JUKLAK PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN (APBN P 2015) BBPPK

(1)

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN

PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN

PROGRAM PENGEMBANGAN TENAGA KERJA RENTAN

APBN

P 2015

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA

DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

BALAI BESAR PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN KERJA

TAHUN 2015


(2)

PEDOMAN BIMBINGAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT

i

KATA PENGANTAR

Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan merupakan salah satu kegiatan dari Program Pengembangan Tenaga Kerja Rentan. Kegiatan ini adalah untuk menunjang Program Keterampilan dan Wirausaha Tenaga Kerja Muda dengan sasaran Kelompok Rentan (masyarakat penganggur, setengah penganggur, korban PHK, calon TKI / purna TKI, dan istri nelayan/petani) untuk dibina dan dikembangkan menjadi kader-kader wirausaha muda atau pengusaha pemula yang mandiri, produktif dan beretos kerja tinggi, yang pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja/lapangan usaha yang produktif dan berkelanjutan.

Dalam rangka pencapaian sasaran tersebut perlu dilakukan pembekalan pendampingan pemberdayaan masyarakat yang diharapkan bisa mengembangkan sumberdaya lokal serta memberikan alternatif yang tepat bagi daerah dalam mengembangkan program Pengembangan Tenaga Kerja Rentan melalui kegiatan Pendampingan Pemberdayaan.

Dalam rangka memberikan panduan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan dan untuk mengetahui perkembangan kegiatan tersebut terlaksana dengan baik dan benar, maka perlu disusun petunjuk pelaksanaan Pendampingan Pemberdayaan. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) ini dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan Pengembangan Keterampilan dan Wirausaha Tenaga Kerja Muda agar benar-benar memberikan hasil yang maksimal.

Jakarta, April 2015 Plt. Direktur Jenderal Pembinaan

Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja,

Dr. Dra. Reyna Usman, MM NIP. 19601206 198603 2 002


(3)

PEDOMAN BIMBINGAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT

ii

D A F T A R I S I

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Dasar Hukum ... 2

C. Tujuan………. 3

D. Pengertian ………. 3

BAB II PROFIL KEGIATAN PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN……… 5

A. Pengertian ………. 5

B. Sasaran Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan ……… 5

1. Peserta Kegiatan ………... 5

2. Lokasi Penugasan ………. 5

C. Pelaksana Kegiatan ………. 6

1. BBPPK ………. 6

2. Dinas yang Membidangi Ketenagakerjaan Provinsi ……… 6

3. Dinas yang Membidangi Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota ……….. 6

D. Peran dan Tugas Pendamping ……….. 7

1. Pendampingan Pemberdayaan……… 7

2. Evaluator Usaha Kelompok Dampingan ……… 9

E. Peran dan Tugas Motivator ……… 9

F. Mitra Kerja ………. 9

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN ... 10

A. Perencanaan Wilayah Penugasan Pendamping ... 10

B. Pelaksanaan ………. 10

C. Sosialisasi Program ………... 11

D. Rekrutmen dan Seleksi……… 11

1. Persyaratan Tenaga Pendamping ……….. 12

a. Persyaratan ……….. 12

b. Rekrutmen ……… 12

c. Seleksi ……….. 13

2. Persyaratan Tenaga Motivator ... 14

a. Persyaratan ……….. 14

b. Rekrutmen ……… 14


(4)

PEDOMAN BIMBINGAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT

iii

E. Tahap Orientasi/Pembekalan Pendamping dan Motivator ……… 16

F. Tahap Penugasan ……… 17

G. Tahap Pembinaan ……… 18

H. Tahap Monitoring dan Evaluasi ………. 19

I. Tahap Pelaporan ………. 20

BAB IV PROFIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN ASET PRODUKTIF ………. 21

A. Pengertian ………. 21

B. Sasaran Kegiatan Pemberdayaan Aset Produktif ……….. 21

1. Peserta Kegiatan ………... 21

2. Kriteria Kelayakan Penerimaan Aset Produktif ………. 21

C. Mekanisme Penetapan Penerima Pemberdayaan Aset Produktif……… 21

BAB V MEKANISME PEMBIAYAAN ……… 23

BAB VI LAPORAN PARIPURNA ………... 25

BAB VII DUKUNGAN ANGGARAN ……… 28

BAB VIII PENUTUP………. 31


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pengangguran dan kemiskinan yang dihadapi bangsa Indonesia merupakan masalah yang harus ditangani secara serius melalui program yang terintegrasi satu sama lain. Melalui penanganan yang demikian, angka pengangguran dan kemiskinan akan dapat ditekan seminimal mungkin sehingga berdampak terhadap upaya pembangunan nasional. Menyadari hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan meluncurkan kebijakan Penguatan Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B) (Sustainable livelihood). Untuk merealisasikan program tersebut, Ditjen Binapenanta dan PKK menyusun Program Pengembangan Tenaga Kerja Rentan yang terdiri atas tiga kegiatan prioritas yaitu: (1) Pengembangan Keterampilan dan Wirausaha Tenaga Kerja Muda; (2) Pendampingan Pemberdayaan; dan (3) Pemberdayaan dengan Aset Produktif.

Pengembangan Keterampilan dan Wirausaha Tenaga Kerja Muda merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan menyiapkan 24.000 Wirausaha Tenaga Kerja Muda yang berada di bawah Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja (Dit. PPKK.). Untuk mendukung usaha tersebut, Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (BBPPK) melaksanakan Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan (KPP). Kegiatan ini bertujuan menyiapkan 600 tenaga pendamping dan mendampingi 24.000 Wirausaha Tenaga Kerja Muda untuk menjadi wirausaha mandiri dan juga menyiapkan 500 tenaga motivator yang akan mendorong Wirausaha Tenaga Kerja Muda ini dalam membangun, menjalankan, dan memperluas usahanya. Dalam rangka penguatan usaha, dilakukan seleksi untuk memilih 5.000 peserta yang berhak mendapatkan bantuan pengembangan usaha dalam bentuk Pemberdayaan Aset Produktif.

Untuk memandu pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan dan Pemberdayaan Aset Produktif ini, maka diperlukan sebuah Petunjuk Pelaksanaan yang dijadikan acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.


(6)

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

5. Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perluasan Kesempatan Kerja;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

10. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015;

11. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

12. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan;

13. Peraturan Menteri Keuangan No. 81/PMK.05/2012 tentang Bantuan Belanja Sosial Pada Kementerian/Lembaga;

14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 13/MEN/XII/2013 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian;

15. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan;

16. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 122 Tahun 2015 tentang Pemberian Bantuan Kepada Masyarakat;


(7)

17. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja Lembang Tahun Anggaran 2015 Nomor SP DIPA-026.04.2.259322/2015 tanggal 14 November 2014 Sebagaimana revisi ke I tanggal 20 Mei 2015.

C. Tujuan

Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih spesifik kepada pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini. Melalui informasi yang tersusun dalam Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkan para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini akan memiliki kesamaan pandangan dan pemahaman teknis pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Pendampingan.

D. Pengertian-pengertian

Pengertian-pengertian yang terdapat dalam buku petunjuk pelaksanaan ini adalah sebagai berikut:

1. Pendamping adalah petugas yang telah mendapat pembekalan dari BBPPK Lembang sehingga mempunyai kemampuan di bidang pendampingan kewirausahaan yang bertugas membimbing dan memfasilitasi peserta kegiatan serta menyeleksi peserta kegiatan yang berhak mendapatkan bantuan pengembangan usaha dalam bentuk Pemberdayaan Aset Produktif.

2. Motivator adalah petugas yang telah mendapat pembekalan dari BBPPK Lembang sehingga mempunyai kemampuan untuk memotivasi, mem-bimbing dan memfasilitasi peserta dan pendamping yang mempunyai usaha.

3. Pendampingan usaha adalah kegiatan membantu, mengarahkan, mendukung terhadap individu/kelompok masyarakat dalam merumuskan usaha, merencanakan, melaksanakan dan melestarikan program kerja yang diperlukan agar potensi yang terdapat dalam diri mereka dapat berkembang secara produktif dan optimal.

4. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang untuk mengembangkan usahanya guna memperoleh penghasilan yang lebih baik.


(8)

5. Pemberdayaan adalah upaya memberi daya kepada perseorangan atau kelompok masyarakat agar mampu menggali potensi diri.

6. Pemberdayaan Sarana Aset Produktif adalah suatu bantuan sarana usaha, yang diberikan oleh Pemerintah kepada peserta wirausaha untuk mengembangkan dan meningkatkan usaha yang telah dirintisnya.

7. Monitoring wirausaha adalah pencatatan tahapan proses pelaksanaan kegiatan pengembangan wirausaha.

8. Evaluasi wirausaha adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan wirausaha.


(9)

BAB II

PROFIL KEGIATAN PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN

A. Pengertian

Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan adalah sebuah rangkaian pekerjaan yang menyiapkan tenaga pendamping dan motivator yang bertujuan mempercepat proses pengembangan keterampilan dan wirausaha tenaga kerja muda, khususnya kelompok penganggur, TKI Purna, korban PHK, istri nelayan, dan keluarga buruh.

