Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan

(1)

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA LANSIA

DI KELURAHAN LOSUNGBATU

KECAMATAN PADANGSIDEMPUAN UTARA

KOTA PADANGSIDEMPUAN

Skripsi

Oleh

Eri wahyuni siregar 111121071

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN T.A. 2013


(2)

(3)

Judul : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan

Nama Mahasiswa : Eri Wahyuni Siregar

NIM : 111121071

Jurusan : S1 Keperawatan Ekstensi (S.Kep)

Tahun : 2013

ABSTRAK

Perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia strategi yang dapat ditempuh oleh lansia agar dapat menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat terlihat dari kebersihan diri lansia, lingkungan yang kotor dan pola makan yang tidak teratur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana gambaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2012. Metode penelitian adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di Kelurahan Losung Batu yang berjumlah 130 orang, dengan jumlah sampel 57 responden yang diambil dengan menggunakan tekhnik pengambilan Purposive Sampling. Uji realibilitas dilakukan pada 10 orang sampel dengan nilai cronbach’s alpha 0,711. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia dengan kategori baik sebanyak 17 responden (29,8%), 35 responden (61,4%) memperlihatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori cukup, dan 5 responden (8,8%) yang menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori kurang. Diharapkan keluarga lansia agar senantiasa menanamkan nilai-nilai PHBS kepada para lansia untuk mencegahnya datangnya penyakit dan juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan sekaligus memberikan informasi seputar PHBS.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perilaku hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di kelurahan losung Batu Padangsidempuan Utara”.

Shalawat beriring salam tidak lupa pula penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Skripsi disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan di Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah menyediakan waktu serta dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di fakultas keperawatan dan selama penyusunan skripsi ini.


(5)

4. Ibu Sri Eka Wahyuni S.Kep, Ns, M.Kep dan Ibu Lutfiani S.Kep, Ns, M.Kes selaku penguji I dan II yang telah memberikan arahan, motivasi dan masukan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Dewan Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 6. Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda serta anggota keluarga lainnya yang telah

banyak memberikan do’a, nasehat, materi dan dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman Sejawat angkatan 2011 yang selalu memberikan bantuan, motivasi, partisipasi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini dimasa yang akan datang.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri semoga kita selalu dalam lindungan serta limpahan rahmat-Nya dengan kerendahan hati penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Medan, februari 2013


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar belakang ... 1

2. Tujuan penelitian ... 4

3. Pertanyaan peneliti ... 5

4. Manfaat penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Konsep Perilaku ... 6

2.1.1 Definisi ... 6

2.1.2 Bentuk-bentuk perilaku ... 9

2.1.2.1 Perilaku dalam bentuk pengetahuan ... 9

2.1.2.2 Perilaku dalam bentuk sikap ... 11

2.1.2.3 Perilaku dalam bentuk tindakan ... 14

2.2. Konsep perilaku hidup bersih dan sehat ... 15

2.2.1 Definisi PHBS ... 15

2.2.2 ProgramPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).... 16

2.2.3 Perilaku Kesehatan Lingkungan ... 16

2.2.4. Indikator PHBS ... 18

2.2.5 Menajemen PHBS ... 19

2.2.6 Sasaran PHBS ... 20

2.2.7 Tujuan PHBS ... 23

2.2.8 Manfaat PHBS ... 23

2. 3 Konsep Lansia ... 23

2.3.1 Definisi lansia ... 23

2.3.2 Batasan Lansia ... 24

2.3.3 Ciri-ciri Lansia ... 25

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 29

3.1 Kerangka Konseptual ... 29

3.2 Definisi Operasional ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN ... 32


(7)

4.2 Populasi dan Sampel ... 32

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

4.4 Pertimbangan Etik ... 33

4.5 Instrumen Penelitian ... 34

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

4.7 Pengumpulan Data ... 36

4.8 Analisa Data ... 37

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

5.1 Hasil penelitian ……….. .. 38

5.1.1 Deskripsi Data Demografi Responden ... 38

5.1.2 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia ... 39

5.2 Pembahasan ……… . 41

5.2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia ... 5.2.2 Data Demografi Responden ... 41

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

6.1 Kesimpulan ………. . 48

6.2 Saran ……… 48


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka Penelitian perilaku hidup bersih dan


