dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan
emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.
e. Membina hubungan Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan
keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan
mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang
menyebabkan seseroang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan.
Kecerdasan emosional dibutuhkan oleh semua pihak untuk dapat hidup bermasyarakat termasuk di dalamnya menjaga keutuhan hubungan
sosial, dan hubungan sosial yang baik akan mampu menuntun seseorang untuk memperoleh sukses di dalam hidup seperti yang diharapkan. Di
samping itu, kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosinya dengan baik akan mempengaruhi proses berpikirnya secara positif pula.
Seseorang dengan taraf kecerdasan emosional yang baik cenderung lebih mampu mengendalikan amarah dan bahkan mengarahakan energinya ke
arah yang lebih positif.
B. Profesionalitas Guru
1. Pengertian Profesional Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991:789, profesi
diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan khusus sepert ketrampilan, kejuruan untuk menjalankan tugas tertentu. Artinya
pekerja profesional akan senantiasa menggunakan teknik dan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara
sengaja dan terencana. Menurut Sudjana Usman, 1997:14 Profesional merupakan kata yang berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian,
dapat juga sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah
pekerjaan yang hanya dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan untuk pekerjaan lain. Sedangkan menurut CV Good
Samana, 1994:25-43, jenis pekerjaan yang berkualitas profesional memiliki ciri-ciri tertentu, memerlukan persiapan atau pendidikan khusus
bagi calon pelakunya, kecakapan seorang pekerja profesional dituntut memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwenang,
dan jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan atau negara. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jabatan
guru tergolong jabatan profesional karena, memenuhi ketiga macam persyaratan di atas.
Dengan bertitik tolak pada uraian di atas dapat ditarik atau kesimpulan mengenai pengertian guru profesional adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal, atau dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman
yang kaya di bidangnya Usman, 1994:15. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Profesionalitas Guru a. Guru sebagai Tenaga Profesional
UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal 1 Ayat 4 menegaskan bahwa :
“Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi”. Pada Pasal 1 ayat 1 UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
ditegaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Sementara dalam Pasal 6 UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa
kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya Usman, 1997:15.
b. Prinsip Profesionalitas Undang-undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen pada Bab III Pasal 7 Ayat 1 menyebutkan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
2 Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia
3 Mamiliki kualifikasi dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas
4 Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas 5 Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
6 Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja 7 Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
seara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat 8 Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan 9 Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
3. Ciri-ciri Jabatan Profesional C.V. Good Samana, 1994:25-43 menjelaskan lebih rinci ciri-ciri
jabatan profesional termasuk guru adalah sebagai berikut: a. Dibutuhkan keahlian khusus bagi para pelakunya sesuai dengan tugas
khusus atau jenis jabatannya. b. Keahlian profesional bukan hasil dari pembiasaan atau latihan rutin,
tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap. c. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga
mendorong untuk selalu meningkatkan menyempurnakan diri serta karyanya.
d. Jabatan profesional mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara, jabatan profesional secara tegas mamiliki kode etik yang harus
dipenuhi oleh orang itu sendiri yaitu guru. Ini menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab sosial pekerja
profesional tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan demikian guru sebagai tenaga profesional dapat disimpulkan sebagai orang yang memiliki kualifikasi akademik dan latar
kependidikan secara khusus. Memiliki kualifikasi akademik dan latar kependidikan berarti telah mengikuti prosedur yang berpijak pada
landasan pendidikan dan keguruan yang dipelajari secara sengaja dan terencana. Dalam hal ini guru sebagai tenaga profesional berarti ia telah
memiliki pengetahuan yang memadai, kacakapan, dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dalam pengelolaan proses pembelajaran.
4. Guru sebagai Pendidik yang Kompeten a. Kompetensi profesional guru
Kompetensi merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan
layak, Usman, 1997:16. Guru haruslah juga seorang pendidik yang kompeten. Profesionalitas guru bersangkutan dengan bagaimana orang
menjalankan tugas, peran atau jabatan secara efektif, sedangkan kompetensi guru menunjuk pada kemampuan atau potensi khas yang
menopang profesi Profesi guru berbeda dengan profesi yang lain, Sudjana
1988:17 mengatakan bahwa perbedaan itu terletak pada tugas dan tanggung jawab serta kemampuan dasar yang disyaratkan
kompetensi. Cooper dalam Sudjana, 1988:17 mengemukakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
empat kompetensi guru, yakni; a mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, b mempunyai pengetahuan dan
menguasai bidang studi yang dibinanya, c mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi
yamg dibinanya, d mempunyai ketrampilan teknik mengajar. Peraturan Mendiknas Nomor 16 Tahun 2007 menyebutkan
bahwa terdapat sejumlah indikator dalam setiap kompetensi dasar keguruan, kompetensi tersebut adalah:
1 Kompetensi Pedagogik, indikator-indikator pengukuran yang termasuk di dalamnya antara lain:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Membangun kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran. f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
h. Menyelenggararkan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2 Kompetensi Kepribadian, indikator-indikator pengukuran yang termasuk di dalamnya antara lain:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 3 Kompetensi Sosial, indikator-indikator pengukuran yang termasuk
di dalamnya antara lain: a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi orang lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4 Kompetensi Profesional, indikator-indikator pengukuran yang termasuk di dalamnya antara lain:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profesionalitas guru mesti
bersumber dari kompetensi atau kemampuan personal, sehingga profesi keguruan sekaligus merupakan ekspresi atau aktualisasi dari
minat dan kapasitas pribadinya.
C. Lama Mengajar