Jenis usaha yang dikembangkan, meliputi sektor: (1) Maritim, antara lain pengelolaan hasil laut seperti budidaya ikan, pengolahan ikan, rumput laut dan garam; (2) Jasa, antara lain salon, bengkel, menjahit, bordir, perdagangan dan pencucian kendaraan; (3) Industri kreatif, antara lain anyaman, ukiran, souvenir, sablon, fashion, kuliner, batako, bata ringan dan

paving block; dan (4) Pertanian/Peternakan/Perikanan, antara lain budidaya, pupuk organik, pengolahan hasil pertanian, pengolahan pakan dan sarana produksi.

B. Sasaran Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan 1. Peserta Kegiatan

Target peserta adalah para pendamping yang memiliki pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dan diutamakan yang telah memiliki usaha serta para pengusaha lokal, propinsi, maupun nasional yang mempunyai minat untuk motivasi dan menggerakkan masyarakat menjadi wirausaha tenaga kerja muda. Para pendamping bertugas memfasilitasi kegiatan usaha yang akan dan sedang dirintis oleh kelompok sasaran, sedangkan motivator secara berkala memberikan pencerahan dan dorongan untuk memulai dan mengembangkan usaha yang telah dirintis.

2. Lokasi Penugasan

Lokasi penugasan pendamping dan motivator berada di Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Pemerintah Pusat (APBN-P 2015).


(10)

C. Pelaksana Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan 2015 dilakukan secara sistematis, sistemik, dan sinergis dengan melibatkan berbagai unsur pelaksanaan, meliputi: pelaksanaan program dari Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja c.q. Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (BBPPK) Lembang serta Satuan Kerja Pemerintahan Daerah atau Dinas yang membidangi urusan ketenagakerjaan di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota.

1. BBPPK

BBPPK merupakan penanggung jawab Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan yang bertugas menyiapkan program, anggaran, pedoman, sosialisasi program ke daerah, pembinaan dan pembekalan bagi pendamping dan motivator, monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.

2. Dinas yang Membidangi Ketenagakerjaan Propinsi

Disnaker Propinsi melaksanakan tugas-tugas teknis administratif, mulai dari tahapan sosialisasi, seleksi dan penetapan peserta calon pendamping dan motivator, pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan. Dalam pelaksanaan tugas ini, Disnaker Propinsi berkoorDinasi dengan Disnaker Kabupaten/Kota.

3. Dinas yang Membidangi Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota

Disnaker Kabupaten/Kota berperan dalam proses sosialisasi program, perekrutan calon pendamping dan motivator untuk diseleksi di Disnaker Propinsi, pembinaan, monitoring, dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan.


(11)

Organisasi Tata kelola kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

ORGANISASI PELAKSANAAN

Keterangan:

Garis Pelaporan Garis Instruksi Garis KoorDinasi

D. Peran dan Tugas Pendamping

Peran dan tugas pendamping dalam kegiatan ini adalah: (1) pendampingan pemberdayaan melalui kegiatan pengembangan keterampilan dan wirausaha tenaga kerja muda dan (2) evaluator usaha peserta kelompok dampingan yang berhak mendapatkan bantuan pengembangan usaha dalam bentuk sarana aset produktif.

1. Pendampingan Pemberdayaan

Dalam melaksanakan kegiatan pendampingan pemberdayaan, seorang pendamping berperan sebagai fasilitator kelompok masyarakat yang akan merintis usaha. Pendamping bertugas:(a) memfasilitasi wirausaha muda/Tenaga Kerja Muda (TKM); (b) dengan dibantu instansi terkait, melatih calon wirausaha; (d) memberikan dorongan untuk memulai usaha; (e) membantu menyusun pembukuan usaha; dan (f) menjalin kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan usaha wirusaha dampingannya.

TIM PEMBINAAN

TK.PUSAT BBPPK

TIM PELAKSANA TK.PROPINSI

DISNAKER PROPINSI

TIM PELAKSANA TK KAB/KOTA

DISNAKER KAB/KOTA DITJEN PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA


(12)

a. Memfasilitasi kelompok wirausaha muda/Tenaga Kerja Muda (TKM) yang dibentuk oleh Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Propinsi dan Kab/Kota. pendamping diharuskan mendampingi 2 (dua) kelompok calon wirausaha dari 2 (dua) desa/kelurahaan yang berbeda. Setiap kelompok terdiri dari 20 orang calon wirausaha sehingga total calon wirausaha yang difasilitasi oleh seorang pendamping adalah 40 orang yang berasal dari kelompok sasaran. b. Dengan bekerjasama dengan Disnaker setempat, kelompok

dampingan ini kemudian diberikan pembekalan melalui pendidikan dan pelatihan dan juga pemagangan. Kegiatan ini bertujuan agar kelompok calon wirausaha dampingan mempunyai keterampilan yang cukup untuk memulai usaha.

c. Setelah mendapat pembekalan, pendamping harus memberikan dorongan kepada calon wirausaha dampingannya untuk memulai usaha. Hal ini dimaksudkan agar keterampilan yang telah dimiliki calon wirausaha ini dapat diaplikasikan sesegera mungkin. Dorongan ini dapat berupa membantu mencarikan tempat/lahan usaha, membantu mencarikan bahan-bahan yang diperlukan untuk produk yang dihasilkan, desain produk yang dihasilkan, dan sebagainya. d. Agar calon wirausaha dampingan dapat melihat kemajuan usaha

yang dirintisnya, calon pendamping hendaknya turut membantu menyusun pembukuan usaha. Pembukuan ini disusun secara sederhana agar calon wirausaha dampingan dapat mengetahui satuan harga (unit cost) produknya dan/atau perkembangan laba usaha per hari/minggu/bulan.

Pembukuan ini kelak akan dijadikan salah satu indikator untuk menilai kelayakan mendapat bantuan sarana aset produktif.

e. Terakhir, agar wirausaha dampingannya tumbuh dan berkembang lebih cepat, pendamping diharapkan dapat menjalin kemitraan dengan pihak lain. Kemitraan ini dijalin agar wirausaha dampingan lebih mudah mendapatkan bantuan modal usaha, memasarkan produk/jasa, mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk produk dan jasanya, dan sebagainya.

Dalam melaksanakan tugasnya, pendamping diharapkan mampu berperan sebagai motivator, fasilitator, mediator dan inovator bagi


(13)

kelompok dampingan dengan memaksimalkan potensi para peserta kelompok dampingan demi menjaga dan mengembangkan usaha yang dirintis para anggota kelompok dampingan.

2. Evaluator Usaha Peserta Kelompok Dampingan

Setelah usaha kelompok dampingan terbentuk dan berjalan selama 4 (empat) bulan, pendamping melakukan evaluasi perkembangan usaha setiap peserta dan/atau kelompok peserta dampingannya. Peserta atau kelompok peserta yang dinilai memiliki perkembangan usaha yang terbaik dalam bidang usahanya masing-masing, diusulkan untuk menda-patkan bantuan pengembangan usaha dalam bentuk sarana penunjang aset produktif ke Disnaker Kabupaten/Kota untuk selanjutnya ditetapkan oleh Disnaker Propinsi.

E. Peran dan Tugas Motivator

Peran dan tugas motivator dalam program ini adalah memberikan pencerahan dan dorongan bagi kelompok usaha yang akan/sedang merintis usahanya serta dorongan untuk mengembangkan usahanya agar kesinambungan usaha yang telah dirintis oleh peserta kelompok dampingan dapat terjaga dan berkembang.

Dalam melaksanakan tugasnya, motivator diharapkan mampu membuka wawasan peserta kelompok dampingan tentang pentingnya: (a) memiliki usaha, (b) meningkatkan mutu produk/jasa dan (c) mendorong peserta kelompok dampingan untuk mengembangkan potensi pemasaran produk/jasanya di lingkungan yang lebih luas.

F. Mitra Kerja

Untuk mengoptimalkan hasil kegiatan Pendampingan Pemberdayaan ini, pendamping dapat menjalin kerjasama dengan organisasi lain, selain yang disebutkan di atas, seperti: kementerian, Dinas/Satuan Kerja Pemerintah Daerah, BUMN, perbankan, lembaga pelatihan, Perguruan Tinggi, lembaga pemberdayaan masyarakat, dan pengusaha setempat.


(14)

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN

Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan merupakan sebuah kegiatan yang dijalankan secara terencana agar hasilnya dapat diukur dengan mengacu pada tahapan pelaksanaan yang telah ditetapkan.

Mekanisme pelaksanaan kegiatan ini meliputi: (1) Perencanaan wilayah penugasan pendamping dan motivator; (2) Pelaksanaan (3) Sosialisasi program; (4) Rekrutmen dan seleksi calon pendamping dan motivator; (5) Orientasi/pembekalan; (6) Penugasan; (7) Pembinaan; (8) Penyerahan asset produktif; (9) Monitoring dan Evaluasi (Monev); dan (10) Pelaporan.

