Perancangan Sistem Informasi Penjualan Dan Pembelian Parfum Pada Toko Qila Parfume Bandung
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Penyusunan Skripsi pada Program Studi Sistem Informasi
Oleh : Maryuki Makmur
1.05.06.333
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
i
Permasalahan di Toko QILA Parfume Bandung adalah belum adanya suatu sistem informasi yang bisa menunjang kegiatan penjualan dan pembelian secara baik dan belum terintegrasinya data dari satu tempat ke tempat yang lain. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang bisa menunjang kegiatan penjualan dan pembelian di toko agar percepatan dan kecepatan informasi dapat berjalan dengan baik.
Perancangan sistem yang digunakan untuk merancang sistem informasi ini adalah dengan dengan metode Prototype, alat yang digunakan ntuk merancang sistem berupa Flow Map (Bagan Alir Dokumen), Contex diagram (Diagram Konteks), DFD (Data Flow Diagram), dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode penelitian deskriftif dengan cara observasi dan wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan. Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah Visual basic 6.0 dan SQL Server 2000.
Sistem yang dirancang adalah sistem informasi penjualan dan pembelian. Dengan sistem ini diharapkan kegiatan penjualan dan pembelian di toko dapat dilakukan dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
(3)
ii
this case QILA Parfume Shop Bandung a business try the best to be a good institute. The problem in QILA Parfume Shop Bandung has no kind of information system which can support selling and buying activity to be good and and have not integrated the data from one place to another. for thet QILA Parfume Shop Bandung needed some system which can support selling and buying activity in Shop so that speed and accelaration of information to go a better way.
Sistem design that use to design this information system is with prototype methode. The tools who use is Flowmap, Context diagram, Data Flow Diagram (DFD) and the technique of data requirement is deskriftif research method with observation methode and interview to the staff. See the software with use is Microsoft Visual basic 6.0 and SQL Server 2000.
The design of system is selling and buying Information System. With expectation this system selling and buying activity in Shop can be able to be faster, exact, efectif and efisien.
(4)
iii
berkah, rahmat dan karuniaNya, maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul
“PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN
PEMBELIAN PARFUM PADA TOKO QILA PARFUME BANDUNG”.
Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Sarjana Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki masih menjadi kendala sehingga laporan ini masih jauh dari sempurna. Dengan ini penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk menjadikan penulis memperbaiki segala kekurangan.
Selesainnya Skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya kepada kedua Orang Tua yang memberikan semangat, dukungan dan doa dengan penuh kesabaran dan pengorbanan dengan memberikan dukungan moral maupun materil kepada penulis selama ini.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
(5)
iv Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Dadang Munandar, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Informatika 4. Imelda, ST., MT. selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing yang setia
membimbing dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Muhammad Zaky selaku pemilik toko Qila Parfume telah mengizinkan saya melakukakn penelitian dan karyawan – karyawan Toko Qila Parfume terima kasih atas bantuannya selama penyusunan skripsi ini.
6. Ummi dan Ayah yang selalu memberikan kepercayaan, harapan, do’a dan semangat.
7. Kakak – kakaku yang selalu memberikan doa yang tulus, dan seluruh keluarga besar selalu mendoakan dan memberikan semangat, tanpa semangat dari kalian juga mungkin penulis tidak bersemangat mengerjakan skripsi ini.
8. Terima kasih juga untuk Erni yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Teman- teman kelas MI-7 seperjuangan yang memberi semangat, dan semua sahabat-sahabat yang tidak bisa disebutin semuanya.
10.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena banyak pihak yang telah membantu selama ini.
(6)
v yang maha kuasa, Amin Yarobbal ‘Alamin.
Bandung, Juni 2011 Penulis
MARYUKI MAKMUR NIM 1.05.06.333
(7)
1
1.1. Latar Belakang Penelitian
Persaingan sistem penjualan dan pembelian parfum di Indonesia saat ini sangat ketat. Munculnya distributor - distributor ini didukung oleh adanya modal dan kemauan serta kemampuan individu dalam penguasaan sistem penjualan dan pembelian yang bisa dijalankan dan dikembangkan dengan cara mendirikan toko parfum itu sendiri. Salah satu toko parfum di daerah Bandung adalah QILA Parfume.
Dalam rangka pencapaian program kerja dan peningkatan kinerja toko, hampir semua toko berupaya untuk melakukan perubahan terhadap sistem kerja yang sudah ada karena sistem yang diterapkan hampir sudah tidak layak digunakan untuk kegiatan operasioal toko terutama di dalam melakukan pengolahan data yang rumit dan bersifat rutinitas. Toko QILA Parfume bergerak dalam bidang parfum dan transaksi yang dilakukan setiap harinya cukup besar. Pada pengolahan data pembelian parfum pengelola toko membuatkan secara manual, dengan tulis tangan di kertas tentang biaya pembelian yang dilakukan. Hal ini menyebabkan tidak efesiennya pengelolaan biaya pembelian dan juga pemesanan parfum karena sering terjadi kesalahan dalam penulisan dan perhitungan. Sedangkan dalam pengelolaan data penjualan parfum pembuatan laporan hanya dibuatkan secara garis besar yaitu berapa jumlah uang didapat setiap harinya. Selain itu juga ada masalah-masalah lain yang sering muncul
(8)
seperti hilangnya faktur-faktur pembelian maupun faktur-faktur penjualan yang merupakan bukti-bukti dari transaksi-transaksi yang dilakukan.
Untuk itu perlu dibangun sebuah sistem informasi dan sebuah database yang dapat menampung data dalam jumlah banyak sehingga apabila dilakukan pengaksesan terhadap suatu data akan lebih mudah untuk mendapatkannya dan juga mudah melakukan perhitungan dalam jumlah banyak sehingga informasi yang diperoleh lebih baik dan cepat.
Toko QILA Parfume saat ini masih mengalami kesulitan dalam pembuatan laporan transaksi penjualan parfum, laporan transaksi pembelian parfum, laporan persediaan parfum serta pengecekan stok parfum di bagian persediaan masih dilakukan dengan cara tulis tangan masih menggunakn buku sehingga memerlukan waktu yang lama dibandingkan bila proses tersebut dilakukan dengan komputer dimana toko QILA Parfume sampai saat ini selalu mengalami peningkatan jumlah penjualan parfum dilihat dari lima bulan dari tabel berikut:
Tabel 1.1. Peningkatan Jumlah Penjualan
Bulan Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011
Jumlah Konsumen
Beli
800 Konsumen 830 Konsumen 880 Konsumen 910 Konsumen
Hasil
Penjualan Rp. 50.960.000 Rp. 68.500.000 Rp. 62.555.000 Rp. 70.879.000
(9)
Sampai dengan saat ini jumlah merek parfum yang ada di Toko QILA Parfume sebanyak 247 merek parfum. Yang setiap mereknya mempunyai jenis atau varian lagi yang berbeda jumlahnya sehingga jenis parfum yang tersedia di Toko QILA Parfume pada saat ini mencapai 945 jenis parfum. Sebanyak 395 jenis parfum diantaranya adalah jenis parfum yang peamakainya pria, 528 jenis parfum untuk yang pemakainya wanita dan sisanya sebanyak 22 jenis parfum yang sifatnya umum atau pemakainya bisa pria maupun wanita.
Berdasarkan dari masalah diatas penulis akan memberikan sebuah solusi yang akan dibahas pada uraian dari masing-masing bab dengan judul :
“ PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN
(10)
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat diidentifikasi yang terjadi pada Toko QILA Parfume adalah sebagai berikut:
1. Pengecekan stok parfum di bagian persediaan (gudang) masih manual menggunakan buku, sehingga dalam pencarian data parfum, penjualan dan pembelian parfum masih memerlukan waktu yang lama dan berdampak terjadinya keterlambatan penyediaan stok parfum yang akan habis sehingga ada beberapa permintaan konsumen yang tidak dapat atau tertunda untuk terpenuhi.
2. Pengolahan data penjualan dan pembelian parfum di QILA Parfume masih bersifat tulis tangan dengan penulisan langsung ke kertas sehingga menghambat proses transaksi penjualan dan pembelian parfum dalam hal pengelolaan data stok parfum dan penyimpanan data parfum masih berupa arsip sehingga membutuhkan ruang yang cukup besar dan sering terjadinya kehilangan data karena masih bertumpuknya arsip sehingga pencarian data masih membutuhkan waktu yang lama.
3. Penyajian laporan persedian parfum, laporan penjualan dan laporan pembelian parfum masih manual, dengan tulis tangan di buku sehingga membutuhkan waktu yang lama dan sering terjadi kesalah dalam penulisan dan perhitungan.
(11)
Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang harus diselesaikan sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem informasi penjualan dan pembelian yang sadang berjalan pada Toko QILA Parfume.
2. Bagaimana perancangan sistem informasi penjualan dan pembelian pada Toko QILA Parfume.
3. Bagaimana rancangan sistem informasi pembuatan laporan transaksi penjualan dan pembelian
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud Penulis melaksanakan penelitian ini yaitu untuk menyelesaikan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan studi strata satu pada jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia dan membangun sistem penjualan dan pembelian baru berbasis aplikasi desktop di Toko QILA Parfume Bandung.
Adapun tujuan Penulis melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat sebuah sistem informasi yang dapat melakukan pengolahan data pembelian dan penjualan parfum.
2. Merancang sistem informasi yang dapat menghasilkan laporan-laporan secara terperinci serta memudahkan dalam mencari informasi apabila ada pengkoreksian terhadap data tertentu.
(12)
3. Membandingkan sejauh mana efesiensi dan efektifitas sistem informasi yang dirancang dengan sistem yang sedang berjalan.
3.1. Kegunaan Penelitian
3.1.1. Kegunaan Akademis
Sebagai bahan masukan untuk meneliti sejauh mana sistem informasi pengolahan data penjualan dan pembelian yang berbasis komputer dapat dilakukan secara baik dan efektif sehingga dapat mempermudah dan menunjang pelaksanaan tugas karyawan toko.
3.1.2. Kegunaan Praktis
a) Bagi Peneliti
Berguna dalam menambah wawasan pengetahuan terapan dalam pengolahan data dan menganalisa permasalahan – permasalahan baik secara teori ataupun praktek dan mengaplikasikan atau menerapkan ilmu – ilmu yang tealah didapat selama kuliah di Universitas Komputer Indonesia.
b) Bagi toko
Pemilik toko mengetahui kekurangan-kekurangan sistem yang diterapkan selama ini dan dapat lebih mudah mengambil keputusan untuk meningkatkan keuntungan.
c) Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembanding antara ilmu sistem informasi (teori) dengan kejadian yang terjadi langsung di lapangan
(13)
(praktek). Serta dapat dijadikan sumber informasi dan referensi dalam penelitian sejenis. Dan lebih mudah memahami sistem informasi yang sedang berjalan sehingga bisa memberikan solusi yang tepat terhadap kekurangan dan kelemahan sistem.
3.2. Batasan Masalah
Agar dapat lebih fokus dan pembahasan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis perlu merincikan batasan masalah seperti dibawah ini :
1. Menangani transaksi pembelian parfum dari supplier 2. Menangani transaksi penjualan parfum secara tunai 3. Menyediakandata persediaan parfum
4. Melakukan pembelian sebelum stok parfum di gudang benar – benar habis 5. Penyediaan laporan penjualan, pembelian dan pemesanan
6. Hanya membahas retur pembelian
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis melakukan penelitian pada Toko QILA Parfume, yang berlokasi di Jl. Dago Pojok No.13 Bandung, Telp (022) 7031 2292. Adapun waktu penelitian dimulai dari tanggal 28 Maret 2011 sampai dengan penulisan skripsi ini terselesaikan.
(14)
Tabel 1.2. Jadwal Penelitian
WAKTU
NO KEGIATAN
MARET
2011
APRIL
2011
MEI
2011
JUNI
2011
JULI
2011
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mendengarkan pelanggan
a. Observasi
b. Wawancara
c. Studi Pustaka
d. Analisis Kebutuhan
Sistem
2 Uji pelanggan,
mengendalikan market
a. Perancangan Proses
b.Perancangan Basis Data
3 Membangun,
memperbaiki market a. Struktur Program b. Struktur Menu c. Kodefikasi d. Desain Input / Output e. Pengujian Perangkat
(15)
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Pada saat ini banyak pihak yang telah mendalami masalah sistem untuk kebutuhannya sehingga definisinya menjadi beragam. Definisi-definisinya antara lain adalah :
Menurut Jerry FithGerald (1981) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.” (Jogiyanto,
2005 : 1)
Sistem dapat didefinisikan dengan dua pendekatan yaitu sistem yang menekan pada prosedur dan sistem yang menekan pada elemen atau komponennya. Masih menurut Jogiyanto (2005 : 1), sistem yang menekan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut :
“Suatu sistem adalah jaringan kerja pada prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”
Sedangkan pendekatan sistem yang menekan pada elemen atau komponen-komponen mendefinisikan sistem sebagai berikut :
(16)
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.”
2.1.1 Bentuk Umum Sistem
Bentuk umum dari sistem terdiri dari atas masukan (input), proses, dan keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini biasa melakukan satu atau lebih masukan yang akan diproses dan menghasilkan keluaran sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
Gambaran umum mengenai sistem ditunjukan pada gambar berikut ini :
INPUT PROCESSING OUTPUT
Gambar 2.1 Bentuk Umum Sistem
[sumber : Jogiyanto MBA, Ph.D,2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi : Yogyakarta]
2.1.2 Elemen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen atau elemen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :
a. Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem. Misalnya, sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia.
(17)
b. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalnya, bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
2.1.3 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batasan sistem (system
boundary), lingkungan luar sistem (evironments), penghubung (interface),
masukan (input), keluaran (output), pengolahan (process), dan sasaran
(objectives) atau tujuan (goal). 1. Komponen (components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama dalam membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapa pun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan (system boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
(18)
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar (evironments)
Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga besifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung (interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber data mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lain. Keluaran dari subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan (input)
Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan sinyal dan masukan sinyal. Signal maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat
(19)
beroperasi. Signal input adalah energi yang harus di proses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran (input)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Pengolahan (process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran (objectives)
Suatu sistem pasti mempunyai suatu tujuan (goal) dan sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
(20)
2.1.4 Klasifikasi Sistem
Menurut Jogiyanto (2005 : 6) : Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide –ide yang tidak tampak secara fisik. Contohnya sistem teknologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan. Dan sistem secara fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi dan lain sebagainya.
2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia misalnya sistem perputaran bumi, sedangkan Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia, sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan
man-machine system. Contohnya sistem informasi.
3. Sistem tertentu dan sistem tak tertentu
Sistem terstruktur beroprasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Contohnya sistem komputer yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program
– program yang dijalankan, sedangkan Sistem tak tertentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diproduksi karena mengandung unsure probabilitas.
(21)
4. Sistem tertutup dan sistem terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Dan bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak luarnya, sedangkan Sistem terbuka adalah sistem yang menghubungkan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.
2.2 Pengertian Informasi
Menurut Gordon B.Davis (2005 : 289 ) informasi adalah:
Data yang sudah diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai, dan mempunyai nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk prospek masa depan.
2.2.1 Siklus Informasi
Siklus informasi yaitu data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.
(22)
Gambar 2.1 Siklus Informasi
(Sumber: Jogiyanto, HM, 2005, Analisis dan Desain, Andi, Yogyakarta.)
2.2.2 Kualitas Informasi
Menurut Mc Leod, di dalam buku Sistem Informasi Manajemen ( 2005 : 40)
Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines) dan relevan (relevance).
1. Akurat
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa.
Proses (Model)
Input (Data) Output
(Informasi)
Data (Ditangkap)
Penerima
Hasil Tindakan
Keputusan (Tindakan) Dasar data
(23)
2. Tepat waktu
Berarti informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang usang tidak memiliki nilai lagi karena informasi merupakan landasan bagi pengambil keputusan.
3. Relevan
Berarti informasi mempunyai manfaat yang sesuai bagi pemakainya.
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon, di dalam di dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2004 : 55)
Sistem Informasi merupakan komponen – komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas di dalam perusahaan.
2.3.1 Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data
(database block), dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem,
(24)
lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. (Jogiyanto : 2005 : 18 ) Blok-blok tersebut adalah :
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan ”kotak alat” (tool-box) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian
(25)
utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
6. Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.4 Pengertian Parfum dan Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Parfum
Menurut Wikipedia.Org Pengertian Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa aroma (aroma compound), fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek, atau ruangan.
(26)
Menurut Wikipedia.Org Pengertian Sistem Informasi Penjualan & Pembelian adalah :
“Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.”
