Bab-V-Tugas-Umum-Pemerintahan

(1)

425 BAB V

TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

A. Kerjasama Antar Daerah

1. Kerjasama Pemerintah Kabupaten Sleman dengan daerah lain a. Daerah yang diajak kerjasama

1) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2) Provinsi Kalimantan Selatan

3) Kabupaten Gunung Kidul 4) Kabupaten Kulon Progo 5) Kabupaten Bantul 6) Kabupaten Magelang

7) Kabupaten Ogan Komering Ilir 8) Kabupaten Konawe Selatan 9) Kabupaten Tana Tidung 10) Kabupaten Kubu Raya 11) Kabupaten Sijunjung 12) Kabupaten Bulungan 13) Kota Samarinda

b. Dasar Hukum

1) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 55/PK.KDH/A/2010 tentang Penyelenggaraan Sistem Jaminan Kesehatan Semesta di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 44/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Pembangunan Prasarana dan Sarana Umum Dalam Rangka Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gunung api Merapi di Kabupaten Sleman Provinsi DIY.

3) Perjanjian Kerjasama Pemerintah antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor


(2)

426 45/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Pembangunan Prasarana dan Sarana Umum Dalam Rangka Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gunungapi Merapi di Kabupaten Sleman Provinsi DIY.

4) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pengairan Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor 23/PK.KDH/D/2007 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.

5) Perjanjian kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulon Progo Nomor: 24/PK.KDH/D/2008 tentang Peningkatan Kualitas Ternak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Perikanan Budidaya.

6) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Pemerintah Kabupaten Bantul Nomor 2/PK.KDH/A/2011 tentang Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu.

7) Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman dengan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bantul Nomor: 26/PK.KDH/D/2008 tentang Peningkatan KualitasTernak, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Perikanan.

8) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan Nomor 37/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Simpang Tiga Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan (Pengiriman 2011).

9) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan Nomor 38/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Simpang Tiga Kecamatan Tulung Selapan


(3)

427 Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan (Pengiriman 2012).

10) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 75/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program transmigrasi di Lokasi Tolihe, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah.

11) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung Nomor 475/005/MoU/Huk-Org/II/2001 tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Lokasi Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Linuang Kayam, Desa Menjelutung, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung Provinsi Kalimantan Timur.

12) Perubahan Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung Provinsi Kalimantan Timur Nomor 43/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Lokasi Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Linuang Kayam Desa Menjelutung Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung Provinsi Kalimantan Timur. 13) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman

Dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat Nomor 36/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Terentang Hulu SP.1 Kecamatan Terentang Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat.

14) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat Nomor 41/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Terentang Hulu SP.1 Kecamatan Terentang Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat.

15) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat Nomor 73/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program


(4)

428 Transmigrasi di Lokasi Sungai Bulan C, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat .

16) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barang Nomor 74/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Lokasi Kota Terpadu Mandiri (KTM) Terentang, Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

17) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat Nomor 40/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di UPT. Padang Tarok Kawasan Kamang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat.

18) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur Nomor 39/PK.KDH/A/2011 tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Lokasi Tanjung Buka Kecamatan Palas Tengah Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur.

19) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kota Samarinda Nomor 26/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Pembangunan Prasarana dan Sarana Kesehatan.

20) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur Nomor 26/PK.KDH/A/2011 tentang kerjasama pembangunan prasarana dan sarana kesehatan dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana Gunung Api Merapi di wilayah Kabupaten Sleman.

c. Bidang yang dikerjasamakan

1) Peningkatan kualitas hewan ternak, kesehatan masyarakat veteriner dan perikanan budidaya


(5)

429 3) Pembangunan prasarana dan sarana kesehatan dan pendidikan dalam rangka rehabiltasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Merapi

4) Transmigrasi 5) Sumber Daya Air

d. Nama Kegiatan

Koordinasi Kerjasama Pembangunan Daerah

e. SKPD Penyelenggara

Penyelenggaraan kerjasama pemerintah daerah dilaksanakan oleh Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 40 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman. Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi daerah, administrasi wilayah perbatasan, dan kerjasama.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan

2) Perumusan kebijakan bidang administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi daerah, administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama;

3) Penyelenggaraan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah

4) Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan


(6)

430 pembinaan administrasi dan aparatur bidang pengembangan otonomi daerah;

5) Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama; dan

6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan

f. Sumber Daya Manusia

Sumber daya penyelenggara kerjasama pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1. SDM Penyelenggara Kerjasama Pemerintah Daerah Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II 2

3 SMA 2 3. III 12

4 Sarjana Muda/D3 - 4. IV 5

5 Strata 1 9

6 Strata 2 8

Jumlah 19 Jumlah 19

Sumber: Sekretariat Daerah

SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 4 orang pejabat eselon II, 1 orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.

g. Sumber dan Jumlah Anggaran

Anggaran untuk mendukung kegiatan kerjasama dan koordinasi antar kabupaten sebesar Rp105.450.000,00 realisasi Rp88.171.600,00 atau 83,61%.

h. Jangka Waktu Kerjasama

Jangka waktu kerjasama dilaksanakan dalam rentang waktu sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani.


(7)

431 i. Hasil dari Kerjasama

1. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak adalah sudah dimulainya pembangunan konstruksi Embung Serut pada tahun 2011, yang telah didahului dengan penyusunan Detail Enginering Design (DED) dan dokumen UKL-UPL pada tahun 2008, serta penyediaan lahan oleh Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2009 dan 2010. 2. Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan adalah

pemberian bantuan dan pendanaan untuk kegiatan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi Puskesmas Rawat inap Ngemplak I di Koroulon, Bimomartani, Ngemplak senilai Rp1.725.897.615,00. 3. Kerjasama dengan Pemerintah Kota Samarinda adalah

terbangunnya Puskesmas Pembantu di Desa Umbulharjo dan Wukirsari Cangkringan, serta pemberian 1 unit Ambulan Suzuki APV Tahun 2011.

4. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul pada tahun 2011 telah disepakatinya pengelolaan bersama Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Piyungan Kabupaten Bantul.

5. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sambas dan Kabupaten Kapuas adalah telah ditempatkannya 70 KK yang terdiri dari 25 KK di Kabupaten Kubu Raya, 25 KK di Konawe Selatan, 5 KK di Kabupaten Sambas, 5 KK di Kabupaten Kapuas dan 10 KK di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

j. Permasalahan dan Solusi Permasalahan

Permasalahan dalam kerjasama antar daerah adalah adanya perbedaan kebijakan yang diterapkan para pelaku kerjasama baik di tingkat perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan. Hal tersebut menyebabkan belum optimalnya pelaksanaan kerjasama, baik


(8)

432 perumusan kerjasama baru maupun implementasi kerjasama yang telah ada. Solusi yang dilakukan dengan melakukan peningkatan koordinasi secara aktif dan komunikasi dengan kabupaten lain pelaku kerjasama.

2. Kerjasama Pariwisata Java Promo a. Mitra yang diajak kerjasama

Dalam upaya meningkatkan kegiatan bidang pariwisata, Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan kerjasama dengan 14 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Kebumen, Kota Yogyakarta dan Kota Magelang yang tergabung dalam Forum Java Promo.

b. Dasar Hukum

Forum Java Promo dibentuk berdasarkan Deklarasi Kerjasama Pariwisata antara Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal 26 Juni 2002 di Hotel Hyatt Regency, Sleman. Untuk memfasilitasi Forum Java Promo maka dibentuk sekretariat bersama yang dikukuhkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gde Ardika pada tanggal 21 Mei 2003 di Wonosobo.

c. Bidang yang dikerjasamakan

1) Pengembangan pariwisata secara bersama-sama dalam 1 wilayah destinasi pariwisata

2) Pengembangan sarana prasarana penunjang pariwisata 3) Pengembangan produk paket wisata baru yang potensial 4) Pengembangan promosi pariwisata secara terpadu

5) Pengembangan pendidikan dan pelatihan bidang pariwisata. d. Nama Kegiatan


(9)

433 e. SKPD Penyelenggara Kegiatan

SKPD penyelenggara kegiatan Java Promo adalah Badan Perencanaan Pembangunan, Bappeda yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang perencanaan pembnagunan Daerah, Bidang Ekonomi mempunyai fungsi yaitu :

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Ekonomi;

2) Perumusan kebijakan teknis perencanaan pertanian, perikanan, kehutanan, perekonomian, pariwisata, ketenagakerjaan, dan investasi;

3) Penyelenggara, pengoordiansian, dan pembinaan perencanaan bidang pertanian, perikanan dan kehutanan;

4) Penyelenggara, pengoordiansian, dan pembinaan perencanaan bidang perekonomian dan pariwisata;

5) Penyelenggara, pengoordiansian, dan pembinaan perencanaan bidang ketenagakerjaan lingkungan hidup perkotaan;

6) Penyelenggaraan evaluasi kebijakan teknis perencanaan tata ruang, sarana, prasarana dan lingkungan hidup perkotaan; dan

7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang Perkotaan.

f. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia penyelenggara kegiatan Java Promo yaitu Bidang Ekonomi Bappeda yang bertindak sebagai pelaksana kegiatan harian adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2. SDM Penyelenggara Kerjasama Sekretariat Java Promo Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II -

3 SMA 1 3. III 6

4 Sarjana Muda/D3 1 4. IV 3

5 Strata 1 2

6 Strata 2 5

Jumlah 9 Jumlah 9


(10)

434 Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan Sekretariat Java Promo terdiri dari 1 orang eselon II, 1 orang eselon III, dan 3 orang eselon IV.

g. Sumber dan Jumlah Anggaran

Anggaran untuk mendukung kegiatan Sekretariat Bersama Java Promo bersumber dari alokasi dana bantuan sosial, digunakan untuk iuran anggota yang besarnya Rp50.000.000,00per Kabupaten/Kota per tahun dan pendampingan Sekber sebesar Rp125.000.000,00.

h. Jangka Waktu Kerjasama

Jangka waktu kerjasama pariwisata Java Promo tidak dibatasi.

i. Hasil Kerjasama

Kegiatan yang dilaksanakan Sekber Java Promo pada tahun 2011 adalah:

1) Pertemuan Koordinasi Java Promo Tingkat Kepala Bappeda dan Pariwisata (3 Bulanan) di Etasia Tlatar, Kabupaten Boyolali, tanggal 17 Februari 2011.