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada lansia……… ... 31 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Data Demografi

Responden di Kelurahan Losung Batu………. 39 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Lampiran 2. Instrumen Penelitian

Lampiran 3. Taksasi Dana

Lampiran 4. Jadwal Tentative Penelitian

Lampiran 5. Lembar Kegiatan Bimbingan Skripsi

Lampiran 6. Lembar Surat Survey Awal dari Fakultas Keperawatan

Lampiran 7. Lembar Surat Pengambilan Data dari Fakultas Keperawatan Lampiran 8. Lembar Surat Pengambilan Data Uji Realibel dari Kelurahan

Sitamiang

Lampiran 9. Lembar Pemberian Izin Selesai Penelitian dari Kelurahan Losung Batu

Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Lampiran 11. Curiculum Vitae


(11)

Judul : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan

Nama Mahasiswa : Eri Wahyuni Siregar

NIM : 111121071

Jurusan : S1 Keperawatan Ekstensi (S.Kep)

Tahun : 2013

ABSTRAK

Perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia strategi yang dapat ditempuh oleh lansia agar dapat menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat terlihat dari kebersihan diri lansia, lingkungan yang kotor dan pola makan yang tidak teratur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana gambaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2012. Metode penelitian adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di Kelurahan Losung Batu yang berjumlah 130 orang, dengan jumlah sampel 57 responden yang diambil dengan menggunakan tekhnik pengambilan Purposive Sampling. Uji realibilitas dilakukan pada 10 orang sampel dengan nilai cronbach’s alpha 0,711. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia dengan kategori baik sebanyak 17 responden (29,8%), 35 responden (61,4%) memperlihatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori cukup, dan 5 responden (8,8%) yang menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori kurang. Diharapkan keluarga lansia agar senantiasa menanamkan nilai-nilai PHBS kepada para lansia untuk mencegahnya datangnya penyakit dan juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan sekaligus memberikan informasi seputar PHBS.


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti pola perkembangan dengan pasti dan dapat diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap selanjutnya. Salah satu tahap yang akan dilalui oleh individu tersebut adalah masa lanjut usia atau lansia (Hurlock, 1999).

Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.Di seluruh dunia penduduk Lansia (usia 60 keatas) tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020. Selain itu, Kesejahteraan Lanjut Usia mengamanatkan bahwa program dan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan Lanjut Usia. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama


(13)

kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan. Bila permasalahan tersebut tidak diantisipasi dari sekarang, maka tidak menutup kemungkinan bahwa proses pembangunan akan mengalami berbagai hambatan.

Penduduk Lanjut usia dua tahun terakhir di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009 (U.S. Census Bureau,International Data Base, 2009) jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang. Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia. Badan Pusat Statistik (BPS, 2009).

Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan keputusan Menteri Kesehatan No.131/ Menkes SK/ II/2004dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan untuk mendukungupaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan R.I No.1193/MENKES/SK/X/20 04 yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010” (PHBS 2010). Untuk


(14)

melaksanakan program Promosi Kesehatan di Daerah telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah dengan Keputusan menteri Kesehatan RI No.1114/Menkes/SK/VIII/2005 (Dinkes, 2005).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (Dinkes, 2010).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan bahwa praktik PHBS di Indonesia masih rendah yaitu 38,7%, dibandingkan dengan target Nasional sampai tahun 2010 sebesar 65,0%. Data Riskesdas menunjukkan sebanyak 22 provinsi mempunyai prevalensi PHBS di bawah prevalensi nasional, diantaranya yaitu Provinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung Kepulauan Riau, dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang paling rendah pencapaiannya, yaitu sebesar 36,8% (Depkes, 2008).

Menurut Budihardja (2004), berdasarkan beberapa survei di Dinas Kesehatan, masyarakat yang berperilaku hidup sehat masih kurang dari 10%. Kurangnya perilaku hidup sehat menimbulkan kebiasaan-kebiasaan tidak sehat di masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan tidak sehat cenderung mengabaikan kesehatan diri dan


(15)

lingkungan sehingga memudahkan terjadinya penularan penyakit.

