PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA LINGKUNGAN SISWA KELAS IV SD SWASTA SWADHIPA BUMISARI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA LINGKUNGAN SISWA KELAS IV SD SWASTA

SWADHIPA BUMISARI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh SRI KUSRIATI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui media lingkungan pada SDS Swadhipa Bumi Sari Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa, kinerja guru pada proses pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar menggunakan tes.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media lingkunga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA. Hal ini ditunjukan data dimana pada siklus I pertemuan ke-1 aktivitas belajar siswa skor rata-rata 62,9% kategori baik dan pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 76% dengan kategori sangat baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan ke-1 80,8% kategori sangat baik dan pertemuan ke-2 mencapai 85% kategori sangat baik. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 67,5 sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 79,47. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Sri Kusriati, anak ke-6 dari 7 bersaudara, 4 orang putera dan 3 orang puteri dari pasangan Ayahanda bernama Adnan Adi Sumarto (alm) dan Ibunda bernama Chotijah (alm), lahir di Candimas, 15 Januari 1969. Penulis lulus Sekolah Dasar Negeri 2 Candimas pada tahun 1983, penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Natar lulus pada tahun 1986. Pada tahun 1989 penulis menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru Natar.

Pada tahun 1993 penulis menikah dengan Burdat dan dikaruniai tiga orang puteri yang diberi nama Dian Adelina Damayanti, Tiara Kartika Devi dan Delia Finka Ramadhini. Penulis memulai karir di SDS Swadhipa dari tahun 2003 sampai sekarang. Kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.


(7)

PERSEMBAHAN

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan,dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Suamiku tercinta Burdat, terima kasih atas doa restunya 2. Ketiga buah hatiku, ibu sayang kalian

3. Rina Aryati, terima kasih atas kerja samanya

4. Teman-teman sejawat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terima kasih atas motivasinya.

5. Semua keluarga besar serta teman-temanku 6. Almamaterku tercinta Universitas Lampung

Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.


(8)

Moto

Orang yang kuat bukanlah mereka yang selalu menang, tetapi orang yang tegar ketika jatuh


(9)

SANWACANA

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Media Lingkungan Siswa Kelas IV SDS Swadhipa Bumi Sari Lampung Selatan TP 2013/2014” diselesaikan.

Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan selaku dosen pembahas, yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

3. Dr. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi PGSD yang telah memberikan ijin penelitian

4. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Universitas Lampung, yang telah memberi motivasi kepada penulis.

6. Ibu Hj. Suryani, A.Ma.Pd selaku Kepala SDS Swadhipa Bumi Sari Natar Lampung Selatan yang telah memberi ijin penelitian.


(10)

7. Semua Dewan Guru SDS Swadhipa Bumi Sari Natar Lampung Selatan, atas kerjasama dan bantuannya.

Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga skripsi ini terselesaikan. Akhir kata, penulis ucapkan Alhamdu lillaahi rabbil‟aalamiin.

Lampung Selatan, Mei 2014


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. ii

ABSTRAK……… iii

HALAMAN PERSETUJUAN………. iv

HALAMAN PENGESAHAN………. v

PERSEMBAHAN……… vi

MOTTO……… vii

RIWAYAT HIDUP………. viii

SANWANCANA……… ix

DAFTAR ISI……….. xii

DAFTAR TABEL…..……… xiv

DAFTAR GAMBAR………. xv

DAFTAR LAMPIRAN………. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan……… 1

1.2 Identifikasi Masalah………. 3

1.3 Pembatasan Masalah……….. 4

1.4 Rumusan Masalah ……… 4

1.5 Tujuan Penelitian……… 5

1.6 Manfaat Penelitian……… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar……….……… 7

2.2 Pengertian Belajar……… 8

2.3 Aktivitas Belajar……… 9

2.4 Hasil Belajar……… 10

2.5 Hubungan Antara Aktivitas dan Hasil Belajar……… 12

2.6 Media Lingkungan…………..………….……… 12


(12)

2.6.2 Macam-macam Media……….. 13

2.6.3 Media Lingkungan……… 14

2.6.3.1 Manfaat Media Lingkungan……… 14

2.6.3.2 Kelebihan Media Lingkungan……… 16

2.6.3.3 Kekurangan Media Lingkungan………. 16

2.7 Ilmu Pengetahuan Alam……….. 17

2.8 Kerangka Pikir……… ... 19

2.9 Hipotesi Tindakan………. 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ……… 20

3.2 Subjek Penelitian……… 20

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data……… 20

3.4 Prosedur Penelitian………. 21

3.5 Analisis Data……… 24

3.6 Indikator …………..……… 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDS Swadhipa Bumi Sari………. 26

4.2 Hasil Penelitian Siklus I……….. ….. 26

4.3 Hasil Penelitian Siklus II……… 39

4.4 Pembahasan ……… 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 53

B. Saran………. 54

DAFTAR PUSTAKA ………. 48 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Ulangan IPA Kelas IV……… 3

2. Keadaan Penyelenggara Sekolah………. 26

3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)… 27 4. Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa Siklus I………. 35

5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I……… 36

6. Observasi Kinerja Guru Siklus I ……….……… 37

7. Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa Siklus II ………….…………. 45

8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II……… 46

9. Observasi Kinerja Guru Siklus II……… 47

10.Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa……… 50

11.Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa………. 51


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Siklus Penelitian………. 22

2. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I………. 36

3. Grafik Hasil Belajar siswa SiklusI……… 37

4. Grafik Aktivitas Siswa Siklus II………. 45

5. Grafik Hasil Belajar siswa SiklusII……… 46

6. Grafik Rekapitulasi Aktivitas Belajar………. 50

7. Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar………. 51


(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, terutama untuk keberhasilan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Keberhasilan seorang siswa dalam menguasai dan memahami ilmu yang diajarkan oleh seorang guru dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah bagaimana seorang guru dapat menciptakan suasana belajar yang tepat dan bisa menarik perhatian siswa, sehingga memungkinkan siswa belajar secara aktif. Seorang guru diharuskan mampu memillih metode pembelajaran yang sesuai dengan program kegiatan pembelajaran, dengan penerapan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta berpengaruh positif terhadap keefektifan belajar.

Fokus perhatian dunia pendidikan dan pengajaran adalah peserta didik, baik itu di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Pendidikan Menengah, ataupun di Perguruan Tinggi. Keberhasilan siswa dalam belajar merupakan harapan setiap guru dan orang tua. Untuk mewujudkan harapan itu, perlu memahami anak sebagai manusia seutuhnya. Semua guru dan siswa mengharapkan agar setiap proses belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang diajarkan, siswa


(16)

2

pun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Dalam konteks ini guru mempunyai peran yang sangat besar, karena gurulah yang ada dibaris paling depan dalam pelaksanaan pendidikan, guru berhadapan langsung dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Proses pembelajaran harus memiliki sumber-sumber yang sesuai, memiliki model yang pas dengan metode yang akan diajarkan, dan memiliki kesesuaian antara siswa dan suasana belajar. Akan tetapi itu tidak selalu dapat terwujud. Masih banyak siswa yang kurang memahami penjelasan guru. Ada siswa yang nilainya selalu rendah, bahkan ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika mengerjakan soalpun jawabannya asal-asalan. Semua itu menunjukkan bahwa guru harus selalu mengadakan perbaikan secara terus-menerus dalam pembelajarannya, agar masalah-masalah kesulitan belajar siswa dapat diatasi, sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang mengantarkan siswa untuk dapat berpikir ilmiah sejujurnya penggunaan media untuk pembelajaran IPA di SD jarang bahkan hampir tidak pernah digunakan oleh guru, padahal media itu ada, kita bisa menemukannya di sekitar kita seperti kebun sekolah, sawah, sungai, dan semua yang kita lihat di alam raya ini. .

Di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Swadhipa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dalam pembelajran IPA, nilai rata-rata sangat rendah. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata Nilai Semester Ganjil Tahun Pelajaran


(17)

3

2013/2014 yaitu Siswa yang mendapat nilai ≥65 hanya 6 siswa 20 orang siswa, dari KKM yang ditetapkan 65. Jika dihitung secara klasikal siswa yang tuntas hanya 30% dari seluruh siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Hasil Ulangan IPA Semester Ganjil Siswa Kelas IV No Rentang Nilai Banyaknya

Siswa

Persentase (%)

kreteria

1 ≥65 6 30% Tuntas 2 59-64 14 70% Belum Tuntas

Jumlah 20 orang 100%

Berdasarkan tabel 1.1 peneliti mencoba menggunakan media lingkungan dalam pembelajaran IPA. Hal ini diharapkan akan terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Swadhipa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.2Indentifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, teridentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran terpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif cenderung pasip pada saat kegiatan pembelajaran.

2. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA karena guru menggunakan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran.


(18)

4

3. Rendahnya hasil belajar IPA siswa dikarenakan siswa kurangnya konsentrasi dalam pembelajaran.

4. Kurang bervariasinya guru menggunakan model pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak menarik perhatian siswa.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada: Aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar Swasta Swadhipa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : bagaimana media lingkungan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Swadhipa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

Dengan demikian permasalahan yang diajukan adalah:

1. Bagaimana penerapan media lingkungan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Swadhipa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

2. Bagaimana penerapan media lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Swadhipa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.


(19)

5

1.5Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar Swasta Swadhipa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan menggunakan media lingkungan.

2. Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar Swasta Swadhipa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan menggunakan media lingkungan.

2.6 Manfaat Penelitian a. Bagi Peserta didik

1. Memperluas pengetahuan siswa dalam penggunakan media lingkungan. 2. Siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar karena menggunakan

lingkungan sebagai media belajar. b. Bagi Guru

1. Membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Menjadi pengalaman mengembangkan media lingkungan dalam proses belajar mengajar.


(20)

6

c. Bagi Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.


(21)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar

1.1.1 Teori konstruktivis

Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri (Herpratiwi, 2009: 19).

2.1.2 Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Piaget (1999) memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sestem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman interaksi mereka. Menurut Piaget setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru lahir sampai menginjak usia dewasa menalami empat tingkat perkembangan kognitif. Yaitu sensorimotor dari lahir sampai 2 tahun, praoperasional 2-7 tahun, operasi konkret 7-11 tahun dan operasi formal 11 tahun sampai dewasa. . (Triyanto. 2009: 28-29).


(22)

8

1.2 Pengertian Belajar

Para ahli psikologi mendefinisikan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman untuk perolehan informasi, yang mencakup pertumbuhan efektif, motorik, dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain. (Sumantri. 2008: 1.35).

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pemgalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi lebih dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Aqib, 2014: 8)

Belajar adalah pengalaman berkat interaksi antara individu dengan lingkungan. William Burton (dalam Hamalik, 2000: 14) menyatakan pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan di sekitar tujuan siswa yang bersifat kontinu dan interaktif.

Belajar adalah perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkahl laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. (Hamalik. 2011: 27-30).

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman untuk perolehan informasi, yang mencakup pertumbuhan efektif, motorik, dan kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan.


(23)

9

1.3 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan-ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2001: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

Kegiatan belajar/aktivitas belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, pesrta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik. (Sudjana. 2005: 105).


(24)

10

Dari beberapa pendapat di atas aktivitas belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Jadi aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. (Hamalik. 2001: 30).

Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah agar siswa dapat menstramper hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat.

Ada 3 teori tentang hasil belajar, yaitu:

1. Teori Disiplin Formal (The formal Discipline Theory), yaitu teori yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi dapat diperkuat dengan latihan-latihan akademis.

2. Teori Unsur-unsur yang Identik (The Indentical Elements Theory), yaitu teori yang terjadi di antara situasi atau dua kegiatan yang terdapat unsur-unsur yang bersamaan (identik).

3. Teori Generalisasi (The Generalization Theory), yaitu teori yang menekankan pada kompleksitas dari apa yang dipelajari, yang menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman lain. (Hamalik. 2001: 34).


(25)

11

Menurut Djamarah (2001: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Menurut Bloom (dalam Agus. 2010: 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi manusia saja.

Dari beberapa pendapat di atas hasil belajar adalah perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.

2.5 Hubungan Antara Aktivitas dengan Hasil Belajar

Belajar adalah pengalaman berkat interaksi antara individu dengan lingkungan. William Burton (2000: 15) menyatakan pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan di sekitar tujuan siswa yang bersifat kontinu dan interaktif.

Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. (Hamalik. 2001: 29-30).


(26)

12

2.6 Media

2.6.1 Pengertian Media

Media bentuk jamak dari kata medium, merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟

(Arsyad. 2002: 62). Media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Gagne (dalam Nasution. 2007: 7.3) menempatkan media sebagai komponen sumber, dia mendefinisikan media sebagai komponen belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Briggs berpendapat media adalah wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran.