“ Sistem Informasi Pembelian adalah suatu sistem informasi yang
mengorganisasikan serangkaian prosedur pada proses terjadinya pengadaan barang
yang tergolong kurang memenuhi kebutuhan yang di perlukan.”
Maka Sistem Informasi Informasi Penjualan dan Pembelian Parfum adalah Sistem yang memberikan layanan informasi transaksi yang berupa data parfum dalam hal yang berhubungan dengan pejnualan dan pembelian. Dimana dalam hal ini pelayanan yang diberikan yaitu seperti : transaksi penjualan, transaksi pemesanan, transaksi pembelian, hingga retur pembelian.
2.5 Pengertian Jaringan Komputer
Menurut Abdul Kadir (2002 : 346), jaringan komputer (computer network)
atau sering juga disebut jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data.
(27)
Jenis-jenis Jaringan Komputer
Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Local Area Network (LAN)
Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung, atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Biasanya jarak antar node
tidaklebih jauh dari sekitar 200 m.
Gambar 2.2 Local Area Network (LAN)
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi, Yogyakarta.)
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Sebuah MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian ). Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar. Sebagai contoh, jaringan beberapa kantor
(28)
cabang sebuah bank di dalam sebuah kota besar yang dihubungkan antar satu dengan lainnya
Gambar 2.3 Metropolitan Area Network (MAN)
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi, Yogyakarta.)
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan
(29)
yang lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antarkota dalam suatu wilayah, tetapi mulai menjangkau area atau wilayah otoritas Negara lain.
Biasanya WAN lebih rumit dan sangat kompleks bila dibandingkan LAN maupun MAN, menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antar LAN dan WAN ke dalam komunikasi global seperti internet, meski demikian antara LAN, MAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal. Hanya lingkup wilayahnya saja yang berbeda satu dengan yang lain.
Gambar 2.4 Wide Area Network (WAN)
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi, Yogyakarta.
(30)
2.5.1 Topologi Jaringan Komputer
Topologi jaringan atau arsitektur jaringan adalah gambaran perencanaan hubungan antar komputer dalam Local Area Network yang umumnyan menggunakan kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor, Ethernet card, dan perangkat pendukung lainnya.
Ada beberapa jenis topologi yang terdapat pada hubungan komputer pada jaringan local area, seperti :
1. Topologi Bus
Topologi ini merupakan bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup, dimana di sepanjang kabel terdapat node-node. Signal dalam kabel dengan topologi ini dilewati satu arah sehingga memungkinkan sebuah collision
terjadi.
Gambar 2.5 Topologi bus
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi, Yogyakarta.)
(31)
2. Topologi Ring
Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node.
Signal mengalir dalam dua arah sehingga dapat menghindarkan terjadinya
collision sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan data yang sangat cepat.
Semua komputer saling tersambung membentuk lingkaran seperti bus tetapi ujung-ujung bus disambung. Data yang dikirim diberi address tujuan sehingga dapat menuju komputer yang dituju.
Gambar 2.6 Topologi Ring
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi, Yogyakarta.)
3. Topologi Star
Karakteristik dari topologi jaringan ini adalah node (station) berkomunikasi langsung dengan station lain melalui central node (hub/switch),
traffic data mengalir dari node ke central node dan diteruskan ke node (station)
(32)
Gambar 2.7 Topologi Star
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi, Yogyakarta.)
4. Topologi Tree / Hierarchical
Tidak semua stasiun mempunyai kedudukan yang sama. Stasiun yang kedudukannya lebih tinggi menguasai stasiun dibawahnya, sehingga jaringan sangat tergantung pada stasiun yang kedudukannya lebuh tinggi (Hierathical
(33)
Gambar 2.8 Topologi Tree / Hierarchical
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi, Yogyakarta.)
2.6 Manfaat Jaringan Komputer
Secara umum, jaringan mempunyai beberapa manfaat yang lebih dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri dan dunia usaha telah pula mengakui bahwa akses ke teknologi informasi modern selalu memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing yang terbatas dalam bidang teknologi.
Adapun beberapa manfaat jaringan komputer diantaranya adalah :
1. Jaringan memungkinkan manajemen sumber daya lebih efisien. Misalnya, banyak pengguna dapat saling berbagi printer tunggal dengan kualitas tinggi,
(34)
dibandingkan memakai printer kualitas rendah di masing-masing meja kerja. Selain itu, lisensi perangkat lunak jaringan dapat lebih murah dibandingkan lisensi
stand-alone terpisah untuk jumlah pengguna sama.
2. Jaringan membantu mempertahankan informasi agar tetap handal dan up-to-date.
Sistem penyimpanan data terpusat yang dikelola dengan baik memungkinkan banyak pengguna mengakses data dari berbagai lokasi yang berbeda, dan membatasi akses ke data sewaktu sedang diproses.
3. Jaringan membantu mempercepat proses berbagi data (data sharing).Transfer data pada jaringan selalu lebih cepat dibandingkan sarana berbagi data lainnya yang bukan jaringan.
4. Jaringan memungkinkan kelompok-kerja berkomunikasi dengan lebih efisien. Surat dan penyampaian pesan elektronik merupakan substansi sebagian besar sistem jaringan, disamping sistem penjadwalan, pemantauan proyek, konferensi
online dan groupware, dimana semuanya membantu team bekerja lebih produktif.
5. Jaringan membantu usaha dalam melayani klien mereka secara lebih efektif. Akses jarak-jauh ke data terpusat memungkinkan karyawan dapat melayani klien
(35)
2.7 Pengertian Client Server
Client Server dapat diartikan sebagai kemampuan komputer untuk meminta
layanan request data kepada komputer lain. Komputer yang meminta layanan disebut sebagai client, sedangkan yang menyediakan layanan disebut sebagai server.
Pengertian lain, client melakukan permintaan suatu informasi atau mengirim perintah ke server. Server akan menerima permintaan dan perintah client. Kemudian
server akan memproses memproses berdasarkan permintaan tersebut, dan
mengembalikan kepada client sebagai hasil pemrosesan yang sudah dilakukan.
Gambar 2.9 Arsitektur Model Client Server
(Sumber : Antonius Rachmat C, S.Kom, Pemograman Jaringan Modul 21.)
a) Service Request adalah permintaan dari client baik berupa permintaan data
maupun perintah ke server.
b) Service Response berupa balasan dari server atas permintaan dari client berupa
hasil proses.
Client – Web
Browser
Service Request Services Response
Database: MySQL, Oracle Server – Apache, IIS Middleware
PHP, JSP,ASP
(36)
Data yang diminta oleh client dapat diambil dari database pada sisi server yang sering disebut database server, seperi misalnya MySQL, PostgreSQL, Oracle, atau SQL
Server.
Karakteristik Client-Server:
1. Client dan Server merupakan item proses (logika) terpisah yang bekerja sama
pada suatu jaringan komputer untuk mengerjakan suatu tugas.
2. Service : Menyediakan layanan terpisah yang berbeda.
3. Shared resource : Server dapat melayani beberapa client pada saat yang sama dan
mengatur pengaksesan resource.
4. Asymmetrical Protocol : antara client dan server merupakan hubungan
one-to-many. Client memulai komunikasi dengan mengirim request ke server. Server
menunggu permintaan dari client. Kondisi tersebut juga memungkinkan komunikasi callback.
5. Transparency Location : proses server dapat ditempatkan pada mesin yang sama
atau terpisah dengan proses client. Client server akan menyembunyikan lokasi
server dari client.
6. Mix-and-match : tidak tergantung pada platform
7. Message-based-exchange : antara client dan server berkomunikasi dengan
mekanisme pertukaran message.
8. Encapsulation of service : message memberitahu server apa yang akan
(37)
9. Scalability : sistem C/S dapat dimekarkan baik vertikal maupun horizontal.
10. Integrity : kode dan data server diatur secara terpusat, sedangkan pada client
tetap pada komputer tersendiri.
2.8 Perangkat Lunak Pendukung
Perangkat lunak yang penulis gunakan dalam membuat program aplikasi ini adalah SQL Server sebagai pengolah database dan pembuatan program aplikasi dengan menggunakan Visual Basic 6.0.
2.8.1 Sekilas Tentang Program Visual Basic
Menurut Uus Rusmawan (2004 : 67) : Pemograman Visual Basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang berbasiskan windows. Bahasa pemograman pada saat ini banyak sekali jumlahnya dimana – mana, kebanyakan berbasis windows . program aplikasi berbasis windows lebih efisien dan mudah dimengerti serta tampilannya lebih menarik dara pada program berbasis DOS.