A. Perencanaan Wilayah Penugasan Pendamping

Perencanaan wilayah penugasan pendamping merupakan tahapan awal dan merupakan aspek yang penting untuk mengukur keberhasilan program. Perencanaan wilayah penugasan ini didasarkan dari data sebaran penduduk miskin dan kurang produktif yang didapat dari Badan Perencanaan Nasional (BAPENAS). Data ini kemudian diintegrasikan dengan memperhatikan saran-saran dari kelompok pemangku kepentingan lainnya. Hasil analisis data tersebut dituangkan dalam bentuk pemetaan wilayah secara lengkap yang memuat lokasi dan kelompok masyarakat yang membutuhkan pendampingan. Hasil pemetaan ini selanjutnya diguna-kan sebagai dasar penentuan lokasi dan kuota pendamping yang adiguna-kan ditugaskan ke setiap kecamatan di Kabupaten/Kota.

Penetapan kuota dan wilayah penugasan pendamping pada tingkat kecamatan merupakan tanggungjawab BBPPK sebagai pelaksana kegiatan Pusat. Pelaksana Propinsi dan Kabupaten kemudian menetapkan sebaran lokasi penugasan pendamping di setiap desa/kelurahaan di Kecamatan yang telah ditentukan.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan program diarahkan untuk menciptakan pendamping dan motivator yang bertugas menumbuhkan wirausaha tenaga kerja muda dari kelompok rentan menjadi wirausaha mandiri. Mekanisme pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut :


(15)

1. Penandatanganan PKS (Perjanjian Kerjasama)

Penandatanganan PKS oleh Kepala BBPPK dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja yang mendapat kegiatan Pendampingan Pemberdayaan. 2. Pelaksanaan Kegiatan

 Kegiatan sosialisasi, rekrutmen, seleksi, dan penetapan pendampingan pemberdayaan dibiayai dari anggaran dekonsentrasi dan harus dilaksanakan 21 (dua puluh satu) hari kalender sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian kerjasama oleh Dinas Tenaga Kerja Propinsi/Kabupaten/Kota sebagai pelaksana kegiatan.

 Apabila dalam jangka waktu tersebut, ternyata tidak sanggup melaksanakan kegiatan sosialisasi, rekrutmen, seleksi, dan penetapan Pendampingan Pemberdayaan, maka wajib melaporkan secara tertulis ke BBPPK Lembang.

C. Sosialisasi Program

BBPPK sebagai pelaksana Pusat mensosialisasikan Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan kepada pelaksana Propinsi untuk kemudian diteruskan kepada pelaksana Kabupaten/Kota. Selanjutnya pelaksana Ka-bupaten/Kota mengumumkan kepada masyarakat, mengenai kegiatan tersebut sebelum melakukan proses rekrutmen calon pendamping maupun calon motivator. Kegiatan sosialisasi ini dapat juga dilakukan melalui kerjasama antara Pelaksana Program sebagai sarana untuk mematangkan perencanaan kegiatan.

Agar dapat mencapai sasarannya secara lebih efektif, proses sosialisasi program kepada masyarakat dilaksanakan oleh Disnaker Propinsi dan Kab/Kota dengan mengoptimalkan media yang ada, seperti papan pengumuman di kantor pemuda, media massa, media elektronik, internet, sosial media, dsb.

D. Rekrutmen dan Seleksi

Rekrutmen dan seleksi bertujuan untuk memilih calon pendamping dan motivator yang terbaik, sesuai dengan persyaratan/kriteria yang ditetapkan. Untuk memastikan bahwa proses rekrutmen dan seleksi berjalan secara sistematis, transparan, jujur dan adil, pelaksana di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota perlu memperhatikan hal-hal berikut:


(16)

a. Persyaratan Tenaga Pendamping a. Persyaratan

Tenaga Pendamping Pemberdayaan memegang peranan yang sangat strategis sebagai penentu keberhasilan program Pengembangan Tenaga Kerja Rentan melalui kegiatan Pendampingan Pemberdayaan. Dengan demikian, Tenaga Pendamping Pemberdayaan diutamakan yang memenuhi kriteria berikut:

1) Pendidikan minimal Strata Satu (S.1) sederajat; 2) Usia maksimal 50 tahun;

3) Memiliki pengalaman kerja yang relevan dengan program pendampingan dan/atau pemberdayaan;

4) Berdomisili di Kabupaten/Kota tempat penugasan dan bersedia tinggal di lokasi kegiatan selama pelaksanaan kegiatan;

5) Tidak terikat dengan pekerjaan/kegiatan pendampingan dari instansi lain;

6) Sehat jasmani-rohani;

7) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;

8) Tidak menuntut menjadi Pegawai Negri Sipil (PNS) atau pegawai baik di pusat maupun daerah;

9) Mampu menciptakan dan menjalin hubungan kemitraan;

10) Lulus tes seleksi calon Pendamping dan Bersedia mendampingi 2 (dua) kelompok wirausaha atau 40 (empat puluh) orang.

b. Rekrutmen

1) Proses rekrutmen dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi ketenagakerjaan dan seleksi dilaksanakan oleh Dinas Propinsi yang membidangi ketenagakerjaan;

2) Calon Pendamping yang mendaftarkan diri harus melengkapi: - Surat Permohonan untuk menjadi pendamping ditujukan kepada

Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi ketenaga-kerjaan dengan dilengkapi;

- Pasphoto 3 x 4 dua lembar; - Curiculum Vitae (CV);


(17)

- Fotocopy Ijazah terakhir yang dilegalisir;

- Surat Keterangan Berkelakukan Baik atau sejenisnya dari Kepolisian; dan

- Surat Keterangan Sehat dari dokter.

3) Calon pendamping yang direkrut Kabupaten/Kota, diusulkan ke Dinas Propinsi untuk mengikuti proses seleksi berjumlah minimal 2:1 dari kuota penugasan pendamping yang bersangkutan.

Contoh: Jika kuota penugasan pendamping di kabupaten Cianjur berjumlah 4 (empat) orang, maka calon pendamping yang diusulkan mengikuti seleksi di tingkat Propinsi berjumlah minimal 8 (delapan) orang.

c. Seleksi

1) Proses seleksi dilakukan melalui tes tertulis dan wawancara yang diselenggarakan oleh tim seleksi pelaksana Propinsi dengan bekerjasama dengan lembaga profesional, seperti: perguruan tinggi atau lembaga layanan psikologi terapan.

2) Tempat pelaksanaan seleksi dapat dilakukan di ibu kota Propinsi atau di Kabupaten/Kota terdekat yang representatif.

3) Tes tertulis berupa tes pengetahuan umum dengan materi meliputi :

- Ketenagakerjaan;

- Kewirausahaan;

- Pemberdayaan masyarakat perdesaan; dan

- Pendampingan.

4) Tes wawancara untuk mengetahui latar belakang, jiwa sosial serta keseriusan calon pendamping dalam melaksanakan peran dan tugasnya sebagai pendamping.

5) Kriteria calon pendamping yang lolos seleksi adalah mereka yang mendapat nilai tertinggi sesuai dengan kuota Kabupaten/Kota yang diwakilinya. Apabila terdapat nilai yang sama, kriteria seleksi dilakukan berdasarkan pengalaman yang dimiliki calon pendamping. Mereka yang memiliki pengalaman yang paling lama ditetapkan sebagai calon yang lolos seleksi.


(18)

6) Setelah proses seleksi, tim seleksi memerintahkan calon peserta terpilih untuk melakukan pemeriksaan tes narkoba.

7) Setelah proses seleksi dilaksanakan, Tim seleksi membuat berita acara hasil seleksi dan membuat Surat Keputusan tentang penetapan nama-nama calon peserta yang dinyatakan lulus seleksi untuk diteruskan kepada BBPPK sebagai pelaksana Pusat untuk pembekalan. (contoh Lampiran 3).

8) Biaya Rekrutmen dan seleksi sepenuhnya sudah dianggarkan dalam dana dekonsentrasi. Dengan demikian, pelaksana Propinsi dan Kabupaten/Kota dilarang memungut biaya apapun dari calon peserta dalam proses rekrutmen dan seleksi ini.

2. Persyaratan Tenaga Motivator a. Persyaratan

1) Pendidikan minimal Strata Satu (S.1) sederajat; 2) Usia maksimal 50 tahun;

3) Diutamakan berasal dari Kabupaten/Kota dan/atau Propinsi setempat atau bersedia memberikan motivasi di lokasi kegiatan; 4) Sehat jasmani-rohani;

5) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana; 6) Bukan pengurus partai politik;

7) Mampu menciptakan dan menjalin hubungan kemitraan; 8) Memiliki kesadaran sosial dan hukum;

9) Berprofesi sebagai motivator atau pengusaha setempat yang memiliki minimal 2 (dua) unit usaha atau pengusaha setempat yang produk usahanya sangat dikenal masyarakat setempat atau pengusaha yang tergabung dalam asosiasi pengusaha; dan 10) Bersedia memberikan motivasi/dorongan kepada kelompok

dampingan sebanyak 3 (tiga) kali selama masa penugasannya.

b. Rekrutmen

1) Calon motivator dibagi atas: motivator tingkat Kabupaten/Kota dan motivator tingkat Propinsi. Calon motivator tingkat Kabupaten/Kota direkrut, diseleksi, dan diusulkan oleh Pelaksana Kabupaten/Kota untuk ditetapkan Pelaksana Propinsi, sedangkan


(19)

motivator tingkat Propinsi direkrut, diseleksi, dan ditetapkan oleh Pelaksana Propinsi. Motivator tingkat Propinsi bertugas membantu motivator tingkat Kabupaten/Kota dalam mendorong usaha kelompok dampingan.

