Etika Profesi Akuntansi Materi Pembelajaran

Tiap individu anggota berkeharusan untuk menjaga tingkat keobyektivitasannya dan terbebas dari benturan-benturan kepentingan dalam menjalankan tugas kewajiban profesionalnya. e. Kompetensi dan sifat kehati-hatian professional Tiap anggota harus menjalankan jasa professionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan serta memiliki kewajiban mempertahankan keterampilan profesionalpada tingkatan yang dibutuhkan guna memastikan klien mendapatkan manfaat dari jasa profesional yang diberikan dengan kompeten berdasar pada perkembangan praktek, legislasi serta teknik yang mutakhir. f. Kerahasiaan Anggota harus menghormati kerahasiaan informasi selama melaksanakan jasa professional dan juga tak boleh menggunakan ataupun mengungkapkan informasi tersebut jika tanpa persetujuan terlebih dahulu kecuali memiliki hak ataupun kewajiban sebagai professional atau juga hukum untuk mengungkapkan informasinya. g. Perilaku profesional Tiap anggota wajib untuk berperilaku konsisten dengan reputasi yang baik dan menjauhi kegiatan atau tindakan yang bisa mendiskreditkan profesi h. Standar teknis Anggota harus menjalankan jasa professional sesuai standar teknis dan standar professional yang berhubunganrelevan. Tiap-tiap anggota memiliki kewajiban melaksanakan penugasan `tersebut tidak berseberangan dengan prinsip integritas dan prinsip objektivitas.

7. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntansi Indonesia

1. Tanggungjawab Profesi 2. Kepentingan Publik 3. Integritas 4. Objektivitas 5. Kompetensi dan kehati-hatian 6. Profesional Kerahasiaan 7. Perilaku professional 8. Standar Teknis

8. Prinsip Dasar Akuntansi

Akuntansi merupakan sarana alat hitung menghitung yang merupakan sumber informasi dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan. Informasi akuntansi harus disusun dalam bentuk yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Oleh sebab itu diperlukan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan bagi para akuntan. Ada 5 lima pinsip dasar akuntansi:

1. Prinsip biaya historis

Historical Cost Principle Dalam prinsip ini menghendaki penggunaan harga perolehan dalam mencatat aktiva, hutang, biaya dan modal. Contoh: saat kita akan membeli sebuah gadget, kita ditawari harga Rp 5.000.000,00, setelah melakukan tawar menawar jatuhlah harga gadget tersebut seharga Rp 4.900.000,00. Dari kondisi itu maka pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 4.900.000,00.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Revenue Recognition Principle Menjadi persoalan yang sangat penting bagi perusahaan tentang kapan pendapatan sudah harus diakui. Pedapatan dapat dikatakan terrealisasi apabila suatu produk sudah dipertukarkan dengan kas dan diakui saat penjualan. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya suatu pendapatan adalah dari jumlah kas maupun ekuivalennya yang diterima dari hasil transaksi penjualan.Harga jual merupakan pengukuran objektif dari jumlah pendapatan yang diakui.

3. Prinsip Mempertemukan

Matching Principle Maksud dari prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan hasil pendapatan yang muncul karena biaya yang telah dikeluarkan. Prinsip ini digunakan untuk menentukan besarnya penghasilan bersih dari setiap periodenya. Biasanya prinsip ini digunakan saat pembuatan jurnal penyesuaian. Adanya prinsip ini mengharuskan kita untuk menghitung berapa besar biaya yang dikeluarkan dan berapa banyak pendapatan yang akan diperoleh.