Sejarah perkembangan Visual Basic berasal dari pengembangan bahasa basic di Dortmouth Collige, Amerika Serikat (1960), selanjutnya pada tahun 1982 bahasa pemrograman Visual Basic dibuat dengan basic MS_DOS yang pada waktu itu dikenal dengan bahasa Quick Basic. Visual Basic biasa
(38)
digunakan untuk pembuatan aplikasi grafis yang dapat menampilkan tampilan grafis yang sangat bagus dan menarik minat pemakai.
Visual Basic 6.0 juga merupakan salah satu pemograman OOP (Object Oriented Programming) yaitu pemograman berorientasi objek yang sangat kuat, berguna dan mudah dipakai.
2.8.2 .Microsoft SQL Server 2000
Menurut Uus Rusmawan (2004 : 45) : Microsoft SQL Server 2000 adalah perangkat lunak relational database management sistem (RDMS) yang didesain untuk melakukan proses manipulasi database berukuran besar dengan berbagai fasilitas. Microsoft SQL Server 2000 merupakan produk andalan Microsoft untuk database server. Kemampuannya dalam manajemen data dan kemudahan dalam pengoperasiannya membuat RDMBS ini menjadi pilihan para database administrator.
(39)
33
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada objek yang di teliti secara objektif. Penelitian ini menekankan pada satu variabel yakni pembangunan sistem informasi penjualan dan pembelian.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Qila Parfume adalah salah satu toko yang hanya bergerak dalam bidang penjualan refill parfum retail dan reseller yang didirika oleh Muhammad Zaki. Tanggal 10 Oktober 2004 merupakan momentum sejarah awal berdirinya Toko Qila Parfume.
Seiring dengan waktu TOKO QILA PARFUME terus berkembang, dengan bertambahnya permintaan dari konsumen baik dari dalam kota maupun dari luar kota, dengan jumlah pembelian yang sedikit sampai dengan yang banyak sangat memicu pemilik usaha ini untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas parfum yang berdampak ke kinerja penjualan sehingga permintaan konsumen selalu terpuaskan.
(40)
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Toko Qila Parfum mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Menjadi Toko Parfum yang senantiasa mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat di kota Bandung.
Misi :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di bidang penjualan parfum.
2. Mengembangkan metodologi pengolahan dan penyajian data dan informasi penjualan dan pembelian.
3. Membangun dan mengembangkan sistem informasi penjualan dan pembelian parfum.
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar dan pengenalan dalam manajemen sebuah organisasi/perusahaan, karena dengan mempelajari struktur organisasi, perusahaan akan dengan mudah untuk dapat mempelajari kehidupan perusahaan yang sedang berjalan baik dari segi otorisasi, tanggung jawab pada tugas masing - masing bagian. Maka dari itu dengaan adanya pengorganisasian dalam suatu perusahaan dapat menghindari penyalahgunaan tugas dan fungsi dari unit - unit organisasi yang ada di dalamnya. Adapun struktur organisasi pada Toko Qila Parfume dapat di gambarkan sebagai berikut:
(41)
Susunan Organisasi dari Toko QILA Parfume adalah terdiri dari :
1. Pemilik Toko
2. Bagian Pembelian
3. Bagian Penjualan
4. Bagian Gudang
Agar lebih jelasnya struktur organisasinya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Toko QILA Parfume
(Sumber : Dari hasil penelitian di Toko QILA Parfume) Ket :
Garis komando Garis koordinasi
Pemilik Toko
Bagian Gudang
(42)
3.1.4 Deskripsi Tugas
Dengan melihat struktur organisasi di atas, maka dapat diuraikan mengenai tugas dan fungsi dari masing – masing bagian yang terlibat dalam organisasi:
1. Pemilik Toko : Pemilik toko mempunyai tugas pokok memutuskan segala sesuatu kebijakan yang berkaitan dengan penggajian karyawan, mengkoordinasikan dan mengendalikan masing-masing bagian didalam toko serta melakukan kontak pembelian dengan suplier
2. Bagian Pembelian : mempunyai tugas melakukan pembelian parfume sesuai dengan instruksi dari pemilik toko dan melakukan pencatatan yang berhubungan dengan pembelian. Secara rinci tugas dari bagian pembelian akan diuraikan sebagai berikut :
a. Melakukan pembelian parfum langsung ke suplier parfum, jumlah dan jenis parfum serta harganya ditentukan sesuai dengan instruksi pemilik toko.
b. Memeriksa kondisi dari tiap-tiap parfum yang dibeli, karena tidak semua parfum yang akan dibeli dalam keadaan utuh dan tidak mengalami kerusakan kemasan
c. Melakukan pencatatan pembelian yang meliputi : jenis parfum apa saja yang dibeli, harga dari masing-masing jenis parfum yang dibeli, jumlah parfum yang dibeli.
(43)
3. Bagian Penjualan : mempunyai tugas melakukan penjualan parfum dagangan baik secara tunai. Adapun rincian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Melayani penjualan parfum dagangan kepada konsumen.
b. Menerima telepon dari konsumen, konsumen biasanya sebelum datang langsung ke toko untuk membeli parfum terlebih dahulu menanyakan keberadaan parfum yang dicari apakah ada atau tidak beserta harganya, apabila parfum tersebut ada dan harganya cocok maka konsumen akan datang membeli parfum tersebut.
c. Melakukan pencatatan pemesanan parfum melalui telepon. Seringkali konsumen melakukan pemesanan parfum terlebih dahulu apabila stok yang ada di toko maupun digudang tidak ada.
d. Melakukan pencatatan penjualan parfum antara lain : banyaknya parfum yang terjual masing-masing jenisnya beserta harganya.
e. Membuat Laporan Penjualan
4. Bagian Gudang : mempunyai tugas mengatur setiap parfum yang masuk ke gudang dan melakukan pencatatan stok parfum yang ada serta menyediakan setiap parfum yang diminta oleh bagian penjualan. Adapun uraian tugas secara lengkap adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pendataan parfum yang ada digudang
b. Menyediakan parfum yang diminta oleh bagian penjualan
c. Melakukan pencatatan parfum yang masuk dan parfum yang keluar dari gudang
(44)
d. Membuat Laporan Stok Parfum
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu : rasional, empiris, dan sistematis. a. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara – cara yang masuk
akal, sehingga terjangkau nalar manusia.
b. Empiris berarti cara – cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan.
c. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, diperlukan suatu desain. Desain penelitian yang meliputi perencanaan dan kajian yang sesungguhnya seperti lokasi kajian, pemilihan sampel, serta pengumpulan dan analisis data.
3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang akan digunakan meliputi :
1. Wawancara (interview) pemilik perusahaan dan karyawan, yaitu teknik mengumpulkan data yang dilakukan melalui tatap muka dan wawancara
(45)
antara pengumpul data (pencatat) dengan responden. Wawancara dilakukan baik secara langsung maupun dengan menggunakan pedoman
’’daftar pertanyaan” dari kuesioner sebagai instrumen penelitian.
2. Pengamatan (observasi), yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsungkepada objek penelitian. Teknik observasi biasanya dilakukan bersamaan dengan teknik lain untuk mengamati keadaan fisik, lokasi atau daerah penelitian secara sepintas (on the spot) dan dengan melakukan pencatatan seperlunya.
3.2.2.1 Sumber Data Primer
1. Obsevasi
Penulis melakukan pencarian data dan informasi dengan cara meninjau dan meneliti secara langsung data-data yang berkaitan dengan bahan laporan.
2. Wawancara
Penulis melakukan tatap muka dan tanya jawab secara langsung antara penulis sebagai pewawancara sedangkan nara sumber adalah Bagian Penjualan dan Pembelian pada Toko Qila Parfume Bandung.
3.2.2.2 Sumber Data Sekunder
Studi literatur
Penulis melakukan penelitian melalui data-data yang diperoleh dari buku-buku yang berupa dokumen - dokumen perusahaan yang bersifat rahasia yang berkaitan dengan persediaan dan penjualan parfum yang menjadi akar permasalahan, catatan sebagai teoritis yang memadai
(46)
dalam upaya melakukan analisa yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.2.3 Metode Pendekatan Dan Pengembangan Sistem
Adapun beberapa metode pendekatan / pengembangan yang digunakan diantaranya :
3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem
Prototype merupakan suatu metode dalam pengembangan
sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan berharap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai. Hal ini berbeda dengan pendekatan SDLC tradisional ( konvensional ) yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menghasilkan spesifikasi yang sangat rinci sebelum pemakai mengalami kesulitan dalam memahami spesifikasi sistem berakibat bahwa pemakai tidak begitu paham sampai pengujian dilakukan. Selain itu, prototype membuat proses pengembangan sistem informasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah, terutama pada keadaan kebutuhan pemakai sulit untuk di identifikasi.
