4 Hasil Penelitian Sailer et al. 2006 menunjukkan bahwa testis tikus yang terkena
radiasi 400 rad menghasilkan sperma yang banyak mengalami abnormalitas pada morfologinya. Pada tingkat penyinaran yang kronik maka testis menjadi atrofis dan mengecil
serta fibrotik, dua atau tiga bulan setelah iradiasi terjadi penebalan pada dasar membram tubulus yaitu dengan adanya perubahan hyaline pada jaringan pengikat. Pada keadaan ini,
sperma yang rusak telah disingkirkan, dan memperlihatkan tidak adanya proses spermatogenesis. Beberapa sel sertoli dan sel Leydig tidak diubah.
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas Sperma mencit jantan dewasa Mus musculus L. yang diradiasi dengan sinar X.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai landasan pengetahuan dan dapat memberikan sumbangan informasi tentang efek radiasi sinar X terhadap kualitas
sperma, sehingga pada manusia, diagnosis maupun terapi dengan sinar X dilakukan lebih hati-hati .
IV.METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kandang percobaan dan laboratorium Fisiologi Hewan
Jurusan Biologi UNUD serta radiasi dilakukan di Bagian Radiologi RSU Sanglah Denpasar. Pemeliharaan dan perlakuan hewan coba dilakukan selama kurang lebih 1 bulan dan
dilanjutkan dengan pengumpulan data.
4.2. Alat dan Bahan
Alat alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dissecting set, hand counter, timbangan, gelas ukur, cawan, petri, pipet tetes, batang pengaduk, hemositometer, kaca
preparat dan gelas penutup, mikroskop cahaya. serta pesawat sinar X merek Stabilipan buatan Siemens bagian Radiologi RSU Sanglah.
Bahan- bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah NaCl 0.9, pewarna Eosin 2 dalam aquades, Metanol 2 dalam aquades dan aquades.
5 Sedangkan hewan coba yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 32 ekor
mencit jantan Mus musculus L. galur Swiss, umur 3 bulan, berat badan 25-30 gram yang diberi makan pelet standar untuk ayam dan air minum ad libitum.
4.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Eksperimental dimana : 24 ekor mencit jantan diradiasi , sedangkan 8 ekor sebagai kontrol.
- Kelompok pertama 8 ekor diradiasi dengan sinar X dosis 1 x 200 rad
- Kelompok kedua 8 ekor diradiasi dengan sinar X dosis 2 x 200 rad
- Kelompok ketiga 8 ekor diradiasi dengan sinar X dosis 3 x 200 rad
- Kelompok keempat 8 ekor sebagai kontrol
Sehari setelah perlakuan pada masing-masing kelompok dibunuh dengan cara dislokasi leher dan dibedah. Spermatozoa diambil dari cauda epididimis. Cauda epididimis diletakkan di
cawan petri yang telah berisi 2 ml Na Cl 0,9, kemudian organ dicacah menjadi potongan- potongan kecil.
4.4. Variabel dan Pengamatan
Variabel yang diamati meliputi : -
Motilitas spermatozoa -
Viabilitas spermatozoa -
Morfologi Spermatozoa -
Jumlah Spermatozoa
Motilitas Sperma
Suspensi spermatozoa dalam NaCl 0.9 diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Pengamatan diulang 2x untuk satu ekor. Jumlah spermatozoa yang motil dihitung
berdasarkan kriteria WHO Anonim , 1988 : Subrata , 1999 . Kategori 0 sperma tidak bergerak sama sekali, katagori 1 sperma bergerak lambat, katagori 2 sperma bergerak ke
depan dengan kecepatan sedang atau berputar-putar, katagori 3 sperma bergerak lurus ke depan. Persentase katagori sperma motil ditentukan berdasarkan katagori 2 dan 3 dibagi
dengan banyaknya sperma yang diamati dikalikan 100.
Viabilitas Sperma
Untuk melihat viabilitas spermatozoa, suspensi spermatozoa dalam NaCl 0.9 dipipet sebanyak satu tetes, kemudian diletakkan pada gelas objek, dilanjutkan dengan fiksasi
formalin 2 dalam aquades selama 10 menit lalu dibuat apusan. Setelah kering lalu diberi
6 pewarna Eosin 2 dalam aquades selama 15 menit kemudian dibilas dengan aquades dan
diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x. Sperma yang hidup tidak berwarna sedangkan sperma yang mati berwarna. Dan hasilnya dinyatakan dalam persen.Lina, 2012
Morfologi Sperma
Pengamatan morfologi spermazoa dilakukan dengan sediaan apusan spermatozoa yang diwarnai denga Eosin 2 dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400x.
Pengamatan morfologi ditekankan pada kelainan bentuk dan abnormalitas spermatozoa. Bentuk spermatozoa disebut abnormal bila terdapat satu atau lebih bagian spermatozoa yang
abnormal kepala, midpiece, ekor. Hasilnya dinyatakan dalam persen.
Jumlah Spermatozoa
Untuk melihat jumlah spermatozoa, suspensi spermatozoa dalam NaCl 0.9 dipipet dan diteteskan pada kamar hitung Neubauerhemositometer dan diamati di bawah mikroskop
dengan pembesaran 100x. Jumlah spermatozoa dinyatakan dalam satuan juta per cauda epididimis.
4.5. Analisa Data