Pemerataan pembangunan yang berwawasan kesehatan tentunya mencakup semua golongan masyarakat, baik kelompok anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Hasil survei awal yang dilakukan pada beberapa lansia yang ada di kelurahan Losung Batu menunjukkan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat, hal tersebut terlihat dari kebersihan diri lansia,lingkungan yang kotor dan pola makan yang tidak teratur. Hal inilah yang menyebabkan perlu dilakukan penelitian dilihat dari ruang lingkup masyarakat kelompok lansia tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa penting untuk meneliti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan.

1.2 Tujuan Penelitian

Mengetahui bagaimana gambaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan.

1.3 Pertanyaan Peneliti

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan.


(16)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan dalam pengembangan keperawatan khususnya keperawatan gerontik. Serta memberikan gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Losung Batu.

1.4.2 Praktek keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diintegrasikan dalam pembelajaran keperawatan komunitas, khususnya keperawatan gerontik tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia, sehingga fakta ini dapat dikembangkan dalam praktek belajar lapangan keperawatan komunitas.

1.4.3 Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai acuan bagi para peneliti yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut tentang perilaku hidup bersih dan s ehat pada lansia.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku 2.1.1. Pengertian perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Berdasarkan kedua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :


(18)

1. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan beraktifitas.

2. Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.

3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.


(19)

Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :

1. Pemikiran dan perasaan

Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain.

2. Orang penting sebagai referensi

Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan cenderung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi seperti: guru, kepala suku dan lain-lain.

3. Sumber-sumber daya

Sumber daya yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya: waktu, uang, tenaga kerja, ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif.

4. Kebudayaan

Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.

Perilaku dapat dibatasi sebagai jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya) Untuk memberikan respon terhadap situasi di luar objek tersebut. Respon ini dapat bersifat pasif atau tanpa tindakan (Notoatmodjo, 1999).


(20)

2.1.2 Bentuk-bentuk Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi membagi Bentuk operasional dari perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

2.1.2.1. Perilaku dalam Bentuk Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoadmodjo (1993), Pengetahuan mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Diartikan sebagai pengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bagian yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tabu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, mendefinisikan, dan mengatakan.

2. Pemahaman (Comprehension)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah memahami terhadap objek atau materi atau harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyampaikan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.


(21)

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan buku, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi lain. Misalnya adalah dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian dan dapat menggunakan prinsip- prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus-kasus yang diberikan. 4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan-kemampuan untuk melakukan Justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini


(22)

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.1.2.2. Perilaku dalam Bentuk Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yag bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo,1993)

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (1993), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 (tiga) komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave).

A.Menurut Notoatmodjo Sikap ini terdiri dari 4 (empat) tingkatan yaitu : 1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya: Sikap orang terhadap lingkungan dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang lingkungan.

2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban, apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha


(23)

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya: seorang ibu yang mengajak ibu yang lain untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

B. Menurut Purwanto (1990) ciri-ciri sikap adalah :

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis, seperti : lapar, haus atau kebutuhan akan istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah-ubah pada orang, bila terdapat keadaan-keadaan dari syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek, dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa.


(24)

kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan- pengetahuan yang dimiliki orang.

C. Fungsi sikap dibagi menjadi 4 (empat) golongan, yakni :

1. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula

menjadi milik bersama.

2. Sebagai alat pengukur tingkah laku. Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil atau binatang pada umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan, tetapi pada orang dewasa dan yang sudah lanjut usianya, perangsang itu pada umumnya tidak diberi reaksi secara spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. Jadi, antara perangsang dan reaksi terhadap sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan-pertimbangan atau penilaian-penilaian terhadap perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri tetapi merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang, tujuan hidup orang, peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam bendera, keinginan- keinginan pada orang itu dan sebagainya.

3. Sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif artinya semua


(25)

pengalaman yang berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana-mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian lalu dipilih. 4. Sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang.

Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu, dengan melihat sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi, sikap sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap seseorang, maka kita harus mengetahui keadaan sesungguhnya dari sikap orang tersebut dan dengan mengetahui keadaan sikap itu maka kita akan mengetahui pula mungkin tidaknya sikap tersebut diubah dan bagaimana cara mengubah sikap tersebut (Purwanto,1999).

2.1.2.3. Perilaku dalam Bentuk Tindakan

Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung/suatu kondisi yang memungkinkan (Notoatmojo, 1993).