3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan dalam pengembangan untuk membangun sistem informasi ini yaitu metode prototype yang dimana
prototype merupakan suatu metode dalam pemgembangan sistem yang
menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap dan prototype juga membuat proses pengembangan sistem
(47)
informasi menjadi lebih baik cepat dan lebih mudah. Dimana tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Kebutuhan Sistem
Pada tahap ini merupakan tahap awal dalam membangun sebuah sistem informasi, dimana antara pemakai sistem (user) dan pengembang sistem bertemu. User dijelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibangun oleh pengembang sistem.
2. Membuat Prototype
Setelah menganalisa sistem yang akan dibangun, pengembangan sistem mulai membuat prototype.
3. Menguji Prototype
Tahapan ini adalah proses penilaian terhadap prototype yang telah dibuat, apakah sesuai dengan kebutuhan atau tidak, jika tidak maka
prototype akan diperbaiki.
4. Memperbaiki Prototype
Setelah ditemukan letak kesalahan dari prototype yang dirancanga, pada tahapan ini penyusun akan memperbaiki prototype yang ada. Setelah itu akan diuji kembali sehingga prototype sesuai dengan keinginan pengguna.
(48)
5. Mengembangkan Versi Produksi
Setelah aplikasi dapat berjalan dan memenuhi kebutuhan sistem, maka aplikasi siap dipakai dan jika kebutuhan mendatang bertambah, maka sistem siap dikembangkan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Gambar 3.2 Mekanisme Pengembangan Sistem Dengan Prototype
( Sumber : Abdul Kadir, 2003 : 417 ) Identifikasi
Kebutuhan Sistem
Membuat Prototype
Menguji Prototype
Memperbaiki Prototype
Mengembangkan Versi Produksi
(49)
Penulis mengambil model proses secara prototyping karena :
a. Penyajian aspek-aspek perangkat lunak yang akan dibangun akan nampak bagi pelanggan/pemakai secara cepat (contohnya pendekatan input dan format output). Perancangan kilat membawa kepada konstruksi sebuah prototype.
b. Prototype dievaluasi oleh kedua belah pihak (programmer dan calon
user) sehingga penyaringan kebutuhan pengembangan perangkat lunak dapat dengan cepat dilakukan sesuai dengan keinginan user.
c. Programmer akan memahami apa yang harus dilakukan agar
kebutuhan user dapat dipenuhi.
3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan
1. Flow Map
Flow Map memberikan gambaran tentang sebuat sistem, yang akan mempermudah penganalisisan tentang masalah yanga akan di identifikasi, serta menjadi tolak ukur sejauh mana sistem akan dikembangkan. Dari sistem yang sudah dibuat maka di temukan beberapa data dan fakta yang akan dijadikan bahan untuk pengembangan dan penerapan sebuah aplikasi sistem yang akan diuslkan. Maka Flow map merupakan salah satu langkah awal untuk membangun atau mengembangkan sebuah sistem.
(50)
2. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem, dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store
dalam diagram konteks. 3. Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu network yang menggambarkan suatu sistem automat/komputerisasi, manualisasi atau gabungan dari keduanya, yang penggambaranya disusun dalam bentuk kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan sesuai aturan. Keuntungan dari DFD adalah memungkinkan untuk menggambarkan sistem dari level yang paling tinggi kemudian menguraikan menjadi level yang lebih rendah.
4. Kamus Data
Kamus data adalah kumpulan elemen – elemen atau simbol – simbol yang digunakan untuk membantu dalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap field atau file dalam sistem.
Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada pada data flow diagram. Arus data yang berada di DFD bersifat global dan hanya menunjukan nama arus datanya saja. Keterangan lebih
(51)
lanjut tentang struktur dari suatu arus data di DFD dapat dilihat pada kamus data. Kamus data atau data dictionary harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya. Untuk keperluan ini maka kamus data harus memuat hal – hal sebagai berikut :
1. Arus Data
Arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data untuk memudahkan mencari arus data di dalam Data Flow Diagram (DFD).
2. Nama arus data
Nama arus data memberikan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data sehingga dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data.
3. Alias
Alias atau nama lain dari data, untuk menyatakan nama lain dari data elemen atau data store yang sebenarnya sama dengan data elemen atau data store yang telah ada.
4. Bentuk data
Bentuk data dapat dipergunakan untuk mengelompokan kamus data kedalam kegunaanya sewaktu perancangan sistem.
(52)
5. Penjelasan
Untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, penjelasan dapat di isi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.
5. Perancangan Basis Data
Perancangan basis data diperlukan agar kita membuat suatu basis data yang lengkap dan efisien.
Langkah – langkah dalam perancangan basis data, diantaranya : 1. Normalisasi
Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasinya. Pada dasarnya normalisasi adalah suatu teknik menstrukturkan data dengan cara-cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan data dalam database. Normalisasi dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau masih melanggar aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang normal.
Dalam perspektif normalisasi, sebuah basis data dikatakan baik jika tabel yang menjadi unsur pembentuk basis
(53)
data harus dalam keadaan baik dan normal. Sebuah tabel dikatakan normal dan efisien, jika telah memenuhi 3 kategori, yaitu
1. Jika ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman (Lossless – Join
Decomposition).
2. Terpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data (dependency preservation).
3. Tidak melanggar Boyce – Code Normal Form (BCNF).
Beberapa bentuk normal yang sering digunakan sebagai berikut :
a. Bentuk normal pertama (1 Normal Form/NF)
Suatu tabel dapat terpenuhi jika sebuah table tidak memiliki atribut bernilai banyak (Multivalued Atribute) atau lebih dari satu atribut.
b. Bentuk normal kedua (2 Normal Form/NF)
Suatu tabel dikatakan bentuk normal kedua jika sudah memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut bukan kunci memiliki depedensi terhadap kunci primer. c. Bentuk normal ketiga (3 Normal Form/NF)
Suatu tabel dikatakan bentuk normal ketiga jika sudah memenuhi normal kedua dan setiap atribut bukan kunci
(54)
tidak memiliki depedensi transitif. Normalisasi dilakukan untuk menghindari adanya redudansi field-field dari tabel yang ada.
2. Tabel Relasi
Relasi Tabel secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu database yang didalamnya terdapat tabel – tabel yang saling berelasi satu sama lain. Relasi antar satu tabel dengan tabel yang lainya ditentukan berdasarkan aturan – aturan tertentu.
3. Entity-Relationship Diagram
ERD merupakan bentuk bagan yang menggunakan relasi dan entitas suatu informasi. Entitas relasi dibuat untuk menggunakan persepsi yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yaitu entitas dan hubungan antar entitas. Entity Relationship
Diagram (ERD) dapat juga dikatakan suatu model jaringan yang
menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak.
1. Entity
Pada ERD, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu didalamnya).
(55)
Pada ERD, relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas.
3.2.4 Pengujian Software
Pengujian menyajikan anomaly yang menarik bagi perekayasa perangkat lunak. Pada proses perangkat lunak, perekayasa terutama berusaha membangun perangkat lunak dari konsep abstrak ke implementasi yang dapat dilihat, baru kemudian dilakukan pengujian.
3.2.4.1 Sasaran – Sasaran Pengujian
Terdapat sejumlah aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian : a. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud
menemukan masalah.
b. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas
tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumya.
c. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang menemukan semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
3.2.4.2 Prinsip Pengujian
Sebelum mengaplikasikan metode untuk mendesain test case yang efektif, perekayasa perangkat lunak harus memahami prinsip dasar menuntun pengujian perangkat lunak. Serangkaian prinsip pengujian akan dijelaskan dibawah ini :
(56)
a. Pengujian harus direncanakan lama sebelum pengujian itu dimulai. b. Prinsip pareto berlaku untuk pengujian perangkat lunak.
c. Pengujian harus mulai dari yang kecil dan berkembang ke pengujian yang besar.
d. Pengujian yang mendalam tidak mungkin.
e. Untuk menjadi paling efektif, pengujian harus dilakukan oleh pihak ketiga yang independent.
