4.6 6.1

2001 3.3 0.4 3.4 2.0 1.8 5.8

2002 4.5 5.4 3.7 4.2 5.3 7.1

2003 4.8 5.8 4.9 4.6 7.1 7.3

2004 5.0 6.8 6.7 9.2 6.3 7.8

2005 5.7 5.0 4.8 7.4 4.6 8.4

2006 5.5 5.6 5.3 8.7 5.1 8.2

2007 6.3 6.3 6.7 8.8 5.0 8.5

2008 6.0 4.9 4.2 1.7 2.5 6.3

2009 4.6 -1.5 1.1 -1.3 -2.3 5.3

2010 6.1 7.2 7.3 14.5 7.8 6.8

2011 6.3 4.6 4.5 5.6 2.5 5.9

2012 6.2 5.6 6.8 1.3 6.5 5.2

2013* 6.4 5.8 7.2 5.8 6.9 5.3

Sumber: International Monetary Found, World Economic. 2013 * Angka Perkiraan

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa dalam 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat stabil di kisaran 5,5% dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,11%. Sejak tahun 2007 hingga 2012, tingkat pertumbuhan hampir selalu di atas 6% dengan pengecualian tahun 2009 (4,6%) sejalan dengan krisis ekonomi global akibat kegagalan sektor kredit properti (subprime mortgage crises) dimana sebagian besar negara bahkan mengalami pertumbuhan minus. Trend tersebut berbeda bila dibandingkan dengan Singapura yang memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 6,55%, namun fluktuasinya sangat tinggi mulai dari 14,7% (2010) setelah mengalami kontraksi -1,3% (2009). Demikian pula halnya dengan Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam yang tidak lepas dari imbas krisis global tahun 2009, sehingga turut mengalami pertumbuhan yang minus. Pertumbuhan ekonomi Vietnam memang menunjukkan tingkat yang selalu lebih tinggi


(22)

4

ini bisa dikatakan baik, karena Pada tahun 2008, terjadi krisis global yang berpusat di Amerika Serikat. Krisis ini memberikan dampak yang cukup besar dalam

perekonomian global khususnya bagi negara-negara yang mempunyai hubungan ekonomi yang sangat erat dengan Amerika Serikat. Dalam hal ini, Indonesia juga merasakan dampaknya meskipun tidak sebesar krisis moneter pada tahun 1998. Perlambatan ekonomi dunia yang semakin dalam dan anjloknya harga komoditas global mendorong merosotnya pertumbuhan ekspor di Indonesia. Secara umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya. Berikut Tabel yang menunjukan Nilai Ekspor Indonesia Tahun 2000 sampai dengan Tahun 2013 (Dalam Milyar Rupiah):

Tabel 2. Nilai Ekspor Indonesia Tahun 2000 s/d 2013 (Dalam Milyar Rupiah)

No Tahun

ekspor non migas % Pertumbuhan ekspor migas % Pertumbuhan

1 2000 47757.4 14366.6

2 2001 43684.6 -8.53% 12636.3 -12.04%

3 2002 45046.1 3.12% 12112.7 -4.14%

4 2003 47406.8 5.24% 13651.4 12.70%

5 2004 55939.3 18.00% 15645.3 14.61%

6 2005 66428.4 18.75% 19231.6 22.92%

7 2006 79598.1 19.83% 21209.5 10.28%

8 2007 92012.3 15.60% 22088.6 4.14%

9 2008 107894.1 17.26% 29126.3 31.86%

10 2009 97491.7 -9.64% 19018.3 -34.70%

11 2010 129739.5 33.08% 28039.6 47.43%

12 2011 162019.6 24.88% 41477 47.92%

13 2012 153043.6 -5.54% 36977.3 -10.85%

14 2013 149918.8 -2.04% 32633 -11.75%

rata-rata 10.00% 9.11%

Sumber:, Badan Pusat Statistik. 2014

Tabel 2, memperlihatkan bahwa Indonesia rata-rata mengalami peningkatan ekspor non migas dari tahun ke tahun, hanya pada tahun 2009, 2012 dan tahun


(23)

5

2013 mengalami penurunan ekspor non migas, hal serupa juga ditunjukan oleh ekspor non migas dan penurunan terbesar terjadi pada tahun 2009 sampai dengan -53,15% penurunan ekspor non migas terjadi dari tahun sebelumnya.

Sektor ekonomi merupakan salah satu sektor yang paling penting untuk mengukur kesejahteraan suatu negara. Suatu negara dapat dianggap sejahtera salah satunya dapat dilihat melalui angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pada

umumnya jika angka pertumbuhan ekonomi bergerak pada arah yang positif, maka dapat dikatakan negara tersebut sejahtera, dan begitu juga sebaliknya. Akan tetapi, pergerakan pertumbuhan ekonomi kearah positif tidak selamanya

menggambarkan bahwa Negara tersebut sejahtera, ada beberapa faktor lain yang memiliki pengaruh dalam pengukuran tingkat kesejahteraan suatu negara seperti misalnya angka inflasi, situasi politik, dan sebagainya.

Analisis tentang sektor perdagangan luar negeri Indonesia selama ini terlalu didominasi oleh analisis tentang ekspor. Di satu sisi hal ini dapat dipahami karena ekspor merupakan satu-satunya andalan penghasil devisa yang berasal dari

kekuatan sendiri, sehingga negara berkembang berkepentingan untuk menguasai pengetahuan tentang penghasil devisanya ini. Peran devisa ini sangat penting, terutama untuk negara berkembang seperti Indonesia. Devisa dibutuhkan untuk (1) membayar impor sekarang, (2) jaminan pembayaran impor tiga bulan mendatang, (3) membayar utang luar negeri dan bunganya, dan (4) mendukung stabilitas nilai Rupiah. Namun demikian, di sisi lain, akibat dari kurangnya perhatian terhadap analisis impor memunculkan dampak buruk, antara lain: (1) masyarakat menganggap impor kalah penting dibanding ekspor, sehingga menjadi


(24)

6

semakin kurang diperhatikan. (2) efek demonstrasi yang merupakan dampak buruk dari impor mendapat kesempatan untuk menyebar tanpa hambatan, karena telah terjadi ketidakpedulian terhadap impor. (3) pola konsumsi penduduk menjadi semakin terjerat oleh selera ke barang impor, sebagai hasil dari upaya pen-skenario-an selera yang dilakukan para produsen/eksportir di luar negeri melalui efek demonstrasi dari strategi pemasarannya. Sementara impor adalah arus kebalikan dari ekspor, yaitu barang dan jasa dari luar suatu negara yang mengalir masuk ke negara tersebut. Kebijakan impor dilakukan karena Indonesia belum dapat memproduksi semua kebutuhan sendiri. Dengan adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan ini maka Indonesia harus melakukan hubungan dengan luar negeri melalui perdagangan internasional. Walaupun ekspor dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan perekonomian suatu negara namun impor juga memegang peranan yang penting bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Kebijakan impor sepenuhnya ditujukan untuk

mengamankan posisi neraca pembayaran, mendorong kelancaran arus

perdagangan luar negeri, dan meningkatkan lalu lintas modal luar negeri untuk kepentingan pembangunan, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Nilai impor Indonesia tidak terlepas dari pengaruh permintaan dalam negeri atas barang-barang konsumsi dan impor atas bahan baku dan penolong, serta barang modal yang pasokannya belum dapat dipenuhi seluruhnya oleh industri-industri dalam negeri. Impor ini nantinya akan digunakan untuk proses industri dalam negeri dan industri yang berorientasi ekspor. Salah satu barang yang diimpor oleh Indonesia adalah barang konsumsi, bahan baku dan barang modal. Suatu negara