2) Proses rekrutmen dilaksanakan oleh Pelaksana Kabupaten/Kota dan Pelaksana Propinsi setelah terlebih dahulu melakukan koorDinasi untuk merumuskan aturan teknis pelaksanaan rekrutmen dan seleksi. Aturan teknis ini meliputi pengumuman rekrutmen, persyaratan administrasi, tata cara pendaftaran calon, serta penetapan waktu dan tempat pelaksanaan rekrutmen dan seleksi.

3) Rekrutmen calon motivator dilakukan oleh pelaksana Kabupaten/Kota dan Propinsi yang menjadi lokasi penugasan pendamping.

4) Sebelum proses rekrutmen dijalankan, pelaksana Propinsi dan Kabupaten/Kota harus memastikan bahwa pengumuman mengenai rekrutmen calon motivator kepada masyarakat telah dilakukan secara optimal.

5) Dalam proses rekrutmen, pelaksana Kabupaten/Kota dan Propinsi melakukan verifikasi data administratif, berupa:

- Surat Permohonan untuk menjadi motivator yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Propinsi yang

membidangi ketenagakerjaan dengan dilengkapi; - Pasphoto 3 x 4 dua lembar;

- Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP); - Fotocopy Ijazah terakhir;

- Surat Keterangan Berkelakukan Baik atau sejenisnya dari Kepolisian;

- Surat Keterangan Sehat dari dokter;

- Fotocopy Kartu keanggotaan profesi bagi motivator profesional atau Surat Kepemilikan Usaha (SKU) atau Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Kepala Desa atau instansi terkait bagi pengusaha setempat atau rekomendasi dari asosiasi bagi anggota asosiasi pengusaha; dan


(20)

- Surat Pernyataan Bersedia memberikan motivasi di lokasi kegiatan, dan bukan pengurus partai politik.(contoh Lampiran 2) 6) Calon motivator yang direkrut dan mengikuti proses seleksi

berjumlah minimal 3 (tiga) kali lipat dari kuota yang tersedia.

c. Seleksi

1. Proses seleksi calon motivator dilaksanakan oleh pelaksana Kabupaten/Kota dan Propinsi melalui seleksi berkas.

2. Kriteria calon yang dinyatakan lolos seleksi ditetapkan oleh pelaksana Propinsi dengan memperhatikan persyaratan di atas. 3. Setelah proses seleksi dilaksanakan, Tim seleksi membuat berita

acara hasil seleksi dan membuat Surat Keputusan tentang penetapan nama-nama calon peserta motivator yang dinyatakan lulus seleksi untuk diteruskan kepada BBPPK sebagai pelaksana Pusat untuk pembekalan (contoh Lampiran 4).

4. Biaya Rekrutmen dan seleksi sepenuhnya sudah dianggarkan dalam dana dekonsentrasi. Dengan demikian, pelaksana Propinsi dan Kabupaten/Kota dilarang memungut biaya apapun dari calon peserta dalam proses rekrutmen dan seleksi ini.

E. Tahap Orientasi/Pembekalan Pendamping dan Motivator

Calon peserta yang telah dinyatakan lulus seleksi calon pendamping dan motivator, selanjutnya akan diundang oleh BBPPK untuk penandatanganan kontrak kerja dan mengikuti pembekalan. Pembekalan ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan mereka mengenai peran dan tugas yang akan dijalani, membekali peserta dengan pengetahuan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat dan teknis pelaksanaannya di lapangan. Pembekalan untuk calon pendamping dilakukan melalui proses pendidikan dan pelatihan selama 8 (delapan) hari dengan jumlah 64 jam pelajaran.

Materi pembekalan peserta calon pendamping adalah: - Fisik, Mental, dan Disiplin;

- Dinamika Kelompok/Orientasi Pendampingan; - Kebijakan dan revolusi mental ketenagakerjaan; - Perencanaan Kegiatan Kewirausahaan;


(21)

- Manajemen Pendampingan UMKM; - Pengurusan Legalitas Usaha; - Perencanaan Usaha mandiri; - Mekanisme Pengajuan Kredit; - Praktek Kerja Lapangan;

- Teknik Negosiasi dan Pembentukan jaringan Kemitraan; - Pelaporan Kegiatan dan Keuangan; dan

- Evaluasi Program.

Pembekalan bagi calon motivator dilakukan melalui proses pendidikan dan pelatihan selama 7 (tujuh) hari dengan 56 jam pelajaran.

Materi pembekalan peserta calon motivator adalah: - Fisik Mental, dan Disiplin;

- Dinamika Kelompok/Orientasi Motivator; - Dasar-dasar Teknik Motivasi;

- Manajemen Pendamping sebagai Motivator; - Balanced Score Card;

- Praktek Kerja Lapangan; dan - Pelaporan Kegiatan & Keuangan.

Untuk mencapai hasil pembekalan yang optimal, narasumber, instruktur, dan pemateri untuk pembekalan calon pendamping maupun motivator diutamakan berasal dari kalangan praktisi profesional, seperti perguruan tinggi, lembaga pemberdayaan masyarakat, lembaga pelatihan bisnis, pelaku usaha, perhimpunan wirausaha dan perbankan. Di samping itu, metode pembekalannya dilaksanakan dengan lebih menekankan pada pendekatan praktek/simulasi.

F. Tahap Penugasan

Setelah mengikuti pembekalan, para pendamping dan motivator ditugaskan ke lokasi yang telah ditetapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan para pelaksana Daerah sebelum penugasan pendamping ke lokasi, antara lain:

1. BBPPK sebagai pelaksana Pusat mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) pendampingan untuk diteruskan kepada kepala Disnaker Propinsi/Kabupaten/Kota.


(22)

2. Berdasarkan SPK tersebut Disnaker Kabupaten/Kota sebagai pembina daerah mengeluarkan Surat Penugasan Pendampingan (SPP) yang ditandatangani oleh kepala Disnaker Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Disnaker Propinsi sebagai Kordinator Pelaksana Propinsi. SPP digunakan sebagai pengantar penugasan pendamping di lokasi penugasan.

3. Pelaksana Kabupaten/Kota dan Propinsi menyusun jadwal kerja motivator untuk seterusnya akan disosialisasikan oleh pendamping di lapangan.

4. Sebelum penugasan, pendamping sudah harus diikutsertakan dalam asuransi kesehatan atau kecelakaan sesuai dengan pagu anggaran yang tersedia.

5. Ketika melaksanakan tugas, para pendamping wajib mengenakan tanda pengenal dan/atau memakai seragam.

6. Pelaksana Propinsi dan Kabupaten/Kota harus tetap mengingatkan bahwa tugas utama pendamping adalah melakukan pemberdayaan terhadap kelompok penganggur, TKI Purna, korban PHK, istri nelayan, dan keluarga buruh dalam sektor: (a) Maritim; (b) Pertanian, Peternakan & Perikanan (Agroindustri); (c) Industri Kreatif; dan (d) Jasa.

7. Proporsi tugas pendamping harus lebih menitikberatkan pada pelaksanaan tugas pendampingan peserta kelompok usaha yang didampinginya dari pada tugas-tugas administrasi perkantoran.

8. Biaya hidup pendamping dibayarkan sesuai pagu yang tersedia dan tidak dikenai potongan pajak. Disnaker Propinsi dan Kabupaten/Kota dilarang menarik pungutan atas biaya tersebut.

9. Biaya operasional pendamping menjadi tanggung jawab pelaksana Kabupaten/Kota/Propinsi.

10. Pendamping yang telah menyelesaikan masa tugasnya akan diberikan sertifikat sebagai tenaga pendamping pemberdayaan oleh BBPPK.

G. Tahap Pembinaan

Untuk menjamin keberhasilan kegiatan program pedampingan pemberdayaan, pelaksana Propinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan memberikan pembinaan secara berkesinambungan. Bentuk pembinaan ini, antara lain:


(23)

1. Memberikan saran-saran pemecahan masalah yang dihadapi pendamping selama di lapangan.

2. Memberikan rekomendasi untuk berkoorDinasi dengan dunia usaha dalam rangka memulai usaha peserta kelompok dampingan.

3. Memberikan rekomendasi untuk berkoorDinasi dengan instansi/lembaga terkait dalam pengembangan usaha kelompok dampingan.

4. Menyediakan bentuk dukungan lain yang dapat mempercepat keberhasilan usaha peserta kelompok dampingan.

H. Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Untuk mengukur capaian kinerja pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan ini, pelaksana Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota perlu melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan (progress) kegiatan program yang telah, sedang dan akan dilaksanakan sekaligus menilai perkembangan, dampak atau manfaat kegiatan ini untuk dijadikan dasar perencanaan kegiatan berikutnya.

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh semua pelaksana kegiatan dan dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat pendamping dan motivator, pelaksana Kabupaten/Kota dan Propinsi, dan BBPPK sebagai pelaksana pusat. Pada tingkat pendamping dan motivator, monev dilakukan dengan melihat perubahan perilaku masyarakat dampingannya dalam melakukan usaha dan melakukan perbaikan pendekatan guna mempercepat proses-proses pemberdayaan. Atas dasar ini, pelaksana Kabupaten/Kota dan Propinsi untuk mengetahui perkembangan kegiatan ini secara regional, sedangkan BBPPK melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui perkembangan kegiatan secara nasional sejak awal hingga kegiatan berakhir.