3.2.4.3 Pengujian Blackbox
Menurut Roger S Pressman dalam bukunya Rekayasa Perangkat Lunak :
“ Pengujian Black – Box berfokus pada persyaratan fungsional
perangkat lunak. Pengujian Black – Box memungkinkan perekayasa
perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu
program ”.
Pengujian Black–Box bukan merupakan alternative dari teknik White– Box , tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mamapu mengungkap kelas kesalahan daripada metode White – Box. Pengujian White – Box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :
1. Fungsi – fungsi yang tidak benar atau hilang 2. Kesalahan interface
(57)
4. Kesalahan kinerja
(58)
52
4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan
Analisis sistem diklasifikasikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan – kebutuihan yang diharapkan dapat diusulkan perbaikan dari analisa sistem yang lama.
Analisis sistem yang berjalan dilakukan berdasarkan urutan kejadian yang ada dan fungsi pada sub bagian, dari urutan tersebut dapat dibuat diagram alir dokumen (flowmap), diagram konteks (context diagram), dan diagram alir data (data flow diagram).
4.1.1 Analisis Dokumen
Analisis dokumen adalah sebagai alat penjabaran atau penjelasan dari dokumen – dokumen yang ada pada sistem informasi.
Analisis Dokemen Penjualan
1. Nama Dokumen : Pesan Parfum
Fungsi : Untuk memesan parfum
(59)
Item Data : merek_parfum, jenis_parfum, jumlah_parfum
2. Nama Dokumen : Faktur Penjualan
Fungsi : Bukti transaksi penjualan
Sumber : Toko QILA Parfume
Item Data : tgl_trans_penjualan,
no_trans_penjualan, merek_parfume, jenis_parfum, harga_parfum,
jumlah_parfum
3. Nama Dokumen : Laporan Penjualan
Fungsi : Laporan seluruh transaksi penjualan
Sumber : Toko QILA Parfume
Item Data : tgl_trans_penjualan,
no_trans_penjualan, merek_parfum, jenis_parfum, harga_jual,
jumlah_parfum_jual
Analisi Dokumen Pembelian
1. Nama Dokumen : Data Parfum
(60)
Sumber : dari Supplier
Item Data : merek_parfum, jenis_parfum,
harga_beli, jumlah_parfum
2. Nama Dokumen : Nota Pembelian
Fungsi : Bukti transaksi pembelian
Sumber : dari Supplier
Item Data : tgl_trans_pembelian,
no_trans_pembelian, jenis_parfum, harga_beli, jumlah_parfum
3. Nama Dokumen : Laporan Pembelian
Fungsi : Laporan seluruh transaksi pembelian
Sumber : Toko QILA Parfume
Item Data : tgl_trans_pembelian,
no_trans_pembelian, jenis_parfum, harga_beli, jumlah_parfum_beli
4.1.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan
Perancangan prosedur yang berjalan terdiri dari narasi prosedur, flowmap sistem, diagram konteks ( contex diagram ), Data Flow Diagram (
(61)
4.1.2.1 Analisis Prosedur Sistem Pembelian Yang Sedang Berjalan
Adapun prosedur sistem pembelian yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan arsip parfum yang akan habis bagian gudang mengecek stok parfum kemudian dibuatkan permintaan pembelian dan diserahkan ke bagian pembelian.
2. Dibagian pembelian permintaan pembelian dibuatkan form pemesanan kemudian diserahkan ke bagian supplier.
3. Bedasarkan form pemesanan supplier membuatkan faktur pembelian kemudian diserahkan ke bagian pembelian.
4. Kemudian bagian pembelian membuatkan laporan pembelian berdasarkan faktur pembelian yang untuk diserahkan ke pimpinan.
Deskripsi dari arus informasi pembelian tersaji dalam bentuk Flowmap pada gambar dibawah ini :
(62)
Flow Map Pembelian Yang Sedang Berjalan
Bag. Pembelian Supplier Pimpinan
Bag. Gudang
AH
Mengecek stok parfum
Permintaan Pembelian
Permintaan Pembelian
Membuat form pemesanan
Form pemesanan Form pemesanan
Lap. Pembelian Faktur pembelian
Faktur pembelian
Membuat laporan
Laporan pembelian
Gambar 4.1 Flow Map Sistem Pembelian Yang Sedang Berjalan
Keterangan :
(63)
4.1.2.2 Analisis Prosedur Sistem Penjualan Yang Sedang Berjalan
Adapun prosedur sistem penjualan yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :
1. Customer memesan parfum ke bagian penjualan, setelah diperiksa maka data pesanan parfum tersebut akan diberikan ke bagian gudang untuk di cek ada atau tidak parfum yang dipesan tersebut.
2. Kemudian bagian gudang akan memeriksa bagian pesanan tersebut jika ada maka bagian gudang akan membuat laporan bahwa parfum tersebut ada, lalu diberikan ke bagian penjualan.
3. Setelah sampai di bagian penjualan maka bagian penjualan akan melakukan transaksi penjualan, lalu kemudian membuat faktur penjualan sebanyak dua rangkap, satu rangkap akan diberikan ke customer beserta parfum pesanan dan yang satu lagi akan di arsipkan.
4. Dari arsip tadi maka dibuatlah suatu laporan penjualan yang akan diberikan kepada pimpinan sebagai bukti penjualan.
Deskripsi dari arus informasi penjualan tersaji dalam bentuk Flowmap pada gambar dibawah ini :
(64)
Flow Map Penjualan Yang Sedang Berjalan
Bag. Penjualan Bag. Gudang Pemimpin
Customer
Pesan Parfum Pesan Parfum
Periksa Pesanan Parfum Pesanan Parfum Sudah Diperiksa Data Parfum Pesanan Data Parfum Sudah Dikelompokan Menyiapk an Parfum Pesanan Data Parfum Pesanan Data Parfum Pesanan Membuat Nota Penjualan 2 Nota 1 Nota 1 AK Membuat Lap. Penjualan
Lap. Penjualan Lap. Penjualan
Gambar 4.2 Flow Map Sistem Penjualan Yang Sedang Berjalan
Keterangan :
(65)
4.1.2.3Diagram Konteks ( Context Diagram )
Diagram Konteks adalah menggambarkan hubungan aliran – aliran data ke dalam dan keluar sistem atau entitas – entitas yang terletak di luar sistem (output) atau menerima data dari sistem tersebut
(input). Diagram konteks yang sedang berjalan di Toko QILA Parfume
adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3 Diagram Konteks ( Context Diagram ) Yang Sedang Berjalan
4.1.2.4 DFD ( Data Flow Diagram )
Diagram alir data ( Data Flow Diagram ) adalah teknik pemodelan secara grafis yang menggambarkan aliran data dalam sistem serta fungsi – fungsi (proses) yang terlibat dalam transformasi aliran data tersebut.
DFD digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
Supplier Sistem Informasi Penjualan Dan Pembelian Customer Pimpinan Nota Nota Pesan Parfum Data Parfum L ap . Pem b el ian L ap . P en ju ala n
(66)
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut akan disimpan.
Adapun DFD yang sedang berjalan di Toko QILA Parfume yaitu :
2.0 Pembelian
1.0 Penjualan
Customer
Pimpinan
Supplier Pesan Parfum
Nota
Nota Data Parfum Data Parfum Sudah
diperiksa
La
p
.
P
em
be
lian
L
ap
.
P
em
be
lia
n
(67)
1.1 Periksa Pesanan Parfum 4.1 Membuat Lap. Penjualan 3.1 Membuat Nota Parfum 2.1 Menyiapkan Parfum Pesanan AK Customer Pimpinan
Data Parfum Pesan Parfum Data Parfum Pesanan
Nota Penjualan N o ta Pe nj u al a n L ap . P en jua lan
(68)
Bag. Gudang Supplier
Pemimpin 1.2
Mengecek stok parfum
2.2 Membuat form
pemesanan
3.2 Membuat laporan Arsip parfum
akan habis
Permintaan pembelian
Form pemesanan
F
a
kt
u
r
p
e
mb
e
lia
n
Lap. Pembelian
4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan
Karena sistem penjualan dan pembelian yang sedang berjalan masih menggunakan sistem manual sehingga terjadi kesalahan – kesalahan antara lain :
(69)
Tabel 4.1 Evaluasi Sistem
Masalah Entitas Solusi
Sering terjadi kesalahan dalam proses pengontrolan jumlah parfum, karena lambatnya dalam pengolahan data parfum yang ada di gudang
Bagian Gudang Pengolahan data parfum dalam
gudang dirubah dengan
menggunakan suatu database,
untuk memudahkan dalam
pengontrolan parfum masuk dan parfum keluar dari gudang.