2) Workshop Java Promo dengan Tema “Prospek Java Promo ke depan” pada tanggal 28 Februari 2011.

3) Terlaksananya event “Fam Tour Java Promo” pada tanggal 26-27 Februari 2011.

4) Java Promo bekerjasama dengan CV Nindya Grafika dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan materi promosi “Pembuatan Paper Bag dan Booklet Profil Daya Tarik Wisata Java Promo, tanggal 16 Maret 2011 - 16 Agustus 2011.

5) Java Promo bekerjasama dengan Cipta Media Tabloid Info Wisata Jogja dalam pelaksanaan kegiatan promosi melalui media cetak atau Elektronik, tanggal 30 Maret 2011- 30 Desember 2011.

6) Java Promo bekerjasama dengan Tim Riset Bappeda Kab. Purworejo dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan Buku Profil Industri dan Investasi Java Promo.

7) Java Promo bekerjasama dengan PUSPAR UGM dalam pelaksanaan Penyusunan RPJM Java Promo 2011-2016.


(11)

435 8) Pelaksanaan kegiatan Promosi dan Studi Pengembangan Investasi

& Industri Pariwisata Ke China pada tanggal 23-28 Mei 2011.

9) Pertemuan Koordinasi Java Promo Tingkat Kepala Bappeda & Pariwisata (3 Bulanan) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Purworejo, Kabupaten Purworejo tanggal 21 Juni 2011.

10) Java Promo bekerjasama dengan PUSPAR UGM dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan SDM “Pelatihan Kebijakan Penanganan Kepariwisataan Pasca Bencana Alam” dan Observasi kunjungan lapangan di ODTW Gunung Bromo Kab. Probolinggo Provinsi Jawa Timur, tanggal 5-7 Juli 2011.

11) Pengadaan cinderamata dan materi pameran dari anggota Java Promo.

12) Pertemuan Koordinasi Java Promo Tingkat Kepala Bappeda & Pariwisata (3 Bulanan) di gedung Pertemuan Pindusta Pabrik Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tanggal 20 September 2011. 13) Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Wisata Remaja Java Promo,

dengan kegiatan kunjungan ke Desa Wisata Kebon Agung Kab. Bantul dan Desa Wisata Wanurejo Kab. Magelang, tanggal 1-2 Oktober 2011.

14) Java Promo bekerjasama dengan Sahabat Tour Travel melaksanakan kegiatan Travel Dialog dan Studi Komparasi Potensi Pariwisata di Malang, tanggal 4 - 8 Oktober 2011.

15) Pertemuan Koordinasi Java Promo Tingkat Kepala Bapeda & Pariwisata (3 Bulanan) di Aula pasar Seni Gabusan, Kabupaten Bantul tanggal 14 Desember 2011.

16) Pelaksanaan Pengelolaan Admin www.javapromo.com selama satu tahun.


(12)

436 3. Penunjangan Sekretariat Bersama Yogyakarta Sleman Bantul (Sekber

Kartamantul)

a. Mitra Kerjasama

Mitra Pemerintah Kabupaten Sleman dalam rangka penunjangan Sekber Kartamantul adalah Pemerintah Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta.

b. Dasar Hukum

Keputusan Bersama Bupati Sleman, Walikota Yogyakarta dan Bupati bantul Nomor 01/PK.KDH/2001, Nomor 03 Tahun 2001, Nomor 18 Tahun 2001 tentang Kerjasama Pengelolaan Prasarana dan Prasarana Perkotaan Antar Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

c. Bidang yang dikerjasamakan 1) Persampahan

2) Air Limbah 3) Air Bersih

4) Jalan dan transportasi 5) Drainase

6) Tata Ruang

d. Nama Kegiatan

Penunjangan Sekber Kartamantul

e. SKPD Penyelenggara Kerjasama

SKPD yang bertanggungjawab untuk penyelenggaraan kegiatan Penunjangan Sekber Kartamantul adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam hal ini Bidang Perencanaan Perkotaan. Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Perencanaan Perkotaan adalah sebagai berikut :


(13)

437 1) Penyusunan rencana kerja Bidang Perkotaan

2) Perumusan kebijakan teknis perencanaan tata ruang, sarana, prasarana dan lingkungan hidup perkotaan

3) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian pengendalian tata ruang perkotaan;

4) Penyelenggaraan dan pengorodinasian dan pembinaan perencanaan sarana prasarana perkotaan;

5) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian pembinaan perencanaan lingkungan hidup perkotaan;

6) Penyelenggaraan evaluasi kebijakan teknis perencanaan tata ruang, sarana, prasarana dan lingkungan hidup perkotaan; dan

7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang Perkotaan

Serta didukung oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, Dinas Pengelola Keuangan dan kekayaan Daerah, Kantor Lingkungan Hidup, Bagian Tata Pemerintahan, dan Bagian Hukum.

f. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Kegiatan Penunjangan Sekber Kartamantul Tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3. SDM Penyelenggara Kerjasama Sekber Kartamantul Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II -

3 SMA 1 3. III 7

4 Sarjana Muda/D3 - 4. IV 2

5 Strata 1 5

6 Strata 2 3

Jumlah 9 Jumlah 9

Sumber: Bappeda

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan Kegiatan Penunjangan Sekber Kartamantul terdiri dari 1 orang eselon II, 1 orang eselon III dan 3 orang eselon IV.


(14)

438 g. Alokasi dan Realisasi Anggaran

Kegiatan Penunjangan Sekber Kartamantul pada tahun 2011 dialokasikan anggaran sebesar Rp48.200.000,00 dari APBD dengan realisasi penggunaan sebesar Rp45.488.000 (94,37%)

h. Jangka Waktu Kerjasama

Jangka waktu kerjasama adalah 10 tahun terhitung sejak tahun 2003.

i. Hasil dari Kerjasama 1. Sektor Persampahan

a. Finalisasi perjanjian pengelolaan TPST Piyungan b. Pembahasanan OM TPST Piyungan

(1) Finalisasi OM TPST Piyungan

(2) Pembahasan sharring OM TPST Piyungan Tahun 2012 (3) Finalisasi OM TPST Piyungan TA 2012

c. Pembahasan Proyek CDM (1) Proyek CDM TPA Piyungan

(2) Rapat koordinasi lanjutan kerjasama proyek penangkapan gas metan antara Shimizu corporation dengan Kartamantul (3) Kunjungan dan diskusi tentang kelanjutan kerjasama proyek

CDM

d. Peningkatan Pengelolaan TPST Piyungan

(1) Rapat koordinasi pembahasan laporan kegiatan TPA Piyungan Tahun 2010

(2) Rakor evaluasi pengelolaan TPST Piyungan Semester I Tahun 2011

(3) Review SOP TPST Piyungan

(4) Evaluasi pengelolaan TPA Piyungan

(5) Pembahasan isu kandungan Pb di dalam daging sapi yang berada di TPA Piyungan

(6) Penanganan masalah pengelolaan sapi di TPA Piyungan (7) Evaluasi pemasangan instalasi WTP TPST Piyungan


(15)

439 (8) Rakor evaluasi topografi untuk optimasi kapasitas daya

tampung TPA Piyungan

(9) Rapat koordinasi lanjutan hasil analisis topografi TPA Piyungan

e. Pebahasan Teknologi Pengelolaan TPST Piyungan

(1) Rakor tindak lanjut rapat di PIP Jakarta terkait Waste To

Energy Project Pipe Line untuk penyusunan rekomendasi

kepada Gubernur DIY

(2) Technical meeting persiapan Market Study Technology RDF

(3) Presentasi pengolahan sampah dari PT. Enviro Asia f. Pembahasan Sampah Ilegal di Perbatasan

2. Sektor Air Limbah

a. Rapat Koordinasi Implementasi Metropolitan Sanitation

Management and Health Project (MSMHP) Untuk Aglomerasi

Perkotaan Yogyakarta (Pengembangan Jaringan dan Pengembangan Kelembagaan)

b. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat

(1) Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Hasil Uji Lab Batan Terhadap Sludge IPAL Sewon

(2) Rapat Koordinasi Pengelolaan Air Limbah Terpusat

(3) Rapat Koordinasi Evaluasi Pengelolaan Air Limbah Terpusat c. Rapat Koordinasi Implementasi Project MSMHP Untuk

Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (Pengembangan Jaringan Dan Pengembangan Kelembagaan)

d. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat

(1) Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Hasil Uji Lab Batan Terhadap Sludge IPAL Sewon

(2) Rapat Koordinasi Pengelolaan Air Limbah Terpusat

(3) Rapat Koordinasi Evaluasi Pengelolaan Air Limbah Terpusat e. Survey Lapangan Pemeliharaan Jaringan Pipa Air Limbah


(16)

440 f. Rapat Koordinasi Pembahasan Operational and Maintenance

(OM) IPAL Sewon Tahun 2012

g. Review Pembahasan SKB IPAL Sewon 3. Sektor Air Limbah

a. Rakor Penyediaan Air Baku Kawasan Perkotaan Yogyakarta b. Rapat koordinasi persiapan kerjasama air bersih Gelangmantul c. Rapat koordinasi pembahasan draft MoU SPAM Gelangmantul 4. Sektor Air Limbah

a. Koordinasi Penanganan Jalan

(1) Rakor Penanganan, Rehabilitasi dan Peningkatan Jalan Jambon (Perbatasan Kota Yogyakarta–Kabupaten Sleman) (2) Rakor sinkronisasi program pemeliharaan/pembangunan jalan

dan drainase di wilayah perbatasan

b. Rakor Tindak Lanjut Pembangunan Embung Langensari 5. Sektor Lain-lain

a. Penanganan Lepstospirosis

b. Rakor rencana pengembangan kawasan Heritage Kotagede c. Penjajagan kerjasama bidang kesehatan

d. Gender dan perubahan iklim dalam industri dan daerah perkotaan

e. Pembahasan operasional Sekber Kartamantul

(1) Tindak Lanjut Workshop SOP Sekber Kartamantul

(2) Evaluasi RAB Sekber Kartamantul Semester 1 Tahun Anggaran 2010 – 2011

(3) Rapat Koordinasi Lanjutan Evaluasi Keuangan Sekber Kartamantul

(4) Rapat Koordinasi Penyusunan RAB Sekber Kartamantul Tahun Anggaran 2011 – 2012

(5) Rapat Finalisasi Penyusunan RAB Sekber Kartamantul Tahun Anggaran 2011 – 2012


(17)

441 f. Pengambilan kebijakan Tim Pengarah Sekber

g. Diskusi fokus tentang nasib KAD pasca Permendagri 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos

j. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang muncul adalah sering terkendalanya upaya mewujudkan kesepakatan pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan prasarana perkotaan karena terbatasnya kemampuan anggaran pemerintah kabupaten/kota. Solusinya adalah melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.

B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga

1. Pendampingan Sustainable Capacity Building For Decentralization (SCBD) Batch I Reward 2011

a. Mitra yang diajak Kerjasama

Mitra Pemerintah Kabupaten Sleman dalam rangka Penyelenggaraan

Sustainable Capacity Building For Decentralization adalah Asian

Development Bank (ADB) melalui kantor pusat manajemen proyek

SCBD di Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri. Sebagai pelaksana kegiatan adalah service provider konsorsium pemenang tender yaitu PT. Widya Graha Asana (PT. WGA) Jakarta. Pelaksanaan

b. Dasar Hukum

1) Loan Agreement antara Pemerintah Indonesia dan Asian

Development Bank (ADB) Nomor Loan 1964-INO yang berlaku

efektif mulai tanggal 5 September 2003.

2) Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan DPRD Kabupaten Sleman Nomor 57/KEP.KDH/A/2010 Nomor 03/N.KES-DPRD/2010 tentang Pelaksanaan proyek Peningkatan Kapasitas yang Berkelanjutan Untuk Desentralisasi Tahap II di Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2011.

3) Surat Mendagri N0 163/CPMO/SCB-DP/IV/2011 tanggal 25 April 2011 perihal Persetujuan ADB Mengenai Negoisasi Kontrak


(18)

442 Additional Package C.2 CB-AP Kabupaten Sleman Proyek SCB-DP: ADB Loan 1964-INO.

4) DIPA Kementerian Keuangan RI No 3103/010-07.4.01/14/2011 tanggal 20 Desember 2010.

5) Kontrak untuk jasa konsultan antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan PT. WGA nomor 001/Kontrak/SCBD/Slm/IV/2011 tanggal 27 April 2011.

c. Bidang yang dikerjasamakan

Bidang yang dikerjasamakan adalah lintas sektor dalam rangka pengembangan kapasitas pemerintahan daerah yang berkelanjutan untuk desentralisasi yang meliputi kerangka peningkatankapasitas, perkuatan kelembagaan, dan pengembangan sumber daya manusia (pendidikan dan latihan).

d. Nama Kegiatan

Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah yang Berkelanjutan untuk Desentralisasi Tahun 2011 (Pendampingan SCBD

Batch I Reward 2011)

e. SKPD Penyelenggaraan Kerjasama

SKPD yang bertanggungjawab untuk penyelenggaraan kegiatan

Sustainable Capacity Building for Decentralization (SCBD) adalah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam hal ini Sekretariat Bappeda. Bappeda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Bappeda adalah sebagai berikut :

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Pengendalian dan Evaluasi

2) Perumusan kebijakan teknis pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan, dan pengelolaan statistik dan informasi pembangunan daerah;

3) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah;


(19)

443 4) Penyelenggaraan dan pengorodinasian penelitian dan

pengembangan pembangunan daerah;

5) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian pengelolaan statistik dan informasi pembangunan daerah

6) Penyelenggaraan evaluasi kebijakan teknis perencanaan statistik, perpustakaan dan kearsipan; dan

7) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang Pengendalian dan Evaluasi

f. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Kegiatan Pendampingan SCBD Kabupaten Sleman Tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4. SDM Penyelenggara Kerjasama SCBD Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II 7

3 SMA 9 3. III 12

4 Sarjana Muda/D3 1 4. IV 3

5 Strata 1 6

6 Strata 2 6

Jumlah 22 Jumlah 22

Sumber: Bappeda

Pejabat struktural pendukung penyelenggaraan SCBD terdiri dari 1 orang PIU eselon II, 1 orang eselon III dan 3 orang eselon IV.

g. Alokasi dan Realisasi Anggaran

Kegiatan pendampingan SCBDP pada tahun 2011 dialokasikan anggaran sebesar Rp487.860.400,00 dari APBD dengan realisasi penggunaan sebesar Rp487.860.400,00 (100%).

h. Jangka Waktu Kerjasama

Jangka waktu kerjasama adalah 1 tahun terhitung sejak ditandatanganinya kontrak antara Pemerintah Kabupaten Sleman

dengan pemenang tender (PT. WGA) nomor

001/Kontrak/SCBD/Slm/IV/2011 tanggal 27 April 2011 sampai dengan akhir tahun 2011.


(20)

444 i. Hasil dari Kerjasama

Terlaksananya 11 kegiatan SCBD Batch I Reward 2011, yang terdiri dari 3 komponen yaitu:

1) Peningkatan Kapasitas

a) Pelatihan Motivasi dan Pengembangan Kerjasama Tim melalui Penguatan Daya Pikir.

b) Pelatihan Teknik Pengukuran Ekonomi c) Pelatihan Pengelola Keuangan Daerah d) Pelatihan Evaluasi Proyek Sektor Publik

e) Penyusunan panduan dan strategi implementasi Open Source System dalam rangka pengembangan tehnologi informasi di kabupaten Sleman yang diarahkan pada perangkat lunak legal sesuai Surat Edaran MenPAN No. 1 Tahun 2009. dengan output kegiatan, meliputi :

(1) Penyusunan kebijakan berupa Surat Keputusan Bupati Sleman No. 299/KDH/A/2011 tentang pemanfaatan open source di kabupaten Sleman.

(2) Pendampingan untuk memandu proses migrasi OSS. f) Survey kepuasan masyarakat ( individu dan bisnis )

Survey dilakukan di kecamatan Ngaglik, Godean dan Minggir, dengan sampel berjumlah 127 responden ( bisnis ) dan 435 responden ( masyarakat ).

Tujuan survey adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat dalam merespon pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah.

Lingkup survey meliputi :

(1) Pelayanan dasar (administrasi dan perijinan)

(2) Infrastruktur dasar dan penggunaannya (jalan, drainase, penerangan jalan, kebersihan jalan, penyediaan air, pembuangan sampah, pengaturan lalu lintas, pemungutan sampah, pencegahan kebakaran).


(21)

445 2) Perkuatan Kelembagaan

a) Penyusunan alat ukur dan implementasi beban kerja pegawai, yang merupakan bagian dari desain besar penataan struktur kelembagaan untuk mencapai performa yang maksimal pada aparatur pemerintah kabupaten Sleman. Penyusunan dilaksanakan di 26 unit kerja pada 10 SKPD.

b) Pengembangan modul SIM pelayanan perijinan terpadu di Kantor Pelayanan Perijinan, Dinas PUP dan Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah dengan melakukan penyempurnaan pada sistemnya sehingga dapat terimplementasi lebih sempurna dalam usaha pelayanan publik.

c) Pengembangan SIM Perencanaan Pembangunan Daerah, berisi modul-modul yang dirancang untuk mampu meningkatkan efektifitas perencanaan pembangunan dari tahap perencanaan hingga pengendalian.

d) Pengembangan aplikasi SIM rumah sakit, yang terintegrasi dengan SIM kemiskinan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan.