(25)

7

melakukan impor karena mengalami defisiensi (kekurangan/kegagalan) dalam menyelenggarakan produksi barang dan jasa bagi kebutuhan konsumsi

penduduknya. Ada dua macam defisiensi yang dapat terjadi, yaitu defisiensi kuantitas dan defisiensi kualitas. Melakukan impor untuk alasan defisiensi

kuantitas masih merupakan suatu kewajaran. Faktor penyebab utamanya biasanya adalah faktor-faktor alamiah yang nyata, sehingga penyelesaian atau solusinya juga jelas. Dalam hal ini barang dan jasa dilihat dari fungsi atau kegunaannya. Peran konsumsi fungsional dalam pola konsumsi relatif rendah bila dilihat dari proporsi pengeluarannya dalam total pengeluaran untuk konsumsi. Berikut Tabel yang menunjukan Nilai Impor Indonesia selama 14 Tahun (2000-2013):

Tabel 3. Nilai Impor Indonesia Tahun 2000 s/d 2013 (Dalam Milyar Rupiah)

No Tahun

Impor non migas

%

Perubahan Impor migas

% Perubahan

1 2000 27495.3 6019.5

2 2001 25490.3 -7.87% 5471.8 -10.01%

3 2002 24763.1 -2.94% 6525.8 16.15%

4 2003 24939.8 0.71% 7610.9 14.26%

5 2004 34792.5 28.32% 11732 35.13%

6 2005 40243.2 13.54% 17457.7 32.80%

7 2006 42102.6 4.42% 18962.9 7.94%

8 2007 52540.6 19.87% 21932.8 13.54%

9 2008 98644.4 46.74% 30552.9 28.21%

10 2009 77848.5 -26.71% 18980.7 -60.97%

11 2010 108250.6 28.08% 27412.7 30.76%

12 2011 136734.1 20.83% 40701.5 32.65%

13 2012 149125.3 8.31% 42564.2 4.38%

14 2013 141362.3 -5.49% 45266.4 5.97%

rata-rata 9.83% 11.60%

Sumber: Badan Pusat Statistik. 2014

Terlihat pada Tabel di atas, meskipun Indonesia mempunyai ekspor non migas yang lebih besar dari ekspor migas nya tetapi Impor non migas Indonesia juga


(26)

8

menunjukan Impor non migas nya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan impor non migas lebih besar dari impor migas. Impor dapat mempunyai peranan yang positif terhadap perkembangan industry di dalam negeri khususnya dan terhadap perkembangan ekonomi pada umumnya. Peranan positif impor dapat dilihat dari fungsi impor tersebut dalam perekonomian suatu negara. Fungsi impor adalah untuk pengadaan bahan kebutuhan pokok (barang konsumsi), pengadaan bahan baku bagi industri di dalam negeri, dan untuk pengadaan barang modal yang belum bisa dihasilkan sendiri di dalam negeri. Fungsi lainnya adalah untuk merintis pasaran di dalam negeri, merangsang pertumbuhan industri baru, dan perluasan industri yang sudah ada. Salah satu cara untuk mengetahui ada/tidaknya pasaran bagi komoditas tertentu di dalam negeri adalah dengan melihat impor. Impor merupakan indikator bahwa pasarannya ada karena dari angka impor akan dapat diketahui barang-barang mana yang pasarannya sedang berkembang di dalam negeri.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan ekonomi yang menyebabkan barang dan jasa yang dalam masyarakat bertambah dari satu periode ke periode yang lain serta kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah dalam makroekonomi untuk jangka panjang. Selain itu, pertumbuhan ekonomipun dipengaruhi oleh bertambahnya investasi, teknologi yang berkembang, dan meningkatnya kesempatan kerja. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh


(27)

9

seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (www.bps.go.id.2013). Berikut akan ditampilkan Tabel yang memperlihatkan PDB Indonesia selama 14 Tahun (2000-2013):

Tabel 4. Pendapatan Domestik Bruto ADH Konstan di Indonesia Tahun 2000-2013 (Milyar Rupiah)

Tahun PDB %Pertumbuhan

2000 1389769.9

2001 1646322 15.58%

2002 1821833.4 9.63%

2003 2013674.6 9.53%

2004 2295826.2 12.29%

2005 2774281.1 17.25%

2006 3339216.8 16.92%

2007 3950893.2 15.48%

2008 4948688.4 20.16%

2009 5606203.4 11.73%

2010 6446851.9 13.04%

2011 7419187.1 13.11%

2012 8229439.4 9.85%

2013 9083972.2 9.41%

rata-rata 13.38%


(28)

10

Dijelaskan dalam Tabel 4 adalah bagaimana perkembangan PDB Indonesia dalam kurun waktu 2000 sampai 2013. Dimana data ini menggambarkan bagaimana pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto Indonesia yang selalu mengalami perubahan yang positif, walaupun terjadi fluktuasi yang tidak terlalu besar perubahannya.

Penelitian ini merujuk dari penelitian Jayachandran dan Seilan (2010) yang meneliti tentang hubungan kausalitas perdagangan, (Foreign Direct Investment) FDI dan pertumbuhan ekonomi, hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa FDI dan ekspor di India adalah salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, namun, tinggi atau rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai pengaruh terhadap keberadaan FDI dan ekspor di India. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini mengganti variabel FDI dengan variabel ekspor, dengan alasan impor dilakukan karena Indonesia belum dapat memproduksi semua kebutuhan sendiri. Dengan adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan ini maka Indonesia harus melakukan hubungan dengan luar negeri melalui perdagangan internasional. Walaupun ekspor dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan perekonomian suatu negara namun impor juga memegang peranan yang penting bagi pembangunan ekonomi suatu negara.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, nampak di satu sisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup tinggi dibanding beberapa negara ASEAN lainnya, yaitu berkisar antara 4% sampai 6% pertahun selama periode 2000-2013. Salah satu bagian terpenting laju pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah


(29)

11

perdagangan luar negeri (ekspor & impor), karena dari hasil perdagangan luar negeri akan menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk pembangunan.

Namun demikian di sisi lain kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan perdagangan luar negeri di Indonesia relatif lambat. Salah satu indikatornya adalah nilai ekspor non migas yang cenderung berfluktuatif lebih menurun. Demikian juga impor yang selama ini kurang mendapat perhatian juga cenderung menurun. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk menganalisis dampak perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam tulisan ini perdagangan internasional akan diukur dengan nilai ekspor dan nilai impor Indonesia selama periode 2000-2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap ekspor di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh impor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap impor di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap ekspor di Indonesia.


(30)

12

3. Mengetahui pengaruh impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 4. Mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap impor di Indonesia.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan pelatihan intelektual (intellectual exercise) yang diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiah serta meningkatkan kompetensi keilmuan dalam disiplin yang digeluti.