Briggs (dalam Haryanto. 2012: 21) media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, yang dapat dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

2.6.2 Macam-macam Media

Media pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari media pembelajaran yang sederhana dan murah hingga media pembelajaran yang canggih dan mahal. Dari mulai rakitan pabrik hingga buatan tangan para guru itu sendiri, bahkan ada


(27)

13

pula yang telah disediakan oleh alam dilingkungan sekitar kita yang dapat langsung digunakan sebagai media pembelajaran. Sutopo (2009: 42).

Menurut Miarso (2009: 14) media pendidikan secara umum terdiri dari:

1. Bahan-bahan cetak atau bacaan seperti buku, Koran, majalah, dan sebagainya.

2. Alat-alat audio dan visual, seperti radio kaset, TV, Vidio, dan lain-lain. 3. Sumber-sumber masyarakat, seperti monument, candi dan peninggalan

sejarah.

4. Koleksi benda-benda seperti mata uang kuno, awetan tumbuhan dan hewan dan sebagainya.

Menurut Sutopo (2012: 22) ada beberapa macam media pembelajaran antara lain: a) media visual, b) media audio, c) media proyeksi diam, d). media audio visual, e) media cetakan.

Suparta dan Aly (2003: 193) media atau alat bantu belajar adalah alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk membantu pelajar dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Djamarah (2006: 2) mengatakan bahwa media sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan pembelajaran yang terdapat di mana-mana: di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan lainnya.

Dalam mengemukakan sumber-sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar. Sutopo (2009: 44).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas media pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari yang sederhana, canggih, mahal, rakitan pabrik, buatan, bahkan media yang ada di lingkungan alam sekitar kita.


(28)

14

2.6.3 Media Lingkungan

2.6.3.1 Manfaat Media Lingkungan

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.

Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia. Hamalik (2007: 12)

Lingkungan yang ada di sekitar anak-anak kita, merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan tidak terbatas. Sumber belajar lingkungan akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.

Pembelajaran di luar ruangan kelas (lingkungan) sebagai sumber belajar sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, budaya,


(29)

15

perkembangan emosional serta intelektual. Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Arsyad (2000: 45).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan memanfaatkan lingkungan adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami, yang mengarahkan anak dalam keterampilan sosial, budaya, perkembangan emosional serta intelektual, secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.

2.6.3.2 Kelebihan Media Lingkungan

Arsyad (2000: 65) manfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran antara lain

1. Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan

2. Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.

3. Karena benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa

4. Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.

5. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. 

Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.

6. Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain).

Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, kita dapat memanfaatkan lingkungan di sekitar untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Lingkungan menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas.


(30)

16

2.6.3.3 Kekurangan Media Lingkungan

kelemahan dari penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran antara lain:

1. Tidak seperti pelajaran dalam kelas, pelajaran diluar kelas harus disiapkan secara matang karena jika kurang persiapan sebelumnya akan menyebabkan ada kesan main-main ketika pelajaran berlangsung.

2. Adanya anggapan belajar dengan lingkungan memerlukan waktu yang relatif lama, padahal pelajaran cukup dilakukan selama beberapa menit saja kemudian dilanjutkan dikelas.

3. Banyak guru yang masih berpandangan sempit bahwa belajar hanya dilakukan didalam kelas.

2.7 Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam yang berasal dari bahasa asing” science” berasal dari bahasa latin “Scientia” yang berarti saya tahu. Kata science sebenarnya bermula

berarti ilmu pengetahuan yang meliputi ilmu pengetahuan sosial (social science)

maupun ilmu pengetahuan alam (natural science) Lama kelamaan bila seseorang mengatakan “science” maka yang dimaksud adalah natural science atau dalam bahasa Indonesia berarti ilmu pengetahuan alam yang di singkat IPA.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Ilmu Pengetahuan Alam di bagi menjadi ilmu fisika, ilmu biologi dan ilmu kimia. Mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua siswa sejak dari sekolah dasar agar siswa dapat berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetisi tersebut perlu agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelolah, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah.


(31)

17

H.W. Fowler (2001: 14) Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala kebenaran dan didasarkan pada kebenaran.

Robert. B. Sund (2001: 22) Ilmu Pengetahuan Alam adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses yang mengandung dua unsur, yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai proses untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut.

