22
BAB IV PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Berdirinya Organisasi Dharma Wanita Persatuan
Kabupaten Semarang
Pada masa Orde Baru kaum wanita telah diminta untuk berpartisipasi dan lebih banyak memainkan peranannya di dalam proses
pembangunan. Hardjito Notopuro,1984: 16-17. Garis-Garis Besar Haluan Negara Ketetapan MPR-RI Nomor IIMPR1983 yang didalamnya
menerangkan tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN perihal “Peranan Wanita dalam Pembangunan dan Pembinaan Bangsa”
menentukan: 1.
Pembangunan yang menyeluruh mensyaratkan ikut sertanya pria maupun wanita secara maksimal di segala bidang. Oleh
karena itu, wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam
segala kegiatan pembangunan. 2.
Peranan dan tanggung jawab wanita dalam pembangunan makin dimantapkan melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
3. Dalam rangka mendorong partisipasi wanita dalam
pembangunan perlu makin dikembangkan kegiatan wanita dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga antara lain melalui
23
organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK. Hardjito Notopuro, 1984: 27-29
Dengan adanya kebijakan tersebut, maka pada masa Orde Baru banyak organisasi wanita didirikan sebagai wadah bagi para wanita untuk
menyadarkan dan mendorong tentang eksistensi wanita serta kedudukannya di masyarakat dalam pembangunan nasional. Salah satu diantaranya adalah
dibentuknya organisasi Dharma Wanita. Organisasi Dharma Wanita didirikan pada tanggal 5 Agustus 1974
Anggota organisasi meliputi seluruh istri pegawai Republik Indonesia, yang terdiri dari para istri Pegawai Negeri Sipil PNS, istri Badan Usaha Milik
Negara Daerah, istri Pegawai Bank Milik Negara Daerah, Istri Pegawai Badan Usaha organisasi swasta atau lembaga di bawah wewenang
departemen, misalnya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, istri para penyelenggara pemerintahan desa, istri para pensiunan pegawai yang
telah disebut diatas dan karyawati yang bekerja pada birokrasi tersebut Liza Hadiz, 2005:440-441. Berjalannya waktu, Dharma Wanita semakin
memantapkan langkah sebagai satu-satunya wadah organisasi bagi para istri pegawai negeri sipil Republik Indonesia.
Pada tahun 1998 adanya tuntutan reformasi kepada pemerintah dan kehidupan globalisasi abad ke-21 yang mensyaratkan adanya tata kehidupan
yang menghormati dan melindungi hak asasi manusia, demokratis, keterbukaan, serta tegaknya supremasi hukum. Hal tersebut merupakan ciri
kehidupan masyarakat madani yang akan mendorong terwujudnya tujuan nasional. Pada masa itu Dharma Wanita sempat tidak terdengar sepak
24
terjangnya kemudian barulah pada tahun 1999 mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa Munaslub. Pembahasan yang sangat hangat ketika itu
ialah ketika membahas tentang perubahan nama ”Dharma Wanita” dengan
sederetan nama yang diusulkan, antara lain : Persatuan Istri Pegawai Negeri Sipil PIPNS RI. Dalam upaya menjembatani masalah tersebut, pengurus
Pusat saat itu, yaitu Ibu Hartini Hartarto selaku pemimpin Munaslub menyampaikan jalannya Munaslub pada hari pertama kepada Ibu Sinta
Nuriyah, Penasehat Utama Dharma Wanita. Pada saat itu beliau mengusulkan menambah nama ”Persatuan” dibelakang nama Dharma
Wanita untuk disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional dibawah Presiden Abdurrahman Wahid, yang pada saat itu menjabat sebagai
presiden Republik Indonesia. Pada Munaslub tersebut juga diputuskan bahwa Organisasi Dharma
Wanita Persatuan menjadi organisai sosial kemasyarakatan dalam jumlah yang besar dan terbesar di seluruh kawasan Indonesia, serta satu-satunya
wadah bagi istri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia yang terorganisasi dan diberi nama Dharma Wanita Persatuan pada tanggal 7
Desember 1999,
nama tersebut
digunakan sampai
sekarang. dwpsmkn1larch.blogspot.com dan wawancara dengan Wuryanti Sudjiwo
pada tanggal 8 Mei 2013.