2. Bagi masyarakat ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan dan pengembangannya ilmu khususnya tentang pengetahuan perdagangan internasional.

E. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi merupakan sumber utama dalam upaya meningkatkan standar hidup masyarakat.Nanga (2005:273) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi lebih menunjukkan pada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change) dan biasanya diukur dengan menggunakan data produk domestik bruto (GDP) atau pendapatan per kapita. Murni (2006:175) menjelaskan tujuan utama dari perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah untuk melihat apakah kondisi perekonomian semakin membaik atau sebaliknya. Ukuran baik buruknya dapat dilihat dari struktur produksi (sektoral) dan daerah asal produksi (regional).


(31)

13

Benjamin franklin mengatakan “Tidak ada negara yang dihancurkan oleh

perdagangan“. Sebagian besar negara di dunia ini menganut perekenomian terbuka, mereka mengekspor barang dan jasa ke luar negeri, mereka mengimpor barang dan jasa dari luar negeri, dan mereka meminjam dan memberi pinjaman pada pasar keuangan dunia. Secara umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain. Sedangkan impor adalah arus kebalikan daripada ekspor yaitu barang dan jasa yang masuk kesuatu negara. Pada hakikatnya perdagangan luar negeri timbul karena tidak ada satu negara pun yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk. Dalam perekonomian terbuka selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan dan pemerintah juga ada sektor luar negeri karena penduduk di negara bersangkutan telah melakukan perdagangan dengan negara lain. Pentingnya interaksi internasional ini menunjukan ekspor dan impor sebagai persentase dari GDP. Perdagangan bahkan merupakan sentral untuk

menganalisis pembangunan ekonomi dan merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak perdagangan internasional yang dilihat dari aspek dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan uraian dari kerangkan pemikiran maka hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) dapat dilihat pada gambar berikut:


(32)

14

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

F. Hipotesis

Oleh karena variabel dalam penelitian ini mempunyai kemungkinan keterkaitan kausalitas dua arah, maka hipotesis yang dapat diajukan sesuai kerangka

pemikiran sebagai berikut:

1. variabel Ekspor berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi;

2. variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara positif terhadap Ekspor;

3. variabel Impor berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi; 4. variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara positif terhadap Impor;

G. Ruang Lingkup Penelitian

Batasan masalah dilakukan agar penelitian dan pembahasannya lebih terarah, sehingga hasilnya tidak bias dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun ruang lingkup penelitiannya adalah menguji mengenai pengaruh ekspor Indonesia dan Impor Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi. Berikut variabel yang

digunakan dalam penelitian ini.

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Ekspor (X1)

Impor (X2)


(33)

15

1. Pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi biasanya diukur dengan

menggunakan data produk domestik bruto (GDP) atau pendapatan per kapita.

2. Ekspor. Nilai barang dan jasa yang dikirim keluar negeri dalam satuan Milliar Rupiah.

3. Impor, Nilai barang dan jasa yang diperoleh dari luar negeri dalam satuan Milliar Rupiah.


(34)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik

mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2001).

Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak (Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional.

1. Teori Klasik a. Merkantilis

Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatunegara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkinekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya


(35)

17

selanjutnyaakan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain.

Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis.Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan

mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.

b. Adam Smith

Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksihasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith


(36)

18

sependapatdengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapaidari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensidengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yangmelakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barangtertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secaramutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlakdalam produksi barang tersebut. Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smithmerupakan kemampuan suatu negara untuk

menghasilkan suatu barang dan jasa perunit dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuannegara-negara lain.

Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukanmoneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure

theory)perdaganganinternasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya padavariabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerjayang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yangdigunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value)(Boediono, 2000).

2. Teori Modern

a. John Stuart Mill dan David Ricardo

Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dankemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesardan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang


(37)

19

yangdapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalaudihasilkansendiri memakan ongkos yang besar).

David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwanilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan.Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapatdigunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilaiguna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuatperbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengankemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah angguryang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai

penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan.

Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua Negara tersebut hanya beredar uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas uang untuk mengembangkan teori

perdagangan internasional. Walaupun suatu negara memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan.


(38)

20

Teori perdagangan telah mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau dahulu negara yang memiliki keunggulan absolut enggan untuk melakukan perdagangan, berkat .law of comparative costs. dari Ricardo, Inggris mulai

kembali membuka perdagangannya dengan negara lain. Pemikiran kaum klasik telah mendorong diadakannya perjanjian perdagangan bebas antara beberapa negara.Teori comparative advantage telah berkembang menjadi dynamic comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam akan kalah dalam persaingan internasional (Boediono, 2000).

b. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)

Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang

menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:

a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.


(39)

21

b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.

Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan

bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.

Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan

internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antarnegara (Salvatore, 2006). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaan produktivitas tersebut.

Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu


(40)

22

teori modern H-O ini dikenal sebagai .The Proportional Factor Theory. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya (Boediono, 2000).

B. Ekspor

Ekspor adalah pengiriman barang keluar Indonesia dari peredaran. Keluar dari Indonesia berarti keluar dari daerah pabean Indonesia atau keluar dari yuridiksi Indonesia (Purba,2002). Ekspor adalah upaya menjalankan atau melakukan penjualan komoditas yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing sesuai dengan ketentuan pemerintah dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan bahasa asing,Jadi hasil yang diperoleh dari kegiatan mengekspor adalah berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa disebut dengan istilah devisa, yang juga merupakan salah satu sumber pemasukan negara. Sehingga ekspor adalah kegiatan perdagangan yang

memberikan rangsangan guna menimbulkan permintaan dalam negeri yang

menyebabkan timbulnya industri-industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur positif yang stabil dan lembaga sosial yang efisien (Todaro,2000)

Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting dan melalui perluasan pasar sektor industri akan mendorong sektor industri lainnya dan perekonomian, kesimpulannya ekspor merupakan sumber devisa ditambah perluasan pasar bagi produksi barang domestik dan perluasan tenaga


(41)

23

kerja. (www.fiskal.depkeu.go.id, 2014). Perlu adanya pertimbangan-pertimbangan kebijakan yang mengarah perluasan ekspor. Terlebih karena kompenen ini

merupakan sumber devisa kita 70%. Yang mendorong perilaku ekspor pada awalnya adalah komitmen suatu negara untuk terbuka terhadap perdagangan internasional. Dalam teori Thomas Munn (Tokoh ekonomi klasik) menyatakan perdagangan internasional akan menguntungkan neraca pembayaran suatu negara asalkan mencapai X>M (Ekspor lebih besar dari Impor) melalui asumsi ini banyak negara tergiur untuk melakukan pembukaan diri dan melakukan perdagangan internasional bahkan menargetkan pencapai perluasan ekspor.

Segala kelebihan produksi dalam negeri diharapkan mampu diperdagangkan diluar negeri serta menghasilkan keuntungan bagi negara daripada kelebihan barang justru hanya akan berdampak terhadap kelebihan barang dalam negeri yang mampu menjadikan inflasi dalam negeri, maka asumsi melakukan

pelemparan barang keluar mampu memberi dampak keuntungan yang lebih bagi suatu negara. Menurut teori asumsi klasik melaui Adam Smith “Absolut

Advantage“ yang menekankan bahwa perdagangan bebas pastinya akan

membawa suatu keuntungan bagi negara yang berdagang.