3) Pengembangan SDM

a) Pelatihan motivasi dan pengembangan kerjasama tim melalui penguatan daya pikir dengan peserta 88 orang. Dari pelatihan ini diharapkan aparatur pemerintah kabupaten sleman dapat motivasi di level individual dan mampu membangun kerjasama tim dalam organisasi.

b) Pelatihan evaluasi proyek sektor publik dengan peserta 27 orang. Melalui pelatihan ini diharapkan agar pejabat dan staf Pemkab Sleman dapat terlatih dalam penghitungan dan evaluasi terhadap kelayakn suatu proyek/ kegiatan.

c) Pelatihan Pengelola Keuangan Daerah dengan peserta 90 orang, dimaksudkan agar aparatur pengelola keuangan unit kerja dapat terlatih dalam perencanaan dan pengelolaan anggaran berbasis kinerja di UPT Sekolah maupun di BLUD Puskesmas.


(22)

446 d) Pelatihan kebijakan penggunaan perangkat lunak open source

untuk eselon III, IV dan staf dengan peserta 70 orang diharapkan agar pejabat dan staf dapat terlatih dalam menggunakan perangkat lunak berlisensi.

e) Pelatihan tehnik pengukuran ekonomi dengan peserta 30 orang, dimaksudkan agar peserta memiliki kemampuan terlatih terkait penggunaan sumber – sumber data kuantitatif dalam perencanan pembangunan.

j. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi dalam kerjasama program SCBD adalah: 1) Terlambatnya pencairan uang muka

2) Pelaksanaan CBAP 2011 yang singkat, dimulai bulan Oktober 2011 dan harus selesai pada akhir bulan Desember 2011.

Solusi yang ditempuh untuk meminimalisasi permasalahan adalah dengan melakukan koordinasi intensif antara pelaksana, PIU, CPMO dan semua pihak agar kelancaran kegiatan dapat berlangsung dengan baik.

2. Kerjasama daerah dengan pihak ketiga lainnya a. Mitra yang diajak Kerjasama

1) Pemerintah

2) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 3) Universitas Negeri Yogyakarta

4) Universitas Mercu Buana Yogyakarta 5) Universitas Budi Luhur Jakarta 6) Universitas Cenderawasih Papua 7) STIKES Guna Bangsa Yogyakarta 8) STIKES Al Islam Yogyakarta 9) STIKES Wira Husada Yogyakarta 10) POLTEKES Kemenkes Surakarta

11) POLTEKES Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta 12) POLTEKES Kemenkes Yogyakarta


(23)

447 13) AKPER Notokusumo Yogyakarta

14) AKPER Panti Rapih Yogyakarta 15) Akademi Fisioterapi YAB

16) Bapelkes Yogyakarta 17) BPK RI

18) BPKP

19) Kejaksaan Negeri Sleman

20) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DIY 21) PT. Monex Investindo Futures Cabang Yogyakarta

22) PT. Telekomunikasi Indonesia 23) PT. Pikiran Rakyat Bandung 24) PT. Pupuk Kaltim

25) Ponpes Al-Qodir Cangkringan 26) Ponpes Tetirah Dzikir

27) Yayasan Media Group

28) Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU Cabang Yogyakarta 29) Koperasi "Gemah Ripah" Ambarketawang Gamping

30) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM CHARIS, LSM Komunitas Sampan, LSM LOTUS , LSM SILOAM dan LSM KUNCI)

b. Dasar Hukum

1) Perjanjian Urusan Bersama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 1/PK.KDH/A/2011 tentang Program Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan)

2) Perjanjian Kerjasama Pemerintah antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Akademi Fisioterapi YAB Nomor 3/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

3) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan AKPER Panti Rapih Yogyakarta Nomor 4/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan


(24)

448 4) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan AKPER Notokusumo Nomor 5/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

5) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Bapelkes Yogyakarta Nomor 6/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

6) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Poltekes Kemenkes Yogyakarta Nomor 7/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

7) Perjanjian Kerjasama Pemerintah antara Kabupaten Sleman dengan STIKES Al Islam Nomor 8/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

8) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan STIKES Wira Husada Nomor 9/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

9) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan PT. Pikiran Rakyat Bandung Nomor 10/PK.KDH/A/2011 tentang Pembangunan Fisik Dalam Rangka Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gunung api Merapi

10) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Fakultas Kedokteran Gigi UGM Nomor 11/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

11) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Kejaksaan Negeri Sleman Nomor 12/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Bidang Hukum

12) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Universitas Cenderawasih Nomor 13/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

13) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DIY Nomor 14/PK.KDH/A/2011 tentang Perpanjangan Jangka Waktu Nota Kesepahaman antara Kantor Wilayah


(25)

449 Kementerian Hukum dan HAM DIY Nomor:W22-046.HN-03.03 Tahun 2010 dengan Pemkab Sleman Nomor:6/PK.KDH/A/2010 Mengenai Konsultasi dan Bantuan Hukum Melalui Kecamatan. 14) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman

dengan Kementerian PU Nomor 16/PK.KDH/A/2011 tentang PNPM Mandiri Perkotaan.

15) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Ponpes Al-Qodir Nomor 17/PK.KDH/D/2011 tentang Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA di Kabupaten Sleman.

16) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Tetirah Dzikir (Ponpes) Nomor 18/PK.KDH/D/2011 tentang Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA di Kabupaten Sleman.

17) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Koperasi "Gemah Ripah" Ambarketawang Gamping Sleman Nomor 19/PK.KDH/D/2011 tentang Pengelolaan Instalasi Biogas Pasar Buah "Gemah Ripah" Ambarketawang Gamping Sleman.

18) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan LSM LOTUS Nomor 20/PK.KDH/D/2011 tentang Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA di Kabupaten Sleman.

19) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan LSM KUNCI Nomor 21/PK.KDH/D/2011 tentang Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA di Kabupaten Sleman.

20) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan LSM SILOAM Nomor 23/PK.KDH/D/2011 tentang Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA di Kabupaten Sleman.


(26)

450 21) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Kementerian PU Nomor 25/PK.KDH/A/2011 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLP-BK) Neighbourhood Development di Desa Umbulmartani Kecamatan Ngemplak dan Desa Sumberarum Kecamatan Moyudan.

22) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman

Dengan BPK RI Nomor 29/PK.KDH/A/2011 tentang

Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi Untuk Akses Data Pada Pemerintah Kabupaten Sleman Dalam Rangka Pemeriksaan,Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara.

23) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Yayasan Media Group Nomor 30/PK.KDH/A/2011 tentang Pembangunan Gedung SD Gungan di Padukuhan Duwet Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan.

24) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan BPKP Nomor 31/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Rencana Tindak (Action Plan) Upaya Percepatan Peningkatan Akuntabilitas Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Sleman.

25) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU Nomor 32/PK.KDH/A/2011 tentang Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan) Kabupaten Sleman.

26) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman

dengan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta Nomor

33a/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan .


(27)

451 27) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Poltekes Kemenkes Kendari Nomor 33b/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan .

28) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan PT. Telekomunikasi Indonesia Nomor 49/PK.KDH/A/2011 tentang pembangunan Sekolah Dasar Negeri Bronggang Baru di Padukuhan Panggung, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan 29) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman

dengan Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 50/PK.KDH/A/2011 tentang Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMKN 1 Cangkringan

30) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Universitas Negeri Yogyakarta Nomor 51/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Daerah di Kabupaten Sleman.

31) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan LSM CHARIS Nomor 55/PK.KDH/D/2011 tentang Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA di Kab. Sleman .

32) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan LSM Komunitas Sampan Nomor 56/PK.KDH/D/2011 tentang Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA di Kab. Sleman .

33) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Universitas Mercu Buana Yogyakarta Nomor 58/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Daerah di Kabupaten Sleman.

34) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU Cabang Yogyakarta Nomor 59/PK.KDH/A/2011 tentang Pembangunan Gedung SD Negeri Umbulharjo 2 di Padukuhan Gondang Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan.


(28)

452 35) Kesepakatan Bersama Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Universitas Gadjah Mada Nomor 63/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Daerah di Kabupaten Sleman.

36) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman Dengan Universitas Budi Luhur Jakarta Nomor 65/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Daerah di Kabupaten Sleman.

37) Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan PT. Monex Investindo Futures Cabang Yogyakarta Nomor 66/PK.KDH/A/2011 tentang Kerjasama Pengembangan Sarana Prasarana dan Peningkatan Mutu Pendidikan SDN Umbulharjo 2 di Padukuhan Gondang Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman .

38) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman

dengan POLTEKES Kemenkes Surakarta Nomor

69/PK.KDH/D/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

39) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Poltekes Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta Nomor 77/PK. KDH/A/2011 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

c. Bidang yang dikerjasamakan

Bidang yang dikerjasamakan adalah multi bidang yaitu: 1) Hukum

2) Kesehatan 3) Pendidikan

4) Keuangan dan aset

5) Pemberdayaan masyarakat 6) Penanggulangan bencana


(29)

453 d. Nama Kegiatan

Koordinasi Kerjasama Pembangunan Daerah e. SKPD Penyelenggara

Penyelenggaraan kerjasama pemerintah daerah dilaksanakan oleh Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 40 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman. Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi daerah, administrasi wilayah perbatasan, dan kerjasama.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan

2) Perumusan kebijakan bidang administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi daerah, administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama;

3) Penyelenggaraan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah

4) Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang pengembangan otonomi daerah;

5) Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama; dan


(30)

454 6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja

Bagian Tata Pemerintahan

f. Sumber Daya Manusia

Sumber daya penyelenggara kerjasama pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

Tabel 5.5. SDM Penyelenggara Kerjasama Pemerintah Daerah Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II 2

3 SMA 2 3. III 12

4 Sarjana Muda/D3 - 4. IV 5

5 Strata 1 9

6 Strata 2 8

Jumlah 19 Jumlah 19

Sumber: Sekretariat Daerah

SDM berdasarkan Jabatan Struktural dan unsur staf yaitu terdiri dari 4 orang pejabat eselon II, 1 orang pejabat eselon III, dan 3 orang pejabat eselon IV.

i. Sumber dan Jumlah Anggaran

Anggaran untuk mendukung kegiatan kerjasama dan koordinasi antar kabupaten sebesar Rp105.450.000,00 realisasi Rp88.171.600,00 atau 83,61%.

j. Jangka Waktu Kerjasama

Jangka waktu kerja sama dilaksanakan sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani.

k. Hasil dari Kerjasama

1) Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan)

2) Peningkatan Mutu dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan. 3) Pembangunan prasarana dan sarana pendidikan, kesehatan,


(31)

455 4) Pengembangan dan pengeloaan sistem informasi untuk akses data dalam rangka pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan.

5) Pelaksanaan Konsultasi, Penyuluhan dan Bantuan Hukum (Advokasi Permasalahan PNS dan Perangkat Desa).

6) Pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas. 7) Pengelolaan instalasi biogas di Pasar Buah Gamping.

8) Pendampingan Bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA . l. Permasalahan dan Solusi

-

C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal 1. Forum Koordinasi

a. Forum Komunikasi Kebijakan Pimpinan Daerah adalah forum yang melibatkan unsur kepala dan wakil kepala dari institusi Pemerintah Daerah, Kejaksaan Negeri, Kepolisian Resort (Polres), Komando Distrik Militer (Kodim) dan DPRD.

b. Forum Komunikasi Pengadilan Kehakiman Kejaksaan dan Kepolisian (DILKEJAKPOL), melibatkan unsur Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, dan Kepolisian Resort.

2. Materi Koordinasi

Materi koordinasi meliputi berbagai kebijakan pemerintah daerah yang bersifat strategis, di antaranya permasalahan politik, hukum, ketertiban, keamanan dan sosial kemasyarakatan.

3. Intansi vertikal yang terlibat a. Pengadilan Negeri;

b. Kejaksaan Negeri;

c. Kepolisian Resort (Polres); d. Komando Distrik Militer (Kodim); e. Pengadilan Agama;


(32)

456 4. Sumber dan Jumlah Anggaran

Alokasi anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan koordinasi dengan instansi vertikal sebesar Rp372.600.000,00,00 bersumber pada APBD Kabupaten Sleman. Dalam pelaksanaannya anggaran tersebut dapat direalisasikan sebesar Rp327.558.250,00atau sebesar 87,92%. Alokasi anggaran untuk kegiatan Forum Komunikasi Pengadilan Kehakiman Kejaksaan dan Kepolisian sebesar Rp36.550.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp31.000.000,00 atau sebesar 85%.

5. SKPD Penyelenggara

Koordinasi dengan instansi vertikal dilaksanakan oleh Bagian Tata Pemerintahan, Sekretariat Daerah berdasarkan Perda Nomor : 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman. Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi daerah, administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan

b. Perumusan kebijakan bidang administrasi Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,

c. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan


(33)

457 pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah

d. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang pengembangan otonomi daerah

e. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama;dan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan.

6. Sumber Daya Manusia

Sumber daya penyelenggara koordinasi dengan instansi vertikal adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6. SDM Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II 2

3 SMA 2 3. III 12

4 Sarjana Muda/D3 - 4. IV 5

5 Strata 1 9

6 Strata 2 8

Jumlah 19 Jumlah 19

Sumber: Sekretariat Daerah

Pejabat struktural penyelenggaraan koordinasi dengan instansi vertikal adalah 4 orang pejabat eselon II, 1 orang pejabat eselon III, 3 orang pejabat eselon IV.

7. Jumlah kegiatan koordinasi yang dilaksanakan

Kegiatan koordinasi dilaksanakan sebanyak 6 kali dalam bentuk penyelenggaraan Forum Komunikasi Kebijakan Pimpinan Daerah dan 2 kali dalam bentuk Forum Pengadilan Kejaksaaan dan Kepolisian.


(34)

458 8. Hasil dan Manfaat Koordinasi

a. Meningkatnya kualitas koordinasi antar instansi vertikal dalam upaya mewujudkan menjaga keamanan dan ketertiban.

b. Antisipasi berbagai permasalahan keamananan, ketertiban, politik dan hukum di wilayah Kabupaten Sleman.

c. Terdeteksinya secara dini aktivitas masyarakat/kelompok masyarakat yang berpotensi menimbulkan konflik SARA, teroris dan lainnya yang mengancam/merugikan keamanan/ketertiban daerah.

d. Meningkatnya sistem keamanan pada lapisan masyarakat paling bawah dengan merevitalisasi fungsi siskamling.

9. Tindaklanjut Hasil Koordinasi

a. Koordinasi dan kerjasama yang lebih erat antar isntansi dalam mewujudkan dan menjaga keamanan dan ketertiban.

b. Antisipasi dan deteksi dini terhadap berbagai potensi permasalahan terkait keamanan, ketertiban dan potensi konflik serta kerawanan sosial.

c. Berjalannya sistem keamanan mandiri dan kewaspadaan dini dalam masyarakat.

10. Hal-hal lain

Koordinasi dengan instansi vertikal juga dilaksanakan dengan Kantor Pertanahan, Badan Pusat Statistik dan Kantor Kementerian Agama. Hal ini dilakukan untuk memperlancar penyelenggaraan pemerintahan di daerah

D. Pembinaan Batas Wilayah

Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2011 melaksanakan program pengembangan wilayah perbatasan dalam bentuk kegiatan koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar daerah dengan realisasi berupa koordinasi dalam rangka inventarisasi permasalahan di wilayah perbatasan baik perbatasan antar daerah dalam satu Provinsi DIY maupun antar daerah di Provinsi Jawa Tengah, serta permasalahan antar kecamatan dan desa dalam satu kabupaten, serta fasilitasi penyelesaian permasalahan batas daerah.


(35)

459 Pada Program Peningkatan Administrasi Pemerintahan dilaksanakan kegiatan penegasan batas wilayah Kecamatan se Kabupaten Sleman yang mengambil lokus wilayah perbatasan Kecamatan Turi yang berbatasan dengan Kecamatan Pakem, Kecamatan Tempel, Kecamatan Sleman, dan Kecamatan Ngaglik, dengan ruang lingkup dan realisasi kegiatan meliputi survey/pelacakan kembali dan penentuan garis batas wilayah sementara Kecamatan Turi sebanyak 35 titik, pemasangan 35 pilar batas wilayah Kecamatan Turi, buku laporan dan peta kerja 6 eksemplar. Selain wilayah perbatasan Kecamatan Turi, juga dilakukan penegasan batas di wilayah perbatasan Kecamatan Cangkringan, yang berbatasan dengan Kecamatan Pakem, Kecamatan Turi, dan Kecamatan Ngemplak dengan memasang 27 pilar batas wilayah Kecamatan dan 61 pilar batas wilayah desa dalam wilayah Kecamatan Cangkringan, buku laporan dan 1 buah peta kerja 1 eksemplar.

1. Permasalahan Batas Wilayah Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi.

a. Belum diterbitkannya Permendagri tentang batas Daerah antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul, sehingga belum ada kepastian hukum penyelesaian batas antara Kabupaten Bantul dan Sleman.

b. Kurang rapatnya pilar batas di wilayah perbatasan antara Desa Catur Tunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan Kecamatan Umbulharjo dan Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta sehingga batas di lapangan kurang jelas.

c. Penambangan bahan galian Golongan C di Sungai Progo yang tidak terkendali sehingga mengancam kelestarian lingkungan perbatasan alam antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon Progo. d. Batas antara desa di beberapa Kecamatan (Pandowoharjo

Sleman-Donoharjo Ngaglik, Triharjo Sleman-Sumberadi Mlati) masih belum jelas, sehingga menimbulkan permasalahan dalam penetapan, penagihan dan pembayaran PBB.

2. Solusi yang dilakukan dan tingkat penyelesaian. Solusi yang telah dilakukan antara lain:


(36)

460 a. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bantul, Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dalam upaya percepatan tindak lanjut dari Pemerintah Pusat untuk menerbitkan Permendagri tersebut. b. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk

mencermati kembali pilar batas yang sudah terpasang.

c. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam rangka pengendalian penambangan sepanjang aliran Sungai Progo.

d. Melakukan penegasan batas wilayah kecamatan dan koordinasi dengan kecamatan serta pemerintah desa, sehingga batas wilayah desa antar kecamatan menjadi jelas.