Dapat disimpulkan ilmu pengetahuan alam merupakan suatu pengetahuan yang ilmiah, yang bersifat objektif atau sesuai kenyataan, sistematis atau system yang beraturan dan metode atau pengetahuan cara berpikir dan memecakan masalah.


(32)

18

2.7 Kerangka Pikir Penelitian

Dari uraian di atas, kerangka pikir penelitian ini adalah:

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian

Hasil belajar IPA siswa rendah Kondis i Awal Guru belum menerapkan media lingkungan

Siklus I guru menggunakan media lingkungan siswa memperhatikan Guru menerapkan media lingkungan Tindaka n Dalam Kelas

Siklus II guru menggunakan media lingkungan siswa memperhatikan dan mencoba mendemonstrasikan Diduga dengan

menggunakan media lingkungan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDS Swadhipa Natar Lampung Selatan terjadi peningkatan. Kondisi


(33)

19

2.8 Hipotesi Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir penelitian di atas, hipotesis dalam penelitian yang penulis ajukan adalah: “jika penerapan pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan secara tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDS Bumi Sari Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.


(34)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

2.6 Setting Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di Sekolah Dasar Swasta Swadhipa Bumi Sari Natar Lampung Selatan.

2.6.1 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 selama tiga bulan yaitu Maret-Juni 2014.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SDS Swadhipa Bumi Sari Natar Lampung Selatan, yang berjumlah 20 orang, yaitu 11 orang laki-laki dan 9 orang perempuan dengan tingkat kemampuan belajar IPA yang heterogen.

3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui perangkat tes dan non tes. 3.3.1.1Non-tes

Teknik non-tes merupakan teknik penilaian aktivitas siswa dan kinerja guru dengan cara memberi tanda cheklis (√) oleh guru mitra. Aktivitas siswa meliputi (a) Antusias mengerjakan tugas yang diberikan, (b) Tepat waktu mengumpulkan


(35)

21

tugas, (c) Memperhatikan penjelasan guru, (d) Menjawab pertanyaan guru dengan benar dan, (e) Berani bertanya dan mengemukakan pendapat.

1.4.1 Tes

Tes dilakukan dengan melaksanakan kegiatan evaluasi/ulangan dengan menggunakan instrument tes berupa pertanyaan dalam bentuk essay sesuai dengan materi yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran.

1.4.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang diterapkan adalah: a. Perencanaan

Membuat RPP, Lembar Kerja Siswa, soal tes formatif, Lembar Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru dan mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan.

b. Pelaksanaan

Pada siklus satu pertemuan 1 dan 2 materi pembelajaran adalah struktur batang dengan fungsinya kegiatan diawali dengan pembelajaran kalaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru mitra. Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi:

a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan apersepsi.


(36)

22

c. Menjelaskan pada siswa kalau pembelajaran akan diadakan di luar (kebun sekolah)

d. Menjelaskan materi pembelajaran bagian-bagian tumbuhan terutama batang. e. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

f. Siswa dan guru bertanya seputar materi pembelajaran, memberi kesimpulan, dan melakukan refleksi pada setiap akhir kegiatan

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh observer (teman sejawat), saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siswa dan lembar IPKG.

d. Refleksi

Pada langkah refleksi, peneliti membahas tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, merumuskan kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya dipertahankan, kekurangannya diperbaiki untuk siklus berikutnya.

Siklus II

a. Perencanaan

Membuat RPP, Lembar Kerja Siswa, Lembar Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru dan mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan.

b. Pelaksanaan

Pada siklus dua pertemuan 1 dan 2 materi pembelajaran adalah “struktur daun dengan fungsinya” kegiatan diawali dengan pembelajaran kalaboratif partisipatif


(37)

23

antara peneliti dengan guru mitra. Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam skenario pembelajaran yang meliputi:

a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan apersepsi.

b. Menjelaskan materi pembelajaran.

c. Menjelaskan siswa kembali ke kebun sekolah

d. Menjelaskan materi pembelajaran bagian-bagian tumbuhan terutama daun e. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

f. Siswa dan guru bertanya seputar materi pembelajaran, memberi kesimpulan, dan melakukan refleksi pada setiap akhir kegiatan

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh observer (teman sejawat), saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembat aktivitas siswa dan lembar IPKG.

d. Refleksi

Pada langkah refleksi, peneliti membahas semua hasil temuan yang ada pada siklus II, baik kekurangan maupun kelebihanya. Jika pada siklus dua pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan ada peningkatan, maka peneliti dianggap cukup. Namun jika masih terdapat kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berikut gambar rencana tindakan penelitian:


(38)

24

dan seterusnya

Gambar 1 Rencana Penelitian (Arikunto, 2010: 137) 1.5 Analisis Data

1.5.1 Penilaian Aktivitas Siswa dan guru digunakan rumus TP% = n x 100

N

TP % = Tingkat aktivitas

n = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal (Sudjana. 2005: 26)

.