Peranan Ekspor antara Lain:

1. Memperluas pasar diseberang lautan bagi barang-barang tertentu, seperti yang ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industri dapat tumbuh dengan cepat jika industri itu dapat menjual hasilnya diseberang lautan daripada hanya dalam pasar negeri yang sempit.


(42)

24

2. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibatnya barang-barang dipasar dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikan produktivitas.

3. Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital sosial sebanyak yang dibutuhkan seandainya barang-barang tersebut akan dijual didalam negeri, misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan rill yang rendah atau hubungan transportasi yang memadai.

Dengan demikian, selain menambah peningkatan produksi barang untuk dikirim keluar negeri, ekspor juga menambah permintaan dalam negeri. Permintan efektif yang merupakan harapan pemerintah dapat terpenuhi guna menunjukan

kesejahteraan bangsa. Sehingga secara tidak langsung permintaan luar negeri mempengaruhi industri dalam negeri untuk menggunakan faktor produksinya. Misalnya modal dan juga menggunakan metode produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar Internasional.

C. Impor

Impor adalah pengiriman barang dagangan dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Barang-barang luar negeri yang diolah dan diperbaiki di dalam negeri dicatat sebagai barang impor meskipun barang tersebut akan kembali keluar negeri (Suparmoko, 2002). Dalam statistik


(43)

25

perdagangan internasional, impor samadengan perdagangan dengan cara

memasukkan barang dari luar negeri kedalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Impor mempunyai sifat yang berlawanan dengan ekspor.

Impor suatu negara berkorelasi dengan output dan pendapatan negara tersebut secara positif. Permintaan untuk impor tergantung pada harga relatif atas barang-barang luar negeri dan dalam negeri. Oleh karena itu volume dan nilai impor akan dipengaruhi output dalam negeri dan harga relatif antara barang-barang buatan dalam negeri dan buatan luar negeri.

Impor berlawanan dengan ekspor. Ekspor dapat dikatakan injeksi bagi

perekonomian namun impor merupakan kebocoran dalam pendapatan nasional. Impor ditentukan oleh kesanggupan / kemampuan dalam menghasilkan barang-barang yang bersaing dengan buatan luar negeri. Yang berarti nilai impor tergantung dari nilai tingkat pendapatan nasional negara tersebut. Makin tinggi tingkat pendapatan nasional, serta semakin rendah kemampuan dalam

menghasilkan barang-barang tertentu , maka impor pun akan semakin tinggi. Sebagai akibatnya banyak kebocoran dalam pendapatan nasional.

Selama lebih dari dua dasawarsa terakhir, negara-negara sedang berkembang menghadapi menurunnya daya serap pasar dunia bagi produk-produk primer mereka, menigkatnya defisit transaksi berjalan pada neraca-neraca pembayaran dan adanya rasa percaya terhadap mistik industrialisasi, mendorong negara-negara Dunia Ketiga termasuk Indonesia untuk mengejar apa yang umum diketahui sebagai strategi pembangunan “subsitusi impor”. ni menyebabkan timbulnya


(44)

26

suatu usaha untuk mengganti komoditas, biasanya produk manufaktur yang dahulu di impor dengan sumber-sumber produksi dan sediaan dalam negeri. Strategi yang tipikal ini, pertama-tama adalah menciptakan rintangan tarif atau kuota terhadap komoditas tertentu yang diimpor, kemudian berusaha mendirikan industri lokal yang mempoduksi barang-barang yang dahulu mereka impor- yaitu beberapa barang seperti radio, sepeda, atau alat-alat listrik rumah tangga. Strategi yang tipikal ini melibatkan kerjasama dengan perusahaan asing yang didorong untuk mendirikan pabrik dibalik dinding proteksi tarif dan pemberian keringanan pajak dan memperoleh insentif investasi. Walaupun biaya awal produksi akan mendorong harga eceran lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga impor, tetapi pemikiran ekonomi yang mendasari pembangunan operasi manufaktur subsitusi impor adalah bahwa industri akan mengenyam keuntungan produksi dalam skala yang besar dan biaya produksi yang rendah (ini yang dinamakan ‘industri anak’ untuk proteksi tarif) atau bahwa neraca pembayaran akan membaik berhubung impor barang-barang konsumsi dapat dibatasi.

Sebuah mekanisme yang prinsipil dari strategi subsitusi impor adalah peningkatan dinding tarif proteksi (yaitu pajak yang tinggi atas barang-barang impor) atau kuota (yang berdasarkan undang-undang membatasi kuantitas impor) di balik mana industri-industri subsitusi impor dimungkinkan untuk beroperasi.

Rasionalisasi ekonomi dasar proteksi demikian itu adalah argumen „industri anak‟ yang disebutkan pada bagian sebelumnya. Proteksi tarif terhadap komoditas yang diimpor diperlukan, demikian argumen itu, agar mengijinkan para produsen dalam negeri yang sekarang lebih dihargai lebih tinggi, cukup waktu untuk „belajar


(45)

27

bisnis‟ dan menerima skala ekonomis dalam produksi yang diperlukan untuk menurunkan biaya dan harga per-unit barang.

Dengan demikian, untuk banyak industri negara-negara Dunia Ketiga, dalam teorinya, suatu strategi subsitusi impor akan menjadi parsyarat untuk suatu strategi produksi ekspor. Karena alasan itu pula, antara lain (seperti misalnya keinginan untuk kemandirian yang lebih besar dan kemudahan untuk

meningkatkan pendapatan pajak dari pengumpulan tarif), maka subsitusi impor tampaknya akan menarik bagi banyak pemerintah negara sedang berkembang termasuk Indonesia dalam penerapannya.

Salah satu hasil dari penelitian Earn Engel dapat mengungkapkan terjadinya perubahan perdagangan berdasarkan Fast Track of Rapid Growth Development, di mana suatu negara mendahulukan berdirinya perusahaan-perusahaan industri yang mendukung sektor pertanian. Kegiatan perdagangan internasional menurut

Robbock & Simmond, kegiatan ini dilakukan perusahaan-perusahaan

multinasional antara lain terjadinya transfer of goods and services (pertukaran barang dan jasa) sebagai akibat adanya kemajuan perkembangan dan teknologi di bidang angkutan laut dan kereta api. Teknologi angkutan laut dan darat telah memungkinkan untuk dilakukannya pengangkutan barang-barang hasil produk pertanian yang telah diolah menjadi produk hasil manufacturing secara besar-besaran dari negara-negara berkembang ke Amerika dan Eropa. Bongkar muat barang dagangan dan pengangkutan barang ekspor-impor, dilakukan dalam waktu yang semakin singkat. Siklus perdagangan yang dahulu sistem free trade kini menjadi sistem tarif proteksi (Suparmoko, 2002).


