ASI KELAS XI SUAHA BAKHTIAR

232 Bab 10 Sistem Reproduksi Organisme

G. Mengatur Kelahiran

Jika kita perhatikan, penduduk bumi ini semakin lama bukannya semakin berkurang, melainkan semakin bertambah. Hal tersebut menyebabkan permasalahan bagi kesejahteraan hidup manusia. Sementara, jumlah populasi manusia terus bertambah, sedangkan faktor pendukung berupa sandang, pangan, dan papan masih belum dapat diupayakan sesuai dengan jumlah penduduk yang ada. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diupayakan suatu cara untuk mengatur kelahiran, agar jumlah penduduk dapat dikendalikan sehingga kesejahteraan manusia dapat ditingkatkan. Upaya untuk mengatur kelahiran ini kita kenal dengan istilah kontrasepsi. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang artinya mencegah atau melawan dan konsepsi yang artinya pembuahan. Dengan demikian, kontrasepsi dapat diartikan suatu cara untuk mencegah pertemuan antara sel telur ovum dan sel sperma mani agar tidak terjadi kehamilan. Cara kontrasepsi ini dibedakan menjadi dua cara, yaitu secara permanen dan nonpermanen.

1. Kontrasepsi Permanen

Kontrasepsi permanen yaitu cara mencegah kehamilan yang tidak dapat dikembalikan lagi. Atau dengan kata lain, kehamilan sudah tidak mungkin lagi dialami oleh pengguna cara kontrasepsi permanen ini. Kebanyakan cara kontrasepsi ini dilakukan dengan cara operasi, baik yang dilakukan pada wanita maupun pria. Contohnya, vasektomi dan tubektomi. Vasektomi adalah cara kontrasepsi permanen yang dilakukan pada pria dengan cara pemotongan vasa deferensianya, dan pada setiap ujung potongan tersebut dilakukan pengikatan, sedangkan tubektomi, yaitu cara kontrasepsi permanen pada wanita dengan cara melakukan pemotongan pada oviduk yang setiap ujung potongannya juga diikat. Gambar 10.10 a vasektomi dan b tubektomi. b a Oviduk Vasdeferens 233 Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI

2. Kontrasepsi Nonpermanen

Metode kontrasepsi ini disebut non- permanen karena pengguna kontrasepsi ini suatu saat masih mampu hamil atau kemampuan kehamilannya dapat di- kembalikan seperti semula sebelum dipasang alat kontrasepsi. Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan menggunakan alat atau obat. Pengguna kontrasepsi nonpermanen dengan obat, dengan menggunakan pil, susuk, kondom, suntikan, diafragma, tablet busa, IUD Intra Uterine Device, atau AKDR Alat Kontra-sepsi Dalam Rahim. Pada penggunaan kontrasepsi non- permanen tanpa obat, biasanya dilakukan dengan cara memperpanjang masa menyusui, sistem kalender, atau dengan senggama terputus koitus interrupt. Tokoh Regnier de Graaf Ahli anatomi Belanda, Reg n i er d e Gr aaf 1 6 4 1 - 1 6 7 3 m elak u k an b an y ak penelit ian-penelit ian Gambar 10.11 Macam-macam alat kontrasepsi nonpermanen: a kondom; b pil ; c diafragma; d IUD. Sumber: Science Discovery 2, 2002 a b c d p en t in g d i k ot a Delf t . Sesu d ah melakukan analisis cairan pankreas, ia menerbitkan hasil kerjanya yang san gat r in ci m en gen ai alat - alat reproduksi laki-laki dan perempuan pada t ah u n 1668 dan 1672. I a m en g i d en t i f i k asi ‘g el em b u n g - gelembung’ kecil pada permukaan indung telur sebagai ovum atau telur. Di kemudian hari, ditemukan bahwa tiap ‘gelembung’ adalah folikel yang masak, atau kantong telur dengan telur yang lebih kecil di dalamnya. Lebih kurang 90 tahun kemudian, von Haller, memberi nama folikel-folikel t er seb u t f o l i k el Gr aaf u n t u k menghormati Regnier de Graaf. Sumber: Encarta, 2004