TUJUAN RKUPHHK DALAM HUTAN ALAM DAN

is downloaded from www.aphi-net.com 13. Dinas Provinsi adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di Provinsi. 14. Dinas KabupatenKota adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di Kabupaten Kota. 15. Unit Pelaksana Teknis UPT adalah unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 16. P2LHP Pejabat Pengesah Laporan Hasil Produksi adalah Pegawai Kehutanan yang memenuhi kualifikasi sebagai Pengawas Penguji Hasil Hutan yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab serta wewenanq untuk melakukan pengesahan laporan hasil produksi kayu bulat dan atau kayu bulat kecil, 17. P2SKSKB Pejabat Penerbit Surat Keterangan Sahnya Kayu Bulat adalah Pegawai Kehutanan yang memenuhi kualifikasi sebagai Pengawas Penguji Hasil Hutan yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab serta wewenang untuk melakukan penerbitan SKSKB.

BAB II TUJUAN

Pasal 2 Tujuan penyusunan Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi adalah untuk menentukan kelestarian hutan berdasarkan kelestarian hasil, kelestarian usaha, keseimbangan lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat setempat.

BAB III RKUPHHK DALAM HUTAN ALAM DAN

RESTORASI EKOSISTEM DALAM HUTAN ALAM Pasal 3 1 Usulan RKUPHHK dalam Hutan Alam, Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam, pada Hutan Produksi wajib disusun oleh pemegang izin. 2 Usulan RKUPHHK dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi, diajukan kepada Direktur Jenderal selambat-lambatnya 1 satu tahun setelah Keputusan IUPHHK dalam Hutan Alam pada Hutan, Produksi diterbitkan, dan diterima pemegang izin dengan tembusan kepada : a. Kepala Dinas Provinsi; b. Kepala Dinas Kabupaten Kota. is downloaded from www.aphi-net.com Pasal 4 1 Usulan RKUPHHK dalam Hutan Alam atau Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat 2 disusun berdasarkan : a. Peta areal kerja sesuai Keputusan IUPHHK dalam Hutan Alam; b. Peta Penunjukkan Kawasan, Hutan dan Perairan Provinsi atau Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi atau Peta TGHK bagi provinsi yang belum ada Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi; c. Peta Hasil Penafsiran Potret Udara skala 1 : 20.000 atau Citra Satelit skala 1 : 50.000 atau 1 : 100.000 berumur maksimal 2 dua tahun terakhir yang telah diperiksa oleh Badan Planologi Kehutanan; d. Potensi tegakan berdasarkan inventarisasi hutan dengan intensitas 1 satu persen pada seluruh areal kerja IUPHHK atau sistem jalur dengan sistem sampling jalur plot sistematis, sistem jalur dengan menggunakan plot gabungan combinned sample plot; e. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berdomisili dalam hutan areal kerja IUPHHK dalam Hutan Alam. 2 Usulan RKUPHHK Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi, inventarisasi hutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d dilakukan dengan intensitas 0,1 nol koma satu persen pada seluruh areal kerja IUPHHK. Pasal 5 Pedoman Penyusunan, Penilaian dan Pengesahan RKUPHHK dalam Hutan Alam, Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi sebagaimana pada lampiran 1 dan 2 Peraturan Menteri ini. Pasal 6 1 Direktur Jenderal menilai dan mengesahkan usulan RKUPHHK dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada hutan Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dan salinannya disampaikan kepada : a. Kepala Dinas Provinsi; b. Kepala Dinas KabupatenKota; dan c. Kepala UPT. 2 Direktur Jenderal dapat mendelegasikan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada Pejabat Eselon II Lingkup Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. is downloaded from www.aphi-net.com Pasal 7 1 RKUPHHK sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat 1 dievaluasi setiap 5 lima tahun oleh pemegang izin dan hasil evaluasi diajukan kepada Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk. 2 Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana ayat 1 diperlukan untuk merevisi RKUPHHK, usulan revisi diajukan kepada Direktur Jenderal untuk dinilai dan disahkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat 1. Pasal 8 1 Dalam RKUPHHK, pemegang IUPHHK dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi diwajibkan menetapkan sekurang-kurangnya 1000 seribu hektar areal secara proporsional sebagai areal konservasi in-situ jenis asli setempat. 2 Konservasi in-situ setempat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah antara lain jenis-jenis pohon bulian, ramin, ebony, dan merbau. 3 Kepala Dinas Kabupaten melakukan monitoring dan Evaluasi atas konservasi in-situ sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan setiap tahun dilaporkan kepada Direktur Jenderal.

BAB IV RKT DALAM HUTAN ALAM, RESTORASI EKOSISTEM DALAM HUTAN ALAM