(46)

28

D. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu Negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, dan merupakan proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Tiap-tiap Negara selalu mengejar dengan yang namanya pembangunan. Dengan tujuan semua orang turut mengambil bagian. Sedangkan kemajuan ekonomi adalah suatu komponen esensial dari pembangunan itu,walaupun bukan satu-satunya.hal ini disebabkan pembangunan itu bukanlah semata-mata fenomena ekonomi. Dalam pengertian yang paling mendasar, bahwa pembangunan itu haruslah mencakup masalah-masalah materi dan financial dalam kehidupan. Pembangunan seharusnya

diselidiki sebagai suatu proses multidimensional yang melibatkan reorganisasi dan reorientasi dari semua system ekonomi dan sosial (Todaro, 2000 ; 63, dalam Hartono, 2008 ).

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut (Suryana, 2007). Peningkatan produksi merupakan salah satu syarat dalam pembangunan. Pada proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Sedangkan pembangunan ekonomi mengandung pengertian yang lebih luas dan Djojohadikusumo (1987) dalam Hartono (2008)


(47)

29

menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi bertumpu mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno,1985:13) dalam Afrizal (2013)

Dari definisi tersebut terdapat tiga hal penting yaitu: 1. Suatu proses yang dilakukan secara terus menerus, 2. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita

3. Peningkatan pendapatan per kapita yang secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang

Pada umumnya pembangunan selalu disertai dengan pertumbuhan, tetapi

pertumbuhan belum tentu disertai dengan pembangunan. Pada tingkat permulaan, pembangunan ekonomi dibarengi pula dengan pertumbuhan dan sebaliknya (Baiquni, 2004).

Menurut Sukirno (1985) dalam Aldilla (2011) laju pertumbuhan ekonomi daerah diartikansebagai kenaikan dalam produk domestik regional bruto tanpa

memandang apakahkenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pada

pertambahan jumlah penduduk,atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Sedangkan menurut Tambunan, sedikit berbeda dengan Sadono Sukirno, ia berpendapat bahwa,pembangunan ekonomi dalam periode panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Ada kecenderungan atau dapat dilihat sebagai suatu hipotesis bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi rata – rata per


(48)

30

tahun yang membuat semakin tinggi atau semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor – factor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku dan teknologi tersedia.

Menurut Lincolin Arsyad (1999) dalam Hartono (2008), pembangunan ekonomi daerah merupakan proses pemerintah daerah dan masyarakat daerah mengelola sumber-sumber dayayang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam suatu wilayah tertentu.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang (Boediono,2000). Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Di sini ada dua sisi penting yaitu output total dan jumlah penduduk.Output per kapita adalah output total dibagi jumlah penduduk. Aspek ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penurunan output per kapita bukan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurutKuznets dalam (Todaro,2000) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari suatu negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional dan ideologis terhadap berbagai keadaan yang ada.


(49)

31

E. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di daerah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (Added Value) yang terjadi di daerah tersebut. Pertambahan tersebut di ukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan.

Berkaitan dengan pembangunan daerah ada tiga pengertian tentang definisi daerah. Pengertian pertama daerah homogen (homogenues region) yaitu menggagap suatu daerah sebagai space atau ruang dimana kegiatan ekonomi berlaku dan diberbagai pelosok ruang tersebut sifat-sifatnya sama. Misalnya dari aspek geografis, etnik, ataupun aspek ekonomi. Pengertian kedua adalah daerah modal yaitu daerah sebagai ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Pengertian ketiga daerah administrasi yaitu daerah yang memiliki dan memberikan batasan suatu daerahnya dengan batasan administrasi. Pembangunan ekonomi daerah merupakan proses pemerintah daerah dan

masyarakat daerah mengelola sumber-sumber dana yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam suatu wilayah tertentu (Arsyad,2010).

Saat ini tidak ada suatu teori yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara komperhensif. Namun demikian ada beberapa teori yang secara parsial dapat membantu untuk memahami arti penting pembangunan ekonomi daerah. Pada hakikatnya, inti dari teori tersebut berkisar pada metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas tentang


(50)

32

faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tertentu. Secara umum pendapat-pendapat yang mendasari bidang teori pembangunan ekonomi regional yang masing-masing mempunyai asumsi yang berbeda yaitu sebagai berikut:

1. Model Neo Klasik

Model Neo Klsik mendasarkan analisa pada peralatan fungsi produksi, sama halnya dengan analisis pertumbuhan ekonomi nasional. Kelompok Neo-Klasik berpendapat bahwa unsur-unsur yang menentukan pertumbuhan ekonomi regional adalah modal, tenaga kerja, kemajuan teknologi. Namun demikian ada

kekhususnya teori pertumbuhan regional Neo Klasik yaitu membahas secara mendalam pengaruh dari perpindahan penduduk/migrasi dan lalu lintas modal terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Kesimpulan dari model Neo Klasik adalah terdapat hubungan antara pertumbuhan dari suatu negara dengan perbedaan kemakmuran daerah (regional disparity) pada negara yang bersangkutan.

Kelompok Neo Klasik mengatakan bahwa pada saat proses pembangunan baru dimulai (negara yang sedang berkembang), tingkat perbedaan kemakmuran antara wilayah cenderung menjadi tinggi (divergence).Ketika proses pembangunan telah berjalan dalam waktu lama (negara yang telah berkembang) maka perbedaan tingkat kemakmuran antara wilayah cenderung menurun (convergen). Alasan dikemukakan adalah bahwa lalu lintas orang dan lalu lintas modal di negara yang sedang masih belum lancar sehingga proses penyesuaian ke arah tingkat


(51)

33

keseimbangan pertumbuhan belum dapat terjadi. Belum lancarnya fasilitas perhubungan dan komunikasi serta masih kuatnya tradisi yang menghalangi mobilitas penduduk, biasanya merupakan faktor utama yang menyebabkan belum lancarnya arus perpindahan orang dan modal antar daerah. Sedangkan di negara-negara maju, proses penyesuaian tersebut terjadi dengan lancar karena telah tersedianya fasilitas perhubungan dan komunikasi. Kebenaran pendapat ini mula-mula diselidiki secara empiris oleh Williamson (1965) dalam Afrizal (2013).

Gambar 2. Kurva ketimpangan Regional (Arsyad,2010)

Sesuai dengan kesimpulan dari model Neo-Klasik ini,hipotesa yang dapat ditarik,Pertama, kemajuan teknologi, peningkatan investasi dan peningkatan jumlah tenaga kerja suatu wilayah berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi wilayah.

Kedua, pada permulaan proses pembangunan, ketimpangan regional cenderung meningkat, tetapi setelah titik maksimum bila pembangunan terus dilanjutkan, maka ketimpangan antar daerah akan berkurang dengan sendirinya.


(52)

34

2. Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi, biasa disebut analisis basis digunakan untuk

mengidentifikasi pendapatan yang berasal dari sektor basis pendapatan regional akan langsung meningkat bila sektor basis mengalami perluasan, sedangkan kesempatan kerja baru terasa dalam jangka panjang.Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Petumbuhan industri-industri yang menggunakan sumber daya lokal termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk di ekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja. Keunggulan dari metode ini adalah dapat secara cepat mengetahui sektor-sektor yang menjadi andalan/basis komparatif suatu perekonomian daerah. Kelemahan model ini adalah didasarkan pada permintaan eksternal bukan

internal. Pada akhirnya akan menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kekuatan-kekuatan pasar secara nasional maupun global. Namun demikian, model ini berguna untuk menentukan keseimbangan antara jenis-jenis industri dan sektor yang dibutuhkan masyarakat untuk mengembangkan stabilitas ekonomi.