A. Tindakan terdiri dari 4 (empat) tingkatan, yaitu : 1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

2. Respon Terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.


(26)

3. Faktor-faktor Pendukung (Reinforcing Factors)

Adalah faktor-faktor ini meliputi: faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan, undang- undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.

2.2. Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2.2.1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh setiap rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (depkes, 2007).

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, yang artinya harus ada komunikasi antar keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran


(27)

sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di keluarga agar dijalankan secara efektif (Machfoedz, 2005).

2.2.2. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Program PHBS merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).

2.2.3. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Seseorang dapat merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan kata lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak kesehatan sendiri, keluarga atau masyarakat. Misalnya, bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Becker, (1979) yang dikutip oleh Notoatmodjo, (2007) membuat klasifikasi tentang perilaku hidup sehat ini yaitu sebagai berikut:

1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang disini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh) dan


(28)

kuantitas dalam artijumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).

2. Olah raga yang teratur mencakup kualitas (gerakan) dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olah raga. Dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.

3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Namun kenyataannya, kebiasaan merokok ini khususnya di Indonesia seolah sudah membudaya hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil penelitian, sekitar 15% remaja telah merokok.

4. Istirahat yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan akibat penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat jadi berkurang. Hal ini juga membahayakan kesehatan.

5. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, lebih sebagai akibat tuntutan hidup yang keras seperti diatas. Kecenderungan stres meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan. Kita harus dapat mengendalikan stres atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positip.

6. Perilaku atau gaya hidup yang positip bagi kesehatan. Misalnya, tidak berganti ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita


(29)

dengan lingkungan dan sebagainya. 2.2.4. Indikator PHBS

Menurut Depkes RI (2002) menetapkan indikator yang ditetapkan pada program PHBS berdasarkan area / wilayah, ada tiga bagian yaitu sebagai berikut:

Ditetapkan 3 indikator, yaitu:

a. Persentase penduduk tidak merokok.

b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan. c. Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.

Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional, seperti merokok telah menjadi issue global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung, kanker paru-paru juga. Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain (Depkes RI, 2002).

2.2.5. Menajemen PHBS

Menurut Depkes RI (2002), manajemen PHBS adalah penerapan keempat proses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan berikut ini:

a. Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang Pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Diharapkan semakin sejahtera maka kualitas hidup semakin tinggi. Kualitas hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan. Semakin tinggi


(30)

derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup juga semakin tinggi.

b. Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan, dimana dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi. Yang paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan seseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan. Misalnya, seseorang menderita diare karena minum air yang tidak dimasak, seseorang membuang sampah sembarangan karena tidak adanya fasilitas tong sampah c. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang langsung

atau tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

d. Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya. Faktor perilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya hidup merupakan pola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan karena jenis pekerjaannya mengikuti trend yang berlaku dalam kelompok sebayanya, ataupun hanya untuk meniru dari tokoh idolanya. Misalnya, seseorang yang mengidolakan aktor atau artis yang tidak merokok. Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Depkes RI, 2002).

2.2.6 Sasaran PHBS

Dalam program PHBS ini diarahkan pada sasaran utama sasaran utama yaitu PHBS Tatanan Rumah Tangga yaitu seluruh anggota keluarga yaitu Pasangan Usia Subur (PUS), bumil, buteki, anak, remaja, lansia, dan pengasuh anak yang selanjutnya diharapkan akan berkembang ke arah Desa/Kelurahan, Kec


(31)

amatan/Puskesmas dan Kabupaten/Kota sehat. (Depkes RI, 2006).

Menurut Tarigan (2004), sasaran PHBS pada lansia yang kurang baik akan menimbulkan berbagai penyakit. Dengan demikian untuk mengurangi prevalensi dampak buruk tersebut, maka perlu diterapkan sasaran PHBS dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kebersihan Kulit

Memelihara kebersihan kulit, harus memperhatikan kebiasaan berikut ini : a. Mandi dua kali sehari

b. Mandi pakai sabun

c. Menjaga kebersihan pakaian d. Menjaga kebersihan lingkungan

2. Kebersihan Rambut

Menurut Irianto (2009) untuk selalu memelihara rambut dan kulit kepala dan kesan cantik serta tidak berbau apek, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Memberhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang kurangnnya dua kali seminggu

b. Mencuci rambut dengan shampo/bahan pencuci rambut lain c. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri 3. Kebersihan Gigi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan gigi adalah sebagai berikut:


