PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI ,PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP NILAI INFORMASI PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sleman)

(1)

THE EFFECT OF HUMAN RESOURCE CAPACITY, UTILIZATION OF INFORMATION TECHNOLOGY, ACCOUNTING INTERNAL CONTROL AND

FINANCIAL SUPERVISION ON THE QUALITY OF LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL REPORTING INFORMATION

(Empirical Study At Sleman Regency)

Oleh

HANIFATUL LIL JADIDAH 20130420070

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

THE EFFECT OF HUMAN RESOURCE CAPACITY, UTILIZATION OF INFORMATION TECHNOLOGY, ACCOUNTING INTERNAL CONTROL

AND FINANCIAL SUPERVISION ON THE QUALITY OF LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL REPORTING INFORMATION

(Empirical Study At Sleman Regency)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

HANIFATUL LIL JADIDAH 20130420070

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Hanifatul Lil Jadidah Nomor Mahasiswa : 20130420070

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI

INFORMASI , PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI DAN

PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP NILAI INFORMASI PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sleman)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta Materai, 6.000,-

Hanifatul Lil Jadidah


(4)

v Motto

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada

kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu

ada kemudahan.” (Q.S. Al

-Insyirah: 5-6)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib

suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka

sendiri

”(Q.S. Ar

-

Ra’d:11)

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah

pula kamu bersedih hati, padahal kamulah

orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu

orang-

orang yang beriman.” (Q.S. Al

-Imran: 139)

~~~~~~

Kemuliaan paling besar bukanlah karena kita tidak pernah terpuruk, tapi karena kita selalu mampu bangkit setelah terjatuh. (Oliver Goldsmith)

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki. (Mahatma Gandhi)


(5)

vi

Persembahan

Untuk Bapak Ibu yang selalu mendoakan dengan sepenuh hati kepada anaknya

Adikku Nur Azwalinzah Yang selalu memberikan semangat dalam penyusunan skripsi


(6)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi , Pengendalian Intern Akuntansi dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi organisasi dan dapat memberikan ide pengembangan bagi peneliti selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Ibu Dr. Ietje Nazarudin, S.E., M.Si. selaku Kepala Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Rizal Yaya, S.E, M.Sc., ph.D.,Ak., C.A., yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu serta Adikku yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta,


(7)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori ... 10

1. Agency Theory ... 10

2. Stewardship Theory...11

3. Pelaporan Keuangan Pemerintah ... 12

4. Nilai Informasi ... 15

5. Kualitas Sumber Daya Manusia ... 17

6. Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 18

7. Pengendalian Intern Akuntansi ... 19


(8)

xi

B. Penurunan Hipotesis dan Penelitian Terdahulu ... 24

C. Model Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 32

B. Jenis Data ... 32

C. Teknik Pengambilan Sampel... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

F. Uji Kualitas Data ... 40

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Gambaran Umum Obyek dan Subjek Penelitian ... 46

B. Analisis Deskriptif...48

C. Uji Kualitas Data ... 51

D. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 58

E. Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

C. Keterbatasan ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(9)

xii

DAFTAR TABEL

3. 1. Operasional Variabel ... 37

4. 1. Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuisioner ... 47

4. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49

4. 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 49

4. 5. Uji Statistik Deskriptif ... 50

4. 6. Uji Validitas ... 51

4. 7. Uji Reliabilitas ... 54

4. 8. Uji Normalitas ... 55

4. 9. Uji Multikolinearitas ... 56

4. 10. Uji Heterokedastisitas ... 57

4. 11. Uji T ... 58

4. 12. Uji F ... 60


(10)

xiii

DAFTAR GAMBAR


(11)

(12)

(13)

vii

manusia, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern akuntansi dan pengawasan keuangan daerah terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah studi pada pemerintahan Kabupaten Sleman. Variabel yang akan diuji adalah kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern akuntansi dan pengawasan keuangan daerah sebagai variabel independen dan nilai informasi pelaporan keuangan sebagai variabel dependen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Regresi Linier dengan bantuan statistical software SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia , pengendalian intern akuntansi dan pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Sedangkan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Kata Kunci: Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Intern Akuntansi, Pengawasan Keuangan Daerah, Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah.


(14)

viii

supervision on the quality of local government financial reportingempirical study at sleman regency. The variables tested are the human resources quality, the utilization of information technology , the accounting internal control and financial supervision as independent variables and the information value of financial reporting as dependent variable. The method used in this study was linear regression model using SPSS statistical software.

The result of this study shows that human resources quality , accounting internal control and financial supervision on the equalityhas significant positive impact information on the quality of local government financial reporting. And utilization of information technology has significant negative impact information on the quality of local government financial reporting.

Key words: human resources quality, utilization of information technology, accounting internal control, local finance supervision, quality of local goverment financial reporting.


(15)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan sektor publik dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pemerintahan yang baik, sehingga mendorong pemerintah daerah maupun pusat untuk menerapkan dan lebih meningkatkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik merupakan suatu pertanggungjawaban oleh pemegang amanah mengenai segala aktivitas-aktivitas organisasi yang telah dilaksanakannya kepada pemberi amanah terkait masalah informasi laporan keuangan yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan organisasi (Mardiasmo, 2002)

Para pengguna laporan keuangan menuntut pemerintah daerah untuk menyediakan informasi laporan keuangan yang bersifat akuntabilitas dan transparan, karena laporan keuangan daerah akan digunakan oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan sesuai dengan undang undang nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan . Informasi laporan keuangan yang memiliki nilai kebermanfaatan adalah laporan keuangan yang memiliki karakterisitik kualitatif yang digunakan sebagai tolak ukur secara normatif yang dapat membantu informasi akuntansi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan kerangka konseptual akuntansi , yang termasuk karakteristik kualitatif informasi laporan keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 adalah :


(16)

1. Relevan

Suatu laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang tersedia didalamnya mampu memberikan pengaruh dalam pegambilan keputusan bagi pengguna untuk membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, serta memprediksi masa depan dan juga menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi yang telah dilakukan dimasa lalu.

1. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari informasi yang menyesatkan dan kesalahan material serta menyajikan laporan keuangan berdasarkan fakta yang ada, jujur dan dapat diverifikasi.

2. Dapat dibandingkan

informasi laporan keuangan yang termuat dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnyaa, atau dibandingkan dengan keuangan entitas lain pada umumnya.

3. Dapat dipahami

Informasi laporan keuangan yang disajikan dapat dipahami oleh pemakai atau pengguna laporan keuangan dengan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan menurut batas pemahaman pengguna.


(17)

Pemerintah daerah dikatakan mampu mewujudkan adanya transparasi serta akuntabilitas dalam pengelolahan keuangan daerah apabila informasi yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah daerah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005.

Dalam penyajian laporan keuangan harus diperhatikan bahwa banyak pihak yang mengandalkan laporan keuangan untuk diandalkan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu suatu laporan keuangan harus memiliki informasi yang bermanfaat bagi pemakai atau pengguna laporan keuangan.

Pada kondisi sekarang, banyak permasalahan yang terjadi berkaitan dengan laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Masih banyak data-data laporan keuangan yang disajikan jauh dari kenyataan. Selain itu juga masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah.

Salah satu penyimpangan yang ditemukan BPK adalah pada saat dilakukannya pemeriksaan reguler secara menyeluruh dimana meliputi 5 aspek yaitu aspek tupoksi, aspek keuangan, sumber daya manusia, aspek sarana dan prasarana serta aspek metode kerja ditemukan beberapa permasalahan yaitu pada tugas pokok dan fungsi ada 3 masalah ( 5,17% ) aspek keuangan terdapat 14 masalah (24,13%), aspek SDM tidak dijumpai masalah, aspek sarana dan prasrana ditemukan 40 masalah (68,96%) dan


(18)

metode kerja terdapat 1 masalah (1,74%). Sedangkan menurut jenis masalah , temuan kerugian/pemborosan keuangan Negara ada 10 masalah, pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku terdapat 19 masalah (32,76%) disamping masalah-masalah yang lain. (Slemankab, 2010)

Dari fenomena tersebut dapat dinyatakan bahwa masih terdapat laporan keuangan pemerintah baik pusat maupun daerah masih jauh dari kriteria kualitatif laporan keuangan , padahal pemerintah membutuhkan baik informasi laporan keuangan daerah maupun informasi laporan keuangan pusat tepat waktu dan andal, adapun faktor yang mempengaruhi nilai informasi keuangan daerah diantaranya kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern akuntansi dan pengawasan keuangan daerah.

Pemerintah Kabupaten Sleman sendiri sudah memperoleh predikat WTP dari BPK akan tetapi WTP ini tidak menjamin bahwa laporan keuangan bebas dari kecurangan, beberapa pendapat mengenai perolehan WTP pada Kabupaten Sleman adalah :

 Kepala Perwakilan BPK RI Provinsi DIY, Sunarto, menjelaskan bahwa opini WTP bukanlah tujuan akhir dari pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara karena Opini WTP tidaklah menjamin bahwa dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban bebas dari kecurangan, Opini WTP tidak menyimpulkan bahwa SPI telah berjalan secara efisien dan ekonomis. Tercapainya opini WTP kali ini tidaklah menjamin bahwa tahun-tahun yang akan datang BPK juga


(19)

memberikan opini WTP atas LK Pemerintah Daerah. Perwakilan lebih lanjut. Sesuai dengan pasal 20 UU No 15 Tahun 2004, maka diharapkan agar semua Pemerintah Kota/Kabupaten se-Provinsi DIY segera menindaklanjuti rekomendasi BPK selambat-lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima. Diharapkan pula Hasil Pemeriksaan BPK ini bisa memberikan dorongan dan motivasi untuk memperbaiki pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .(BPKRI, 2013).

 Kabupaten Sleman memperoleh predikat wajar tanpa pengecualian dalam 5 tahun berturut turut, dimana dalam mempertahankan opini wajar tanpa pengecualiaan, untuk mempertahankan WTP setiap SKPD dihimbau untuk menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah berdasarkan kesesuaian Standar Akuntasi Pemerintahan (SAP), kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap perundang-undangan serta memperhatikan tertib administrasi dan pengelolaah mulai dari tingkat desa, serta adanya transparasi terhadap informasi laporan keuangan . Meskipun opini WTP merupakan indikator clean and good governance namun demikian, opini WTP bukanlah jaminan untuk mewujudkan good and corporate governance. WTP bukan tujuan utama mengingat proses menuju opini WTP tersebut yang justru lebih penting. dikarenakan proses tersebut menyangkut sistem penyelenggaraan pemerintahan dan menciptakan budaya kerja birokrasi yang optimal. (Slemankab.go.id, 2016 )


(20)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dkk (2015) Hasil dari penelitian ini adalah pengawasan keuangan daerah, sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan daerah.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Andriyani (2010) Hasil dari penelitian ini adalah kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap keterandalan laporan keuangan. dan kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan laporan keuangan.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Karmila dkk (2013) hasil dari penelitian ini adalah sumber daya manusia berpengaruh negatif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, kemudian Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah dan pengendalian intern berpengaruh negatif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Perbedaan hasil penelitian inilah yang membuat peneliti tertarik untuk menganalisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah, Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ariesta (2013) dengan adanya tambahan variabel yang dimungkinkan dapat mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan daerah yaitu variabel Pengawasan Keuangan Daerah. Penelitian ini berjudul : “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi


(21)

Informasi , Pengendalian Intern Akuntansi dan Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Sleman”. Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman. Diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini, akan memberikan kontribusi bagi Pemerintah Kabupaten Sleman dalam peningkatan kualitas nilai informasi pelaporan keuangan daerah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan daerah?

2. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan daerah?

3. Apakah pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan daerah?

4. Apakah pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan daerah?


(22)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.

2. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.

3. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pengendalian intern akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.

4. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pengawasan keuangan daerah terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat di Bidang Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi akademisi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan nilai informasi laporan keuangan.


(23)

2. Manfaat di Bidang Praktik

Penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak di pemerintahan daerah terkait dengan nilai informasi pelaporan keuangan.


(24)

10 BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Teori Agensi (Agency Teory )

Akuntabilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah yang berperan sebagai agent untuk memberikan pertanggungjawaban , menyajikan, melaporkan dan mengumpulkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah sebagai principal. Dimana akuntabilitas publik terdiri dari dua yaitu : 1) Akuntabilitas vertikal yaitu merupakan pertanggungjawaban terhadap pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. 2) Akuntabilitas horizontal yaitu merupakan pertanggungjawaban terhadap masyarakat luas yang menggunakan laporan nilai informasi keuangan ( Mardiasmo, 2002)

Dalam hal ini pemerintah daerah sebagai agent tidak hanya memberikan tanggung jawab mengenai laporan keuangan yang lengkap dan wajar akan tetapi juga dilihat sejauh mana pemerintah bisa memberikan sarana atau akses untuk para pemakai laporan keuangan dalam menggunakan laporan keuangan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Salah satu konsep yang berlandaskan teori keagenan adalah praktek pelaporan keuangan yang terdapat dalam organisasi sektor publik. Dimana pemerintah berperan sebagai agent memiliki


(25)

kewajiban dalam menyajikan informasi laporan keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai informasi keuangan pemerintah yang berperan sebagai prinsipal yang digunakan untuk menilai tingkat akuntabilitas serta dalam menyusun keputusan baik keputusan dalam hal politik, sosial dan ekonomi. Dalam sistem pemerintahan yang berdemokrasi, hubungan antara pemerintah dan para pemakai informasi laporan keuangan pemerintah dapat digambarkan sebagai suatu hubungan yang bersifat keagenan (agency relationship). Dalam hal ini pemerintah bertugas sebagai agen yang diberi pertanggungjawaban dalam menjalankan kewajiban yang telah ditetapkan oleh para pemakai informasi keuangan pemerintah yang berperan sebagai prinsipal, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anggota-anggotanya.

2. Teori Stewardship (Stewardship theory)

Stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1997),

menggambarkan bahwa tidak ada suatu keadaan situasi para manajemen termotivasi untuk tujuan-tujuan individu melainkan lebih fokus untuk tujuan sasaran utama yaitu kepentingan organisasi. Asumsi filosofi mengenai teori stewardship dibangun berdasarkan sifat manusia yaitu dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, serta dapat berlaku jujur untuk pihak lainnya. Teori ini menggambarkan hubungan yang kuat antara kepuasan dan kesuksesan organisasi. Tercapainya kesuksesan dalam


(26)

sebuah organisasi dapat dicapai dengan cara maksimalisasi utilitas

principals dan manajemen.(Puspitarini, 2012).

LKPD merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pelaksanaan good governance. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam pembuatan LKPD pemerintah daerah harus mengungkapkan secara jelas dan rinci terkait data akuntansi dan informasi-informasi lainnya secara relevan. LKPD yang dibuat oleh pemerintah daerah akan bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebu. Pihak-pihak tertentu juga dapat memanfaatkan LKPD tersebut untuk membuat keputusan ekonomi.

Hubungan teori stewardship terhadap penelitian ini yaitu mampu menjelaskan peran pemerintah daerah sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya dapat menampung aspirasi masyarakat, dapat memberikan pelayanan yang baik bagi publik, mampu membuat pertanggungjawaban keuangan yang telah menjadi tugasnya , sehingga tujuan ekonomi terpenuhi serta kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara maksimal.

3. Pelaporan Keuangan Pemerintah

Pelaporan keuangan merupakan struktur dan proses akuntansi yang menunjukkan bagaimana informasi keuangan disajikan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara. Laporan keuangan digunakan sebagai alat pertanggungjawaban terhadap kepengurusan


(27)

sumber daya ekonomi yang dimiliki suatu entitas. Laporan keuangan yang baik merupakan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi yang telah ditetapkan , sehingga laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya atau dibandingkan dengaan laporan keuangan paada entitas lain. (Swardjono, 2005)

Laporan keuangan merupakan pernyataan dari pihak yang terkait atau pemerintah dimana merupakan pihak yang menyajikan informasi yang akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta untuk menunjukkan adanya akuntabilitas terhadap suatu laporan keuangan yang telah diserahkan kepadanya. Laporan keuangan akan digunakan untuk mengukur hasil kinerja dengan kesesuaiannya terhadap peraturan perundang-undangan, serta digunakan sebagai pembanding realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan mengenai anggaran yang telah ditetapkan, dan juga untuk menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas atas pelaporan.

Pemerintah memiliki kewajiban untuk melaporkan hasil kegiatan yang telah terlaksana dan tercapai secara sistematis dan terstruktur pada periode pelaporan yang digunakan untuk kepentingan :

a. Akuntabilitas

Tanggung jawab individu atau kelompok atas pelaksanaan kewajiban yang telah dipercayakan untuk mengelola sumber daya


(28)

terhadap entitas pelaporan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

b. Manajemen

Memberikan kemudahan bagi para pemakai untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan suatu entitas yang telah terlaksana dalam suatu periode pelaporan, sehingga mempermudah pemerintah dalam menjalankan fungsi perencanaan, proses pengelolaan, pengendalian terhadap seluruh aset, kewajiban serta ekuitas dana pemerintah dalam entitas yang akan digunakan untuk kepentingan masyarakat luas.

c. Transparasi

Menyediakan informasi yang berkaitan dengan informasi laporan keuangan secara terbuka dan jujur kepada masyarakat, dengan adanya pertimbangan bahwa masyarakat mempunyai wewenang untuk mengetahui secara menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah dalam mengelola sumber daya yang telah ditugaskan kepadanya dan kesesuaiannya dengan peraturan perundang- undangan.

d. Keseimbangan Antargenerasi

Membantu para pemakai laporan keuangan dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada suatu periode pelaporan yang digunakan dalam membiayai seluruh pengeluaran yang telah dialokasikan atau ditetapkan.


(29)

4. Nilai Informasi

Suatu informasi yang memiliki nilai merupakan informasi yang dapat dgunakan sebagai petimbangan dalam pengambilaan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. suatu informasi dapat dikatakan memiliki manfaat apabila dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan yang berkepentingan. Informasi yang bermanfaat merupakan informasi yang memiliki nilai. Agar suatu informasi dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan maka suatu informasi harus memiliki karakteristik kualitatif yang telah di syaratkan.( Suwardjono, 2005)

Adapun karakteristik laporan keuangan pemerintah yang termasuk persyaratan normatif sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005) adalah :

1. Relevan, merupakan suatu informasi yang mampu mempengaruhi pengguna atau pemakai laporan keuangan sehingga para pengguna laporan keuangan dapat melakukan evaluasi mengenai kejadian dimasa lalu maupun masa kini dan mampu memprediksi masa yang akan datang. Dimana suatu informasi yang dikatakan relevan memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

a. Manfaat umpan balik (feedback value). Suatu informasi memungkinkan akan dipakai oleh pengguna sebagai alat untuk mengevaluasi hasil pencapaian mereka di masa lalu.


(30)

b. Manfaat prediktif (predicrive value). Suatu informasi digunakan untuk membantu penggguna dalam melakukan prediksi dimasa yang akan datang dengan membandingkan hasil dimasa lalu dan masa kini

c. Tepat waktu (timeliness). Suatu informasi yang dihasilkan secara tepat waktu akan memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap, yaitu mencakup seluruh informasi akuntansi yang dapat memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan. Informasi yang mencakup setiap butir informasi utama yang tertuang dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas sehingga kesalahan dalam pengguna informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal, yaitu Informasi dalam laporan keuangan bebas dari informasi yang menyesatkan dan kesalahan material serta menyajikan laporan keuangan berdasarkan fakta yang ada, jujur dan dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik berikut :

a. Penyajian jujur. Informasi disajikan sesuai dengan transaksi dan peristiwa yang terjadi serta secara wajar dapat disajikan dengan fakta yang ada.

b. Dapat diverifikasi (verifiability). Informasi yang disajikan pada laporan keuangan dapat dipertanggung jawabkan dan


(31)

dapat diuji, dan pengujian dilakukan lebih dari sekali dengan orang yang berbeda akan tetapi hasil yang ditunjukkan tetap sama atau tidak ada perbedaan.

c. Netralitas, yaitu informasi disajikan untuk seluruh kebutuhan masyarakat dan tidak berpihak pada pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan yaitu informasi laporan keuangan yang termuat didalamnya dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya, atau dibandingkan dengan keuangan entitas lain pada umumnya. Dimana perbandingan dapat dilakukan secara intrenal dan eksternal..

4. Dapat dipahami yaitu Informasi laporan keuangan yang disajikan dapat dipahami oleh pemakai atau pengguna laporan keuangan dengan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan menurut batas pemahaman pengguna .

5. Kualitas Sumber daya manusia

Kualitas sumberdaya manusia merupakan suatu kemampuan yang dimilki oleh seseorang sehingga dengan kemampuannya yang memadai dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya yang telah diembankan kepadanya , dengan adanya bekal pendidikan, pelatihan, serta pengalaman yang cukup banyak ( Widodo, 2001 dalam Ariesta, 2013). Sumberdaya manusia merupakan hal yang penting


(32)

dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, sehingga perlu adanya pengelolaan sumber daya semaksimal mungkin supaya mampu memberikan kontribusi yang baik dalam suatu organisasi atau entitas.

Kapasitas sumber daya manusia merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk menjalankan fungsi-fungsi atau kewenangannya dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Untuk mencapai kinerja dalam menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) serta hasil –hasil (outcomes) harus memperhatikan kemampuan kapasitas sumber daya manusia yang ada dalam entitas.

Dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menyajikan informasi laporan keuangan daerah yaaitu dengan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam bidang akuntansi atau berlatar belakang pendidikan akuntansi, serta sering mengikuti pelatihan dan berpengalaman dalam bidangnya. Karena apabila adanya kegagalan dari sumber daya manusia dalam mengeelola informasi keuangan maka akan berdampak pada penyajian laporan keuangan daerah dengan standar yang telah ditetapkan.

6. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Menurut Jurnali dan Supono (2002) pemanfaatan teknologi informaasi merupakan adanya tingkat integrasi pada pelaksanaan


(33)

tugas-tugas akuntansi. Dimana dalam pemanfaatan teknologi informasi meliputi (1) Pengolahan data dan informasi, proses kerja secara elektronik dan sistem manajemen. (2) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sebagai sarana dalam memberikan pelayanan publik sehingga dapat di akses oleh masyarakat luas dengan mudah dan cepat.

Penerapan teknologi informasi ini juga diterapkan dalam sektor publik khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga penerapan teknologi informasi tidak hanya digunakan pada pada sektor bisnis saja. Sebagai contoh dalam proses pengajuan surat perijinan, pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), pembuatan surat ijin mengemudi (SIM) maupun informasi profil daerah. Seperti halnya perusahaan, pemerintah menghadapi masalah dalam penerapan TI.

Pada Permendagri No. 59 Tahun 2007 menjelaskan bahwa sistem akuntansi pemerintahan daerah meliputi beberapa prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan aplikasi komputer.

7. Pengendalian Intern Akuntansi

Pengendalian intern menurut permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaaan Keuangan Daerah merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen dimana bertujuan untuk


(34)

memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas,efisiensi, serta kepatuhannya terhadap peraturan perundang –undangan yang berlaku serta tingkat keandalan dalam penyajian laporan keuangan.

PP No 60 Tahun 2008 bagian III menyatakan bahwa kegiatan pengendalian intern merupakan kebijakan dan prosedur yang mampu membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan instansi pemerintah untuk meminimalisir resiko yang teleh teridentifikasi selama proses penilaian resiko.

Pengendalian intern yang lemah menyebabkan tidak terdeteksinya kecurangan atau ketidakakuratan proses akuntansi sehingga bukti audit yang diperoleh dari data akuntansi menjadi tidak kompeten (Novianti, 2004 dalam Fatimah, 2015)

Menurut Mahmudi (2007) terdapat komponen penting yang berkaitan dengan pengendalian intern akuntansi antara lain sebagai berikut :

a. Sistem dan prosedur akuntansi.

Sistem dan prosedur akuntansi keuangan daerah adalah serangkaian tahap dan langkah yang harus dilakukan dalam menjalankan fungsi akuntansi tertentu. Sistem dan prosedur akuntansi pemerintah daerah paling sedikit meliputi (Pasal 98 PP Nomor 58 tahun 2005): (1) sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas; (2) sistem dan


(35)

prosedur akuntansi pengeluaran kas; (3) sistem dan prosedur akuntansi aset; dan (4) sistem dan prosedur akuntansi selain kas.

b. Otorisasi.

Dalam suatu pemerintahan sangat dibutuhkan adanya otorisasi karena tanpa adanya sistem otorisasi yang baik akan memberikan pengaruh atau dampak terhadap penyajian informasi keuangan daerah. Sistem otorisasi ini menyatakan ketentuan pejabat dalam pertanggung jawabannya untuk melakukan otorisasi terhadap kegiatan transaksi dalan suatu organisasi pemerintahan, dimana tanpa adanya otorisasi dari pihak yang bertanggung jawab berupa tanda tangan pada dokumen atau formulir transaksi maka dapat dikatakan bahwa transaksi tersebut tidak dapat digunakan atau ilegal.

c. Formulir, dokumen, dan catatan.

Untuk mempermudah pelaksanaan proses audit keuangan pemerintah, setiap transaksi yang terjadi pada pemerintah daerah harus didukung dengan bukti transaksi yang valid dan sah selain itu transaksi tersebut harus dicatat dalam buku catatan akuntansi. Sehingga sangat dibutuhkan kelengkapan formulir serta dokumen transaksi untuk


(36)

mempermudah pencatatan akuntansi dalam suatu pemerintahan.

d. Pemisahan tugas.

Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan proses transaksi dalam suatu entitas harus ada pemisahan tugas didalamnya. Mulai dari awal proses transaksi sampai dengan transaksi itu berakhir tidak boleh ditangani oleh satu pihak saja melainkan harus adanya pembagian tugas agar mudah dalam proses pencatatan akuntansi dan otorisasi bukti transaksi yang terkait dengan kata lain adanya pemisahan tugas dan fungsi yang jelas agar mengindari terjadinya korupsi, kolusi dan kesalahan dalam pencatatan.

8. Pengawasan Keuangan Daerah

Pengawasan menurut keputusan Pesiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang tata cara pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa pengawasan pemerintaah daerah merupakan proses kegiatan yaang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengawasan digunakan untuk mengetahui apakah perencanaaan yang telah disusun berjalan secara efisien dan efektif serta ekonomis .


(37)

Pengawasan menurut keputusan presiden No. 74 tahun 2001 pasal 16 menyatakan bahwa pengawasn pemerintah daerah merupakan rangkaian proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan yang telah ditetapkan.

Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada proses penyusunan dan pelaporan APBD dimana pengawasan yang dilakukan oleh dewan dimulai sejak proses penyusunan APBD, pengesahan APBD, pelaksanaan APBD dan pertanggungjawaban APBD (Armando, 2012)

Pada dasarnya pengawasan diarahkan seluruhnya untuk menghindari kemungkinan adanya penyelewengan atau penyimpangan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan diharapkan dapat membantu pelaksanaan kewajiban yang telah direncanakan secara efisien dan efektif.

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legistimasi masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif baik pengawasan secara iternal maupun pengawasan secara eksternal.


(38)

B. Penurunan Hipotesis dan Penelitian Terdahulu

a. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kapasitas sumberdaya manusia merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam suatu entitas untuk melaksanakan segala fungsi-fungsi atau kewajiban dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi.

Penelitian yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia sebelumnya juga pernah diteliti oleh Ariesta (2013) dimana hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan, serta penelitian yang dilakukan oleh Wansyah (2012) dimana hasil dari penelitiannya adalah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan SKPD dan pada penelitian yang dilakukan oleh Andini (2015) dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa kompetensi sumberdaya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Informasi akuntansi merupakan produk atau hasil dari sistem akuntansi dimana apabila sumber daya manusia yang menggunakan sistem akuntansi tersebut tidak memiliki kapasitas dan kualitas yang telah memadai dan ditetapkan, maka akan memberikan pengaruh dalam proses pelaksanaan fungsi akuntansi yaitu akan memberikan


(39)

pengaruh terhadap kualitas informaasi yang dihasilkan seperti informasi menjadi kurang atau tidak memiliki nilai salah satunya adalah nilai keterandalan.

Minimnya pemahaman pegawai terhadap tugas dan fungsinya serta hambatan di dalam pengolahan data juga dapat berdampak pada keterlambatan penyelesaian tugas yang harus diselesaikan, salah satunya adalah penyajian laporan keuangan. Keterlambatan penyajian laporan keuangan berarti bahwa laporan keuangan belum/tidak memenuhi nilai informasi yang disyaratkan, yaitu ketepatwaktuan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis menduga terdapat hubungan positif antara kualitas sumber daya manusia terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemeritah daerah sehingga hubungan tersebut dihipotesiskan :

H1: Kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap nilai

informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.

b. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Semakin berkembangnya teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan pada organisasi bisnis tetapi juga pada organisasi sektor publik, termasuk pemerintahan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk mengelola, mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sehingga mampu


(40)

meningkatkan pengelolaan keuangan daerah serta menginformasikan dan menyalurkan informasi keuangan daerah secara cepat kepada pelayanan publik, dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang semakin maju dan pesat serta potensi kebermanfaatan teknologi yang semakin luas dapat mendorong adanya peluang bagi pihak pengguna untuk lebih mudah mengakses, mengelola dan mendayagunakan informasi keuangan secara tepat, cepat dan akurat karena teknologi informasi memberikan hasil operasi yang tepat dan memiliki kemampuan untuk mengurangi human error. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Disamping keterandalan dalam penyajian informasi laporan keuangan dan kemampuan dalam mengurangi human error, terdapat manfaat lain dalam pemanfaatan teknologi yaitu berkaitan dengan ketepatan serta kecepatan dalam pemrosesan informasi. Dimana sistem akuntansi pemerintahan pasti memiliki masalah yag kompleks dan volume yang cukup besar dalam pencatatan transaksi keuangan, sehingga dengan adanya pemanfaatan teknologi yang semakin canggih diharapkan mampu membantu pemerintah dalam mempercepat proses pengolahan serta penginputan data transaksi serta penyajian laporan keuangan agar pemerintah tetap bisa mempertahankan nilai informasi keuangan yaitu ketepatwaktuan.


(41)

Pemanfaatan teknologi informasi meliputi komputer dan teknologi komunikasi dalam pengelolaan keuangan daerah akan meningkatkan pemrosesan transaksi dan data lainnya, keakurasian dalam perhitungan, serta penyiapan laporan dan output lainnya lebih tepat waktu.

Penelitian yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi sebleumnya juga pernah dilakukan oleh Andriani ( 2010) , hasil penelitian menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan laporan keuangan daerah. Sedangkan penelitian yang dilakukan Ikhwalul (2013) hasil penelian menjelaskan bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pelaporan keuangan daerah kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Fernanda (2011) hasil penelitiannya menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan daerah.

Berdasarkan uraian tersebut diduga terdapat hubungan positif antara pemanfaatan teknologi informasi dengan nilai pelaporan informasi keuangan daerah sehingga penulis mengajukan hipotesis: H2: Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap


(42)

c. Pengaruh Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Tujuan dengan diadakannya pengendalian intern akuntansi adalah untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi yang akan disajikan sehingga dengan diadakannya pengendalian intern akuntansi diharapkan mampu meminimalisir adanya resiko kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau perhitungan yang dilakukan pemerintah dan menyajikan laporan keuangan daerah.

Masih banyak ditemukan penyimpangan dan kebocoran di dalam laporan keuangan oleh BPK, menunjukan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah belum memenuhi karateristik informasi yang disyaratkan, yaitu ketarandalan. Apabila dihubungkan dengan penjelasan mengenai pengendalian intern akuntansi, maka yaang menjadi penyebab ketidakandalan laporan keuangan tersebut adalah mengenai masalah yang berhubungan dengan pengendalian intern akuntansi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kiranayanti dan Erawati (2016) bahwa dari penelitian yang dilakukan pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2012) menjelaskan bahwa pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Darmayani dkk


(43)

(2014) menjelaskan bahwa pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap nilai laporan keuangan daerah.

Berdasarkan hasil evaluasi pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK menunjukan bahwa masih banyak LKPD yang mendapatkan opini tidak wajar serta membutuhkan perbaikan dalam pengendalian intern terutama dalam hal keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, diduga terdapat hubungan positif antara pengendalian intern akuntansi dengan keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, sehingga hubungan tersebut dihipotesiskan:

H3: Pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif terhadap

nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.

d. Pengaruh Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informsi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Pengawasan keuangan daerah merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintahan daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sehingga dengan adanya pengawasan keuangan yang dilakukan oleh pejabat tinggi daerah seperti Majelis Perwakilan Rakyat dan Dewan perwakilan rakyat maka diharapkan pemerintah


(44)

pemerintah daerah bisa menyajikan informasi keuangan daerah dengan tepat waktu.

Penelitian yang dilakukan Nursewan (2015) menjelaskan bahwa pengwasan keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan daerah. Sedangkan penelitian yang dilakukan Dewi dkk (2014) menjelaskan bahwa pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Armando (2012) menjelaskan bahwa pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah.

Salah satu fungsi dari pengawasan adalah adanya tindakan korektif, yaitu apabila terjadi penyimpangan, kesalahan , serta pembengkakan anggaran dapat segera diperbaiki, sehingga informasi keuangan yang dihasilkan menjadi valid dan relevan. Pengawasan keuangan merupakan upaya untuk mengenali penyimpangan atau hambatan dalam proses pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Dari beberapa uraian diatas maka dihipotesiskan :

H4 : Pengawasan Keuangan Daerah berpengaruh signifikan positif


(45)

C. Model Penelitian

Bagian model penelitian ini menggambarkan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan bentuk hipotesis yang dirumuskan. Model penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.1 Model Penelitian +

+

+ Kualitas SDM (X1)

Pemanfaatan Teknologi Informasi (X2)

Pengendalian Intern Akuntansi (X3)

Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

(Y1)

+

Pengawasan Keuangan daerah ( X4)


(46)

32 BAB III

METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian

Objek penelitian berlokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman . Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Populasi yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang berjumlah 48 SKPD terdiri dari Sekretaris Daerah, 14 Dinas, 17 Lembaga Teknis dan Lembaga Lain, dan 17 Kecamatan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD yang ada di Kabupaten Sleman. B. Jenis Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer

(primary data). Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung melalui penyampaian kuesioner kepada responden di bagian akuntansi atau keuangan.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode sampel total (total sampling) atau sensus yaitu metode penelitian menggunakan seluruh anggota populasinya sebagai sampel.


(47)

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey kuesioner .Survey kuesioner merupakan metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. Dalam penelitian ini, kuesioner diberikan kepada pegawai SKPD di Kabupaten Sleman. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.

b. Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi , sistem pengendalian intern akuntansi dan pengawasan keuangan daerah.

c. Operasionalisasi Variabel

1) Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Nilai informasi pelaporan keuangan merupakan variabel dependen dimana dalam penelitian ini diukur berdasarkan


(48)

instrumen yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005, dimana keandalan diukur dengan kemampuan dalam penyajian informasi untuk memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut benar dan valid, sedangkan dalam segi ketepatwaktuan merupakan tersedianya tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan yang dapat memberikan pengaruh pada saat pengambilan keputusan. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner, yang diadaptasi dari Indasari 2008 dalam Fatimah 2013 yang telah dikembangkan, yang masing-masing variabel diukur menggunakan Skala Likert lima poin, yaitu (1) Sangat Tidak Setuju, mempunyai skor 1, (2) Tidak Setuju, mempunyai skor 2, (3) Netral, mempunyai skor 3, (4) Setuju, mempunyai skor 4, dan (5) Sangat Setuju, mempunyai skor 5. Responden diminta untuk menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

2) Kualitas Sumberdaya Manusia

Kualitas sumber daya manusia yang merupakan variabel independen dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam manjalankan tugas serta fungsi-fungsi yang telah diserahkan kepadanya berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman serta pelatihan sehingga diharapkan dapat


(49)

melaksanakan dan mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya secara efisien dan efektif. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner, dengan model skala Likert lima poin. Responden diminta untuk memberikan pernyataan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

3) Pemanfaatan Teknologi Informasi

Menurut Jurnali dan Supono (2002) pemanfaatan teknologi informaasi merupakan adanya tingkat integrasi pada pelaksanaan tugas-tugas akuntansi. Dimana dalam pemanfaatan teknologi informasi meliputi (1) Pengolahan data dan informasi, proses kerja secara elektronik dan sistem manajemen. (2) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sebagai sarana dalam memberikan pelayanan publik sehingga dapat di akses oleh masyarakat luas dengan mudah dan cepat.Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner, dengan model skala Likert lima poin. Responden diminta untuk menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

4) Sistem Pengendalian Intern akuntansi

Pengendalian intern pemerintah merupakan salah satu cara untuk memberikan pengarahan , pengawasan serta mengukur


(50)

sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau entitas yang memiliki peran penting dalam pencegahan serta pendeteksian adanya kecurangan yang dilakukan anggota organisasi. Pengendalian intern menurut Permendagri No. 13 Tahhun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen dimana bertujuan untuk membarikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas,efisiensi, serta kepatuhannya terhadap peraturan perundang –undangan yang berlaku serta tingkat keandalan dalam penyajian laporan keuangan. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner, dengan model skala Likert lima poin. Responden diminta untuk menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

5) Pengawasan Keuangan Daerah

Pengawasan keuangan daerah merupakan upaya untuk mengenali adanya penyimpangan atau hambatan dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah, apabila terdapat penyimpangan maka dapat diambil tindakan atau koreksi sehingga pengelolan keuangan daerah dapat berjalan dengan maksimal. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner, dengan model skala likert lima poin. Responden diminta untuk


(51)

menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran

Kualitas SDM

1.Latar belakang pendidikan 2.Uraian peran dan fungsi 3.Pengetahuan di bidang

akuntansi

4.Etika dan kode etik akuntan

5.Pelanggaran terhadap peraturan.

6.Gratifikasi yang

berhubungan dengan tugas dan tanggungjawab.

1.Minimal sub bagian keuangan merupakan lulusan minimal D3 akuntansi.

2.Sub bagian keuangan memiliki uraian peran dan fungsi yang jelas.

3.Membaca literatur berupa jurnal akuntansi dan buku-buku akuntansi.

4.Bekerja dengan mengedepankan etika dan kode etik sebagai seorang akuntan.

5.Menolak segala macam intervensi dari atasan yang dapat menimbulkan pelanggaran terhadap peraturan. 6.Menolak setiap gratifikasi yang

berhubungan dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pejabat tata usaha keuangan.

Skala Likert 1-5

Pemanfaata n teknologi informasi

1.Jumlah perangkat komputer.

2.Jaringan internet

3.Pemanfaatan jaringan internet

4.Proses akuntansi secara komputerisasi

5.Software sesuai peraturan perundangan

6.Laporan akuntansi dan manajerial yang terintergrasi

7.Pemeliharaan peralatan 8.Perbaikan peralatan yang

rusak

1.Dalam melaksanakan tugas jumlah komputer memadai 2.Adanya jaringan internet di unit

kerja

3.Jaringan internet dimanfaatkan untuk pengiriman data.

4.Proses akuntansi sejak awal transaksi hingga pembuatan laporan keuangan dilakukan secara komputerisasi.

5.Pengolahan data transaksi keuangan menggunakan software yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 6.Laporan akuntansi dan

Skala Likert 1-5


(52)

Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran manajerial dihasilkan dari

sistem informasi yang terintegrasi.

7.Adanya jadwal pemeliharaan peralatan secara teratur.

8.Peralatan yang rusak didata dan segera diperbaiki tepat pada waktunya.

Sistem Pengendalia n Intern Akuntansi

1.Penyelenggaraan sistem akuntansi

2.Adanya daftar rekening pemerintah daerah

3.Pemisahan wewenang 4.Transaksi dengan bukti

yang sah

5.Pencatatan transaksi 6.Pembaharuan catatan 7.Pembatasan akses laporan

sebelum di setujui oleh kepala sub bagian keuangan

8.Pemisahan tugas. 9.Memungkinkan audit

1.Menyelenggarakan sistem akuntansi yang meliputi : prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, akuntansi aset dan akuntansi selain kas. 2.Daftar rekening pemerintah

daerah tersedia dan digunakan 3.Adanya pemisahan wewenang

secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi 4.Setiap transaksi didukung oleh

bukti yang sah dan valid

5.Setiap transaksi dicatat dalam buku catatan akuntansi

6.Catatan akuntansi dijaga untuk tetap up to date.

7.Laporan keuangan direview oleh kepala bagian keuangan sebelum didistribusikan

8.Ada pemisahan tugas dalam rangka pemisahan pelaksanaan APBD.

9.Sistem akuntansi yang ada memungkinkan untuk diaudit.

Skala Likert 1-5

Pengawasan Keuangan Daerah

1.Keterlibatan dalam penyusunan APBD

2.Pengawasan mekanisme APBD

3.Pengawasan internal dan ekternal

4.Melibatkan BPK 5.Pemantauan APBD

1.DPR terlibat dalam penyusunan arah dan kebijakan APBD 2.DPR mengawasi mekanisme

pelaksanaan APBD

3.DPR melakukan pengawasan secara internal dan ekternal 4.Melibatkan BPK dalam

pengawasan pengelolaan APBD 5.DPR terlibat dalam pemantauan

Skala Likert 1-5


(53)

Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran APBD Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

1.Sesuai dengan standar 2.Feedback value 3.Predictive value. 4.Ketepatwaktuan. 5.Lengkap

6.Penyajian yang jujur 7.Bebas dari kesalahan 8.Pelaporan keuangan 9.Pelaporan keuangan 10.Netralitas

11.Dapat dibandingkan 12.Sesuai standar akuntansi 13.Kebijakan akuntansi 14.Informasi jelas 15.Menggunakan istilah 16.Sistematis

1. Laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi

2. Laporan keuangan digunakan untuk pengoreksian.

3. Laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa yang akan datang

4. Laporan keuangan telah selesai dan disampaikan tepat setelah tahun anggaran berakhir. 5. Laporan keuangan mencakup

semua informasi yang akan digunakan.

6. Laporan keuangan disajikan dengan jujur sesuai dengan kondisi.

7. Laporan keuangan bebas dari kesalhan material.

8. Laporan keuangan teruji kebenarannya.

9. Laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan para pengguna.

10.Laporan keuangan bersifat netralitas

11.Laporan keuangan dapat dibandingkan.

12.Laporan keuangan berpedoman pada standar akuntansi.

13.Laporan keuangan sesuai dengan kebijakan akuntansi 14.Informasi yang digunakan

mudah dipahami.

15.Menggunakan istilah yang jelas.

16.Laporan keuangan disusun secara sistematis

Skala Likert 1-5


(54)

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk menunjukkan bahwa pengujian yang dilakukan mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono dalam Nazaruddin dan Basuki (2015) menjelaskan bahwa validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Cara pengukuran uji validitas ini di dengan melihat nilai pearson correlation dan nilai signifikansi harus < 0,05 maka data dikatakan valid.

Jenis-jenis validitas yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2004):  Validitas konstruksi (construct validity); dengan

menggunakan pendapat dari ahli (experts judgment)

 Validitas isi (content validity); dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

 Validitas eksternal; dengan cara membandingkan guna mencari kesamaan anatar criteria yang ada pada


(55)

instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurnya (Jogiyanto, 2011). Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang ada dalam kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila jawaban responden atas pertanyaan ataupun pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Cronbach Alpha. Suatu variabel dapat dikatakan reliable jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha > 0,7 (Ghozali, 2002:133).

c. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias, mengingat tidak pada semua data regresi dapat diterapkan. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolineraritas dan uji heteroskedastisitas.


(56)

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Alat pengujian yang digunakan adalah

Kolmogorov-Smirnov (KS), dengan kriteria pengujian ɑ = 0,05

apabila sig > ɑ maka residual terdistribusi normal, apabila sig < ɑ maka residual tidak tersidtribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011). Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai

tolerance serta variance inflation factor (VIF). Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau Nilai Variance Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual


(57)

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat menggunakan uji Glejser. Apabila sig > 0,05 maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

G. Uji Hipotesis dan Analisa Data a. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Linear Regression) dengan alasan bahwa variabel independennya lebih dari satu. Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh tiap variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dinyatakan dengan model sebagai berikut:

NIPK = a + b1KSDM + b2PTI + b3PIA + b4PKD + e...

Keterangan:

NIPK : Nilai Informasi Pelaporan Keuangan a : Konstanta

b1,b2,b3,b4 : Koefisisen regresi

KSDM : Kualitas Sumber Daya Manusia PTI : Pemanfaatan Teknologi Informasi PIA : Pengendalian Intern Akuntansi PKD : Pengawasan Keuangan Daerah


(58)

e : error

b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya. Nilai koefisien determinasi berada di antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

c. Uji F (Uji Simultan)

Uji nilai F bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Jika nilai sig < α, maka terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan significance level 0,05 (α = 5%).


(59)

Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen secara individu (parsial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%). Penolakan dan penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara parsial variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.


(60)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian

Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33 00 dan 110° 13 00 Bujur Timur, 7° 34 51 dan 7° 47 30 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2,dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 Km,Timur – Barat 35 Km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun. Objek dalam penelitian ini meliputi kepala bagian dan staf bagian keuangan/akuntansi, yang merupakan pihak yang terlibat langsung secara teknis dalam proses pencatatan transaksi keuangan dan penyusunan pelaporan keuangan di SKPD Kabupaten Sleman dengan jumlah responden sebanyak 98 orang.


(61)

2. Profil Responden

Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan rincian pengiriman dan pengembalian kuesioner. Tabel tersebut juga menginformasikan tingkat pengembalian (response rate) kuesioner.

Tabel 4.1

Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dibagikan 98 Kuesioner yang kembali 77 Kuesioner yang tidak kembali 21 kuesioner yang tidak dapat diolah 12 Kuesioner yang dapat diolah 65 Tingkat pengembalian Kuesioner 77:98 78.5%

Berdasarkan tabel 4.1 bahwa pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung dengan batas pengembalian 14 hari setelah pembagian kuesioner. Kuesioner dibagikan sebanyak 98 buah kuesioner. Kuesioner yang kembali sebanyak 77 kuesioner dan yang dapat digunakan sebanyak 65. Tingkat pengembalian kuesioner

(response rate) dan dapat digunakan (response use) sebesar 78,5% dihitung dari prosentase jumlah kuesioner yang kembali (77 kuesioner) dibagi total yang dikirim (98 kuesioner).


(62)

B. Analisis Deskriptif 1. Deskripsi Responden

Berikut ini merupakan gambaran tentang karakteristik responden yang akan diteliti. Karakteristik yang digunakan yaitu dilihat berdasarkan jenis kelamin, umur dan pendidikan terakhir.

a. Jenis Kelamin Responden

Data responden berdasarkan karakterisitik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 24 36,9%

2 Perempuan 41 63,1%

Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebesar 63,1%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar satuan kerja perangkat daerah di Kabupaten Sleman adalah berjenis kelamin perempuan.

b. Umur Responden

Data responden berdasarkan usia responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini


(63)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentasi

< 20 tahun - -

20-35 tahun 7 10,8%

36-50 tahun 33 50,7%

>50 tahun 25 38,5%

Total 65 100%

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar usia responden antara 36-50 tahun. Hal ini diketahui dari persentasi sebesar 50,7%.

c. Latar Belakang Pendidikan

Data responden berdasarkan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentasi

1 SLTA 6 9,2%

2 D3 13 20 %

3 S1 36 55,4%

4 S2 8 12,3%

5 S3 2 3,1%

Jumlah 65 100%

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden sebagian besar berlatar belakang pendidikan S1 yaitu sebesar 55,4%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar satuan kerja


(64)

perangkat daerah di Kabupaten Sleman adalah berlatar belakang pendidikan S1.

2. Statistik Deskriptif

Berdasarkan judul penelitian variabel-variabel yang diukur pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (KSDM), Pemanfaatan Teknologi Informasi (PTI), Pengendalian Intern Akuntansi (PIA) dan Pengawasan Keuangan Daerah (PKD) Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman. Hasil statistik deskriptif dari keempat variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

KSDM 65 17 29 23,86 2,579

PTI 65 31 40 35,82 2,481

PIA 65 31 44 38,00 2,974

PKD 65 18 25 21,26 1,603

KLKP 65 51 73 63,51 5,178

Valid N (listwise) 65

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada variabel KSDM jawabam minimum responden sebesar 17 sedangkan jawaban maksimum sebesar 29 dan rata-rata total jawaban adalah 23,86 dengan standar deviasi sebesar 2,579. Pada variabel PTI jawaban minimum responden sebanyak 31 sedangkan jawaban maksimum sebesar 40 dan rata-rata total jawaban adalah 35,82 dengan standar


(65)

deviasi sebesar 2,481. Pada variabel PIA jawabam minimum responden sebesar 31 sedangkan jawaban maksimum sebesar 44 dan rata-rata total jawaban adalah 38,00 dengan standar deviasi sebesar 2,974. Pada variabel PKD jawabam minimum responden sebesar 18 sedangkan jawaban maksimum sebesar 25 dan rata-rata total jawaban adalah 21,26 dengan standar deviasi sebesar 1,603. Pada variabel KLKP jawabam minimum responden sebesar 51 sedangkan jawaban maksimum sebesar 73 dan rata-rata total jawaban adalah 63,51 dengan standar deviasi sebesar 5,178.

C. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk meneliti apakah data hasil kuesioner sudah benar-benar tepat, cermat dan valid untuk mengukur variabel penelitian. Uji validitas dengan menggunakan SPSS diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji Validitas No Item Pertanyaan Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan

1 SDM1 0,631 0,000 Valid

2 SDM2 0,639 0,000 Valid

3 SDM3 0,770 0,000 Valid

4 SDM4 0,580 0,000 Valid

5 SDM5 0,667 0,000 Valid

6 SDM6 0,628 0,000 Valid

7 PTI1 0,717 0,000 Valid


(66)

No Item Pertanyaan Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan

9 PTI3 0,642 0,000 Valid

10 PTI4 0,549 0,000 Valid

11 PTI5 0,585 0,000 Valid

12 PTI6 0,589 0,000 Valid

13 PTI7 0,609 0,000 Valid

14 PTI8 0,509 0,000 Valid

15 PIA1 0,596 0,000 Valid

16 PIA2 0,551 0,000 Valid

17 PIA3 0,494 0,000 Valid

18 PIA4 0,591 0,000 Valid

19 PIA5 0,574 0,000 Valid

