5
1.1.3. Pencapaian Periode 2010-2014
Kondisi saat ini menunjukkan, bahwa p enguasaan dan pemanfaatan teknologi
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berbagai hasil penelitian, kerekayasaan dan pengembangan teknologi telah dimanfaatkan oleh kelompok industri dan masyarakat.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, BPPT telah berperan dalam bidang fokus bidang iptek dalam kegiatan penelitian, pengembangan dan kerekayasaan. Dalam
bidang tersebut, BPPT memiliki peran yang sentral dalam pengembangan iptek yang disamping memiliki manfaat ekonomi yang tinggi, serta dapat mendorong penggunaan
sumberdaya secara berkelanjutan, dengan mengembangkan teknologi yang juga bersifat berkelanjutan. Secara spesifik, Kedeputian Bidang TPSA memiliki kiprah yang menonjol
dalam bidang teknologi yaitu bidang teknologi SDA dan Kelautan, bidang teknologi Kebencanaan dan bidang teknologi Lingkungan.
Dalam bidang teknologi inventarisasi sumberdaya alam, Kedeputian Bidang TPSA telah berhasil mengembangkan berbagai teknologi untuk melakukan inventarisasi dan
valuasi sumberdaya alam dalam mendukung pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Pengkajian dan penerapannya didukung oleh Teknologi Penginderaan Jauh
Remote Sensing , Sistem nformasi Geografi SG , Sistem Survey Terestrial Terpadu, dan Sistem klim; dilaksanakan melalui pendekatan proses karakterisasi, lalu dilanjutkan
dengan proses pemodelan untuk membangun model prediksi, sampai kepada proses akunting sumberdaya alam. Beberapa produk teknologi telah banyak dimanfaatkan pada
berbagai sektor terutama pertanian, kelautan dan perikanan serta kehutanan. Produk unggulan yang telah dihasilkan antara lain Piranti lunak SKBES kan dengan
menggabungkan metoda sistem pakar Knowledge-Based Expert System KBES , penginderaan jarak jauh serta Sistem nformasi Geografis untuk memberikan data dan
informasi strategis mengenai lokasi dan potensi penangkapan ikan yang akurat serta potensinya; pemanfaatan teknologi hyperspectral remote sensing yang layak terap dan
diharapkan dapat memberikan peningkatan yang nyata significant terhadap prediksi hasil panen tanaman padi sebagai solusi ketahanan pangan dan pertanian masa depan yang
mempunyai presisi tinggi precision agriculture ; aplikasi teknologi radar cuaca untuk EWS cuaca dan iklim ekstrim, serta implementasi jaringan data dan informasi sumberdaya alam.
Dalam bidang teknologi mineral, Kedeputian Bidang TPSA telah mengembangkan berbagai teknologi yang mendorong proses eksplorasi serta pengelolaan sumberdaya
lingkungan yang lebih baik. al ini ditunjukkan dengan dikembangkannya teknologi
6
eksplorasi yang tidak bersifat destruktif, dengan memanfaatkan sifat-sifat mineral tersebut. Teknologi ini telah terbukti unggul dalam eksplorasi batubara, bijih besi serta
mineral lain. Pengembangan teknik-teknik baru dalam pengolahan mineral menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi juga telah berhasil dilakukan dalam bidang ini yang secara
langsung mendukung pelaksanaan Undang Undang No. tahun
, tentang Minerba. Pengembangan teknologi untuk mengurangi dampak kegiatan penambangan tercermin
dalam pengembangan teknologi air asam tambang, bioremediasi limbah hidrokarbon, pengembangan metode untuk prediksi lingkungan sebelum kegiatan penambangan
dimulai, dll.
Dalam Bidang pengelolaan sumberdaya lahan, wilayah dan mitigasi bencana, Kedeputian Bidang TPSA telah melakukan pengkajian dan pengembangan teknologi
dibidang rekayasa bentang lahan, pengelolaan sumberdaya air, pengembangan wilayah dan teknologi mitigasi bencana atau pengurangan risiko bencana. Beberapa produk unggulan
yang dihasilkan dan telah dimanfaatkan pada berbagai stakeholder antara lain :
1. Teknologi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya lahan gambut yang terdiri dari paket
teknologi karakterisasi sumberdaya gambut, penyusunan masterplan pengelolaan, teknologi pemanfaatan gambut untuk media tanam dan penyuburan lahan kritis.