(32)

a. Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap habis makan b. Memakai sikat gigi sendiri

c. Menghindari makanan yang merusak gigi

d. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi e. Memeriksakan gigi secara rutin

4. Kebersihan Tangan, kaki dan kuku

Menurut Odang (1995) yang dikutip oleh Hadijah 2007, menyatakan bahwa dalam menghindari penyakit akibat kuku yang kotor maka perlu diperhatikanhal berikut :

a. Membersihkan tangan sebelum makan b. Memotong kuku secara teratur

c. Membersihkan lingkungan d. Mencuci kaki sebelum tidur. 5. Kebiasaan Berolah Raga

Menurut (Irianto, 2007) olah raga yang teratur mencakup kualitas gerakan dan kuantitas dalam arti dan frekuensi yang digunakan untuk berolah raga. Dengan demikian akan menentukan status kesehatan seseorang. Dorongan berolah raga secara teratur dapat memelihara jantung, peredaran darah dan frekuensi nadi. Macam-macam olah raga dapat kita lakukan antara lain bersepeda, lari, berenang dan senam.

6. Kebiasaan Tidur yang Cukup

Tidur yang cukup diperlukan oleh tubuh kita untuk memulihkan tenaga. Dengan tidur yang cukup, kemampuan dan keterampilan akan meningkat, sebab


(33)

susunan saraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat. Tidur yang sehat merupakan kebutuhan penting yang dibutuhkan setiap hari. Tidur yang sehat apabila lingkungan tempat tidur udaranya bersih, suasana tenang dan cahaya lampu remang-remang (tidak silau) serta kondisi tubuh yang nyaman. Misalnya, tungkai diletakkan agak tinggi agar memperlancar peredaran darah pada anggota gerak bawah.

7. Gizi dan Menu Seimbang

Menurut (Tarigan, 2004), keadaan gizi setiap individu merupakan faktor yang amat penting karena zat gizi zat kehidupan yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia sepanjang hayatnya. Gizi seimbang adalah satu faktor percepatan pada pertumbuhan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, aktif dan produktif. Sebaliknya, kekurangan gizi pada lansia akan mengakibatkan lemahnya kemampuan motorik, cepat lelah dan sakit-sakitan.

2.2.7Tujuan PHBS

Tujuan Umum dari PHBS adalah meningkatnya rumah tangga sehat di Desa, kabupaten/kota diseluruh indonesia, dan tujuan khususnya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat (Depkes, 2007).

2.2.8. Manfaat PHBS

Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat antara lain : a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat


(34)

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada

d. Masyarakat mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) seperti posyandu,jaminan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain- lain (Dinkes, 2008)

2.3. Konsep lansia 2.3.1 Pengertian Lansia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keeliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1996 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah sesorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Menurut World Health Organization (WHO) (1988) pengelompokan lansia terdiri dari Middle Age disebut juga sebagai pra lansia yang berumur 45-59 tahun. Ederly lansia yang berumur 60-74 tahun, Old age yaitu lansia berumur 75-90 tahun, Very Old lansia yang berumur diatas 90 tahun.

Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut, belum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan


(35)

orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak (Soejono, 2000).

2.3.2. Batasan Lansia

Organisasi Kesehatan Dunia berpendapat bahwa lanjut usia meliputi usia pertengahan yakni kelompok usia 46 – 59 tahun. Lanjut usia yakni antara usia 60-74 tahun. Usia lanjut tua yaitu antara 75-90 tahun, Menurut Undang-Undang No.13 1998 lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Sedangkan menurut Prof.Dr.Koesoemoto Setyonegara pengelompokan lanjut usia sebagai berikut usia dewasa muda 18 atau 20-25 tahun. Usia dewasa penuh atau maturitas 25-60 atau 65 tahun. Lanjut usia lebih dari 65 atau 70 tahun. terbagi untuk 75 -80 tahun, dan lebih dari 80 tahun.