3. SKPD Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah

SKPD penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah dilaksanakan oleh Bagian Tata Pemerintahan, Sekretariat Daerah berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman.

Berdasarkan Peraturan Bupati tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah, pengembangan otonomi daerah, administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bagian Tata Pemerintahan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan

b. Perumusan kebijakan bidang administrasi Pelaksanaan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan administrasi penyelengaraan pemerintahan daerah,


(37)

461 c. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi pemerintahan daerah

d. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang pengembangan otonomi daerah

e. Penyelenggaraan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan pembinaan administrasi dan aparatur bidang administrasi wilayah perbatasan dan kerjasama;dan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bagian Tata Pemerintahan.

4. Sumber Daya Manusia

Sumber daya penyelenggara pembinaan batas wilayah adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8. SDM Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I -

2 SMP - 2. II 2

3 SMA 2 3. III 12

4 Sarjana Muda/D3 - 4. IV 5

5 Strata 1 9

6 Strata 2 8

Jumlah 19 Jumlah 19

Sumber: Sekretariat Daerah

Pejabat struktural penyelenggaraan koordinasi dengan instansi vertikal adalah 4 orang pejabat eselon II, 1 orang pejabat eselon III, 3 orang pejabat eselon IV.

E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam 1. Bencana yang terjadi dan penanganannya

Erupsi Merapi 2010 meninggalkan sedimen material vulkanik yang berada di sekitar kawasan Gunungapi Merapi dengan volume ±130 juta m3. Hasil


(38)

462 kajian BPPTK Vulkanologi pada awal tahun 2011 menyatakan bahwa banjir lahar hujan berpotensi terjadi di sungai-sungai yang berada di sektor selatan (berada di wilayah Kabupaten Sleman). Estimasi volume tersebut adalah 34 juta m3 di alur Kali Gendol, 5 juta m3 di alur Kali Opak, 3,7 juta m3 di alur Kali Kuning dan 2 Juta m3 di alur Kali Boyong.

Banjir lahar hujan potensial terjadi ketika hujan turun dengan curah dan intensitas yang tinggi dan durasi yang lama. Banyaknya volume sedimen material vulkanik dan posisi sedimen yang berada di lereng curam semakin memungkinkan terjadinya banjir lahar hujan. Banjir ini merupakan ancaman bagi warga yang bermukim di sepanjang aliran Kali Gendol, Kali Opak, Kali Boyong, Kali Kuning, Kali Krasak dan Kali Progo (ruas Minggir). Banjir lahar hujan semakin berbahaya karena membawa material lahar dingin berupa pasir, batu, batangan kayu, sisa-sisa bangunan rumah dan abu vulkanik. Selama musim hujan tahun 2011 telah terjadi beberapa kali banjir lahar hujan, dengan catatan banjir lahar yang paling besar sebagai berikut : a. Banjir Lahar hujan tanggal 19 dan 22 Maret 2011

Curah hujan dengan intensitas tinggi di kawasan lereng Merapi pada hari Sabtu tanggal 19 Maret 2011 dan Selasa 22 Maret 2011 menyebabkan banjir lahar hujan berdampak pada wilayah-wilayah sebagai berikut:

1. Dampak banjir lahar di Kecamatan Cangkringan :

Tingginya kecepatan arus banjir lahar dan besarnya volume material di Kali Gendol dan Opak menyebabkan hanyutnya jembatan darurat yang baru proses dibangun (80%) di Desa Argomuyo dan menimbulkan korban sebanyak 3 orang korban luka, 73 rumah tertimbun material (di Padukuhan Panggung, Teplok, Banaran, Jaranan, Cawisan, Brongkol, dan Guling), 1 rumah cagar budaya tertimbun material, 1 masjid tertimbun material, 7 ekor sapi dan 1 ekor kambing mati terbawa aliran, 11 unit sepeda motor tertimbun material, serta lahan sawah siap panen tertimbun material. Bencana


(39)

463 banjir lahar juga mengakibatkan ambrolnya gorong-gorong di Shelter

Banjarsari Desa Glagaharjo.

2. Dampak banjir lahar Kecamatan Ngemplak

Tingginya kecepatan arus banjir lahar di Kali Gendol dan Opak mengakibatkan kerusakan di wilayah Kecamatan Ngemplak, yaitu di Desa Sindumartani berupa kerusakan 34 rumah, 14 buah kolam ikan produksi milik warga tertimbun, 5,2 hektare lahan padi siap panen seluas milik 23 warga tertimbun, sumur tercemar lumpur, dan rusaknya 2 rumah di Desa Bimomartani.

3. Dampak banjir lahar di Kecamatan Prambanan

Banjir lahar hujan di Kali Gendol menimbulkan kerusakan sampai radius 25 km dari puncak Merapi di Desa Bokoharjoyaitu rusaknya 1 rumah di Padukuhan Kranggan Randusari.

4. Dampak banir lahar di Kecamatan Kalasan

Dampak banjir lahar hujan di Desa Purwomartani antara lain 1 orang terluka, 1 rumah rusak berat, talud sepanjang 56 m ambrol dan 7 rumah tegerus di Padukuhan Sanggrahan.

5. Dampak banjir lahar di Kecamatan Depok

Banjir lahar yang terjadi di Kali Boyong mengakibatkan 16 rumah kemasukan material lahar dan membuat 60 warga di Desa Caturtunggal mengungsi selama 3 hari.

b. Banjir Lahar hujan 1 Mei 2011

Hujan deras dengan durasi yang panjang pada hari Minggu 1 Mei 2011 menimbulkan banjir lahar hujan yang berdampak sebagai berikut:

1. Dampak banjir lahar hujan di Kecamatan Cangkringan

Derasnya aliran banjir lahar hujan di Kali Opak menyebabkan jebolnya tanggul di ruas Padukuhan Teplok Desa Argomulyo dan mengakibatkan material lahar hujan masuk ke permukiman sehingga 3 rumah warga Teplok mengalami kerusakan. Untuk mengamankan masyarakat, warga diungsikan ke Padukuhan Kwangen. Selain itu


(40)

464 bronjong yang baru dipasang untuk mengamankan tebing di Banjarharjo ikut hanyut terbawa arus banjir.

2. Dampak banjir lahar hujan di Kecamatan Ngemplak

Meluapnya banjir lahar hujan di Kali Opak pada ruas Padukuhan Ngerdi dan jebolnya tanggul Kali Gendol di ruas Padukuhan Rogobangsan menyebabkan 52 unit rumah warga rusak tertimbun material lahar. Korban banjir lahar hujan diungsikan ke tempat-tempat aman sebagai berikut:

(a) 51 KK warga Ngerdi diungsikan di SD Rogobangsan, kemudian dipindahkan ke barak pengungsian SMA Veteran di Bimomartani. (b) Warga Tambakan dan Bokesan diungsikan ke Desa Bimomartani;

sedangkan warga Padukuhan Morangan, Brongkol dan Cangkringan diungsikan ke PSAA Banjarharjo.

Adapun data kerusakan di Padukuhan Ngerdi Sindumartani adalah 7 unit rumah rusak berat, 19 unit rumah rusak sedang, 16 unit rumah rusak ringan, 1 mobil pick up rusak, 1 unit traktor rusak, 3 ekor kambing mati dan 1 unit kandang ayam petelur dengan kapasitas 10.000 ekor roboh total.

Sementara itu derasnya aliran banjir lahar hujan di Kali Kuning ruas Padukuhan Sawahan menyebabkan bangunan bendung irigasi rusak berat, dan mengganggu suplai air untuk persawahan di Desa Umbulmartani.

3. Dampak banjir lahar di Kecamatan Prambanan

Banjir lahar hujan Kali Opak yang melanda wilayah Prambanan, terjadi di ruas Padukuhan Randusari Desa Bokoharjo yang menyebabkan 2 rumah warga mengalami kerusakan.

4. Dampak banjir lahar di kecamatan Minggir

Banjir lahar hujan di Kali Progo menyebabkan tinggi muka air Kali Progo meningkat, sehingga banjir lahar hujan meluap dan merendam 4 rumah warga sampai setinggi 1,5 m di Padukuhan Kisik I, Sendangagung.


(41)

465 c. Bencana angin kencang

Bencana angin kencang sering kali terjadi pada musim pancaroba, dan secara statistik terjadi pada siang sampai dengan petang hari. Jumlah kejadian bencana angin kencang berfluktuasi tergantung cuaca dan kondisi alam.

Data menunjukkan bahwa tahun 2010 tercatat terdapat 19 kejadian dan pada tahun 2011 terdapat 8 kejadian. Walaupun terjadi penurunan kejadian, tetapi dampak bencana di tahun 2011 lebih besar yaitu menimpa 149 rumah, sedangkan pada tahun 2010 menimpa 71 rumah. Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2011 telah menyalurkan bantuan kepada korban akibat angin kencang sebesar Rp83.450.000,00.