Penyimpanan data kurang aman karena data dapat tercecer dan hilang, dalam proses pencarian data harus dilakukan satu per satu sehingga memakan waktu yang cukup lama
Bagian Gudang Perlu adanya suatu sistem informasi dan suatu database
sehingga dalam pengolahan data,dapat mengurangi tingkat kesalahan. Dalam penyimpanan datapun lebih aman. Dan dalam pencarian data parfum yang perlukan tidak memakan waktu yang lama.
Pencarian data di arsip memakan waktu lama
Bagian Pembelian Dibuatkan fasilitas pencarian data pada aplikasi yang akan dirancang. Pembuatan laporan masih tulis
tangan di kertas
Bagian Pembelian Dibuat fasilitas pembuatan laporan pada aplikasi yang akan dirancang.
(70)
4.2 Perancangan Sistem
Pada tahap ini akan dirancang perangkat lunak untuk sistem penjualan dan pembelian yang akan dibuat berdasarkan analisis sistem yang telah dilakukan sebelumya, berdasarkan pada hasil evaluasi sistem yang sedang berjalan, maka sistem yang telah ada perlu dikembangkan. Pengembangan sistem dilakukan dengan mengubah atau memperbaiki sistem yang manual kedalam sistem yang terkomputerisasi, setelah memahami sistem yang sedang berjalan, maka tahap selanjutnya adalah membuat perancangan Sistem Informasi terlebih dahulu.
4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem
Perancangan Sistem Informasi ini adalah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sistem yang diusulkan sebagai penyempurnaan dari sistem yang sedang berjalan. Sistem yang sedang berjalan secara keseluruhan dilakukan secara manual sedangkan sistem yang diusulkan akan ditentukan pada pengolahan data secara komputerisasi.
4.2.2 Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan
Gambaran umum sistem yang diusulkan merupakan penjelasan dari sistem yang akan dibuat, yang bertujuan untuk memudahkan dalam memproses data – data khusunya yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian serta membandingkan dengan sistem yang sedang berjalan.
4.2.3 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan
Perancangan prosedur yang diusulkan terdiri dari narasi prosedur, flowmap sistem, diagram konteks ( contex diagram ), Data Flow
(71)
4.2.3.1 Perancangan Sistem Informasi Pembelian Yang Diusulkan
Adapun prosedur sistem pembelian yang diusulkan adalah sebagai berikut :
Flowmap sistem informasi pembelian yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1. Bagian gudang melakukan pengecekan stok parfum untuk di buatkan data permintaan pemesanan yang akan di serahkan kepada bagian pembelian, kemudian bagian pembelian membuatkan data pemesanan dan di serahkan kepada supplier.
2. Supplier membuat faktur pembelian berdasarkan surat pesanan parfum dan diberikan kepada bagian pembelian, kemudian di arsipkan.
3. Bagian pembelian mengecek data pembelian, apabila sesuai langsung di inputkan ke bagian gudang akan tetapi jika tidak sesuai di buatkan retur pembelian yang di serahkan kepada supplier. 4. Bagian gudang mencetak laporan pembelian yang di serahkan
kepada bagian pembelian, kemudian bagian pembelian menyerahkan laporan pembelian kepada pimpinan kemudian di arsipkan.
(72)
Flow Map Sistem Pembelian Yang Diusulkan
Bag. Pembelian Bag. Gudang Pimpinan
Supplier Buat data pemesanan D B Data pemesanan Faktur pembelian Cek data pembelian Sesuai Y Input pembelian Membuat retur pembelian T Retur pembelian Retur pembelian Cetak laporan pembelian Laporan pembelian Laporan pembelian Data pemesanan Faktur pembelian LP FP Permintaan pemesanan Mengecek stok parfum
Gambar 4.7 Flow Map Sistem Pembelian Yang Diusulkan
Keterangan :
LP : Arsip Lap. Pembelian FP : Arsip Faktur Pembelian
(73)
4.2.3.2 Perancangan Sistem Informasi Penjualan Yang Diusulkan
Adapun prosedur sistem penjualan yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1. Customer memberikan surat pesanan parfum ke bagian penjualan untuk memesan parfum.
2. Bagian penjualan melakukan pemeriksaan stok parfum yang ada di bagian gudang dalam database.
3. Setelah parfum yang dipesan tersedia, bagian penjualan membuat faktur penjualan dan dicetak sebanyak tiga rangkap, rangkap pertama diberikan kepada customer, rangkap kedua disimpan sebagai arsip pada bagian penjualan, dan rangkap ketiga diberikan ke bagian gudang.
4. Bagian gudang menyediakan parfum berdasarkan faktur penjualan. 5. Bagian penjualan mencetak laporan penjualan.
6. Bagian penjualan memberikan laporan penjualan kepada pimpinan.
Flowmap sistem informasi penjualan yang diusulkan adalah sebagai berikut :
(74)
Flow Map Sistem Penjualan Yang Diusulkan
Pimpinan Bag. Gudang
Bag. Penjualan Customer
Pesan Parfum Pesan Parfum
Cari Data Pesanan Parfum Pesan Parfum Pesan Parfum Cari Mencetak Faktur Penjualan Transaksi Penjualan Faktur Penjualan
Faktur Penjualan Faktur Penjualan
Menyediakan Parfum Berdasarkan Faktur Penjualan List Parfum List Parfum Cetak Lap. Penjualan Lap. Penjualan LP Lap. Penjualan LP FP T Y DB 1 2 3 1 2
Gambar 4.8 Flow Map Sistem PenjualanYang Diusulkan
Keterangan :
FP : Arsip Faktur Penjualan LP : Arsip Lap. Penjualan
(75)
4.2.3.3Diagram Konteks Supplier Sistem Informasi Penjualan Dan Pembelian Customer Pimpinan Faktur pembelian Pesan parfum
Data lap. penjualan Data lap. pembelian
Faktur penjualan List parfum
Retur Pembelian Data Pemesanan
Gambar 4.9 Diagram Konteks ( Context Diagram ) Yang Sedang
Diusulkan
4.2.3.4 Data Flow Diagram ( DFD )
1.0 Pembelian Supplier Pimpinan 2.0 Penjualan Customer F. Parfum F. Pembelian F. Penjualan
Faktur pembelian Data pembelian
Data lap. pembelian
List parfum D
at a l ap . penj ual an D at a l is t pe nj ual an Data penjualan D at a penj ua lan Data pembelian Data pemesanan Data pembelian Data pemesanan Data pemesanan Retur pembelian F. pembelian
(76)
Supplier
1.2 Membuat data
pesan
F. Supplier
Data pemesanan F.Parfum
F. Pemesanan 1.3 Cek pembelian 1.4 Input Data Pembelian F. pembelian Faktur pembelian 1.6 Mencetak lap pembelian Pimpinan Lap pembelian Faktur pembelian 1.5 Membuat retur pembelian Retur pembelian F. Retur Data pemesanan Data suplier Data parfum 1.1 Mengecek stok parfum Data pemesanan Faktur pembelian Faktur pembelian Retur pembelian
Gambar 4.11 DFD Level 2 Proses 1 Yang Diusulkan
2.1
Cari parfum
Customer 2.5 Membuat lap. penjualan 2.4 Menyediakan parfum 2.3 Mencetak faktur 2.2 Melakukan transaksi penjualan Pimpinan
Data pesan parfum
Data parfum
Data penjualan
Data penjualan
Data parfum jual
Data penjualan
F. Parfum F. Penjualan
Data pesan parfum
Data penjualan
Data penjualan Data lap. penjualan
Data pesan parfum
(77)
4.2.3.5Kamus Data
Kamus data merupakan sebuah daftar yang terorganisasi dari elemen data yang berhubungan dengan sistem. Kamus data digunakan untuk memberikan sebuah pendekatan terorganisasi untuk mempersentasikan karakteristik dari masing – masing objek data dan item control.
