3
C. Definisi Operasional
1. Pasien SKA pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis keluar sindrom koroner
akut dengan atau tanpa faktor risiko dan menjalani rawat jalan di RSPN Yogyakarta periode Januari-Oktober 2016 yang diketahui berdasarkan rekam medik pasien.
2. Gambaran umum peresepan obat kardiovaskular dan obat lain meliputi jumlah, jenis,
dan golongan obat kardiovaskular yang digunakan. Jumlah obat merupakan banyaknya obat yang diterima pasien SKA saat menjalani pengobatan. Jenis obat merupakan nama
generik obat. Golongan obat merupakan kelompok obat yang diberikan kepada pasien SKA. Diambil data peresepan paling baru pada rekam medik.
3. Interaksi obat adalah pemberian terapi berupa 2 atau lebih jenis obat secara bersamaan
yang dapat menghasilkan efek diinginkan ataupun tidak diinginkan. Interaksi obat yang diteliti adalah interaksi obat terkait mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik yang
dikaji secara teoritis berdasarkan pustaka yaituMedscape Drug Interaction Checker Medscape, 2016 dan didukung literatur lain.
4. Kategori signifikansi klinis interaksi obat adalah penggolongan tingkat interaksi obat
menurut akibat yang ditimbulkan dikaji secara teoritis dengan mengacu pada Medscape Drug Interaction Checker Medscape, 2016.
5. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIM-RSadalah sebuah sistem informasi
yang terintegrasi untuk menangani keseluruhan proses manajemen rumah sakit pelayanan diagnosis dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang farmasi,
penagihan, database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen.Peneliti mengambil data rekam medis pasien rawat jalan,
yaitu identitas pasien, tanggal periksa, diagnosis penyakit dan salinan resep obat pada pasien.
D. Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data dari rekam medis pasien SKA sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, data peresepan masing-masing pasien dianalisis interaksinya
dengan Medscape Drug Interaction Checker, kemudian interaksi dikelompokkan berdasarkan mekanisme interaksi farmakodinamik, farmakokinetik dan unknown dan
kategori signifikansi klinis yang diolah dengan metode statistika deskriptif, dihitung persentasenya, dan disajikan dalam bentuk tabeldiagram. Pengevaluasian interaksi obat
yang terjadi dilakukan dengan literatur-literatur pendukung seperti buku dan juga jurnal
penelitian.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Karakteristik Pasien Tabel I.
Karakteristik Pasien Peresepan Pasien Rawat Jalan SKA di RSPN Yogyakarta Periode Januari-Oktober 2016
No Karakteristik
Pasien Parameter
Pasien n = 32 n
1. Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
20 12
62,5 37,5
2. Usia
30 tahun 31-40 tahun
41-50 tahun 51-60 tahun
61-70 tahun 71-80 tahun
80 tahun 2
13 8
8 1
6,3 40,6
25,0 25,0
3,1 Pada distribusi jenis kelamin diketahui pasien laki-laki memiliki prevalensi yang
lebih besar dibanding pasien perempuan. Hasil ini sesuai dengan teori dari PERKI 2015 dan Dipiro 2011, dimana diagnosis SKA lebih kuat jika ditemukan pada pria yang juga
merupakan salah satu faktor risiko yang bertanggung jawab. Wanita dengan SKA juga lebih sering mengalami nyeri punggung, dispnea, lemah, mual dan muntah dibanding laki-
laki yang lebih sering mengalami nyeri dada, dimana nyeri dada merupakan simptom yang paling sering dilaporkan untuk SKA. Wanita lebih sering mengalami SKA atipikal yang
dapat dihubungkan dengan penyakit yang tidak terdiagnosia atau salah diagnosia Devon et al, 2008. Hasil penelitian di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menunjukkan kasus
SKA dengan pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 56,7 dan perempuan sebanyak 43,3, persentase yang lebih tinggi pada laki-laki dapat disebabkan karena kebiasaan
merokok Itrasari, 2015. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa persentase pasien SKA laki-laki di daerah Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Pada distribusi umur diketahui pada usia 41-80 tahun memiliki prevalensi yang besar. Hasil penelitian di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menunjukkan pasien SKA
pada usia 20-40 tahun terdapat 20 dan usia 41-65 tahun terdapat 80 Itrasari, 2015 Faktor risiko pada penelitian ini paling banyak adalah dislipidemia 7 pasien,
kemudian diikuti oleh hipertensi 6 pasien dan diabetes mellitus 5 kasus, sedangkan faktor risiko merokok tidak dapat diketahui karena tidak tercantum dalam rekam medik
pasien. Hal ini cukup mendukung teori mengenai faktor risiko yang bertanggung jawab atas kejadian SKA.
5
B. Gambaran Umum Peresepan Obat