Kejadian angin kencang yang paling merugikan tercatat pada tanggal 2 Desember 2011 yang mengakibatkan 113 rumah rusak ringan hingga berat, di Kecamatan Ngemplak, Gamping, Minggir, dan Moyudan. Angka estimasi total kerugian akibat bencana angin kencang mencapai Rp643.200.000,00. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mengerahkan tim reaksi cepat yang dilengkapi dengan gergaji mesin dan mobil hidrolik untuk membuka akses jalan yang tertutup akibat pohon tumbang, sehingga lalulintas kembali normal.

2) Membawa korban luka ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. 3) Melakukan kajian cepat dan verifikasi korban bencana untuk bantuan

korban bencana. d. Bencana Kekeringan

Di wilayah Kecamatan Prambanan kekeringan terjadi di 3 desa yaitu Wukirharjo (Padukuhan Klumprit I, Klumprit 2), Gayamharjo (Padukuhan Lemahbang, Nawung, Kalinongko Kidul, Jali dan Gayam), Sumberharjo (Padukuhan Umbulsari A dan B) dan Sambirejo (Padukuhan Sumberwatu, Dawangsari, Gedang Atas dan Mlakan). Kekeringan di


(42)

466 wilayah Kecamatan Gamping terjadi di Padukuhan Sembung, Balecatur.

Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut:

1) Pengoperasian sistem jaringan air baku Prambanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sehingga sedikit demi sedikit ketergantungan masyarakat terhadap droping air bersih dikurangi.

2) Pada tahun 2011 droping air bersih dilakukan secara selektif, terutama di daerah yang jauh dari sistem jaringan air baku. Droping 100 tangki air tersebut ditujukan bagi penduduk di wilayah Desa Wukirharjo, Gayamharjo, Sambirejo, Sumberharjo, dan Balecatur sebanyak.

e. Bencana Tanah Longsor

Potensi bencana tanah longsor banyak terjadi di wilayah Kecamatan Prambanan. Kondisi tersebut disebabkan oleh banyaknya rumah yang dibangun di bawah perbukitan, di mana hal tersebut memicu terjadinya tanah longsor ketika terjadi hujan dengan curah tinggi. Pada tahun 2011 terjadi 2 kali bencana tanah longsor di wilayah Kecamatan Prambanan yang mengakibatkan 3 rumah rusak. Sebagai bentuk kepedulian telah diberikan bantuan sosial untuk korban bencana sebesar Rp2.000.000,00.

2. Antisipasi Daerah dalam penanggulangan Bencana

Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam diperlukan manajemen penanggulangan bencana alam. Hal ini merupakan kegiatan yang berkesinambungan dan tersistem secara baik pada masa pra bencana, pada saat bencana terjadi maupun pada masa pasca bencana. Antisipasi terhadap terjadinya bencana yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman, terutama pasca erupsi Merapi 2010, dilakukan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:

a. Perlindungan masyarakat kawasan rawan bencana, meliputi:


(43)

467 2) Pembuatan bronjong di tanggul-tanggul sungai yang kritis dan

mengancam pemukiman di sekitarnya.

3) Droping air bersih di kawasan terdampak langsung Merapi.

b. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Mitigasi Bencana meliputi : 1) Operasional Penanggulangan Bencana Alam .

2) Pemantauan dan penyebaran infromasi potensi bencana berupa sosialisasi kawasan rawan bencana di 3 Kecamatan.

3) Operasional dan Pelatihan SAR . 4) Wajib latih Penanggulangan Bencana.

5) Pembinaan Pengelolaan Air Baku Kawasan Kekeringan di Kecamatan Gamping dan Kecamatan Gamping.

6) Gladi Lapang penanggulangan bencana alam.

c. Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana meliputi :

1) Operasional dan pemeliharaan 2 unit bunker dan 2 sistem Early

Warning System (EWS).

2) Penyusunan peta resiko gempa bumi dan penyusunan data base

kawasan rawan Merapi.

3) Pembangunan EWS banjir lahar hujan.

4) Fasilitasi komunitas peduli bencana berupa alat komunikasi, baju lapangan, bantuan lampu penerangan kepada 6 komunitas di Cangkringan, Pakem, Turi, dan Minggir, yang melakukan upaya pemantauan di sungai-sungai yang berhulu di Merapi.

d. Melaksanakan penyuluhan-pelatihan pemadam kebakaran dan monitoring sarana PBK.

e. Tahap Rehabilitasi dan rekonstruksi merapi

Rencana aksi (renaksi) rehabilitasi dan rekonstruksi Merapi menentukan beberapa program kegiatan berdasarkan sub sektor sebagai berikut (1) Sektor perumahan

Sektor perumahan terdiri dari sub sektor perumahan dan sub sektor taman. Jumlah rumah masuk program rehab rekon sebanyak 2.682 unit.


(44)

468 (2) Sektor Infrastruktur

Pembangunan infrastuktur meliputi jalan, jembatan/gorong-gorong, gedung pemerintah, air bersih, bendung/irigasi/sungai/mata air, energi, serta komunikasi dan informatika.

(3) Sektor Sosial

Sektor sosial yang terdampak oleh erupsi Merapi antara lain sub sektor kesehatan, lembaga sosial, agama, budaya dan pendidikan. (4) Sektor ekonomi

Berhentinya proses produksi dan distribusi transaksi ekonomi mematikan potensi pendapatan yang seharusnya diperoleh masyarakat.

(5) Lintas Sektor

Pada akhir 2011, tahapan rehab rekon masih pada tataran pematangan rencana sektor infrastruktur, sosial, ekonomi, dan lintas sektor. Renaksi direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012. Sebagai sebuah perkecualian, pada akhir tahun 2011rehab rekon sektor pemukiman telah dilaksanakan yaitu pembangunan 146 rumah hunian tetap di Kepuharjo, Wukirsari dan dilanjutkan proses pembangunan 400 rumah di Umbulharjo, dan Kepuharjo. Total target penerima rehab rekon pemukiman tahun 2011 adalah 546 rumah/KK.

3. Sumber dan Jumlah Anggaran

Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan urusan Pencegahan dan Penanggulangan Bencana adalah Rp1.591.631.500,00 dalam pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp1.412.410.455,00 atau sebesar 88,74%.

4. SKPD yang menangani

SKPD yang menangani penanggulangan bencana adalah Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sleman yang dibentuk sesuai dengan Perda Nomor 9 Tahun


(45)

469 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemeritah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 36 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sleman.

a. Bidang Penanggulangan Bencana

Struktur Organisasi Bidang Penanggulangan Bencana adalah sebagai berikut:

1) Subbidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;

2) Subbidang Operasional Penanggulangan Bencana; dan 3) Subbidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Bidang Penanggulangan Bencana mempunyai tugas

menyelenggarakan dan mengoordinasikan pencegahan, kesiapsiagaan dan operasional penanggulangan bencana, serta rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Bidang Penanggulangan Bencana mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana kerja bidang penanggulangan bencana;

2) Perumusan kebijakan teknis pencegahan, kesiapsiagaan dan operasional penanggulangan bencana, serta rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana;

3) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana;

4) Penyelenggaraan, pengkoordinasian dan pembinaan operasional penanggulangan bencana;

5) Penyelenggaraan dan pengkoordinasian rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana; dan

6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja bidang penanggulangan bencana.

b. Bidang Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Struktur Organisasi Bidang Penanggulangan Bahaya Kebakaran adalah sebagai berikut :

1) Subbidang pemadam kebakaran; dan


(46)

470 Bidang Penanggulangan Bahaya Kebakaran mempunyai tugas menyelenggarakan dan membina operasional dan pengelolaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran. Bidang Penanggulangan Bahaya Kebakaran mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Penanggulangan Bahaya Kebakaran;

2) Perumusan kebijakan teknis operasional dan pengelolaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran;

3) Penyelenggaraan dan pembinaan operasional pemadam kebakaran; 4) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan sarana dan

prasarana pemadam kebakaran; dan

5) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang Penanggulangan Bahaya Kebakaran.

5. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan

Sumber daya penyelenggara urusan Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Alam sebagaimana tabel berikut.

Tabel 5.9. SDM Penyelenggara Penangulangan Bencana Alam dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I 0

2 SMP 1 2. II 28

3 SMA 41 3. III 21

4 Sarjana Muda/D3 0 4. IV 1

5 Strata 1 5

6 Strata 2 3

Jumlah 50 Jumlah 50

Sumber: Bakesbanglinmas dan PB

6. Kelembagaan yang dibentuk

Fungsi penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, dan Penanggulangan sesuai Perda Nomor 9 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dengan terbitnya Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penggulangan Bencana Daerah serta pelaksanaan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


(47)

471 Penanggulangan Bencana, di setiap kabupaten kota dapat dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Kabupaten Sleman telah mengimplementasikan pembentukan BPBD melalui Perbup No 34/2010 tanggal 1 Desember 2010 yang mewadahi ketugasan penanggulangan bencana pada dinas yang memiliki fungsi yang bersesuaian dengan fungsi penanggulangan bencana.

7. Potensi bencana yang diperkirakan terjadi a. Erupsi Merapi

Gunung Merapi di Sleman merupakan salah satu gunung teraktif di dunia dengan tinggi puncak hampir 3000 meter di atas permukaan laut. Merapi merupakan gunung api dengan karakteristik stratovolkano yaitu tubuh gunung api tinggi berbentuk kerucut yang terbentuk dari endapan awan panas dan lava berselang-seling. Merapi memiliki periode erupsi yang singkat (terpendek hanya 2 tahun) sehingga menjadi ancaman bahaya bagi kehidupan disekitarnya.

Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya piroclastic flow/awan panas (wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya merupakan letusan Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik (batu, pasir dan abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan derajat celcius. Awan panas Merapi yang merupakan bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai 100 km/jam sejauh belasan kilometer. Abu yang dikeluarkan akan menyebar menurut arah dan besar angin, berpotensi merusak tanaman pertanian, mencemarkan air serta mengganggu pernafasan. Awan panas mempunyai daya rusak luar biasa dengan temperatur yang sangat tinggi sehingga dapat menghancurkan bangunan.

Kawasan rawan bencana awan panas akibat erupsi 2010 menjadi lebih luas daripada erupsi-esrupsi sebelumnya. Kondisi tersebut lebih mengancam mengingat bukaan kawah berada di tenggara/Kecamatan Cangkringan, dengan eksisting lereng sungai yang penuh terisi material endapan vulkanik. Keadaan tersebut mengakibatkan material awan


(1)

473 d. Bahaya angin kencang dan kekeringan

Terdapat 10 kecamatan yang rawan bencana angin kencang di Kabupaten Sleman yakni Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Berbah, Mlati, Turi, Tempel, Seyegan, Moyudan dan Godean.

Resiko kekeringan di wilayah Kabupaten Sleman juga dihadapi oleh masyarakat yang bermukim di wilayah dengan ketersediaan air sangat rendah dan muka air tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki resiko bahaya kekeringan adalah Desa Gayamharjo, Prambanan dan sebagian wilayah Kecamatan Gamping.

e. Gempa Bumi

Berdasarkan peta mikrozonasi gempa yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sleman, daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi berada di wilayah Kecamatan Berbah, Kalasan dan Prambanan. Hal ini terjadi karena kawasan tersebut berada yang berada di jalur patahan aktif Cesar Opak.

Kawasan dengan amplifikasi tinggi dan sangat tinggi terdapat di Desa Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani Kecamatan Kalasan, Desa Kalitirto, Tegaltirto dan Sendangtirto Kecamatan Berbah dan di Desa Bokoharjo, Desa Sumberharjo dan Wukirharjo Kecamatan Prambanan. Jenis batuan yang ada di wilayah Kabupaten Sleman yang terdiri dari lapisan batuan sedimen hasil erupsi Merapi menyebabkan bertambahnya efek getaran gempa sehingga dapat dirasakan di seluruh wilayah Sleman.

f. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum 1. Gangguan yang Terjadi

Gangguan yang disebabkan oleh konflik berbasis SARA, anarkisme dan separatisme tidak terjadi di wilayah Kabupaten Sleman. Namun demikian tercatat angka kejahatan pada tahun 2010 sebanyak 421 kasus meliputi pencurian dan perampasan, penipuan, pembunuhan, penganiayaan, penggelapan, pemerasan, perjudian, perkosaan, penemuan mayat, lakalantas dan unjuk rasa. Hal demikian menunjukkan bahwa secara umum


(2)

474 penyelenggaraan keamanan ketertiban di wilayah Kabupaten Sleman pada tahun 2011 berjalan dengan baik.

2. SKPD yang Menangani Ketentraman dan Ketertiban Umum

SKPD yang menangani penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum adalah Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana serta Satuan Polisi Pamong Praja. SKPD dibentuk dengan Perda Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 36 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sleman, dan Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamog Praja.

Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sleman mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesatuan bangsa, politik dalam negeri, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana dan penanganan kebakaran. Dalam penyelenggaraan tugas tersebut Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Klabupaten Sleman Mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesatuan bangsa, politik dalam negeri, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana dan penanganan kebakaran.

b. Pelaksanaan tugas bidang kesatuan bangsa, politik dalam negeri, perlindungan masyrakat, penanggulangan bencana dan penanganan kebakaran.

c. Penyelenggaraan pelayanan bidang kesatuan bangsa, politik dalam negeri, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana dan penanganan kebakaran.

d. Pembinaan kesatuan bangsa, politik dalam negeri, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana dan penanganan kebakaran. e. Pengoodinasian kesatuan bangsa, politik dalam negeri, perlindungan


(3)

475 f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang ketentraman, ketertiban umum, dan penegakan peraturan perundang-undangan. Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang ketentraman, ketertiban umum, dan penegakan peraturan perundang-undangan;

b. Pelaksanaan tugas ketentraman, ketertiban umum, dan penegakan peraturan perundang-undangan;

c. Penyelenggaraan pelayanan umum bidang ketentraman, ketertiban umum, dan penegakan peraturan perundang-undangan;

d. Pengoordinasian penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum, dan penegakan peraturan perundang-undangan;

e. Pembinaan ketentraman, ketertiban umum, dan penegakan peraturan perundang-undangan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan Sumberdaya penyelenggara Ketentraman dan ketertiban Umum adalah:

Tabel 5.9. SDM Penyelenggara Ketentraman dan Ketertiban Umum Jumlah SDM (orang)

No. Jenis Pendidikan Jumlah No Golongan Jumlah

1 SD - 1. I 2

2 SMP 5 2. II 88

3 SMA 118 3. III 75

4 Sarjana Muda/D3 4 4. IV 8

5 Strata 1 37

6 Strata 2 9

Jumlah 173 Jumlah 173

Sumber: Bakesbanglinmas dan PB dan Satpol PP 4. Sumber dan Jumlah Anggaran

Alokasi anggaran yang disediakan APBD untuk penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum sebesar Rp 2.039.697.700,00 Dalam pelaksanaannya anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp2.011.159,00 atau sebesar 98,60% .


(4)

476 5. Penanggulangan dan Kendalanya

Dalam rangka menanggulangi gangguan ketentraman dan ketertiban, maka disusun program kegiatan sebagai berikut:

a. Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran dengan kegiatan:

1) Pendidikan dan Pelatihan Pertolongan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran.

2) Penyuluhan Pencegahan Bahaya Kebakaran. a) Penyuluhan dan pelatihan PBK

b) Kesamaptaan petugas Damkar

3) Pencegahan dan Pengendalian bahaya kebakaran

a) Pemeriksaan peralatan PBK di Instansi Pemerintah /Swasta dan pemeriksaan sarana prasarana Perlindungan Bangunan Instansi Pemerintah/ Swasta.

b) Pengadaan sarana prasarana pemadam kebakaran 4) Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran

a) Posko Siaga PBK

b) Operasional pemadam kebakaran dan pengamanan c) Kesiapsiagaan PBK

b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan kegiatan:

1) Bimtek, workshop, seminar, lokakarya berupa Operasional Korsik Pemda

2) Pengelolaan Kepegawaian

c. Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal dengan kegiatan:

1) Peningkatan Kapasitas Aparat dalam rangka pelaksanaan Siskamswakarsa

a) Pembinaan Linmas tingkat kabupaten b) Pembinaan Linmas tingkat kecamatan c) Optimalisasi Rupusdalkom

d) Pembentukan dan Pembinaan Tim SAR Air 2) Operasional Linmas dan Kesiapsiagaan Linmas


(5)

477 b) Operasional Linmas di 17 Kecamatan

c) Pengerahan Linmas

d) Karya Bhakti Linmas dalam mendukung kegiatan TMMD

e) Fasilitasi dan koordinasi Kasatgas Desa dan kasi Trantib Kecamatan

f) Implementasi Wasbang ( Upacara Bendera) g) Belanja Modal

d. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragamayang diwujudkan dalam Forum kerukunan umat beragama.

e. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan kegiatan:

1) Pembinaan Wasbang dan Pemantapan Ideologi Negara 2) Peningkatan Pemahaman Wawasan Kebangsaan

a) Forkom wawasan Kebangsaan bagi Generasi Muda antar Etnis dan Suku

b) Deteksi Dini dan Cegah Intellijen

c) Monitoring/pengawasan dan Update Data bekas Anggota OT 3) Pemantauan dan pendataan WNA/WNI keturunan, NGO (LSM) dan

Lembaga Asing

f. Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan kegiatan: 1) Penyuluhan kepada masyarakat

a) Sosialisasi pemahaman Kehidupan Demokrasi dan HAM b) Peningkatan peran serta Organisasi Kemasyarakatan c) Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Politik

2) Koordinasi Forum-forum diskusi Politik dengan kegiatan Verifikasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik

3) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)

4) Tim koordinasi Kelancaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah


(6)

478 g. Program Pembinaan dan Fasilitasi Ketertiban Masyarakat dengan

kegiatan:

1) Pembinaan dan fasilitasi ketertiban masyarakat 2) Pengawasan dan pengendalian keamanan h. Program Penegakan Hukum dengan kegiatan:

1) Operasional PPNS terhadap pelanggaran Perda 2) Operasi penertiban

5. Keikutsertaan aparat keamanan dalam penanganan

Dalam upaya meningkatkan ketentraman dan ketertiban, koordinasi dan pelibatan instansi terkait selalu diilakukan, sehingga penanganan permasalahan ketentraman dan ketertiban dapat dilaksanakan secara optimal. Aparat yang terlibat meliputi: Kepolisian, TNI, PPNS, Polisi Pamong Praja dan aparat instansi terkait.