3. Teori Solow

Teori ini menjelaskan bagaimana tingkat tabungan dan investasi,pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output perekonomian dan pertumbuhannya sepanjang waktu (Mankiw, 2007). Dalam teori ini


(53)

35

antara output, modal dan tenaga kerja dapat ditulis dalam bentukfungsi sebagai berikut.

y = f (k) ...(1)

Dari persamaan 1 terlihat bahwa output per pekerja (y) adalah fungsi dari capital stock per pekerja. esuai dengan fungsi produksi yang berlaku hukum “the law of deminishing return”, dimana pada titik produksi awal, penambahan kapital perlabor akan menambah output per pekerja lebih banyak, tetapi pada titik tertentu penambahan capital stock per pekerja tidak akan menambah output per pekerjadan bahkan akan bisa mengurangi output per pekerja. Sedangkan fungsi investasi dituliskan sebagai berikut.

i = s f(k) ...(2)

Dalam persamaan tersebut, tingkat investasi per pekerja merupakan fungsi capital stock per pekerja. Capital stock sendiri dipengaruhi oleh besarnya investasi dan penyusutan dimana investasi akan menambah capital stock dan penyusutan akan menguranginya.

Δk = i - kt ...(3),

adalah porsi penyusutan terhadap capital stock.Tingkat tabungan yang tinggi

akan berpengaruh terhadap peningkatan capital stock dan akan meningkatkan pendapatan sehingga memunculkan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Tetapi dalam kurun waktu tertentupertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan


(54)

36

jika telah mencapai apa yang disebut steady-state level of capital. Kondisi ini terjadi jika investasi sama dengan penyusutan sehingga akumulasi modal.

Selain tingkat tabungan, pertumbuhan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi lebih bisa menjelaskan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Populasi meningkatkan jumlah labor dan dengan sendirinya akan mengurangi capital stock per pekerja. Tingkat pertumbuhan populasi

dantingkat penyusutan secara bersama-sama akan mengurangi capital

stock.Pengaruh pertumbuhan populasi secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Δk = sf(k) - ( + n) kt, ...(4)

dimana n adalah tingkat pertumbuhan populasi. Dalam teori ini diprediksi bahwa negara-negara dengan pertumbuhan populasi yang tinggi akan memiliki GDP perkapita yang rendah (Mankiw, 2007).

Kemajuan teknologi dalam teori Solow dianggap sebagai faktor eksogen. Dalam perumusan selanjutnya fungsi produksi adalah Y =f (K,L,E), dimana E adalah efisiensi tenaga kerja. Selanjutnya y adalah Y/LE dimana LE menunjukkan jumlah tenaga kerja efektif. Pengaruh dari kemajuan teknologi terhadap perubahan modal dapat dirumuskan sebagai

Δk = sf(k) - ( + n + g) kt, ...(5)

dimana g menggambarkan kemajuan teknologi melalui efisiensi tenaga


(55)

37

ekonomi secara berkelanjutan karena mengoptimalkan efisiensi tenaga kerja yang terus tumbuh.

Menurut teori Solow ada beberapa hal yang dilakukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Meningkatkan porsi tabungan akan meningkatkan akumulasi modal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selain itu

meningkatkan investasi yang sesuai dalam perekonomian baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik. Mendorong kemajuan teknologi dapat meningkatkan

pendapatan per tenaga kerja sehingga pemberian kesempatan untuk berinovasi pada sektor swasta akan berpengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi.

F. Kausalitas Granger (Granger Causality)

Kausalitas Granger merupakan hubungan sebab akibat yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan sebab akibat antar dua variabel atau lebih. Dalam regresi pada umumnya meskipun analisis regresi berkaitan dngan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, namun hal ini tidak langsung mengakibatkan adanya hubungan kausalitas (hubungan sebab akibat), yaitu bahwa variabel yang satu memengaruhi variabel lainnya. Maka dari itulah digunakan kausalitas granger untuk mengetahui hubungan tersebut.

Kausalitas Granger digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas (independent variable) meningkatkan kinerja forecasting dari variabel terikat (dependent variable). Kausalitas Granger dilakukan untuk mengukur tenggang waktu (lag) yang dapat menjadi nilai tambah perekonomian. Kausalitas granger dapat mengindikasikan apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah atau


(56)

38

hanya satu arah saja. Hubungan yang diperoleh mencerminkan pengaruh masa lalu terhadap kondisi sekarang sehingga dapat diukur tenggang waktu hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Desvita, 2009).

Granger (1969) dalam Parmawati dan Sasana (2010) mempostulasikan bahwa suatu variabel X dikatakan menyebabkan variabel lain, Y, apabila Y saat ini dapat diprediksi lebih baik dengan menggunakan nilai-nilai masa lalu X. Secara umum jika variabel X menyebabkan variabel Y maka perubahan X mendahului

perubahan Y (Manurung, 2005).

Terdapat dua arah hubungan pada Uji Kusalitas Granger, yaitu jika variabel X mempengaruhi variabel Y, tetapi variabel Y tidak mempengaruhi variabel X (sebaliknya), maka dikatakan mempunyai hubungan satu arah. Jika variabel X mempengaruhi variabel Y dan sebaliknya maka dikatakan mempunyai hubungan dua arah. Dan jika tidak saling mempengaruhi antara variabel X dan Y,maka hal ini tidak mempunyai kausalitas (Kuncoro, 2007).


(57)

39

G. Penelitian Terdahulu

Tabel 5. Daftar Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Alat Analisis

Hasil Penelitian 1 Keong,

Yusop, dan Khim Sen (2005)

Ekspor-Led Growth Hypothesis in Malaysia: An

Investigatio n Using Bounds Test

eal GDP, real Ekspor, real impor, tenaga kerja, dan nilai tukar Regresi MRA Variabel-variabel seperti impor, nilai tukar, dan krisis keuangan Asia Timur tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (adanya hubungan yang negatif). Lebih dari itu, sebuah

hubungan kointergrasi antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi telah dideteksi baik untuk

jangka pendek maupun jangka panjang. 2 Salomo dan

Hutabarat (2007)

Peranan Perdagangan Internasiona l Sebagai Salah Satu Sumber Pertumbuha n Ekonomi Indonesia PDB sebagai variabel terikat. Sementara variabel-variabel penjelasnya adalah data agregat dari real ekspor, real impor, nilai tukar real rupiah terhadap dolar, jumlah pekerja, dan krisis yang melanda Indonesia analisis kointegrasi dengan metode Bounds Testing Cointegrati on pendekatan ARDL (Autoregre ssive Distributed Lag)

dalam jangka panjang ekspor, impor, nilai tukar real, jumlah pekerja, dan krisis berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi. Berdasarkan temuan tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa ekspor adalah mesin dari pertumbuhan ekonomi atau Ekspor Led Growth, nilai tukar

real adalah salah satu faktor daya saing, tenaga kerja adalah faktor produksi yang dominan dalam perekonomian Indonesia.