Informasi yang perlu dikumpulkan dalam kegiatan ini terkait dengan: - Capaian kinerja.

- Dampak atau manfaat kegiatan.

- Faktor pendukung keberhasilan atau kegagalan kegiatan. - Dukungan pihak-pihak untuk menjamin keberhasilan kegiatan. - Masalah dan solusi pemecahannya.


(24)

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat semua peristiwa yang terjadi dengan cara mengamati langsung melalui kunjungan ke lapangan, pengisian lembar monitoring kegiatan, wawancara, dan bentuk lainnya. Hasil evaluasi kegiatan ini dapat dijadikan pijakan untuk menyempurnakan kegiatannya di masa yang akan datang.

I. Tahap Pelaporan

Pelaporan kegiatan dilaksanakan setiap bulan dan pada akhir pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Kepala BBPPK dengan tembusan kepada Dinas Propinsi, Kabupaten/Kota. Pelaporan ini disusun secara berjenjang sebagai berikut:

1. Laporan pendamping dalam melaksanakan kegiatan di lapangan yang diserahkan kepada Pelaksana Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 22 setiap bulannya;

2. Laporan Pelaksana Kabupaten/Kota diserahkan kepada Pelaksana Propinsi paling lambat tanggal 26 setiap bulannya;

3. Laporan Pelaksana Propinsi diserahkan kepada BBPPK paling lambat tanggal 30 setiap bulannya.(contoh Lampiran)

Laporan Pelaksana Propinsi merupakan dasar bagi BBPPK untuk pembayaran biaya hidup pendamping

Motivator menyampaikan laporan kepada Kepala BBPPK sesuai jumlah kunjungan.


(25)

BAB IV

PROFIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN DENGAN ASET PRODUKTIF

A. Pengertian

Kegiatan Pemberdayaan Aset Produktif adalah sebuah rangkaian pekerjaan yang menjaring 5.000 peserta dari 24.000 wirausaha tenaga kerja muda yang berprestasi sesuai penilaian pendamping atau memenuhi kriteria daerah Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B), Indeks Kesejahteraan Wilayah (IKW), dan kantong TKI.

B. Sasaran Kegiatan Pemberdayaan dengan Aset Produktif 1. Peserta Kegiatan

Peserta adalah para wirausaha tenaga kerja muda yang sudah mengikuti kegiatan dan menerima bantuan sarana usaha pada kegiatan pengembangan keterampilan wirausaha tenaga kerja muda.

2. Kriteria Kelayakan Penerima Pemberdayaan Aset Produktif

Peserta yang berhak mendapatkan Pemberdayaan Aset Produktif hasil penilaian berprestasi adalah mereka yang mendapatkan nilai tertinggi dalam dimensi:

(a) kepribadian;

(b) keseriusan dan ketekunan berusaha;dan (c) hasil usaha.

Pengukuran dilaksanakan dengan metode angket dan perhitungan rasio pengembalian asset. (Return on Aset/ROA) (Format Terlampir).

Untuk daerah yang masuk kategori P2B, IKW, dan kantong TKI masing-masing mendapatkan bantuan aset produktif antara 5-8 orang per paket.

C. Mekanisme Penetapan Penerima Pemberdayaan Aset Produktif

- Penetapan penerima Pemberdayaan Aset Produktif dilakukan melalui observasi dan penilaian pendamping dan Dinas Kabupaten/Kota dengan mengisi formulir penilaian.

- Hasil penilaian tersebut diurut berdasarkan skor tertinggi oleh pendamping dan Dinas Kabupaten/Kota mengusulkan 5 (lima) sampai 8 (delapan) peserta sebagai penerima Pemberdayaan Aset Produktif


(26)

(khusus daerah P2B, IKW, dan kantong TKI), sedangkan untuk daerah lainnya mengusulkan 1 (satu) orang penerima bantuan aset produktif. - Setelah melakukan verifikasi data, pelaksana Kabupaten/Kota

menetapkan penerima Pemberdayaan Aset Produktif sesuai dengan kuotanya dan seterusnya disampaikan kepada Dinas Propinsi.

- Dinas Propinsi menetapkan penerima Pemberdayaan Aset Produktif sesuai dengan bidang usaha yang dirintis.

- Selanjutnya Dinas Propinsi yang membidangi ketenagakerjaan memerintahkan panitia pengadaan untuk memproses bantuan aset produktif dan menyerahkan bantuan tersebut kepada peserta melalui panitia penerima (dilengkapi Berita Acara).


(27)

BAB V

MEKANISME PEMBIAYAAN

Komponen Pembiayaan

Pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan dan Pemberdayaan dengan Aset Produktif, dilakukan dengan sistem paket dialokasi dalam anggaran Pusat dan Daerah melalui Dekonsentrasi yang meliputi antara lain:

1. Pusat - BBPPK

Alokasi Anggaran diperuntukkan untuk kegiatan:

- Pembekalan Pendamping dan Motivator - Biaya Hidup Pendamping dan Motivator - Monitoring dan Evaluasi

2. Daerah - Dinas Propinsi

- Rekrutmen dan Seleksi Calon Pendamping dan Motivator - Bantuan Pemberdayaan Aset Produktif Sebagai Penunjang

Produktivitas Wirausaha

- Monitoring dan Evaluasi

MEKANISME PENCAIRAN DANA

1. DANA PUSAT (LUNCURAN)

Alokasi dana kegiatan bersumber dari APBN-P yang berada pada DIPA Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja tahun anggaran 2015. Dana DIPA pada APBN-P dilaksanakan bulan Mei s/d Desember 2015.

Proses pencairan dana pelaksanaan kegiatan Pendampingan pemberdayaan, sebagai berikut:

a. Proses pencairan anggaran kegiatan Pendampingan Pemberdayaan dicairkan melalui KPPN Bandung I Jl. Asia Afrika No.114 Bandung 40261.

b. Proses pembayaran kegiatan Pendampingan pemberdayaan dilakukan secara Langsung (LS) bertahap dengan 2 (dua) termin sebagai berikut:


(28)

 Termin 2: Bantuan Sarana Usaha (format ajuan terlampir) pembayaran dicairkan setelah seluruh laporan pertanggungjawaban diterima oleh Kepala Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran.

c. Persyaratan proses pencairan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan dilakukan secara Langsung (LS) bertahap sebagai berikut:

1. Ringkasan Kontrak (format ajuan terlampir); 2. NPWP atas nama Dinas;

3. Rekening Koran/bank atas nama Dinas.

d. Persyaratan proses pencairan kegiatan Pendampingan pemberdayaan untuk Pihak ke III (Pengadaan Bantuan Sarana Usaha) sebagai berikut :

1. Ringkasan Kontrak (format ajuan terlampir); 2. NPWP atas nama Pihak ke III;

3. Rekening Koran/bank atas nama Pihak ke III;

4. SSP dan Faktur Pajak yang telah di ttd dan stempel oleh Pihak ke III.

2. DANA DEKONSENTRASI (PROPINSI)

Proses pencairan anggaran kegiatan Pendampingan pemberdayaan melalui dana Dekonsentrasi, dicairkan melalui KPPN masing-masing Propinsi yang mendapat alokasi kegiatan dan disesuaikan dengan aturan.

3. DANA TUGAS PEMBANTUAN (KABUPATEN/KOTA)

Proses pencairan anggaran kegiatan Pendampingan pemberdayaan melalui dana Tugas Pembantuan, dicairkan melalui KPPN masing-masing Kabupaten/Kota yang mendapat alokasi kegiatan dan disesuaikan dengan aturan.


(29)

BAB VI

LAPORAN PARIPURNA

Berdasarkan Intruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) maka setiap instansi pemerintah pengguna anggaran negara wajib mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan tugasnya dengan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas.

Berkaitan dengan hal tersebut, BBPPK mengkoorDinasikan pelaporan hasil pelaksanaan Program PPPM dengan menghimpun laporan-laporan dari pelaksanaan program di daerah yang selanjutnya disusun menjadi Laporan Paripurna Pelaksanaan Kegiatan Program Pendampingan Pemberdayaan dan Bantuan Pemberdayaan Aset Produktif.

Dengan demikian, setelah masa penugasan pendamping dan motivator berakhir, para pelaksana kegiatan wajib menyampaikan laporan paripurna. Secara berjenjang, laporan-laporan tersebut meliputi:

1. Laporan dari pendamping/motivator kepada pelaksana Kabupaten/Kota; 2. Laporan dari pelaksana Kabupaten/Kota kepada pelaksana Propinsi; 3. Laporan dari pelaksana Propinsi kepada BBPPK sebagai pelaksana Pusat; 4. Laporan Paripurna Pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan

dan Bantuan Pemberda-yaan Aset Produktif BBPPK disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja sebagai dasar penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.


