poin, 5 Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya, 6 Kesimpulan.
7
Pada pelaksanaan siklus I dan siklus II tahap-tahap tersebut telah dilaksanakan dan telah memberikan perbaikan yang positif dalam diri
siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan motivasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jawa di kelas, misalnya siswa yang semula
pasif dalam belajar sudah menjadi aktif, siswa yang pendiam malu-malu menjadi percaya diri dan berani bertindak. Serta nilai hasil belajar peserta
didik juga ada peningkatan.
2. Peningkatan motivasi belajar peserta didik melalui penerapan metode
pembelajaran make a match pada mata pelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan tema “kegiatan” pada peserta didik kelas I MI Sanan Pakel
Tulungagung
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-
sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi.
8
Bagi siswa yang selalu memperhatiakan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi
guru karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri
memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada
sdisekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan
7
Rusman, Model-model Pembelajaran Jakarta: Rajawali pers, 2012, hal 223-224
8
D. Deni Koswara dan Halimah, Bagaimana Menjadi Guru Kreatif?, Bandung: PT PRIBUMI MEKAR, 2008, hal. 4
perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar
dirinya mutlak diperlukan. Di sini guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
9
Dari segi ekstrinsik ini guru menerapan metode pembelajaran make a match yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pen
ingkatan motivasi belajar peserta diidik dapat dilihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama proses penelitian. Yaitu mulai dari pre test,
post test I dan post test II.
Motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan pada setiap pengamatan yang dilakukan pada saat pre test, post test I, dan post test II.
Presentase rata-rata motivasi belajar saat observasi yang diperoleh sebesar 50 meningkat menjadi 65 saat siklus I. Dan mengalami peningkatan pada saat
siklu II 90.
Tabel 4.20 Hasil Observasi Motivasi Tiap Observasi
No Uraian
Obsevasi Awal
Observasi siklus I
Observasi siklus II
Keterangan 1
2 3
4 5
6
1 Skor maksimal
20 20
20 Tetap
2 Skor
yang diperoleh
10 13
18 Meningkat
3 Prosentase
50 65
90 Meningkat
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar peserta didik selalu mengalami peningkatan mulai dari observasi awal, observasi
siklus I, hingga observasi siklus II. Peningkatan nilai rata-rata peserta didik dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
9
Puguh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum Konsep Islami,
Bandung: PT Refika Aditama, 2010, hal. 32
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran make a macth ini mampu meningkatkan motivasi belajar
bahasa Jawa peserta didik kelas I MI Sanan Pakel Tulungagung.
3. Peningkatan keaktifan belajar peserta didik melalui penerapan