(58)

40

3 Jayachandra n dan Seilan (2010) A Causal Relationship between Trade, Foreign Direct Investment and Economic Growth for India perdagangan, FDI, dan pertumbuhan ekonomi Uji kausalitas Granger

FDI dan ekspor di India adalah salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, namun, tinggi atau rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi tidak

mempunyai pengaruh terhadap keberadaan FDI dan ekspor di India.

4 AdrianSuta wijaya dan Zulfahmi (2007) Pengaruh ekspor dan InvestasiTer hadap Pertumbuha n Ekonomi Indonesia tahun 1980-2006 Investasi swasta, investasi pemerintah, ekspor migas, ekspor non migas Regresi Berganda investasi swasta, investasi pemerintah danekspor non migas berpengaruh positif terhadap variabel pertumbuhanekonomi. Sedangkan variabel yangtidak berpengaruh berpengaruh secara statistik terhadap pertumbuhan ekonomi adalahvariabel ekspor migas.


(59)

41

5 Deviyantini (2012) Dampak Foreign Direct Investment dan Kinerja Ekspor-Impor terhadap Pertumbuha n Ekonomi Nasional: Studi Komparatif Negara Maju dan Negara Berkembang Pertumbuhan ekonomi dengan inwards FDI, ekspor, impor, serta jumlah kapital dan angkatan kerja Granger causality test dan panel data dinamis

Terdapat hubungan kausalitas satu arah antara FDI dan GDP, dimana FDI secara signifikan

memengaruhi GDP. Hal yang sama juga terjadi antara

hubungan kausalitas antara tenaga kerja dan GDP. Hubungan kausalitas satu arah ditemukan antara tenaga kerja dan GDP, dimana GDP secara signifikan berpengaruh terhadap tenaga kerja.

Sementara antara variabel ekspor dan GDP, impor dan GDP, serta kapital dan GDP ditemukan hubungan kausalitas dua arah


(60)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

B. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2009). Variabel-variabel yang dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel terikat dan 2 variabel bebas.

1.Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan dari suatu

perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi biasanya diukur dengan menggunakan data produk domestik bruto (GDP) atau pendapatan per kapita. Data yang digunakan dalam penelitian ini guna mengetahui pertumbuhan ekonomi adalah data GDP per tahun yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) periode Tahun 2000 sampai dengan Tahun 2013 dalam satuan persen (%).


(61)

43

2.Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen / terikat (Sugiono, 2009). Variable independen dalam penelitian ini adalah:

1. Ekspor

Ekspor adalah kegiatan menjual barang atau jasa ke luar negeri baik oleh

perseorangan maupun badan hukum. Variabel ini diukur dengan Nilai barang dan jasa yang dikirim keluar negeri dalam satuan Milyar Rupiah.

2. Impor

Impor adalah pengiriman barang dagangan dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat komersial maupun bukan komersial.Variabel ini diukur dengan Nilai barang dan jasa yang diperoleh dari luar negeri dalam satuan Milyar Rupiah.

Tabel 6. Nama Variabel, Simbol Variabel, Ukuran, dan Sumber Data

No. Nama Variabel Simbol Variabel

Satuan Pengukuran

Sumber Data 1 Pertumbuhan

Ekonomi

PDB Milyar Rupiah

Badan Pusat Statistik dan Bank

Indonesia

2 Ekspor EKS Milyar

Rupiah

Badan Pusat Statistik

3 Impor IMP Milyar

Rupiah

Badan Pusat Statistik


(62)

44

C. Metode Analisis

Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode analisis deskriptif-kuantitatif dengan menggunakan teori-teori dan data-data yang berhubungan dengan

penelitian ini. Model analisis yang digunakan untuk meneliti hubungan kausalitas antara ekspor, impor dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 2000-2013 adalah uji Kausalitas Granger dan pendekatan Vector Auto Regression.

Penggunaan Uji Kausalitas Granger untuk mengetahui adanya hubungan timbal balik antara variabel-variabelekonomi, dimana satu sisi suatu dependent variable (variabel tidak bebas) dapat dipengaruhi variabel lain (independent variable) dan disisi lain independent variable tersebut dapat menempati posisi dependent variable. Hubungan tersebut sering disebut hubungan timbal balik atau hubungan dua arah (M. Wahyudin danEny Widatik, 2004 dalam Parmawati dan Sasana, 2010).

Model Vector Autoregressive (VAR) sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa model Autoregresif (AR), dimana model-model ini membentuk sebuah vektor yang antara variabel–variabelnya saling mempengaruhi, dan untuk mengetahui hubungan antar variabel maka dilakukan pengujian adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Lag Optimum

Beberapa peristiwa ekonomi tidak dapat langsung memengaruhi variabel ekonomi lainnya seperti dampak sebuah kebijakan ekonomi seperti kebijkan moneter


(63)

45

biasanya tidak secara langsung berdampak pada aktivitas ekonomi tetapi memerlukan waktu (lag) (Widarjono, 2007).

Penentuan panjang lag optimal dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Kandidat lag yang dipilih adalah panjang lag menurut kriteria Schwartz Information Criterion (SIC). Lag r akan ditemukan pada spesifikasi model yang memberikan nilai SIC paling minimum (Gujarati, 2010).

2. Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika untuk data runtut waktu (time series). Data stasioner adalah data yang

menunjukkan mean, varians dan autovarians (pada variasi lag) tetap sama pada waktu kapan saja data itu dibentuk atau dipakai, artinya dengan data yang stasioner model time series dapat dikatakan lebih stabil. Apabila data yang digunakan dalam model ada yang tidak stasioner, maka data tersebut

dipertimbangkan kembali validitas dan kestabilannya, karena hasil regresi yang berasal dari data yang tidak stasioner akan menyebabkan spurious regression. Spurious regression adalah regresi yang memiliki R2 yang tinggi, namun tidak ada hubungan yang berarti dari keduanya.

Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui stasioneritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini merupakan pengujian yang populer, dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller dengan sebutan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Jika suatu data time series tidak stasioner pada orde nol, I(0), maka stasioneritas data tersebut bisa dicari melalui order berikutnya sehingga diperoleh tingkat stasioneritas pada order ke-n (firstdifference atau I(1),


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan bahwa:

1. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jumlah ekspor yang terjadi di Indonesia selama tahun penelitian periode 2000 s/d 2013 menunjukan lebih kecil dari impor yang ada, dengan perkembangan berfluktuatif dan cenderung mengalami kenaikan. Sedangkan PDB selama 14 tahun selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya, dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa Negara

Indonesia setiap tahunnya selalu melakukan pembangunan dalam peningkatan ekonomi.

2. Hasil perhitungan dengan uji kausalitas granger terlihat bahwa ekspor tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel ekspor berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi, ditolak. Hasil yang tidak berpengaruh variabel ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi dikarenakan jumlah ekspor yang ada pada Negara Indonesia selama tahun penelitian lebih kecil dari impor yang ada, sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.


(2)

66

3. Hasil perhitungan dengan uji kausalitas granger terlihat bahwa impor mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel impor berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi, diterima. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa impor memiliki hubungan kausalitas dua arah terhadap PDB dan PDB juga memiliki hubungan dengan impor. Hal tersebut berarti semakin besar tingkat impor dapat mempengaruhi tingkat PDB di Indonesia dalam jangka pendek yaitu 2 tahun selama periode 2000-2013, begitu juga sebaliknya.

