58 yang hampir sama, postur tubuh yang lebih baik dan pola hiduup yang
seeimbang. Perkembangan jasmani anak akan menentuukan baik buruknya
kemampuan anak, tetapi perkembangan motorik itu sebenarnya akan sangat berpengaruh oleh perbedaan tempat tinggal, lingkuungan
msyarakat, kehidupan sehari-hari dan perbedaan jenis kelamin. Maka dalam merencanakan pendidikan jasmani sebaiknya mempertimbangkan
hal-hal yang akan mempeengaruhi perkembangan fisik dan mentalnya. Sehingga anak dalam menjalani pendidikan di sekolah akan memperoleh
perkempangan kompetenssi fisik dan kepribadian yang lebih baik dan tepat.
4. Tahap Kematangan Perkembangan motorik sangat bergantung pada kematangan
syaraf dan otot anak, bagaimanapun uusaha untuuk meningkatkan kemampuann motorik tetapi bila tanpa memperhatikan tahap kematangan
ini makan akan terjjadi kegagalan bahkan kerusakan atau peenyimpangan pribadi anak. Oleh sebab itu dalam usaha meengembangkan usaha
kemampuuan motorik anak perlu sekali memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Keturunan dan Ginetik Tingkat kemampuuan motorik sangat bergantung pada keadan
fisik seseorang. Mungkin karena latar belakang kehidupan yang berbeda- beda. Disamping ituu perbedaan anatara ras sangan di tentukan oleh
59 ketuurunan dan pembawaan. Missalnya, suatu ras memilikbentuk tinggi,
besar sedangkann yang lain pendek dan kecil. Adapula yang memiliki tulang panjang sedangkan yang lain pendek, ada ras yang kokoh atau
kekar tetapi ras lain lemah. Dengan demikian perbedaan latar belakang ituu juga dapat menentukan perbedaan tingkat kemampuuan motorik.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan motorik siswa dan siswi kelas 1
sekolah dasar di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran secara keseluruhan adalah berbeda, yaitu :
1. Sebanyak 1 siswi 6.25 mempunyai kemampuan motorik kurang sekali, 4 siswi 25 mempunyai kemampuan motorik kurang, 6 siswi 18.75
mempunyai kemampuan motorik sedang, 3 siswi 18.75 mempunyai kemampuan motorik baik dan 2 siswi 12.5 mempunyai kemampuan
motorik sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kemampuan motorik yang dimiliki oleh siswi kelas 1 SD di Pondok
Pesantren Sunan Pandanaran masuk dalam kategori sedang. 2. Sebanyak 0 siswa 0 mempunyai kemampuan motorik kurang sekali, 8
siswa 44.44 mempunyai kemampuan motorik kurang, 4 siswa 22.22 mempunyai kemampuan motorik sedang, 4 siswa 22.22
mempunyai kemampuan motorik baik dan 2 siswa 11.11 mempunyai kemampuan motorik sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar kemampuan motorik yang dimiliki oleh siswa kelas 1 SD di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran masuk dalam kategori kurang.
61
B. Implikasi Penelitian
Dengan diketahuinya tingkat kemampuan motorik siswa kelas 1 sekolah dasar di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, hasil penelitian ini
mempunyai implilkasi bagi pihak-pihak yang terkait dengan tingkat kemampuan motorik siswa kelas 1 sekolah dasar di Pondok Pesantren Sunan
Pandanaran yaitu pembina pesantren dan guru Penjasorkes. 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam
upaya mendapatkan informasi tentang hasil tingkat kemampuan motorik siswa siswi kelas 1 SD di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang tingkat kemampuan motorik sehingga dapat digunakan sebagai motivasi
agar siswa dan siswi terus belajar gerak, sedangkan bagi Pembina pesantren dan guru Penjasorkes menjadi bahan evaluasi keberhasilan
terhadap pembelajaran motorik yang dilakukan.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti sudah berusaha keras memenuhi segala ketentuan yang dipersyaratkan, namun bukan berarti penelitian ini tanpa kelemahan dan
kekurangan. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa dan siswi kelas 1 sekolah dasar saja. Hal ini dikarenakan peneliti hanya ingin mengetahui tingkat
kemampuan motorik siswa dan siswi kelas 1 sekolah dasar di Pondok Pesantren Sunan Panandaran.
62 2. Peneliti mengalami hambatan ketika pengambilan data, cuaca tidak
mendukung, gangguan dari siswa lain dan kurang luasnya lapangan sehingga siswa dan siswi kurang leluasa untuk bergerak.
3. Saat diberi penjelasan terkadang siswa dan siswi kurang begitu tanggap dengan apa yang di instruksikan oleh peneliti.
D. Saran
Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain:
1. Bagi siswa dan siswi kelas 1 sekolah dasar di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, agar mengikuti latihan gerak dengan sungguh-sungguh
sesuai dengan instruksi pembina pondok pesantren dan guru Penjasorkes, supaya tingkat kemampuan motoriknya akan terus meningkat hingga
mencapai prestasi yang memuaskan. 2. Bagi pembina pondok pesantren dan guru Penjasorkes di sekolah, agar
menjadikan tolok ukur hasil penelitian ini dari keadaan siswa dan siswi. Sehingga diharapkan pembina pondok pesantren dan guru Penjasorkes di
sekolah mampu menyusun program pembelajaran secara terstruktur. 3. Bagi peneliti yang akan datang agar dapat mengadakan pertimbangan
penelitian ini dengan menggunakan subyek yang lain, baik dalam kuantitas maupun tingkatan kualitas. Secara kuantitas dengan menambah
jumlah subyek yang ada, sedangkan secara kualitas dengan melibatkan tingkatan kelas yang lain.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arip Syarifudin dan Muhali. 1991. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.
Amung Ma’mun dan Yudha M, Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar
Gerak. Yogyakarta. Depdikbud. Ariesilmiah.
201110, diambil
dari www.depdiknas.co.idartikel.
Mercusuar.blogspot, pada tanggal 30 Oktober 2014: 19:16 WIB Barrow H. M.1976. A Practical Approach to Measurement in Physical Education.
London : Henry Kimpton Publishers. Depdikbud 1994. Petunjuk Pembentuk dan Pembinaan Perkumpulan Olahraga di
Sekolah. Jakarta. Depdikbud RI. Dwi Ratmanto.2010.Kemampuan Motorik Siswa Kelas Atas SD Wirokerten
Banguntapan Bantul. Skripsi. Penelitian tidak diterbitkan. Yogyakarta: UNY.
Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Motorik Anak. Jakarta: Erlangga _______, 1998. Perkembangan Motorik Anak. Jakarta: Erlangga
Husdarta dan Yudha. M. Saputra. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud.
Joko Pekik Irianto. 2002. Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: FIK UNY. Johnson Barry L. 1987. Practical Measurement for Evaluation in Physical
Education. Minneapollis. Burgess Publishing Company. Kirkendall. 1987. Measurement and Evaluation for Physical Educators. Illionis:
Human Kinetics Publishers, Inc Kartini Kartono. 1990. Psikologi Anak.Bandung: CV Mandar Maju
Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta. Debdikbud.
_______, 2001. Asas-asas Pendidikan Jasmani, Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Sardjono. 1977. Conditionning. Yogyakarta. IKIP Yogyakarta.