Pengakuan Belanja Penyusutan KEBIJAKAN AKUNTANSI

36

b. Pengakuan Belanja

Berkaitan dengan pengakuan belanja, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran pada paragraf 31 dan 32 menyatakan sebagai berikut: 31. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum NegaraDaerah. 32. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Untuk memenuhi ketentuan paragraf 31 tersebut di atas, belanja yang pembayarannya diajukan melalui Surat Perintah Membayar Langsung SPM LS diakui pada saat diterbitkannya SP2D atas SPM LS tersebut. Sedangkan pelaksanaan ketentuan paragraf 32, untuk pengesahan atas pertanggungjawaban pengeluaran melalui bendahara pengeluaran dilakukan sebagai berikut: 1. Kuasa BUD menerbitan SP2D Ganti Uang GU sebagai perintah pencairan dana sekaligus sebagai bentuk pengesahan atas pertanggungjawaban pengeluaran Uang Persediaan UP yang dikelola oleh bendahara pengeluaran. Sedangkan pada akhir tahun diterbitkan SP2D Nihil sebagai pengesahan atas penggunaan UP pada akhir tahun. 2. Kuasa BUD menerbitkan SP2D Nihil atas pengeluaran melalui Tambah Uang TU sebagai pengesahan atas pertanggungjawaban pengeluaran dana TU. 3. Khusus untuk RSUD Batang yang telah menerapkan pola pengelolaan keuangan dengan Badan Layanan Umum BLU, pengesahan belanja mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum BLU dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah BLUD. 37

c. Penyusutan

PSAP No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap pada paragraf 53 menyatakan bahwa, ” Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing akun aset tetap dan akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap. ” Berkaitan dengan pernyataan standar tersebut di atas, Neraca seharusnya menyajikan akumulasi penyusutan. Namun, Neraca Pemerintah Kabupaten Batang tahun 2013 tidak menyajikan akumulasi penyusutan aset tetap. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kabupaten Batang belum menetapkan kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan penyusutan aset tetap. 38

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

Neraca terdiri atas aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Ringkasan aset, kewajiban, dan ekuitas untuk masing-masing SKPD disajikan pada Lampiran 2. 5.1.1 ASET LANCAR.................................................................. Rp180.600.314.557,37 Aset lancar merupakan kelompok posrekening yang menggambarkan kekayaan daerah yang dapat dicairkan atau memiliki perputaran paling lama satu tahun terhitung sejak tanggal neraca. Saldo keseluruhan kelompok akun aset lancar per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 dapat dirinci sebagai berikut: Aset Lancar 31 Desember 2013 31 Desember 2012 1. Kas di Kasda 134,783,743,770.00 125,839,075,460.00 2. Kas di Bendahara Pengeluaran 816,667,356.00 590,856,641.00 3. Kas di Bendahara Penerimaan 65,672,451.00 49,824,142.00 4. Kas di BLUD 11,273,535,488.00 6,520,451,162.00 5. Piutang Pajak Daerah 15,246,719,178.00 69,500,750.00 6. Piutang Retribusi 8,890,192,638.00 5,082,288,791.00 7. Bagian Lancar Tuntutan Ganti 28,800,000.00 19,200,000.00 8. Piutang Dana Perimbangan - 4,518,210.00 9. Piutang Lainnya 47,473,261.00 798,295,890.00 10. Penyisihan Piutang tak tertagih 4,690,736,983.19 11 Persediaan 14,138,247,398.56 12,264,438,209.00 180,600,314,557.37 151,238,449,255.00 1. Kas di Kas Daerah……………………………….............. Rp134.783.743.770,00 Saldo Kas di Kas Daerah terdiri atas penempatan berupa giro dan deposito pada Bank Jateng, dengan rincian saldo sebagai berikut: