Tahap Pelaksanaan Kegiatan Tahap Pasca Pengendalian OPT Tanaman

10 e. Fasilitasi Brigade Pengendalian Kebakaran dilaksanakan oleh Dinas provinsi yang membidangi perkebunan. f. Alat dan bahan yang digunakan untuk laboratorium, alat dan bahan pengendalian OPT, serta alat pemadam kebakaran harus memenuhi standar teknis. g. Pembinaan kelompok tani alumni SL-PHT dilaksanakan di Provinsi yang telah melaksanakan SL-PHT. h. Pelatihan eksplorasi, identifikasi, perbanyakan dan penyebaran APH spesifik lokasi dilaksanakan pada Provinsi yang belum memiliki UPT perlindungan perkebunan LLLUPHSublab seperti Provinsi Kepri, Babel, Banten, Gorontalo, Sulbar, Papua Barat, dan Papua Merauke.

3. Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi perlu dilakukan tindak lanjut sebagai berikut:

a. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Segera menindaklanjuti rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi bila ditemukan penyimpangan atau ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kegiatan. 11

b. Tahap Pasca Pengendalian OPT Tanaman

Perkebunan 1 Hasil uji mutu dan efikasi lapangan Agen Pengendali Hayati APH dapat dijadikan bahan kelengkapan dalam pendaftaran perizinan APH atau sebagai alat quality control untuk APH yang dihasilkannya. 2 Hasil kajian teknologi PHT spesifik lokasi didata dan didiseminasikan kepada petani sehingga mampu menyelesaikan permasalahan OPT di wilayah kerjanya. 3 Secara pro-aktif membuat jejaring dan kerjasama dibidang teknologi perlindungan tanaman terkini dan dalam hal pengembangan, pendaftaran dan legalitas produk APH dan pestisida nabati dengan BBP2TP Medan, Surabaya, dan AmbonBPTP Pontianak, Puslit Balit Perti. 4 LL, LUPH, BPT, Sub lab. Hayati agar mendokumentasikan data dan informasi seluruh hasil kegiatan yang dilakukan. 5 Menyebarluaskan dan mensosialisasikan teknik penanganan kebakaran lahan dan kebun. 6 Mendorong terbentuknya regu pengendali hama RPH dan KTPA. 7 BPT menjadi lebih eksis dan berperan dalam pengendalian eksplosi outbreak OPT dan penanganan kebakaran. 12

B. Spesifikasi Teknis

1. Kriteria

a. Uji mutu dan uji efikasi APH dilaksanakan terhadap APH yang telah dihasilkan dan diuji efektifitasnya secara spesifik lokasi untuk kemudian didorong mendapatkan legalitas dalam penggunaannya. b. Uji mutu dan uji efikasi dilaksanakan bekerjasama dengan lembagainstitusi yang memiliki legalitas di bidangnya. c. Pengembangan PHT merupakan kegiatan perakitan teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan oleh PuslitBalitPertiBalai untuk diterapkan di wilayah kerjanya. d. Inventarisasi, eksplorasi, dan identifikasi APH dan pesnab diarahkan pada APH dan pesnab yang baru dan dilakukan di sentra-sentra pengembangan komoditas perkebunan unggulan daerah. e. Pemanfaatan dan pengembangan potensi tanaman yang dapat menjadi pestisida nabati Pesnab dan organisme yang berpotensi menjadi APH untuk pengendalian OPT penting dominan pada komoditas unggulan di wilayahnya. f. Identifikasi OPT dilakukan dengan cara membandingkan dengan koleksi standar; buku determinasi dan identifikasi Buku Kunci dan Determinasi Serangga karangan Borror dan Karlshoven; CABI; dan Buku