20 PIA6 0,616 0,000 Valid

21 PIA7 0,584 0,000 Valid

22 PIA8 0,464 0,000 Valid

23 PIA9 0,477 0,000 Valid

24 PKD1 0,476 0,000 Valid

25 PKD2 0,499 0,000 Valid

26 PKD3 0,521 0,000 Valid

27 PKD4 0,711 0,000 Valid

28 PKD5 0,491 0,000 Valid

29 KLKP1 0,273 0,028 Valid

30 KLKP2 0,494 0,000 Valid

31 KLKP3 0,499 0,000 Valid

32 KLKP4 0,705 0,000 Valid

33 KLKP5 0,535 0,000 Valid

34 KLKP6 0,569 0,000 Valid

35 KLKP7 0,585 0,000 Valid

36 KLKP8 0,471 0,000 Valid

37 KLKP9 0,676 0,000 Valid

38 KLKP10 0,472 0,000 Valid

39 KLKP11 0,527 0,000 Valid

40 KLKP12 0,479 0,000 Valid

41 KLKP13 0,510 0,000 Valid

42 KLKP14 0,362 0,003 Valid

43 KLKP15 0,434 0,000 Valid


(67)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masing-masing pertanyaan memiliki Pearson Correlation lebih dari (Sig. (2-tailed) > 0,25), yang berarti masing-masing item dari variabel kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian intern akuntansi, pengawasan keuangan daerah dan kualitas pelaporan keuangan pemerintah adalah valid. Dengan demikian syarat validitas dari alat ukur terpenuhi.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung nilai koefisien

cronbach alpha. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: a. Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

b. Jika alpha diantara 0,70 - 0,90 maka reliabilitas tinggi c. Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat d. Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah

Setelah data hasil penelitian diolah menggunakan SPSS maka uji reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(1)

19

kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini memperlihatkan bahwa di dalam proses penyusunan APBD ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu salah satunya perencanaan daerah. Apabila dalam penyusunan APBD tidak memperhatikan perencanaan daerah maka anggaran yang akan digunakan tidak akan mencapai target yang telah ditetapkan bersama.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis tentang pengaruh kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia, pengendalian intern akuntansi dam pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah populasi pada penelitian ini hanya mencakup SKPD yang ada di Kabupaten Sleman serta waktu pelaksanaan penelitian relatif singkat ,sehingga jumlah sampel yang diterima masih jauh dari yang diharapkan peneliti atau penulis.


(2)

20

Saran

Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah Menambah variabel independen lain yang terkait dengan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah serta melengkapi metode survei dengan wawancara untuk meningkatkan sikap kepedulian dan keseriusan responden dalam menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Andini, Dewi.,dan Yusrawati. 2015. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi.Universitas Islam Riau.

Andriani, Wiwik. 2010. Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.5. No.1. Hal. 69-80.

Arens, Alvin A, Randal J Elder dan Mark S Beasley.2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Armando, Gerry.2012.Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Ariesta, Fadila. 2013. Pengaruh Kualitas Sumberdaya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negri Padang.

Azzahra, D.F. 2015. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Imtern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Darwanis., Bakar, Usman.,Wansyah, H. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi,dan kegiatan Pengendaliaan Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan SKPD pada Provinsi Aceh. Jurnal Akuntansi. Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Darmayani, M.A.,Nyoman,Trisna,H.,dan Anantawikrama, T.A. 2014. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pengendalian Intern Terhadap Nilai Laporan Keuangan pada Bagian Keuangan Setna Kabupaten Buleleng. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Dewi, Sartika,K., Wayan,Cipta,. I, Wayan,B. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informasi Laporan keuangan Pemerintah Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. Skripsi.Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.


(4)

Edfan, Darlis. Karmila.,dan Tanjung, A.R,. 2013. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Sorot Vol 9. Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Fernanda, Hendrik. 2014. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informasi PelaporanKeuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Payakumbuh). Jurnal Fakultas Ekonomi .Universitas Negeri Padang. Fikri, Miftahul.2011. Pengaruh Sistem Informasi Keuangan Daerah dan Pengawasan

Keuangan Daerah dan Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintahan Kota Padang. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negri Padang.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.

Ikhwalul, Irfan. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Studi Empiris Pada SKPD Kota Padang. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negri Padang.

James H. Davis, F. David Scoorman dan Lex Donalson. 1997. “Toward a

Stewardship Theory of Management.” Academy of Management Review Vol.

22, No. 1, page 22-47, 1997.

Jurnali, Teddy dan Bambang Supomo. 2002. Pengaruh Faktor – Faktor Kesesuaian Tugas Teknologi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 5 No.2 Hal.214. Kiranayanti, Ida, A.E.,dan Ni, Made, A.E. 2016. Pengaruh Sumber Daya Manusia,

Sistem Pengendalian Intern, Pemahaman Basis Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Daerah: Panduan Bagi Eksekutif, DPRD dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi,Sosial dan Politik. UPP STIM YKPN.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Nazarrudin, Ietje dan Basuki. 2015. Analisis Statistika dengan SPSS, Cetakan Pertama, Danisa Media, Yogyakarta.


(5)

Nursewan, Kapian. 2015. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Studi Empiris pada Pemerintahan Provisi Riau. Skripsi. Universitas Riau.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Prosedur Akuntansi Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Sistem Akuntansi Keuangan daerah.

Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Prasetyo, Aditya, R. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Interm Akuntansi dan Good Corporate Governance Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Studi Empiris pada Satuan Kera Polda Jambi. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

Pratiwi,P.R. Adiputra,M.D.dan Atmadja, A.W.T. 2015. Pengaruh Pengawasan Keuangan Daerah, Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Akuntansi Program S1.

Puspitarini, Noviana. 2012. Peran Satuan Pengawasan Intern Dalam Pencapaian Good University Governance Pada Perguruan Tinggi Berstatus Pk-Blu. Accounting Analysis Journal ISSN 2252-6765. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.


(6)

Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi Dan Teori Stewarship Dalam Perspektif Akuntansi. Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 37 - 46 ISSN : 1907-6304.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi III). Yogyakarta: BPFE.

Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47)

Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125)

Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi Akuntansi: Analisis, Desain dan Pemograman Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Widyaningrum, Celviana., dan Rahmawati. 2010.” Pengaruh SDM, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variable Intervening Pengendalian Intern Akuntansi, Studi Empiris di Pemda Subosukawonosraten. Simposium Nasional Akuntansi XII Purwokerto.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Sumber Daya Manusia, Anggaran Daerah, Sistem Pengedalian Intern, Pengawasan Keuangan Daerah dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Survei pada SKPD Kabupaten Wonogiri)

1 4 7

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Ketera

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Dppkad Kabupaten Sukoharjo).

0 6 7

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PENGENDALIAN INTERN Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengendalian Intern Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah ( S

0 2 19

KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DITINJAU DARI SUMBER DAYA MANUSIA, PENGENDALIAN Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Ditinjau dari Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern, Pemanfaatan Teknologi Informasi (Studi Empiris Pada DPPKA

0 2 13

KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DITINJAU DARI SUMBER DAYA MANUSIA, PENGENDALIAN Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Ditinjau dari Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern, Pemanfaatan Teknologi Informasi (Studi Empiris Pada DPPKA

0 3 15

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI, Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengendalian Intern Akuntansi, Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Keter

2 37 18

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas Kabupaten

0 3 16

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA,PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP NILAI INFORMASI PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH : Studi Pada Pemerintah Kabupaten Kudus

0 0 15

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA,PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP NILAI INFORMASI PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH : Studi Pada Pemerintah Kabupaten Kudus

0 0 128