4. Berdasarkan pengujian dengan pendekatan VAR dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan EKS tahun sebelumnya meningkat 1 Milyar Rupiah maka PDB pada tahun ini akan meningkat sebesar 1,359 Milyar Rupiah, jika EKS pada 2 tahun sebelumnya meningkat 1 Milyar Rupiah maka PDB tahun ini meningkat sebesar 12,4220 Milyar Rupiah . Sedangkan setiap kenaikan IMP sebesar 1 Milyar Rupiah maka PDB menurun sebesar 16,075 Milyar Rupiah. Jika PDB tahun lalu meningkat 1 Milyar Rupiah maka IMP akan meningkatkan PDB itu sendiri sebesar 1,855 Milyar Rupiah.

B. Saran

1. Pemerintah harus menekan pertumbuhan impor, Misalnya dengan cara mengurangi impor produk-produk bermerek dan mengimpor bahan-bahan baku yang nantinya akan dipergunakan untuk keperluan ekspor. Oleh karena itu kebijakan yang perlu diambil untuk mencapai keseimbangan eksternal


(3)

67

adalah memperbaiki sektor perdagangan melalui peningkatan daya saing dengan peningkatan kualitas produk dalam negeri dan kecintaan terhadap produk dalam negeri.

2. Pemerintah dan juga pengusaha lokal seharusnya lebih pandai dalam memanfaatkan segala sumberdaya yang berasal dari dalam negeri seperti bahan baku atau barang modal untuk produksi.

3. Kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah seperti tarif impor

sebaiknya bersifat bisa lebih mendukung sektor usaha dalam negeri agar lebih berkembang, maka akan mendorong investasi dalam negeri dan lebih memacu pertumbuhan ekonomi.

4. Kebijakan pengeluaran pemerintah lebih terarah pada sektor yang berpotensi untuk memacu pertumbuhan ekonomi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Sutawijaya dan Zulfahmi.2007 “Pengaruh ekspor dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1980-2006,” Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 8, Nomor 2, September 2007.

Afrizal, Fitrah. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-2011.Skripsi Jurusan IlmuEkonomi. Universitas Hasanudin. Makassar.

Aldilla, Rezza. 2011. Analisis pengaruh tenaga kerja dan output Terhadap indeks ketimpangan penyerapan Tenaga kerja industri manufaktur di

Kabupaten/kota di wilayah provinsi jawa Tengah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang

Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Pembangunan, Graha Ilmu,Yogyakarta. Antoni. 2010. Kointegrasi antara Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia‖, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Koperasi, Jakarta.

Arsyad, Lincolin, 2010. Ekonomi Pembangunan, Ed. 5, Yogyakarta : STIE YKPN BPFE.

Baiquni, M. 2004. Membangun Pusat-Pusat di Pinggiran-Otonomi di Wilayah Kepulauan. Yogyakarta : Ide As dan PKPEK.

Barro, Robert J. 1999. Inequality, Growth and Investment, National Bureau Of Economic Research, Working Paper No. 73038, JEL No. 0413. Availabel : http://www.nbr.org/paper/w708.

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE-UGM

Deviyantini. 2012. Dampak Foreign Direct Investment dan Kinerja Ekspor- Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional: Studi Komparatif Negara Maju dan Negara Berkembang”. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Erlangga. Glasson, John, 1997, Pengantar Perencanaan Regional, diterjemahkan Paul Sitohang, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ernita, Dewi, Syamsul Amar dan Efrizal Syofyan.2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi dan Konsumsi di Indonesia‖. Jurnal Kajian Ekonomi. Gujarati, Damodar, 2003, Basic Econometric, (Fourth edition), USA, Mc

Graw-Hill Internatonal.


(5)

Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional”, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hartono, Budiantoro, 2008, Analisis Ketimpangan Pembangunan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, Tesis S.2 Program Pasca Sarjana. Undip. Semarang. Jayachandran, G. dan A. Seilan. 2010. A Causal Relationship between Trade,

Foreign Direct Investment and Economic Growth for India. International Research Journal of Finance and Economics, Issue 42: 74-88.

Jhingan, M.L. 2010“Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”,Rajawali Press, Jakarta.

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Koutsoyiannis, A.1985. Theory of Econometrics, Five Edition, MacMillan Publishers Ltd., Hongkong.

Laporan Perekonomian Indonesia Tahunan. berbagai edisi, BPS, Jakarta. Mankiw, N. Gregory.2007.Makroekonomi”, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nachrowi D Nachrowi. 2006, Ekonometrika, untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Cetakan Pertama, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Purba, Viktor, 2002 “Kontrak Jual Beli Barang Internasional (Konvensi Vienna 1980).” Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Rahardja, Prathama.2004.Teori ekonomi makro: suatu pengantar”, Edisi kedua, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Richarson, Harry W, 2001, Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional, (diterjemahkan Paul Sitohang), Edisi Revisi 2001, Jakarta : Fakultas Ekonomi Univesrsitas Indonesia.

Salomo, Ronny M. dan Pos M. Hutabarat, 2007. Peranan Perdagangan Internacional sebagai Salah Satu Sumber Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia.www.pasekon.ui.ac.id/sem3/pdf/Uswatun%20Hasanah.pdf, 18 Juni 2014.

Sobri. 2001. Ekonomi Internasional: Teori Masalah dan Kebijaksanaannya. BPFE. UI: Yogyakarta.

Sudibyo, Bambang dkk, 1995, Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, Yogyakarta : Bagian Penerbitan Aditya Media.


(6)

Sukirno, Sadono, 2001. Ekonomi Pembangunan, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indinesia, Bima Grafika.

Suparmoko, 2002, Pengantar Ekonomi Makro. UGM, Yogyakarta.

Suryahadi, A., D. Suryadarma. dan Sumarto,A. (2006). Economic Growth andPoverty Reduction in Indonesia: The Effects of Location and Pectoral Components of Growth. SMERU Working Paper.

Suryana, 2007, Ekonomi Pembangunan-Problematikan dan Pendekatan, Jakarta : Bagian Penerbitan Salemba Empat.

Sutawijaya, Adrian. 2010.Pengaruh Ekspor dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1980-2006‖, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Jakarta, 2010.

Todaro, Michael P.2000.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”,Penerbit Erlangga, Jakarta.

Widarjono, Agus. 2009. Ekonomi Pengantar dan Aplikasi. Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews”, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Sen, Khim & Yusop, Keong.2005, Ekspor-Led Growth Hypothesis in Malaysia: An Investigation Using Bounds Test,

http://econwpa.wustl.edu:80/eps/mac/papers/0307/0307010.pdf, di-download pada 27 Juni 2014.

www.bps.go.id.2011

http://www.bps.go.id/pdb.php www.fiskal.depkeu.go.id http://www. Philstar.com

http://www.oecd.org/site/seao/Pocket%20Edition%20SAEO2014.pdf

http://julfahmi25.blogspot.com/2014/03/cara-mengetahui-lag-optimum-lag-length.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Enhanced_oil_recovery

http://bisnis.liputan6.com/read/681010/filipina-geser-ri-jadi-negara-dengan-ekonomi-terbaik-asean#sthash.qk3otDru.dpuf