2. Teknologi Biocyclofarming dan Ameliorasi untuk peningkatan produktivitas bentang lahan
kritis, lahan bekas tambang dan marjinal lainnya, teknologi ini telah memberikan kontribusi secara nasional dengan dibentuknya berbagai kawasan Agro Tekno Park ATP diberbagai
daerah di Indonesia. 3.
Teknologi Pengelolaan dan Pengembangan Wilayah Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Pesisir, teknologi ini berkontribusi pada pengembangan permukiman desa nelayan, teknologi
rehabilitasi ekosistem hutan mangrove, dan teknologi pengembangan kawasan waterfront. 4.
Teknologi mitigasi bencana dan pengurangan risiko bencana, teknologi yang telah dikembangkan antara lain Sistem Reduksi Risiko Bencana SIRRMA, Sistem Peringatan Dini
Banjir FEWS, Sistem Peringatan Dini Longsor LEWS, dan Rapid Assessment Mitigation Unit RAMU.
Dalam bidang teknologi lingkungan, melalui Pusat Teknologi Lingkungan telah berhasil mengembangkan Teknologi Tempat Pembuangan Akhir TPA Reusable Sanitary
Landfill RSL yang dilengkapi dengan tiga sarana penunjangnya, yaitu nstalasi Pengolahan Air Lindi, nstalasi Recovery Landfill Gas dan Sistem Jaringan perpipaan untuk air lindi
untuk system TPA RSL, serta Sistem Jaringan Perpipaan pengumpulan gas Methan. Penerapan konsep Produksi Bersih tetap dilanjutkan terutama untuk berbagai jenis
7
industry yang umumnya mempunyai masalah yang berhubungan dengan potensi yang sangat besar dalam pencemaran lingkungan. Untuk Program Teknologi Peningkatan
Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Air, telah direncanakan optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber daya air hujan di daerah-daerah tertinggal yang sangat terbatas potensi
sumber daya air tawarnya. Selain itu juga direncanakan untuk mengaplikasikan teknologi- teknologi pengolahan air yang tepat guna bagi daerah tertinggal dan pengembangan Sistem
nformasi Sumber Daya Air SSDA dan Sistem Teknologi Pengolahan Air STPA untuk daerah-daerah tertinggal. Selain itu melalui teknologi pengolahan air siap minum
arsinum , telah banyak diapliksikan unit instalasi PA ini di berbagai daerah dalam rangka mendukung pencapaian target Pembangunan Milenium MDGs .
Adapun dalam isu perubahan iklim, PTL telah berhasil mengembangkan teknologi penyerapan karbondioksida memanfaatkan mikroalgae Fotobioreactor dalam skala pilot.
Selain itu hasil kajian PTL dalam metode penghitungan dan pengukuran emisi karbon telah berkontribusi dalam penentuan emisi GRK nasional RAN GRK yang terlaporkan dalam
Second National Communication SNC . Dalam kancah nasional, PTL juga telah menghasilkan Technology Need Assessment TNA sebagai dokumen aksi nasional di
bidang transfer teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Untuk mendukung pengembangan teknologi perlindungan kualitas lingkungan, Balai Teknologi Pengelolaan
Air dan LimbahBTPAL sebelumnya Balai Teknologi Lingkungan , menyediakan kapasitas analisis lingkungan bagi masyarakat luas, serta mengembangkan teknologi remediasi yang
berbasiskan pada pemanfaatan agensia biologi.
Balai Besar Teknologi Modifikasi CuacaBBTMC sebelumnya UPT ujan Buatan , telah melaksanakan penelitian dan pengembangan ptek yang terkait dengan Teknologi
Modifikasi Cuaca serta melakukan aplikasi teknologi itu sendiri dalam mengatasi permasalahan sumberdaya air di berbagai daerah di ndonesia. TMC yang dilakukan oleh
BBTMC di ndonesia secara operasional telah dilakukan sejak tahun
dengan berbagai tujuan, diantaranya untuk menambah curah hujan bagi sektor pertanian, untuk pengisian
air waduk dalam mendukung pengelolaan PLTA, mengurangi curah hujan untuk mengatasi banjirlongsor, dan untuk mengurangi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Sampai dengan tahun
, penerapan TMC di berbagai daerah di ndonesia sudah dilakukan sekitar kali.