2.3.3 Ciri-ciri Lansia

Menurut Hurlock (1999), periode lansia sama dengan seperti periode lainnya dalam rentang kehidupan seseorang, ditandai dengan perubahan fisik dan psikologistertentu. Efek-efek tersebut menentukan, apakah pria atau wanita lansia akan melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk. Adapun ciri-ciri lansia adalah :

a. Lansia merupakan periode kemunduran

Kemunduran yang terjadi pada lansia berupa kemunduran fisik dan juga mental. Kemuduran tersebut sebagian datang dari faktor fisik dan sebagian lagi dari faktor psikologis. Penyebab kemunduran fisik merupakan suatu perubahan pada sel- sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Penyebab kemunduran psikologis karena sikap tidak senang terhadap diri


(36)

sendiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya. b. Perbedaan individual pada efek menua

Individu menjadi tua secara berbeda karena mereka mempunyai sifat bawaan yang berbeda, sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan yang berbeda, serta pola hidup yang berbeda. Perbedaan terlihat diantara individu-individu yang mempunyai jenis kelamin yang sama, dan semakin nyata bila pria dibandingkan dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada masing-masing jenis kelamin. Bila perbedaan perbedaan itu bertambah sesuai usia, perbedaan-perbedaan tersebut akan membuat individu bereaksi secara berbeda terhadap situasi yang sama.

c. Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda

Arti usia tua itu sendiri kabur dan tidak jelas serta tidak dapat dibatasi pada anak muda, maka individu cenderung menilai tua itu dalam hal penampilan dan kegiatan fisik. Banyak individu lansia melakukan segala apa yang dapat disembunyikan atau disamarkan menyangkut tanda-tanda penuaan fisik denganmemakai pakaian yang biasa dipakai orang muda dan berpura-pura mempunyai tenaga muda. Inilah cara lansia untuk menutupi dari dan membuat ilusi bahwa lansia belum berusia lanjut.

d. Berbagai stereotipe lansia.

Banyak stereotipe lansia dan banyak pula kepercayaan tradisional tentang kemampuan fisik dan mental. Stereotipe dan kepercayaan tradisional ini timbul dari berbagai sumber, ada yang menggambarkan bahwa usia pada lansia


(37)

sebagai usia yang tidak menyenangkan, diberi tanda sebagai orang yang tidak menyenangkan oleh berbagai media massa. Pendapat klise masyarakat tentang lansia adalah pria dan wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo sering pikun, jalan membungkuk, dan sulit hidup bersama orang lain.

e. Sikap sosial terhadap lansia

Pendapat klise tentang lansia mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap sosial terhadap lansia. kebanyakan pendapat klise lansia tersebut tidak menyenangkan, sehingga sikap sosial tampaknya cenderung menjadi tidak menyenangkan

f. Lansia mempunyai status kelompok-minoritas

Status lansia dalam kelompok-minoritas adalah suatu yang dalam berapa hal mengecualikan lansia untuk tidak berinteraksi dengan kelompok lainnya, dan memberi sedikit kekuasaan atau bahkan tidak memperoleh kekuasaan apapun. Status kelompok minoritas ini terutama terjadi sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap individu lansia dan pendapat klise yang tidak menyenangkan tentang mereka.

g. Menua membutuhkan perubahan peran.

Pengaruh kebudayan dewasa ini, dimana efisiensi kekuatan, kecepatan dan kemenarikan bentuk fisik sangat dihargai, mengakibatkan lansia sering dianggap tidak ada gunanya lagi. Lansia tidak dapat bersaing dengan orang-orang yang lebih muda dalam berbagai bidang tertentu, dan sikap sosial terhadap lansia tidak menyenangkan.


(38)

h. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia.

Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi individu lansia, tampak dalam cara orang memperlakukan lansia, maka tidak heran lagi kalau banyak individu lansia mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan. Hal ini cenderung diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk. Lansia yang pada masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat ketimbang mereka yang dalam menyesuaikan diri pada masa lalunya mudah dan menyenangkan.

i. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada lansia. Status kelompok-minoritas yang dikenakan pada individu lansia secara alami telah membangkit keinginan untuk tetap mudah selama mungkin dan ingin dipermudah apabila tanda-tanda menua tampak. Berbagai cara-cara kuno, obat yang manjur untuk segala penyakit, zat kimia, tukang sihir dan ilmu gaib digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian timbul orang-orang yang bisa membuat orang tetap awet muda, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mengubah lansia menjadi muda lagi.