(30)

Format Laporan Paripurna sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan a. Latar Belakang b. Dasar Hukum c. Maksud dan Tujuan d. Waktu Pelaksanaan e. Para Pelaksana Program BAB II Pelaksanaan Kegiatan

Laporan pelaksanaan memaparkan tahapan kegiatan, antara lain: a. Sosialisasi Program

b. Proses rekrutmen dan seleksi Calon peserta pendamping/motivator c. Orientasi/Pembekalan Peserta

d. Proses Penugasan peserta pendamping/motivator ke lapangan - Informasi Penugasan pendamping/motivator

Pelaksana program di daerah menyampaikan data sebaran penugasan pendamping/motivator dengan memperhatikan informasi penting yang diperlukan, seperti kuota penugasan per Kabupaten/Kota, perbandingan jumlah peserta pendamping/motivator berdasarkan katagori/jenis kelamin, status penugasan.

- Perkembangan Kegiatan Pendampingan

Pemaparan umum hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan seperti: Proses pendampingan, Perkembangan kegiatan kelompok, keberhasilan atau kegagalan, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalannya, serta permasalahan yang dihadapi.

e. Laporan Hasil Kegiatan KoorDinasi, Evaluasi, dan Konsultasi f. Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksana Program.

BAB III Rencana Tindak Lanjut

Bab ini berisi rencana tindak lanjut Disnaker Propinsi untuk pengembangan Program Pendampingan Pemberdayaan dan Bantuan Pemberdayaan Aset Produktif Tahun berikutnya.


(31)

Bab ini berisi pemaparan mengenai permasalahan umum dalam pelaksanaan kegiatan baru, pengembangan program atau hal-hal lain yang dianggap penting untuk disampaikan kepada BBPPK dalam rangka pengembangan kegiatan Program Pendampingan Pemberdayaan dan Bantuan Pemberdayaan Aset Produktif berikutnya.

BAB V Realisasi Anggaran

Bab ini memaparkan realisasi anggaran secara umum dan pagu anggaran yang tersedia serta prosentase penyerapannya.

Lampiran-lampiran

Lampiran berisi data-data, meliputi:

a. Dokumen surat keputusan, seperti SK penugasan pendamping/motivator dan lain-lain;

b. Rekap Peserta Kelompok Biodata Dampingan; c. Rekap Tugas Pendampingan;

d. Rekap peserta dampingan yang mendapatkan Bantuan Pemberdayaan Aset Produktif; dan

e. Dokumen berupa foto-foto kegiatan mulai dari tahap rekrut seleksi hingga penugasan dan evaluasi.


(32)

BAB VI

DUKUNGAN ANGGARAN

Dalam menjalankan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan dan Bantuan Pemberdayaan Aset Produktif tahun 2015, pelaksana kegiatan perlu memperhatikan, mata anggaran dan pengelolaan keuangan dalam pelaksanaan program. Di bawah ini terdapat komponen pembiayaan yang harus diperhatikan, sebagai berikut:

1. Belanja Bahan - ATK.

- Komputer Suplies. - Pengadaan.

- Perlengkapan peserta pada saat Orientasi/Pembekalan dan Temu Evaluasi.

- Tanda Pengenal dan Sertifikat sebagai berikut:

Tanda Pengenal pendamping/motivator digunakan pada saat pembekalan dan digunakan kembali pada saat melakukan pendampingan di lapangan.

Sertifikat diberikan kepada pendamping/motivator setelah selesai mengikuti Kegiatan pendampingan/motivator (sebagai tanda bukti telah mengikuti program PPPM).

- Seragam tugas:

Seragam yang digunakan oleh pendamping pada saat melaksanakan tugas pendampingan di lapangan.

2. Belanja Barang Non Operasional lainnya - Administrasi, surat menyurat, dll.

- Konsumsi rapat.

- Rekrutmen dan seleksi.

- Akomodasi dan Konsumsi pada kegiatan pembekalan dan kegiatan temu evaluasi-konsultasi, digunakan untuk biaya penginapan dan konsumsi peserta dan penyelenggara kegiatan.


(33)

- Biaya Operasional Pendamping merupakan biaya yang disediakan untuk transport pendampingan dan kebutuhan pembuatan laporan dll.

- Biaya kesehatan selama penugasan.

- Berupa asuransi kesehatan dan kecelakaan yang diberikan kepada pendamping selama penugasan (Polis asuransi dibuat sebelum penugasan).

3. Honor Output kegiatan

- Honor yang dibayarkan kepada Tim Pelaksana kegiatan Pendampingan Pemberdayaan dan Bantuan Pemberdayaan Aset Produktif.

- Honor yang dibayarkan kepada Pengajar/Instruktur pada saat pembekalan pendamping/motivator dan pada saat kegiatan KoorDinasi, Evaluasi dan Konsultasi kegiatan Pendampingan Pemberdayaan dan Bantuan Pemberdayaan Aset Produktif.

- Honor yang dibayarkan pelaksana Propinsi dan Kabupaten /Kota untuk pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program PPPM.

4. Belanja Jasa Profesi

Honor yang dibayarkan kepada narasumber pusat dalam kegiatan pembekalan atau temu evaluasi.

5. Belanja Perjalanan Lainnya

- Biaya perjalanan pelaksana Propinsi ke Kemenaker dalam rangka konsultasi teknis pelaksanaan kegiatan.

- Biaya perjalanan narasumber pusat dalam rangka pembekalan peserta. - Biaya perjalanan pelaksana Pusat dalam rangka kegiatan monitoring ke

Propinsi, Kabupaten/Kota. - Transport Peserta

Transport pendamping dalam kegiatan pembekalan, dan koorDinasi serta evaluasi dan konsultasi.

- Transport Penyelenggara

Transport penyelenggara kegiatan pembekalan dan kegiatan temu evaluasi dan konsultasi.


(34)

Transport instruktur kegiatan pembekalan pendamping/motivator dan kegiatan temu evaluasi dan konsultasi Pendampingan Pemberdayaan dan Bantuan Pemberdayaan Aset Produktif yang besarnya disesuaikan dengan jarak dan tarif yang berlaku.

- Akomodasi dan konsumsi untuk kegiatan orientasi/pembekalan serta temu konsultasi dan evaluasi pelaksanaan Program.


(35)

BAB VII PENUTUP

Demikian Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Pemberdayaan tahun 2015 ini disusun agar dapat menjadi acuan bagi para pelaksana program, baik di pusat maupun di daerah. Melalui petunjuk pelaksanaan ini diharapkan akan dapat memperjelas alur kegiatan PPPM, baik secara teknik maupun administratif demi menjaga akuntabilitas kegiatan program ini.


(36)

L A M P I R A N

1. Lokasi Sebaran Pendampingan Pemberdayaan 2. Lokasi Sebaran Bantuan Aset Produktif

3. Kurikulum dan Silabus Pembekalan Pendampingan 4. Kurikulum dan Silabus Pembekalan Motivator

5. Contoh Form Identifikasi Pendamping Kelompok Usaha 6. Contoh Berita Acara Pembentukan Kelompok Pendampingan 7. Contoh Form Profil Pendampingan dan Motivator

8. Contoh Sistematika Penilaian Bantuan Aset Produktif

9. Contoh Surat Keputusan Penetapan Pendamping dan Motivator 10. Contoh Surat Keputusan Penetapan Bantuan Aset Produktif 11. Contoh Form Daftar Hadir Kegiatan Pendampingan


(37)

PERSEBARAN PENDAMPINGAN DAN MOTIVATOR

No. Propinsi/Kab/Kota Jml

Kab/Kota Paket

Output

(Orang) Pendamping Motivator

1 2 3 4 5 6 7

1. DKI Jakarta - 8 160 4 3

2. Jawa Barat 11 107 2140 54 45

3. Jawa Tengah 16 77 1540 39 33

4. DI Yogyakarta 4 12 240 6 5

5. Jawa Timur 16 108 2160 54 45

6. NAD 17 43 860 22 18

7. Sumatera Utara 24 52 1040 26 22

8. Sumatera Barat 10 54 1080 27 23

9. Riau 6 19 380 9 8

10. Jambi 7 41 820 20 17

11. Sumatera Selatan 10 26 520 13 11

12. Lampung 9 22 440 11 9

13. Kalimantan Barat 10 22 440 11 9

14. Kalimantan Tengah 7 23 460 12 10

15. Kalimantan Selatan 7 32 640 16 13

16. Kalimantan Timur 3 20 400 10 8

17. Sulawesi Utara 10 39 780 19 16

18. Sulawesi Tengah 10 32 640 16 13

19. Sulawesi Selatan 19 79 1580 39 33

20. Sulawesi Tenggara 12 30 600 15 13

21. Maluku 8 24 480 12 10

22. Bali 4 14 280 7 6

23. Nusa Tenggara Barat 8 40 800 20 17

24. Nusa Tenggara Timur 8 59 1180 29 24

25. Papua 11 16 320 8 7

26. Bengkulu 10 36 720 18 15

27. Maluku Utara 9 24 480 12 10

28. Banten 4 32 640 16 13

29. Bangka Belitung 4 16 320 8 7

30. Gorontalo 6 30 600 15 13

31. Kepulauan Riau 4 24 480 12 10

32. Papua Barat 8 20 400 12 10

33. Sulawesi Barat 5 9 180 5 3

34. Kalimantan Utara 2 10 200 5 3

JUMLAH 299 1200 24.000 600 500


(38)

PERSEBARAN BANTUAN ASET PRODUKTIF (Prioritas P2B dan Purna TKI)

