digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4 TS = Tidak Setuju = 2 5 STS = Sangat Tidak Setuju = 1
b. Observasi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks. Karena
pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap obyek penelitian melalui mata, telinga, dan perasaan.
26
Dengan melihat fakta- fakta fisik dari obyek yang akan diteliti dan mendapat masukan dari
pihak-pihak terkait di dalam penelitian ini akan memperkuat kualitas sebuah penelitian. Fakta-fakta dan informasi yang diperoleh secara
langsung di lapangan, kesemuanya dicatat dan dirangkum untuk dijadikan data sekunder sebagai pendukung data primer yang diperoleh
dari hasil jawaban responden melalui angket. Model observasi yang akan digunakan oleh peneliti dilihat
berdasarkan instrumentasinya adalah observasi berperan serta participant observation dan sekaligus observasi tidak terstuktur.
6. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa Editing Hal ini dilakukan setelah semua data yang kita kumpulkan
melalui kuesioner atau angket atau instrumen lainnya. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa kembali semua
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, hal. 145
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kuesioner tersebut satu persatu. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengecek, apabila terjadi kesalahan maka responden diminta
untuk mengisi angket kembali. b. Memberi Tanda Kode Coding
Memberi tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Hal ini, dimaksudkan untuk mempermudah waktu
mengadakan tabulasi dan analisa. c. Tabulasi Data
Tabulasi data dilakukan, jika semua masalah editing dan coding telah terselesaikan. Artinya tidak ada lagi permasalahan
yang timbul dalam editing dan coding atau semuanya telah selesai dan Ok.
Adapun untuk menganalisa data maka peneliti menggunakan uji F dan uji t serta teknik analisis regresi linier berganda multipleregression.
Y’ = a + β
1
X
1
+ β
2
X
2
Keterangan: Y’
= Variabel dependen nilai yang diprediksikan X
1
dan X
2
= Variabel independen A
= Konstanta nilai Y’ apabila X
1
, X
2
…..X
n
= 0 β
= Koefisien regresi nilai peningkatan ataupun penurunan
F. Sistematika Pembahasan
Secara garis besar, dalam skripsi terdiri dari 5 lima bab, agar mendapat gambaran lebih jelas mengenai hal yang tertulis berikut rinciannya:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1. BAB I PENDAHULUAN Bagian ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan metode penelitian pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampel, teknik sampling, variabel dan indikator
penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan sistematika pembahasan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini mencakup kajian teoritik, hasil penelitian terdahulu yang relevan
dan hipotesis penelitian. Yaitu penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan hipotesis penelitian saat ini dan mampu memperkuat penelitian
saat ini. 3. BAB III PENYAJIAN DATA
Bab ini mencakup deskripsi umum objek penelitian, deskripsi hasil penelitian, hipotesis penelitian. Yaitu menjelaskan hasil dari penelitian
yang sudah diteliti. 4. BAB IV ANALISIS DATA
Menyajikan data-data yang didapat dari penelitian yang sudah dilakukan berupa deskripsi data berkenaan dengan variabel yang diteliti.
5. BAB V PENUTUP Bab ini mencakup kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dan
saran-saran untuk ke depannya serta diakhiri dengan penutup.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik Tentang Mushofahah, Doa, dan Emotional Quotient EQ
1. Mushofahah
a. Pengertian Mushofahah
Bagi masyarakat yang telah mengenal tradisi bersalaman, biasanya mereka melakukan dengan memiliki maksud atau motivasi
tertentu. Pertama, bersalaman untuk meminta maaf atas kesalahannya. Kedua, bersalaman sebagai tanda persahabatan. Ketiga, bersalaman
karena kedua belah pihak telah lama tidak bertemu. Dan, keempat, bersalaman untuk mempererat silaturahmi.
27
Secara etimologi kata mushofahah berasal dari bahasa arab yaitu bentuk dasar dari kata kerja artinya menurut ibnu Munzir al Afiqi al Misri
yang dikutip dari ibnu al Atir adalah menempelkan telapak tangan dengan telapak tangan orang lain.
28
Sedangkan menurut substansinya merupakan berpaling atau meninggalkan dosa seseorang yang
memaafkannya.
29
Dalam bahasa Indonesia, secara harfiah kata ini menurut Mahmud Yunus diartikan, “berjabat tangan dengan tangan, atau
bersalaman”.
30
Sedangkan secara terminologi, pengertian menurut ibn
27
Fauzul Iman, Lentera Hati, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005, hal. 39
28
Ibnu Muzr al Afriqi al Mshri, Lisan al Arab , Beirut: Dar shadir lit Taba’at wa An Nasakh,
1995, No. 1756, hal. 512
29
Jubra Mas’ud Raid al Thullab, Mu’jam Lughawi ‘Asyry li al Thullab, Beirut: Dar al Ilmi li al Mlayin, 1979, cet, ke-4, hal. 573
30
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1990, cet. Ke-8, hal. 217
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Hajar al Asqalani adalah “Perbuatan membentangkan atau melapangkan tangan ke tangan lain”.
31
Pengertian yang lebih jelas, yaitu bagian yang mana dari tangan yang dimaksud, serta apa tujuannya, dikemukakan Imam Nawawi dalam
definisi berikut:
ءاضفاا ةحفصب
ديلا ىلا
ةحفص ديلا
و دكؤي
ةبحملا
Artinya: “membentangkan permukaan tangan ke permukaan tangan orang lain,
dengan tujuan memperkukuh kasih sayang.”
32
Sementara Muhammad ibn Ahmad Ismail mendeskripsikan secara lebih tegas lagi, yaitu seseorang meletakkan telapak tangannya
kepada tangan temannya sehingga kedua telapak tangan itu saling menempel”.
33
Dengan memperhatikan definisi di atas, dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan mushofahah berjabat tangan, adalah perbuatan
seseorang menempelkan telapak tangannya dengan telapak tangan temannya, guna mengukuhkan kasih sayang dan persahabatan.
Di samping untuk mengukuhkan kasih sayang dan persahabatan bagi yang tidak terputus atau terganggu, mushofahah juga merupakan
bentuk dari menyambung kembali persahabatan atau kasih sayang yang
31
Ibnu Hajar al Asqalani, Fath al Bari Syarh al Bukhari, Juz. VIII, Kairo: Mushthafa al Baby al Haby, 1378 H1959 M, hal. 634
32
Al Imam an Nawawi, Ryadh al shihin min Kalam Sayyid al Mursalah, Beirut: dar al fikr, 1973, hal. 366
33
Muhammad ibn Ahmad ibn Ismail, Adilat Tahrim Mushafahat al Mar’ah al ajnabiyat,
Kuwait: dar al Arqam, 1984, hal. 4