(39)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian menurut Setiadi (2007) adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti. Sesuai dengan tujuan dan pemikiran peneliti yaitu mendapatkan gambaran tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada lansia di Kelurahan Losung Batu Padangsidempuan Utara.

Variabel adalah karakteristik yang diamati yang memiliki variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007).

Lansia

Perilaku PHBS : 1. Kebersihan kulit 2. Kebersihan rambut 3. Kebersihan gigi

4. Kebersihan tangan,kaki dan kuku 5. Kebiasaan berolahraga

6. Kebiasaan tidur yang cukup 7. Gizi dan menu seimbang


(40)

3.2.Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel.

No Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Hasil ukur Skala 1. Perilaku

hidup bersih dan sehat

Sekumpulan perilaku atau tindakan yang berfungsi untuk memelihara dan menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan yang terdiri dari : 1. Kebersihan kulit 2. Kebersihan rambut 3. Kebersihan gigi 4. Kebersihan tangan, kaki dan kuku 5. Kebiasaan berolahraga 6. Kebiasaan tidur yang cukup

7. Gizi dan menu seimbang

kuesioner Baik : 67-88 Cukup:45-66 Kurang:22-44


(41)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan.

4.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di Kelurahan Losung Batu Padangsidempuan Utara yang diperoleh dari kelurahan yaitu berjumlah 130 orang (2009).

2. Sampel

Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi. Peneliti menggunakan tekhnik pengambilan Purposive Sampling, yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.


(42)

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : 1. Berusia ≥ 60 tahun

2. Sehat jasmani

3. Tinggal bersama keluarga 4. Bersedia menjadi responden

Berdasarkan populasi penelitian maka sampel yang didapat adalah sebagai berikut :

n = N

1+ N (d)2 n = 130

1+ 130 (10%)2 n = 56,5 n = 57 (dibulatkan) Keterangan :

n : Besar sampel N : Besar populasi

d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (10-20%)

4.3. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota padangsidempuan. Penelitian ini dilakukan pada Juni - November 2012. Adapun alasan memilih lokasi karena di kelurahan ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia. Selain itu lokasi tempat penelitian ini dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.


(43)

4.4. Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin kepada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada kantor kelurahan Losung Batu, tempat penelitian dilakukan. Setelah mendapat izin persetujuan kemudian melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik yang meliputi :

a. Informed concent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang di isi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila responden menolak maka peneliti tidak bisa memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

b. Anonimity (tanpa nama )

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup dengan memberi kode berupa angka pada masing-masing lembaran tersebut.

c. Confidentiality

Kerahasiaan responden akan dijamin oleh peneliti, hanya sekelompok data tersebut yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil dari penelitian (Hidayat, 2007).

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner dengan berpedoman kepada tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Pada kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia pada bagian pertama dari instrumen penelitian berisi data demografi lansia yang meliputi umur, jenis


(44)

kelamin, suku, agama, pendidikan dan pekerjaan. Pada bagian kedua, tentang pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia terdiri dari kebersihan kulit (1-3), kebersihan rambut (4-6), kebersihan gigi (7-9), kebersihan tangan kaki dan kuku (10-13), kebiasaan berolahraga (14-16), kebiasaan tidur yang cukup (17-19) dan gizi menu seimbang (20-22). Pada kuesioner terdiri dari 22 pernyataan. Untuk menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap komponen dengan menggunakan skala Likert (Arikunto, 2002), yaitu skor pernyataan dengan jawaban “Sering=4”, “kadang-kadang=3”, jarang=2 dan “Tidak pernah=1”. Perilaku lansia terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dikategorikan “Baik : 67-88”, “Cukup :45-66”, dan “Kurang:22-44”.

4.6. Validitas dan Reliabilitas instrument

Instrument penelitian dibuat oleh peneliti sehingga perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Uji validitas kuesioner penelitian ini dilakukan dengan validitas isi. Validitas isi sebuah instrumen adalah validitas yang merujuk sejauh mana instrumen penelitian tersebut memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu (Setiadi, 2007).

Validitas isi instrumen penelitian ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan peneliti dalam makna juga mengandung unsure subjektif tetapi mengacu pada isi yang dikehendaki. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan oleh dosen yang berkompeten dari Depertemen Keperawatan Jiwa dan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan USU. Berdasarkan uji validitas


(45)

tersebut, kalimat pernyataan dalam kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan item-item pertanyaan yang akan mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai dengan tinjauan dan kerangka konsep.