Kamus data yang mengalir pada Data Flow Diagram ( DFD ) adalah sebagai berikut:
1. Nama Arus Data data_pembelian
Alias -
Aliran Data Proses 1 – F. Pembelian, F. Pembelian – Proses 1 Customer – Proses 2
Atribut no_trans_pembelian, tgl_trans_pembelian, id_supplier,
nama_supplier, kd_parfum, nama_parfum, harga_beli, jumlah_parfum_beli, total_bayar_beli.
2. Nama Arus Data data_supplier
Alias -
Aliran Data F. Supplier – Proses 1
Atribut id_supplier, nama_supplier, alamat_supplier, telepon_supplier
(78)
Alias -
Aliran Data Supplier – Proses 3, Proses 3 – Proses 4. Preses 4 – F. pembelian, F. pembelian – Proses 6
Atribut kd_parfum, nama_parfum, harga_beli, jumlah_parfum_beli
4. Nama Arus Data data_retur_pembelian
Alias -
Aliran Data Proses 5 -- F. Retur , Proses 5 – Supplier
Atribut kd_retur, no_trans_pembelian, jumlah_retur, keterangan
5. Nama Arus Data data_ pemesanan
Alias -
Aliran Data Proses 1 -- Proses 2, Supplier – Proses 2, Proses 1 – F. pemesanan
Atribut no_pesanan, tgl_pesanan, id_supplier, jumlah_pesanan
6. Nama Arus Data data_ parfum
Alias -
Aliran Data F. Parfum – Proses 1
Atribut kd_parfum, nama_parfum, harga_beli, harga_jual,
(79)
7. Nama Arus Data data_ lap.pembelian
Alias -
Aliran Data Proses 6 – Pimpinan
Atribut tgl_trans_pembelian, no_trans_pembelian, nama_parfum, harga_beli, jumlah_parfum
8. Nama Arus Data data_ pesan_parfum
Alias -
Aliran Data Customer – Proses 1, Proses 1 – Customer, Proses 1 – Proses 2
Atribut id_customer, nama_customer, alamat_customer,
telepon_customer, nama_parfum, jumlah_parfum
9. Nama Arus Data data_ parfum_jual
Alias -
Aliran Data Proses 4 – Customer
Atribut kd_parfum, nama_parfum, harga_jual, jumlah_parfum_jual
10.Nama Arus Data data_ penjualan
Alias -
Aliran Data Proses 2 – F. Penjualan, F. Penjualan – Proses 5,
F. Penjualan – Proses 3, Proses 3 – Proses 4, Proses 3 -- Customer
(80)
Atribut no_trans_penjualan, tgl_trans_penjualan, id_customer, nama_customer, kd_parfum, nama_parfum, harga_jual, jumlah_perfum_jual, total_bayar_jual.
11.Nama Arus Data data_ lap.penjualan
Alias -
Aliran Data Proses 5 – Pimpinan
Atribut tgl_trans_penjualan, no_trans_penjualan, kd_parfum,
nama_parfum, harga_jual, jumlah_parfum.
4.2.4 Perancangan Basis Data
4.2.4.1 Normalisasi
Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki/membangun dengan model data relational, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika. Proses normalisasi merupakan metode yang formal/standar dalam mengidentifikasikan dasar relasi bagi primary key-nya, dan depedensi fungsional diantara atribut - atribut dari relasi tersebut.
4.2.4.1.1 Unnormal
{ no_trans_pembelian, tgl_trans_pembelian, id_supplier, nama_supplier, kd_parfum, nama_parfum, harga_beli, jumlah_parfum_beli, total_bayar_beli, id_supplier, nama_supplier,
(81)
alamat_supplier, telepon_supplier, kd_parfum, nama_parfum, harga_beli, jumlah_parfum_beli, kd_retur, no_trans_pembelian, jumlah_retur, keterangan, no_pesanan, tgl_pesanan, id_supplier, jumlah_pesanan, kd_parfum, nama_parfum, harga_beli, harga_jual, jumlah_parfum, tgl_trans_pembelian, no_trans_pembelian, nama_parfum, harga_beli, jumlah_parfum, id_customer,
nama_customer, alamat_customer, telepon_customer,
nama_parfum, jumlah_parfum, kd_parfum, nama_parfum, harga_jual, jumlah_parfum_jual, tgl_trans_penjualan, no_trans_penjualan, kd_parfum, nama_parfum, harga_jual, jumlah_parfum, no_trans_penjualan, tgl_trans_penjualan, id_customer, nama_customer, kd_parfum, nama_parfum, harga_jual, jumlah_parfum_jual, total_bayar_jual }
4.2.4.1.2 Bentuk Normal Pertama
Bentuk Normal Pertama ( 1NF) adalah equivalen dengan definisi model relasional. Relas adalah bentuk normal pertama ( 1NF ) jika semua nilai atributnya adalah sederhana.
{ no_trans_pembelian, tgl_trans_pembelian, kd_parfum, nama_parfum, jumlah_parfum, harga_beli, jumlah_parfum_beli, total_bayar_beli, id_supplier, nama_supplier, alamat_supplier, telepon_supplier, kd_retur, jumlah_retur, keterangan, harga_jual, no_pesanan, tgl_pesanan, jumlah_pesanan, id_customer,
(1)
Jika Bantuan pada Menu Utama diklik maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 5.73 Submenu Help
Jika di klik Bantuan maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini :
(2)
Jika di klik Tentang maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini :
(3)
178
Setelah melakukan analisis terhadap Sistem Penjualan dan Pembelian parfum pada Toko QILA Parfume Bandung yang sedang berjalan serta mencoba memberikan solusi dengan mengembangkan Sistem Penjualan dan pembelian yang telah ada, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan memberikan saran dalam peningkatan kinerja sistem yang telah ada.
6.1 Kesimpulan
Setelah merancang sistem informasi penjualan dan pembelian yang dibuat dalam sebuah program, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengecekan stok parfum di bagian persediaan (gudang) sebelumnya masih manual menggunakan buku, sekarang proses pengecekan stok parfum sudah terkomputerisasi sehingga bisa dibuat dengan cepat dan keterlambatan penyediaan stok parfumpun dapat diminimalkan.
2. Sebelumnya pengolahan data penjualan dan pembelian parfum di QILA Parfume masih bersifat tulis tangan, sekarang pengolahan data penjualan dan pembelian parfum bisa dengan cepat dibuat dan maslah kehilangan datapun dapat diminimalkan karena pengolahan datanya sudah terkomputerisasi.
(4)
3. Proses penyimpanan data parfum menjadi lebih efektif dan efisien, waktu lebih cepat dan kesalahan dalam penulisan dan perhitungan dapat diminimalkan karena penyimpanan datanya sudah dalam database.
4. Sebelumnya Penyajian laporan persedian parfum, laporan penjualan dan laporan pembelian parfum masih manual, sekarang proses pembuatan seluruh laporannya menjadi lebih akurat dan cepat karena sudah terkomputerisasi.
6.2 Saran
Adapun saran terhadap penggunaan sistem yang telah dibuat adalah sebagai berikut :
1. Agar lebih efektif dimasa yang akan datang, sistem ini dapat dikembangkan kedalam bentuk jaringan yang terintegrasi juga mencakup transaksi penjualan, transaksi pemesanan, transaksi pembelian, hingga retur pembelian di Toko Qila Parfume.
2. Untuk kedepanya juga diharapkan dapat dirancang sampai pembuatan laporan keuangan dan laporan laba rugi secara keseluruhan yang diperoleh Toko Qila Parfume.
3. Untuk kedepannya juga diharapakan transaksi pemesanan dan pembelian dilakukan dengan menggunakan website.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
HM,Jogiyanto.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi.Andi,Yogyakarta. R.Pressman.1997, Rekayasa Perangkat Lunak.Andi.Yogyakarta.
Susanto.Azhar.2004.Sistem Informasi Manajemen (edisis 3) .Lingga jaya.Bandung. Sutarbi.Tata.2004.Analisis Sistem Informasi.Andi.Yogyakarta.
(6)
Nama Lengkap : MARYUKI MAKMUR
NIM : 1.05.06.333
Tempat/ Tanggal Lahir : PALU, 13 NOVEMBER 1987 Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Jl. Dago Pojok No. 5A Bandung No.Telp/HP : 08172355711
E-mail : Uky_reds@yahoo.com
Pendidikan
1994-2000 : SD Negeri 5 Palu 2000-2003 : SLTP Negeri 1 Palu 2003-2006 : SMU Negeri 2 Palu
2006-2011 : UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA (S1)
Bandung, Juni 2011
( Maryuki Makmur) NIM. 1.05.06.333