5.1.2. Berdasarkan Hasil Studi EHRA
EHRA Environmental Health Risk Assessment atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah studi singkat yang bertujuan
untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki risiko pada kesehatan warga. Fasilitas sanitasi yang diteliti
mencakup, kondisi kesehatan yang mencakup sistem penyediaan air bersih, layanan pembuangan sampah, ketersediaan jamban dan
saluran pembuangan air limbah. Untuk perilaku dengan higenitas dan sanitasi, antara lain; cuci tangan pakai sabun, buang air besar,
pembuangan kotoran anak, dan pembuangan sampah. Studi EHRA di Kota Bogor dilakukan terhadap 68 kelurahan dan
diharapkan dengan 2978 sampleresponden dapat diperoleh penilaian hingga ke tingkat kelurahan.
5.1.2.1. Penilaian sektor air limbah
Untuk menilai cakupan pelayanan dalam sector air limbah secara komperhensif harus dipandang baik dari sisi jumlah kuantitas
maupun sisi kelayakan teknisnya kualitas. Berikut tingkat kepemilikan dan jenis prasarana limbah domestik hasil studi EHRA Tahun 2010 :
Tabel 5.1 Jenis dan Kondisi Prasarana Air Limbah Domestik Jamban
Frekuensi Prosentase
Jamban siram leher angsa disalurkan ke sewerage 11
0,4 Jamban siram leher angsa disalurkan ke tangki septik
1935 69,2
Jamban siram leher angsa disalurkan ke cubluk 15
0,5 Jamban siram leher angsa disalurkan ke lobang galian
1 0,0
Jamban siram leher angsa disalurkan ke sungai kali parit 584
20,9 Jamban siramkekolam
6 0,2
Jamban siramleher angsa disalurkan ke tidak tahu kemana 3
0,1 Jamban non siram tanpa leher angsa salur ke tangki septik
11 0,4
Jamban non siram tanpa leher angsa salur ke cubluk 2
0,1 Jamban nonsiramtanpa leher angsa salur ke sungaikaliparit
63 2,3
Jamban nonsiramke Kolam 1
0,0 Gantung di atas sungai kolam
19 0,7
Tidak ada fasilitas: Di sungai kali parit got 91
3,3 Di tempat Ibadah
1 0,0
Di fasilitas jamban umum lain 41
1,5 Lainnya
14 0,5
Tidak tahu Total
2798 100,0
Sumber : Hasil Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2010.
BAPPEDA KOTA BOGOR | POKJA SANITASI
8
Buku Putih Sanitasi Kota Bogor
Untuk ukuran tingkat Kota Bogor secara keseluruhan cakupan pelayanan air limbah omestic baru mencapai 69,5, dimana
beberapa kelurahan tercatat masih sangat memprihatinkan diantaranya Kel. Gudang 19,2, Kel. Babakan Pasar 21,1, Kel.
Bondongan 35,0, Kel. Pakuan 39,3 dan Kel. Katulampa 36,7. Kelima kelurahan tersebut dalam penilaian kondisi pelayanan air
limbah domestiknya masih dibawah 40, dimana kondisi ini belum ternilai secara kualitas. Sehingga areakelurahan ini harus menjadi
prioritas penanganan. Di Kota Bogor juga masih banyak terdapat pembuangan limbah domestik yang disalurkan langsung ke sungai baik
dengan jamban siram dan non-siram serta langsung di sungai yang jumlahnya mencapai 26,5 dimana perilaku ini tentu semakin
menyebabkan kualitas air sungai yang semakin buruk akibat pencemaran bakteri e-coli pada air sungai, kondisi ini dijuga semakin
diperburuk dengan situasi dimana 8,9 masyarakat di Kota Bogor belum memiliki fasilitas jamban siram leher angsa sama sekali
tentunya kondisi ini ikut menurunkan derajat kesehatan masyarakat.
Gambar 5.6 Diagram Cakupan Pengelolaan Septik Tank Masyarakat
Melaporkan menggunakan tangki septik 70
Dibangun kurang dari 2 thn lalu 4,2 atau antara 2 – 5 tahun lalu 14,2
Dibangun lebih dari 5 tahun lalu 46,2
Tidak pernah dikosongkan 57,4
Pernah dikosongkan 7,9
Diikosongkan 2–5 thn lalu 33,2
Dikosongkan 2 thn lalu atau kurang 40 Dikosongkan 5 thn lalu
24,5 N = 1957
Suspek cubluk Tidak bisa dispesifikasikan
Suspek tangki septik Suspek cubluk
Suspek tangki septik N = 1957
BAPPEDA KOTA BOGOR | POKJA SANITASI
9
Buku Putih Sanitasi Kota Bogor
N=220 N= 1957
Sumber : Hasil Studi EHRA Kota Bogor Tahun 2010
Ditinjau dari sisi kualitasnya hampir sebesar 57,4 dari jumlah tangki septic yang berumur lebih dari 5 tahun, terindikasi suspek
cubluk atau kondisi ini menggambarkan kualitas tangki septik yang tidak layak kesehatan dan teknis.
5.1.2.2. Penilaian Sektor Persampahan