Refleksi

Refleksi

Pengamatan Siklus II Perencanaan

Pengamatan Siklus I

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan


(39)

25

1.5.2 Tes yang diberikan berbentuk isian digunakan rumus Jumlah Benar

NA= X 100 Jumlah Skor

3.6 Indikator Keberhasilan

Tolak ukur atau kriteria keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi proses dan dari sisi hasil. Keberhasilan penelitian dari sisi proses, peneliti menargetkan 80% dari seluruh siswa dapat mengikuti semua aspek kegiatan. Sedangkan keberhasilan dari sisi hasil, peneliti menargetkan siswa yang tuntas berjumlah 80% dari jumlah seluruh siswa dengan rata-rata 70. Hal ini sesuai dengan rentang ketuntasan seperti yang diungkapkan Arikunto (2006: 250) bahwa tingkat penguasaan dicapai sekurang-kurangnya menguasai ≥ 75%.


(40)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan media lingkungan adalaha sebagai berikut:

5.1.1 Proses pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan membuat siswa antusias mengerjakan tugas, tepat waktu mengumpulkan tugas, memperhatikan penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru dengan benar, berani bertanya dan mengajukan pendapat. Hal ini terlihat dari penilaian aktivitas siswa pada siklus I 35,75% dan pada siklus II menjadi 41,75% atau meningkat 6%.

5.1.2 Hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan media lingkungan menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA pada siklus I dengan rata-rata 67,5 dan pada siklus II menjadi 79,47 atau naik 11,97 poin.

5.1.3 Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan hasil belajar siswa kelas IV SDS Swadhipa Bumi Sari Natar Tahun Pelajaran 2013/2014, dari aktivitas belajar memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa.


(41)

54

5.2Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan media lingkungan, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajaran siswa.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran agar lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.

4. Bagi Peneliti

Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan lagi media lingkungan dalam pembelajaran.


(42)

Daftar Pustaka

Azhar, Arsyad. 2000. Media Pengajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Eko, H, Sutopo. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Hamalik, Oemar. 2001. Pengertian Hasil Belajar. Jakarta. Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2007. Pengertian Media Belajar. Jakarta. Bumi Aksara Hamalik Oemar, 2011 Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. Bandung. Yrama

Miarso, yusufhadi, 2009. Menyemai Benih Teknologi pendidikan. Kencana Jakarta Moh.Surya.2008.Pengertian Aktivitas Belajar.

http:edukasi.kompasiana.co.2013/04/11/aktivitas-belajar Moh.Sumantri.2008. Pengertian Aktivitas Belajar.

http:edukasi.kompasiana.co.2013/04/11/aktivitas-belajar Noehi Nasution. 2007. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka Sarjiman.2001. Pengertian Aktivitas Belajar.

http:edukasi.kompasiana.co.2013/04/11/aktivitas-belajar Sujana.2005.Pengertian Aktivitas Belajar.

http:edukasi.kompasiana.co.2013/04/11/aktivitas-belajar Sumantri. 2008. Pengertian Pembelajaran. Bandung. Alfa Beta

Suparta, Aly. 2003. Pengertian Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Triyanto,2009, Mendesai Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Surabaya Miarso, yusufhadi, 2009. Menyemai Benih Teknologi pendidikan. Kencana Jakarta


(1)

antara peneliti dengan guru mitra. Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam skenario pembelajaran yang meliputi:

a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan apersepsi.

b. Menjelaskan materi pembelajaran.

c. Menjelaskan siswa kembali ke kebun sekolah

d. Menjelaskan materi pembelajaran bagian-bagian tumbuhan terutama daun e. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

f. Siswa dan guru bertanya seputar materi pembelajaran, memberi kesimpulan, dan melakukan refleksi pada setiap akhir kegiatan

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh observer (teman sejawat), saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembat aktivitas siswa dan lembar IPKG.

d. Refleksi

Pada langkah refleksi, peneliti membahas semua hasil temuan yang ada pada siklus II, baik kekurangan maupun kelebihanya. Jika pada siklus dua pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan ada peningkatan, maka peneliti dianggap cukup. Namun jika masih terdapat kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berikut gambar rencana tindakan penelitian:


(2)

dan seterusnya

Gambar 1 Rencana Penelitian (Arikunto, 2010: 137) 1.5 Analisis Data

1.5.1 Penilaian Aktivitas Siswa dan guru digunakan rumus TP% = n x 100

N

TP % = Tingkat aktivitas

n = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal (Sudjana. 2005: 26)

.