No. Propinsi/Kab/Kota Kab/Kota Paket Tambahan

Aset

Sub Total ( 5 x 6 )

Total ( 5 + 6 )

1 2 3 4 5 6 7

1. DKI Jakarta - 8 - - 8

2. Jawa Barat 11 107 4 428 535

3. Jawa Tengah 16 77 4 308 385

4. DI Yogyakarta 4 12 - - 12

5. Jawa Timur 16 108 4 432 540

6. NAD 17 43 4 172 215

7. Sumatera Utara 24 52 - - 52

8. Sumatera Barat 10 54 - - 54

9. Riau 6 19 - - 19

10. Jambi 7 41 - - 41

11. Sumatera Selatan 10 26 - - 26

12. Lampung 9 22 - - 22

13. Kalimantan Barat 10 22 - - 22

14. Kalimantan Tengah 7 23 - - 23

15. Kalimantan Selatan 7 32 4 128 160

16. Kalimantan Timur 3 20 - - 20

17. Sulawesi Utara 10 39 5 195 234

18. Sulawesi Tengah 10 32 5 160 192

19. Sulawesi Selatan 19 79 4 316 395

20. Sulawesi Tenggara 12 30 2 60 90

21. Maluku 8 24 7 168 192

22. Bali 4 14 - - 14

23. Nusa Tenggara Barat 8 40 5 200 240

24. Nusa Tenggara Timur 8 59 5 295 354

25. Papua 11 16 7 112 128

26. Bengkulu 10 36 4 144 180

27. Maluku Utara 9 24 7 168 192

28. Banten 4 32 4 128 160

29. Bangka Belitung 4 16 - - 16

30. Gorontalo 6 30 7 210 240

31. Kepulauan Riau 4 24 - - 24

32. Papua Barat 8 20 7 140 160

33. Sulawesi Barat 5 9 4 36 45

34. Kalimantan Utara 2 10 - - 10

JUMLAH 299 1200 3800 5000


(39)

MATERI KURIKULUM PEMBEKALAN PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN Di BBPPK Lembang

No. Materi Pelajaran Jam Pelajaran Jml

Jpl Hari Pengajar Teori Praktek

1. Fisik, Mental & Disiplin (FMD) 4 - 4 1 2. Dinamika Kelompok/Orientasi

Pendampingan 4 - 4

3 Kebijakan dan Revoluasi

Mental Ketenagakerjaan 8 - 8 2

Menteri, Eselon I,II

4.

Perencanaan Kegiatan

Kewiraushaan (PRA & Teknik Menyelesaikan Design

Manajemen Program

2 2 4 3

5. Manajemen Pendampingan

UMKM 2 2 4

6. Pengurusan Legalitas Usaha 2 2 4 4 7. Perencanaan Usaha Mandiri

(Business Plan) 2 4 6

8. Mekanisme Pengajuan Kredit 4 - 4 5

Narasumber Perbankan Nasional

9.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) (Usaha Berbasis Hidroponik, Factory Outlet, Peternakan Buruh Puyuh-Sukabumi, Sentra Ekonomi Produktif – Supplier Maicih, Chocodot Garut, Asosiasi Pengusaha Kopi Jabar, Pembenihan Ikan Subang, Jamur Merang dan Tiram)

- 8 8 8

10.

Teknik Negosiasi dan Pembentukan Jejaring Kemitraan (simulasi)

8 - 8 6

11. Pelaporan Kegiatan &

Keuangan (simulasi) 8 - 8 7

12. Evaluasi 2 - 2 -

JUMLAH TOTAL 46 18 64 8 8 Hari


(40)

MATERI KURIKULUM PEMBEKALAN MOTIVATOR Di BBPPK Lembang

No. Materi Pelajaran Jam Pelajaran Jml

Jpl Hari Pengajar Teori Praktek

1. Fisik,Mental & Disiplin (FMD) 4 - 4 1

2. Dinamika Kelompok/Orientasi

Pendampingan 4 - 4

3 Kebijakan dan Revoluasi

Mental Ketenagakerjaan 8 - 8 2

Menteri, Eselon I,II

4. Manajemen Pendamping

sebagai Motivator 2 2 4 3

5. Balance Score Card 20 - 20 4,5

6.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ke Usaha Berbasis Hidroponik, Factory Outlet, Peternakan Buruh Puyuh-Sukabumi, Sentra Ekonomi Produktif-Supplier Maicih, Chocodot Garut, Asosiasi Pengusaha Kopi Jabar, Pembenihan Ikan Subang, Jamur Merang dan Tiram.

8 8 6

7. Pelaporan Kegiatan &

Keuangan (Simulasi) 8 8 7

JUMLAH TOTAL 46 10 56 7 7 Hari


(41)

Contoh Form Kuesioner Identifikasi Pendamping Kelompok Usaha

1. Identitas Pendampingan Pemberdayaan :

a. Nama : ……….. b. No. KTP : ……….. c. NPWP : ……… d. Pendidikan : ……… e. Tempat/Tgl Lahir : ……….. f. Alamat : ………..

………. ………

g. Nomor Telepon : ……… 2. Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan :

a. Jumlah Peserta Wirausaha Tenaga Kerja Muda

Jumlah peserta Wirausaha Tenaga Kerja Muda yang telah mendapat pembekalan kewirausahaan di Kabupaten/Kota setempat:

Jumlah Peserta ……… Jumlah Kelompok ……… b. Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan:

1. Memotivasi peserta wirausaha baru ….. 2. Membuat Rencana Usaha Bisnis ….. 3. Membantu Teknis Produksi ….. 4. Pembukuan dan evaluasi usaha ….. 5. Bimbingan dan Konsultansi manajemen usaha ….. 6. Memfasilitasi Bantuan Sarana Usaha ….. 7. Memfasilitasi membangun jejaring ….. 8. Memfasilitasi dalam pemasaran ….. 9. Memberikan pembekalan calon wirausaha ….. 10. ………….

11. ………….


(42)

2. Bidang usaha yang ditekuni wirausaha baru binaan adalah :

a. Industeri Kecil ……….. orang

b. Pertanian ……….. orang

c. Perdagangan ……….. orang

d. Jasa ……….. orang

e. ……….. ……….. orang F. ……….. ……….. orang 3. Bantuan yang telah pernah diberikan oleh Pemerintah/Daerah :

a. Sarana Usaha Produksi ……….. orang b. Modal Kerja ……….. orang c. Tempat Pemasaran ……….. orang

d. Jasa ……….. orang

e. ……….. ……….. orang F. ………. ……….. orang 4. Apa saja yang hambatan dan kendala yang dihadapi wirausaha baru atau

kelompok usaha masyarakat :

a. Kondisi Wirausaha

- Ketrampilan teknis ……… - Motivasi Wirausaha kurang ……… - Pemahaman manajemen usaha rendah ……… b. Ketersediaan Bahan Baku

- Bahan sangat terbatas ……… - Sulit memperoleh bahan ……… - Bahan dari luar daerah ……… c. Kondisi Produksi

- Kapasitas Produksi rendah ……… - Kondisi alat/peralatan kurang efektif ……… - Rendahnya pemahaman teknologi ……… d. Potensi Pasar

- Banyaknya pesaing ……… - Cakupan pemasaran terbatas ……… e. Permodalan


(43)

- Belum ada akses ke lembaga keuangan ……… - Belum ada yang memfasilitasi untuk

mendapatkan kredit.

………

f. Faktor eksternal yang kurang mendukung

- Kebijakan Pemerintah ……… - Rendahnya layanan birokrasi ……… - Infrastruktur kurang ……… g. Evaluasi Keberhasilan

- Peserta yang berhasil membuka usaha baru (Target Group)

………….……… % - Peserta yang berhasil mengembangkan

usahanya

………….……… % h. Menurut pendapat anda, skema program apakah

yang paling efektif menciptaka usaha baru ?

- Menyeleksi calon usaha baru ……… - Melakukan pembekalan bidang manajemen

usaha

………

- Membuka program inkubator wirausaha ……… - Memberikan bimbingan dan konsultansi

kewirausahaan

………

- Melakukan pendampingan secara professional.

………

- Memberikan bantuan modal usaha bagi calon wirausaha baru

………

- Memfasilitasi membangun jejaring dalam promosi dan pemasaran

………

- Melakukan program Franchise bagi wiirausaha baru ……… ………..,………2015 Pendamping Pemberdayaan Kabupaten/kota………. _____________________________


(44)

CONTOH : Berita Acara Pembentukan Kelompok

Berita Acara Pembentukan Kelompok Wirausaha Tenaga Kerja Muda

Nomor :………..

Pada hari ini ………..tanggal………..bulan………tahun………….telah

dilakukan musyawarah mencapai mufakat pembentukan kelompok Wirausaha Tenaga

Kerja Muda di desa/kelurahan ………yang dihadiri oleh ………..peserta dengan nama kelompok……….susunan pengurus kelompok sebagai berikut :

Ketua : ……… Sekretaris : ……… Bendahara : ………

Demikian berita acara pembentukan kelompok wirausaha tenaga kerja

muda…………..dilaksanakan atas partisipasi kelompok diucapkan terima kasih.

