Sektor Primer TANTANGANISU STRATEGIS 1. Fisik dan Prasarana

2.2.2. Ekonomi

Kondisi perekonomian selama lima tahun terakhir digunakan sebagai tolok ukur dalam memproyeksi indikator makro ekonomi sebagai berikut: 1. Produk Regional Bruto PDRB Kota Bogor tahun 2025 diproyeksikan sebesar Rp. 12.486.264,53 juta dengan rata- rata laju pertumbuhan sampai tahun 2025 sebesar 6,49 serta PDRB per Kapita sebesar Rp. 8.350.649,78. 2. Proporsi pengeluaran pemerintah terhadap PDRB kota Bogor tahun 2025 adalah : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD sebesar 6,52 yang di dalamnya terdiri dari : a Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar 0,93 dan b Dana Perimbangan sebesar 5,59 . 3. Proporsi PAD terhadap APBD diharapkan meningkat menjadi 14.25 per tahun hingga tahun 2025. 4. Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor tahun 2025 diprediksikan akan mencapai 86,85. Gambaran Struktur Perekonomian Kota Bogor di 20 tahun yang akan datang adalah sebagai berikut :

A. Sektor Primer

Perkembangan Sektor Primer di 20 tahun yang akan datang akan semakin kecil kontribusinya terhadap PDRB Kota Bogor yakni sekitar 0,33 tahun 2010, 0,31 tahun 2015, 0,29 tahun 2020 dan 0,26 di tahun 2025. Hal ini termasuk logis disebabkan oleh semakin menyempitnya lahan pertanian. Tantangan di sektor primer adalah meningkatkan produksi dengan luas lahan yang terbatas intensifikasi lahan, meningkatkan nilai tambah added value dan daya saing produk pertanian. Rendahnya nilai tambah sektor pertanian, menuntut suatu upaya peningkatan industri hilir sistem agribisnis, sehingga dapat menghasilkan produk akhir pertanian yang berkualitas yang berdaya saing. Tantangan dalam pengembangan subsistem pemasaran On-farm agribisnis yang dapat menunjang peningkatan penjualan, pendayagunaan sistem informasi serta pendayagunaan dan penciptaan pasar dalam negeri. Mengembangkan subsistem Jasa Penunjang Supporting Institution sehingga dapat mendukung peningkatan produk pertanian terutama bagi komoditi yang menjadi komoditas ekspor seperti ikan hias.

1. Pertanian, Diperkirakan pembangunan sub sektor pertanian tanaman

pangan, di Kota Bogor di masa depan akan menghadapi masalah utama berupa lahan yang semakin menyempit seiring dengan perkembangan Kota Bogor. Hal ini terlihat dari kontribusi sub sektor ini terhadap PDRB yang terus menurun, yaitu 0.2113 pada tahun 2010, 0,2085 tahun 2015, 0,2036 tahun 2020 dan 0,1966 tahun 2025. a. Hal yang sama juga terjadi pada sub sektor perkebunan. Kontribusinya semakin menurun, yaitu 0,00043 pada tahun 2010, 0,00040 tahun 2015, 0,00037 tahun 2020 dan 0,00034 tahun 2025. b. Sub sektor Pengusahaan ternak kontribusinya juga terus turun, yaitu 0,0788 pada tahun 2010, 0,0670 tahun 2015, 0,0564 tahun 2020 dan 0,0470 tahun 2025. Hal ini mungkin disebabkan tidak tersedianya padang rumput untuk pengembalaan ternak terutama ternak besar: sapi, kerbau dan kuda di Kota Bogor saat ini maupun di masa yang akan datang sehingga sangat kecil peluang untuk pengembangan ternak besar dengan cara penggembalaan baik saat ini maupun dimasa mendatang. c. Sub sektor perikanan kontribusinya juga menurun, yaitu 0,0412 pada tahun 2010, 0,0322 tahun 2015, 0,0249 tahun 2020 dan 0,0191 tahun 2025. Untuk komoditi ikan konsumsi di masa yang akan datang kemungkinan besar akan mengalami titik jenuh disebabkan jumlah areal kolam yang terbatas, sedangkan komoditi ikan hias di Kota Bogor masih dapat dikembangkan dikarenakan tidak terkait langsung dengan luas lahan, karena dapat diusahakan pada skala rumah tangga. 2. Sektor pertambanganPenggalian sampai saat ini belum ditemukan potensi bahan tambanggalian di wilayah Kota Bogor.

B. Sektor Sekunder Diperkirakan kontribusi PDRB sektor sekunder Kota Bogor yang