8
Tabel . . Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca di ndonesia
PROVINSI DAERAH TARGET
TUJUAN FREQ
Sumbar Maninjau, Singkarak
Pengisian Danau untuk PLTA 6
Riau Koto Panjang
Pengisian Waduk untuk PLTA
1 Jabar
DAS Citarum, DAS Cimanuk PLTA, Irigasi, Mengatasi
kekeringan 23
Jateng DAS Kedungombo,
Wonogiri, Sempor, Wadas Lintang
Irigasi, mengatasai kekeringan
16 Jatim
DAS Brantas Irigasi
3 Lombok
Daerah Pertanian Mengatasai kekeringan
1 Kalsel
Das Riam Kanan PLTA
6 Sumatera,
Kalimantan Daerah kebakaran hutan
dan lahan Penipisan asap akibat
kebakaran hutan dan lahan 10
Sulsel DAS Sorowako, Towuti
PLTA 8
Sulbar DAS Mamasa
PLTA 1
DKI Jakarta Daerah Banjir
Pengurangan curah hujan 1
TOTAL PELAKSANAAN 76
Selain melakukan kegiatan operasional TMC, Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca juga terus melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan
kinerja TMC dalam rangka mengoptimalkan hasil untuk kepuasan pihak pengguna. Penelitian dan pengembangan pada periode tahun
– bertujuan untuk melihat
prospek pemanfaatan sumber daya air atmosfer dan percobaan beberapa bahan dan metode penyemaian awan. Kegiatan penelitian dan pengembangan pada periode
hingga diarahkan untuk mengetahui sifat karakteristik lapisan dan sifat fisis atmosfer
di wilayah ekuator ndonesia pada umumnya. Program penelitian dan pengembangan pada sampai dengan
lebih difokuskan untuk pengembangan strategiteknik penyemaian, dan pengembangan bahan semai baru, meningkatkan kemampuan membuat
model prakiraan iklim dan cuaca, pengembangan teknik penyemaian awan dengan menara statis Ground Based GeneratorGBG , otomatisasi sistem penyemaian, antisipasi banjir
dan kebakaran hutan dan lahan. Outcomes dari pelaksanaan program penelitian dan pengembangan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan mutu dan
optimalisasi pelayanan operasional TMC kepada pengguna. Selain penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan sebelumnya, Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca
juga aktif melakukan kerjasama penelitian yang berkaitan dengan atmosfer, baik dalam
9
skala nasional LAPAN, LP, BMG dan berbagai Universitas , maupun dalam skala international RASC Kyoto University Jepang, NOAA, NASA, dan Atmospheric ncorporated,
USA, serta RRRD-Thailand . Dari serangkaian kerjasama tersebut, dapat dirumuskan rencana untuk mengembangkan Teknologi Prakiraan klim pemodelan , bahan semai
baru, otomatisasi yang sangat berperan penting dalam pengembangan TMC. Kemitraan dan keterlibatan industri dan swasta serta masyarakat selama kurun waktu
- tercermin dari kegiatan kerjasama dan MoU antara Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca
dengan pihak pengguna TMC seperti dengan PT. NCO yang memiliki konsesi penambangan nikel di Sulawesi Selatan.
Dengan Wahana Survei yang ada saat ini Balai Teknologi Survei Kelautan bertekad menjadi pusat unggulan dalam mewujudkan pelayanan jasa survey, riset dan observasi
kelautan melalui pendekatan teknologi yang handal dan tangguh dengan mengutamakan kualitas, harga yang kompetitif, dan penyerahan hasil kerja yang tepat waktu. Armada
Kapal Riset Baruna Jaya yang dikelola oleh Balai TEKSURLA terdiri dari kapal dengan spesifikasi kapal yang hampir mirip namun berbeda dalam peralatan survei. Pada saat ini
peruntukan dan peralatan yang terpasang pada wahana Kapal Riset Baruna Jaya tersebut adalah:
1.