Mengetahui Ketua Kelompok Pendamping Pemberdayaan

________________________ ________________

:


(45)

CONTOH :

FORM PROFIL PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN DAN MOTIVATOR

No. Uraian Data

1. N a m a ………..

2. Jenis Kelamin ………..

3. Agama ………..

4. Tempat/Tanggal Lahir ………..

5 Pendidikan terakhir ………..

6. Status ………..

7. Alamat/Rt/Rw ………..

……….. ………..

8. Desa/Kelurahaan ………..

9. Kecamatan ………..

10. Kabupaten/Kota ………..

11. Provinsi ………..

12. Jenis Usaha/jika ada ………..

13. Tempat Usaha sewa/milik ………..

14 Modal Usaha Sendiri/Kelompok ………..

15 Modal Pinjaman ………..

16. Penghasilan per bulan ………..

17. Penghasilan lainnya ………..

Gambar Foto Usaha


(46)

CONTOH :

Sistematika Penilaian Bantuan Aset Produktif

A. Pendahuluan

Berisi penjelasan tentang latar belakang perkembangan wirausaha yang dirintis di desa/kelurahan kota lokasi kegiatan, analisis permasalahan tujuan wirausaha di dalam masyakarat setempat.

B. Kegiatan Usaha Yang di Kembangkan dan Hasil yang diharapkan

Berisi penjelasan aktivitas kegiatan usaha yang akan dikembangkan sesuai dengan sarana usaha yang akan diberikan

C. Usulan Kebutuhan

Berisi daftar sarana usaha yang akan diberikan serta penjelasan senilai Rp.5.000.000,-, usulan ini merupakan stimulus bagi kelompok usaha yang terpilih dari penilaian oleh Pendamping Pemberdayaan.

D. Lokasi Kegiatan

Lokasi operasional penggunaan sarana usaha yang akan diberikan. E. Penutup

F. Lampiran :

- Berita Acara pembentukan kelompok

- Rekapitulasi anggota kelompok.


(47)

CONTOH :

SURAT PERMOHONAN SK PENDAMPING PEMBERDAYAAN KELOMPOK WIRAUSAHA TENAGA KERJA MUDA KEPADA

KEPALA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN/KOTA

………..,……….2015

Kepada Yth

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/kota

Di Kota ………..

Dengan hormat,

Berkaitan dengan ada program nasional Pengembangan Tenaga Kerja Rentan melalui Pengembangan Keterampilan dan Wirausaha Tenaga Kerja Muda salah satu bisnis proses yaitu menyediakan dan memperdayakan Tenaga Pendamping Pemberdayaan dan Pemberdayaan Aset Produktif di

desa/kelurahan……….., kami sebagai pendamping pemberdayaan telah

dibentuk serta membina beberapa kelompok wirausaha tenaga kerja muda.

Sehubungan dengan itu kami mengajukan permohonan untuk diberikan Surat Keputusan Penempatan Pendamping Pemberdayaan dengan binaan

kelompok…………..desa/kelurahan……….

Demikian permohonan ini kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

…………,………..2015

Pendamping Pemberdayaan Ketua Kelompok

_______________________ ________________


(48)

CONTOH

SK PENETAPAN KELOMPOK USAHA PENERIMA BANTUAN ASET PRODUKTIF

KOP SURAT DINAS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS………(PROVINSI/KAB/KOTA……)

NOMOR : XXXX/XXXX/CCCC/2015 TENTANG

PENETAPAN KELOMPOK PENERIMA DAN PENGELOLA BANTUAN ASET

PRODUKTIF KABUPATEN/KOTA………

KEGIATAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN WIRAUSAHA TENAGA KERJA MUDA DIREKTORAT JENDERAL BINAPENTA & PKK

TAHUN ANGGARAN 2015

KEPALA DINAS………..(KAB/KOTA)

Menimbang : a………. b………. Mengingat : a………. b………. Memperhatikan : a………. b……….

MEMUTUSKAN Menetapkan :

PERTAMA : ………. KEDUA : ………. Dst.

Ditetapkan di : ...

Pada tanggal : ...

Kepala Dinas Prop/Kab/Kota...

xxxxxxxxxxxxxxxx NIP. xxxxxxxx xxxxxx x xxx


(49)

LAMPIRAN: Keputusan Kepala Dinas Propinsi/Kab/Kota

Tentang Penetapan Kelompok penerima Bantuan Aset Produktif

Posisi Nama

Nama Kelompok Usaha ………

Ketua Kelompok ………

Anggota ………

Anggota ………

Anggota ………

Anggota ………


(50)

CONTOH

DAFTAR HADIR PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN

TANGGAL :……… KABUPATEN/KOTA :………

No. Nama Tanda Tangan


(51)

LAPORAN BULANAN PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sasaran Kegiatan

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Lokasi Peserta

B. Lokasi Kelompok Usaha C. Mekanisme Pendampingan D. Kegiatan Pendampingan

E. Permasalahan yang di hadapi Pendamping BAB III HASIl EVALUASI

A. Hasil Pembinaan oleh Pendamping Pemberdayaan B. Kendala yang dihadapi Pendamping Pemberdayaan C. Saran

BAB IV PENUTUP LAMPIRAN


(1)

CONTOH :

Sistematika Penilaian Bantuan Aset Produktif

A. Pendahuluan

Berisi penjelasan tentang latar belakang perkembangan wirausaha yang dirintis di desa/kelurahan kota lokasi kegiatan, analisis permasalahan tujuan wirausaha di dalam masyakarat setempat.

B. Kegiatan Usaha Yang di Kembangkan dan Hasil yang diharapkan

Berisi penjelasan aktivitas kegiatan usaha yang akan dikembangkan sesuai dengan sarana usaha yang akan diberikan

C. Usulan Kebutuhan

Berisi daftar sarana usaha yang akan diberikan serta penjelasan senilai Rp.5.000.000,-, usulan ini merupakan stimulus bagi kelompok usaha yang terpilih dari penilaian oleh Pendamping Pemberdayaan.

D. Lokasi Kegiatan

Lokasi operasional penggunaan sarana usaha yang akan diberikan. E. Penutup

F. Lampiran :

- Berita Acara pembentukan kelompok - Rekapitulasi anggota kelompok.


(2)

CONTOH :

SURAT PERMOHONAN SK PENDAMPING PEMBERDAYAAN KELOMPOK WIRAUSAHA TENAGA KERJA MUDA KEPADA

KEPALA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN/KOTA

………..,……….2015

Kepada Yth

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/kota Di Kota ………..

Dengan hormat,

Berkaitan dengan ada program nasional Pengembangan Tenaga Kerja Rentan melalui Pengembangan Keterampilan dan Wirausaha Tenaga Kerja Muda salah satu bisnis proses yaitu menyediakan dan memperdayakan Tenaga Pendamping Pemberdayaan dan Pemberdayaan Aset Produktif di desa/kelurahan……….., kami sebagai pendamping pemberdayaan telah dibentuk serta membina beberapa kelompok wirausaha tenaga kerja muda.

Sehubungan dengan itu kami mengajukan permohonan untuk diberikan Surat Keputusan Penempatan Pendamping Pemberdayaan dengan binaan kelompok…………..desa/kelurahan……….

Demikian permohonan ini kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

…………,………..2015

Pendamping Pemberdayaan Ketua Kelompok


(3)

CONTOH

SK PENETAPAN KELOMPOK USAHA PENERIMA BANTUAN ASET PRODUKTIF

KOP SURAT DINAS PROVINSI/KABUPATEN/KOTA KEPUTUSAN KEPALA DINAS………(PROVINSI/KAB/KOTA……)

NOMOR : XXXX/XXXX/CCCC/2015 TENTANG

PENETAPAN KELOMPOK PENERIMA DAN PENGELOLA BANTUAN ASET PRODUKTIF KABUPATEN/KOTA………

KEGIATAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN WIRAUSAHA TENAGA KERJA MUDA DIREKTORAT JENDERAL BINAPENTA & PKK

TAHUN ANGGARAN 2015 KEPALA DINAS………..(KAB/KOTA) Menimbang : a……….

b……….

Mengingat : a……….

b……….

Memperhatikan : a……….

b……….

MEMUTUSKAN Menetapkan :

PERTAMA : ………. KEDUA : ………. Dst.

Ditetapkan di : ...

Pada tanggal : ...

Kepala Dinas Prop/Kab/Kota...

xxxxxxxxxxxxxxxx NIP. xxxxxxxx xxxxxx x xxx


(4)

Tentang Penetapan Kelompok penerima Bantuan Aset Produktif

Posisi Nama

Nama Kelompok Usaha ………

Ketua Kelompok ………

Anggota ………

Anggota ………

Anggota ………

Anggota ………


(5)

CONTOH

DAFTAR HADIR PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN TANGGAL :………

KABUPATEN/KOTA :………

No. Nama Tanda Tangan


(6)

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sasaran Kegiatan

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Lokasi Peserta

B. Lokasi Kelompok Usaha C. Mekanisme Pendampingan D. Kegiatan Pendampingan

E. Permasalahan yang di hadapi Pendamping BAB III HASIl EVALUASI

A. Hasil Pembinaan oleh Pendamping Pemberdayaan B. Kendala yang dihadapi Pendamping Pemberdayaan C. Saran

BAB IV PENUTUP LAMPIRAN