Organisasi Dharma Wanita Persatuan menghimpun dan membina
istri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia melalui kegiatan di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya serta tidak terkait dengan kekuatan
politik manapun, tetapi hak berpolitik anggota tetap dihormati
25
www.firdaaprilianto.blogspot.htm. Visi dan Misi Organisasi Dharma Wanita Persatuan adalah sebagai berikut:
Visi :
Menjadi organisasi istri Pegawai Negeri Sipil yang kukuh dan mandiri. Misi
: Menyejahterakan anggota melalui bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan
bidang sosial budaya secara demokratis. Dengan demikian organisasi Dharma Wanita Persatuan memiliki
tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarganya pada khususnya serta masyarakat pada umumnya melalui peningkatan kualitas
sumber daya anggota, untuk mendukung tercapainya tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Guna mencapai
tujuannya organisasi ini pun memiliki tugas pokok untuk melakukan pembinaan mental dan spiritual anggota agar menjadi manusia bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berkepribadian serta berbudi pekerti luhur juga membina anggota mempererat persatuan dan kesatuan, meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan dan menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak Anonim, 2009: 26-27
26
Organisasi Dharma Wanita Persatuan memiliki lambang sebagai berikut :
Pada gambar yang ditunjuk oleh nomor 1 yaitu berupa bunga melati berwarna putih berkelompak lima dengan latar belakang bendera Merah
Putih mengandung arti bahwa kedudukan wanita sebagai salah satu aset bangsa dalam pengabdiannya kepada bangsa, tanah air dan negara Republik
Indonesia, yang berasaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Warna putih melambangkan kesucian dan keluhuran budi
wanita serta persaudaraan kekeluargaan di antara sesamanya. Pada gambar yang ditunjuk nomor 2 berupa putik bunga berwarna
kuning dan berjumlah lima melambangkan cita-cita dan perintis yang mewariskan sifat-sifat kemurnian pengabdian dan kesetiaan terhadap
bangsa, tanah air dan negara serta kepada generasi wanita pengurus dalam
pembangunan masyarakat dan manusia Indonesia seutuhnya. Warna kuning
melambangkan cita-cita yang luhur, sedangkan lima putik bunga
melambangkan adanya generasi wanita penerus yang berkelanjutan. Pada gambar nomor 3 dan 4 yang menunjuk pada kapas dan padi melambangkan
1
2 3
4 5
6
27
cita-cita dan tujuan organisasi Dharma Wanita Persatuan, yaitu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang merata berasaskan Undang-Undang
Dasar 1945. Bagi seluruh masyarakat pada umumnya dan bagi seluruh
anggota Dharma Wanita Persatuan khususnya. Gambar Padi juga sebagai
simbol kegiatan bidang ekonomi, sedangkan gambar kapas sebagai simbol
kegiatan bidang sosial budaya. Pada gambar nomor 5 menunjuk pada 15 mata rantai,
melambangkan rasa persatuan dan persaudaraan yang erat di antara seluruh anggota Dharma Wanita Persatuan, untuk bersama-sama bahu-membahu
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi guna mencapai cita- cita dan tujuan organisasi dan nomor 6 yang menunjuk pada buku
melambangkan kegiatan bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas anggota dengan senantiasa menimba ilmu pengetahuan sesuai dengan laju
perkembangan teknologi melalui kegiatan keterampilan, taman bacaan dan pengembangan wawasan, pengetahuan melalui seminar ataupun workshop
Anonim, 2009: 11-14
Organisasi ini menganut azaz teritorial dimana organisasi ini dapat dijumpai mulai tingkat kecamatan sampai dengan pusat. Salah satu
organisasi ini berada di Kabupaten Semarang yaitu Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang yang anggotanya terdiri dari para istri
Pegawai Negeri Sipil instansi dinas dan kecamatan atau biasa disebut Unsur Pelaksana Dinas Kabupaten Semarang dan Unsur Pelaksana Kecamatan.