Kapal Riset Baruna Jaya , di bareboat charter untuk site survey 2.
Kapal Riset Baruna Jaya , terpasang peralatan seismik eksplorasi minyak dan gas lepas pantai.
3. Kapal Riset Baruna Jaya , terpasang peralatan multi beam laut dalam untuk survey
hidro-ocenografi
4. Kapal Riset Baruna Jaya V, terpasang peralatan multi beam.
Kapal Riset Baruna Jaya dapat dimanfaatkan dalam eksplorasi dan pengembangan potensi kelautan dengan jalur pelayanan jasa yakni : Bare Boat Charter atau Time Charter. Pada
yang lalu layanan jasa survey kelautan yang telah dilaksanakan oleh Balai Teknologi Survei Kelautan diantaranya adalah:
1. Deployment na Buoy TEWS almahera, AruNaira maintenance na Buoy TEWS
Komodo dan Bathimetri Naira almahera, Banda ndonesia Timur
2. Deployment Buoys GTEWS : Java , Java , Java , Java , Sumatera ,
Sumatera , Sumatera , dan Sumatera
10
3. Mintenace Buoy almahera, Aru Komodo dan Bathimetri almahera, Sorong dan
Sorong
4. Pemasangan Buoy ATLAS-NOAA di SAMUDERA idia Barat Aceh
5. nspeksi TEWS Buoy DART N E ndian Ocean
6. Recovery Buoy GTEWS JAVA di Selatan Jawa Barat
7. Wet Test na Buoy TEWS Gen. di Perairan Kepulauan Seribu
8. Recovery na Buoy TEWS KOMODO di Laut Flores
9. Survey idro-ocenografi Mentawai di laut Mentawai, Barat Padang
10. Mintenance Buoy GTEWS: SUM- , SUM- dan na Buoy Mentawai di ndian Ocean,
Barat Sumatera
11. Survey idro-ocenografi WOC di Laut Jawa, Laut Banda dan Maluku
12. Survey idro-ocenografi Sea Water Column di Selat Makasar
13. Survey Bathimetri Palu, Manado, maintenance Buoy almahera dan Recovery na Buoy
TEWS Aru dan Komodo di Selat Makasar, Laut Maluku dan Flores ndonesia Timur.
14. Survei Sesmik di Perairan Utara Madura
15. Survei Geofisika PT.Timah di Perairan Bangka Belitung
16. Survei Seismik untuk Landas Kontinen di Perairan Utara Papua
17. Survei Seismik untuk kajian Pseudo D Kerawang di Perairan Laut Jawa Utara
Kerawang
18. Survey Eksplorasi Potensi Migas Kerjasama dengan PT. BNE dan PT. Elnusa diselat
Makasar
19. Survey Seismik Laut Dalam untuk Landas Kontinen Perairan Barat Aceh ndonesia,
Kerjasama dengan Bakosurtanal.
Disamping itu hasil dari layanan jasa ini juga dipergunakan untuk mendukung kegiatan pemeliharaan dan perawatan seluruh armada Kapal Riset Baruna Jaya siap layar dengan
menerapkan K L Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan , atau dikenal juga dengan istilah SE ealth, Safety and Environment
Dalam rangka meningkatkan daya saing dalam pelayanan teknologi akusisi seismik laut demi terwujudnya kemandirian nasional dalam bidang eksplorasi migas lepas pantai Balai
Teknologi Survei Kelautan telah melakukan Pengembangan Teknologi Eksplorasi Migas Lepas pantai, dengan tujuan utama adalah mewujudkan kemandirian nasional
11
dalam bidang survey seismik lepas pantai untuk eksplorasi minyak dan gas. Selain itu juga tujuannya adalah membangun dan mengembangkan kemampuan sumberdaya nasional
SDM dan Peraltan dalam bidang eksplorasi seismik lepas pantai. Salah satu kegitan yang telah dilakukan adalah kajian survei seimik D untuk pengolahan data pseudo D.
Melakukan survey seismik D untuk kajian teknologi seismik pseudo D dalam rangka meningkatkan akurasi eksplorasi seismik migas lepas pantai
1.2. Potensi dan Permasalahan