DEFINISI Anestesi lokal adalah obat yang mampu menghambat konduksi saraf terutama nyeri secara

1 LAPORAN FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL DAN UMUM ANGGOTA KELOMPOK: RR.Nabila.ZA 8688 Ummu Athiyah 8694 Dini Julianti 8696 Ristina Noviatun 8700 Firra Septyanti 8708 KELOMPOK : 4

1. DEFINISI Anestesi lokal adalah obat yang mampu menghambat konduksi saraf terutama nyeri secara

reversibel pada bagian tubuh yang spesifik. Anestesi lokal yang ideal, ciri-cirinya yaitu : - Tidak iritatifmerusak jaringan secara permanen - batas keamanan lebar efek letak dan efek toksik jauh, tidak menyebabkan kerusakan organ - onset cepat dari aplikasi sampai timbulnya manfaat - durasi cukup lama lamanya efek bekerja - larut air - stabil dalam larutan - dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan. Anestesi lokal terdiri dari 3 bagian, gugus amin hidrofilik yang dihubungkan dengan gugus aromatik hidrofobik oleh gugus antara. Gugus antara dan gugus aromatik dihubungkan oleh ikatan amida atau ikatan ester. Berdasarkan ikatan ini, Anestesi lokal digolongkan menjadi : a. Senyawa ester Daya ikatan ester sangat menentukan sifat Anestesi lokal sebab pada degradasi dan inanaktivasi di dalam tubuh, gugus tersebut akan dihidrolosis. Karena itu golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme dibandingkan golongan amida. Anestesi lokal yang tergolong dalam senyawa ester adalah kokain, benzokain amerikain, ametocain, prokain Novocain, tetrakain pontocain, kloroprokain nesacaine. b. Senyawa amida -NHCO- Lidokain xylocaine,lignocaine, mepivacaine carbocaine, prilokaincitanest, bupivacain marcaine,etidokain duranest, dibukainnupercaine, ropikaine naropine, levobupivacaine chirocaine. c. Lainnya: fenol, benzilalkohol dan etil klorida Anestesi umum adalah obat penghilang rasa sakit yang disertai dengan kehilangan kesadaran. Anestesi umum yang ideal, ciri-cirinya yaitu : - Analgesi merintangi rangsangan nyeri - Hilang kesadaran 2 - Relaksasi otot skeletal - Menekan refleks somatik - Menekan refleks otonom - Stabilitas hemodinamik  dietil eter Stadium anestesi umum meliputi : analgesia, amnasia, hilangnya kesadaran, terhambatnya sensorik dan reflek otonom, dan relaksasi otot rangka. Untuk menimbulkan efek ini, setiap obat anstesi mempunyai variasi tersendiri bergantung pada jenis obat, dosis yang diberikan, dan keadaan secara klinis. a. Stadium analgesi : Pada stadium ini, penderita mengalami analgesi tanpa disertai kehilangan kesadaran. Pada akhir stadium 1, baru didapatkan amnesia dan analgesi. b. Stadium terangsang : Pada stadium ini penderita mengalami gelisah, tetapi kehilangan kesadaran. Pernafasan tidak teratur, dapat terjadi mual dan muntah. c. Stadium operasi : Stadium ini ditandai dengan pernafasan yang teratur dan berlanjut sampai berhentinya pernafasan secara total. Ada empat tujuan pada stadium 3, digambarkan dengan perubahan pergerakan mata, reflek mata, dan ukuran pupil, yang dalam keadaan tertentu dapat merupakan tanda peningkatan Anestesi. d. Stadium depresi medula oblongata : Bila pernafasan spontan berhenti, maka masuk ke dalam stadium 4. Pada stadium ini terjadi depresi berat pusat pernafasan di medula oblongata dan pusat fasomotor. Tanpa bantuan respirator dan sirkulasi, penderita akan cepat meninggal.

2. ADMINISTRASI OBAT 