Kantor sekretariat Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang berada di Gedung PKK kompleks DPRD Kabupaten Semarang yang terletak di
28
Jalan Diponegoro No. 203 Ungaran lihat lampiran gambar no.1. Gedung PKK ini merupakan gedung yang digunakan secara khusus untuk kegiatan-
kegiatan organisasi wanita termasuk digunakan oleh Dharma Wanita Kabupaten Semarang wawancara dengan Ayu Setyawati. Di kantor
sekretariat tersebut terdapat kantor untuk para fulltimer pekerja penuh waktu Dharma Wanita Persatuan dan PKK Kabupaten Semarang lihat
lampiran gambar no. 2. Terdapat juga aula yang cukup luas yang digunakan untuk pertemuan-pertemuan organisasi Dharma Wanita ataupun organisasi
wanita lainnya lihat lampiran gambar no. 5. Fulltimer yang diperbantukan ini bertugas untuk mengurus arsip-arsip ataupun dokumen, surat-surat
kegiatan dan segala sesuatu menyangkut administrasi Dharma Wanita ataupun PKK hal ini dikarenakan para pengurus organisasi Dharma Wanita
Persatuan tidak memiliki jam kantor sendiri karena para pengurus juga telah memiliki peran lain di masyarakat.
Pengurus Dharma Wanita Kabupaten Semarang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan tiga orang ketua bidang bidang
pendidikan, bidang ekonomi, bidang sosial budaya dengan masa bakti selama lima tahun dan wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Semarang.
Ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang dipilih dari utusan unsur pelaksana Dharma Wanita Kabupaten Semarang ataupun calon yang
diusulkan oleh Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan ditetapkan dalam Musyawarah KabupatenKota. Anggota pengurus lainnya ditetapkan oleh
ketua Dharma Wanita yang telah terpilih. Kemudian, kepengurusan Dharma
29
Wanita Kabupaten Semarang ditetapkan oleh Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah.
Pengurus organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang memiliki tugas untuk menetapkan kebijaksanaan organisasi sesuai
angggaran dasar dan angggaran rumah tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, dan kebijaksanaan pemimpin organisasi satu tingkat diatasnya.
Selain itu, pengurus juga memiliki tugas untuk menetapkan, melaksanakan program dan kegiatan organisasi serta melakukan evaluasi untuk kemudian
melaporkan pelaksanaan dan hasil kerja kepada pengurus Dharma Wanita satu tingkat diatasnya, yaitu Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa
Tengah. Pengurus juga memiliki tugas untuk mengesahkan organisasi, pengurus dan katua Dharma Wanita satu tingkat dibawahnya, dalam hal ini
adalah Dharma Wanita Kecamatan dan Kelurahan yang termasuk dalam Kabupaten Semarang.
Penggantian pengurus juga dapat sewaktu-waktu terjadi disebabkan adanya mutasi pegawai ataupun hal lainnya. Jika hal ini terjadi pada jabatan
ketua, maka penggantian harus melalui kesepakatan pengurus dan anggota berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Dharma
Wanita Persatuan. Penggantian jabatan pengurus lainnya, dapat ditentukan oleh ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Penggantian
ketua ini kemudian disahkan oleh ketua satu tingkat diatasnya, yaitu Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah, sedangkan jika ada
penggantian pengurus lainnya, maka pengesahan dilakukan oleh ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang sendiri. Serah terima jabatan ketua
30
kemudian dituliskan dalam berita acara dan ditandatangani oleh ketua yang lama dan baru disaksikan oleh Dewan Penasihat, dalam hal ini adalah
Dewan Penasihat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah Anonim, 2009: 35-29
Sejak masa bakti 2009-2013, Dharma Wanita Kabupaten Semarang telah mengalami beberapa kali pergantian dalam kepengurusan, disebabkan
adanya mutasi pegawai, usia pensiun ataupun hal lainnya. Seperti yang terjadi awal tahun 2013 ini, ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang
mengalami sakit dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan kepengurusan. Jabatan ketua secara sementara digantikan oleh wakil ketua
Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Hj. Eppy Agus Purwoko Djati sampai masa bakti 2014 wawancara dengan Ayu Setyawati pada tanggal 26
April 2013
B. Bentuk-bentuk Kegiatan Organisasi Dharma Wanita Kabupaten