Refleksi

Refleksi

Pengamatan Siklus II Perencanaan

Pengamatan Siklus I

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan


(3)

1.5.2 Tes yang diberikan berbentuk isian digunakan rumus Jumlah Benar

NA= X 100

Jumlah Skor

3.6 Indikator Keberhasilan

Tolak ukur atau kriteria keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi proses dan dari sisi hasil. Keberhasilan penelitian dari sisi proses, peneliti menargetkan 80% dari seluruh siswa dapat mengikuti semua aspek kegiatan. Sedangkan keberhasilan dari sisi hasil, peneliti menargetkan siswa yang tuntas berjumlah 80% dari jumlah seluruh siswa dengan rata-rata 70. Hal ini sesuai dengan rentang ketuntasan seperti yang diungkapkan Arikunto (2006: 250) bahwa tingkat penguasaan dicapai sekurang-kurangnya menguasai ≥ 75%.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan media lingkungan adalaha sebagai berikut:

5.1.1 Proses pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan membuat siswa antusias mengerjakan tugas, tepat waktu mengumpulkan tugas, memperhatikan penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru dengan benar, berani bertanya dan mengajukan pendapat. Hal ini terlihat dari penilaian aktivitas siswa pada siklus I 35,75% dan pada siklus II menjadi 41,75% atau meningkat 6%.

5.1.2 Hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan media lingkungan menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA pada siklus I dengan rata-rata 67,5 dan pada siklus II menjadi 79,47 atau naik 11,97 poin.

5.1.3 Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan hasil belajar siswa kelas IV SDS Swadhipa Bumi Sari Natar Tahun Pelajaran 2013/2014, dari aktivitas belajar memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa.


(5)

5.2Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan media lingkungan, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajaran siswa.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran agar lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.

4. Bagi Peneliti

Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan lagi media lingkungan dalam pembelajaran.


(6)

Azhar, Arsyad. 2000. Media Pengajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Eko, H, Sutopo. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Hamalik, Oemar. 2001. Pengertian Hasil Belajar. Jakarta. Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2007. Pengertian Media Belajar. Jakarta. Bumi Aksara Hamalik Oemar, 2011 Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. Bandung. Yrama

Miarso, yusufhadi, 2009. Menyemai Benih Teknologi pendidikan. Kencana Jakarta Moh.Surya.2008.Pengertian Aktivitas Belajar.

http:edukasi.kompasiana.co.2013/04/11/aktivitas-belajar Moh.Sumantri.2008. Pengertian Aktivitas Belajar.

http:edukasi.kompasiana.co.2013/04/11/aktivitas-belajar Noehi Nasution. 2007. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka Sarjiman.2001. Pengertian Aktivitas Belajar.

http:edukasi.kompasiana.co.2013/04/11/aktivitas-belajar Sujana.2005.Pengertian Aktivitas Belajar.

http:edukasi.kompasiana.co.2013/04/11/aktivitas-belajar Sumantri. 2008. Pengertian Pembelajaran. Bandung. Alfa Beta

Suparta, Aly. 2003. Pengertian Media Pembelajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Triyanto,2009, Mendesai Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Surabaya Miarso, yusufhadi, 2009. Menyemai Benih Teknologi pendidikan. Kencana Jakarta


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PARDASUKA KECAMATAN KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 33

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI I WAY KANDIS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 82

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD KARUNIA IMANUEL BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 33 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA REALIA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN I CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 35

HUBUNGAN KONSEP DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN MANDAH KEC. NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 31

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA LINGKUNGAN SISWA KELAS IV SD SWASTA SWADHIPA BUMISARI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA LINGKUNGAN SISWA KELAS IV SD SWASTA SWADHIPA BUMISARI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMULYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BUNGA DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH I BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 42