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi, 2007). Uji reliabilitas instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2003). Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan terhadap responden yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Kemudian jawaban dari responden diolah dengan bantuan komputer. Pada penelitian ini dilakukan uji reliabilitas pada 10 responden dan diperoleh reliabilitas dengan nilai cronbach’s alpha 0,711. Bila dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai cronbach’s alpha 0,70, maka instrumen dinyatakan realibel (polit & Hungler ,1999).

4.7. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan kemudian mengirimkan permohonan izin ketempat penelitian Kelurahan Losung Batu. Setelah mendapat izin ketempat penelitian, peneliti kemudian menyebar kuesioner dengan cara mendatangi rumah responden. peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan dan cara pengisian kuesioner. Peneliti meminta kesediaan


(46)

calon responden untuk berpartisipasi, responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika calon responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak responden tersebut. Setelah kuesioner diisi, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali dan diperiksa kelengkapannya. Apabila ada yang belum lengkap maka kuesioner tersebut dilengkapi pada saat itu juga.

4.8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) berupa angka untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan keputusan yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Entry data dilakukan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(47)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia melalui proses pengumpulan data dari tanggal 04 Oktober sampai 14 Oktober 2012 dengan jumlah responden 57 orang di Kelurahan Losung Batu. Penyajian data hasil penelitian meliputi data demografi responden dan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia.

5.1.1. Deskripsi Data Demografi Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden berada pada rentang umur 60-90 tahun, persentase tertinggi berada pada rentang umur 60-74 tahun sebanyak 39 orang (68,4%) sedangkan pada rentang 75-90 sebanyak 18 orang (31,6%) Berdasarkan jenis kelamin responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (54,4%), sedangkan perempuan sebanyak 26 orang (45,6%). Agama responden adalah beragama Islam sebanyak 53 orang (93%), sedangkan yang beragama Kristen sebanyak 4 orang (7%). Suku responden terdiri dari suku Batak adalah suku tertinggi sebanyak 48 orang (84,2%), suku Jawa 6 orang (10,5%), suku Nias 2 orang (3,5%), sedangkan suku Padang sebanyak 1 orang (1,8%). Mayoritas pendidikan terakhir responden SD sebanyak 26 orang (45,6%), SMP sebanyak 8 orang (14%), SMU sebanyak 22 orang (38,6%), dan perguruan tinggi 1 orang (1,8%). Pekerjaan responden wiraswasta sebanyak 21 orang (36,8%), petani sebanyak 19 orang (33,3%), PNS sebanyak 11 orang (19,3%), selanjutnya buruh sebanyak 5 orang (8,8%), dan lain-lain 1 orang (1,8%). Hasil penelitian


(48)

distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Data Demografi Responden di Kelurahan Losung Batu (n=57)

No. Data Demografi Responden Frekuensi Persentase

1. Umur 60-74 tahun 75-90 tahun 39 18 68,4 31,6 2. Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 31 26 54,4 45,6 3. Agama Islam Kristen Protestan 53 4 93 7 4. Suku Batak Mandailing Jawa Nias Padang 48 6 2 1 84,2 10,5 3,5 1,8 5. Pendidikan terakhir

SD SMP SMA Perguruan tinggi 26 8 22 1 45,6 14 38,6 1,8 6. Pekerjaan

PensiunanPNS/TNI/POLRI Wirawasta Buruh Petani Lain-lain (IRT) 11 21 5 19 1 19,3 36,8 8,8 33,3 1,8

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia dengan kategori baik sebanyak 17 responden (29,8%), 35 responden (61,4%) memperlihatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori cukup, dan 5 responden (8,8%) yang menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat


(49)

dengan kategori kurang. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Losung Batu Padangsidempuan (n=57)

PHBS Frekuensi Persentase

Baik Cukup Kurang

17 35 5

29,8 61,4 8,8

Total 57 100

5.2. Pembahasan

Dari data hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Losung Batu Kecamatan Padangsidempuan Utara Kota Padangsidempuan.

5.2.1. Perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia 1. Kebersihan Kulit

Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku memelihara kebersihan kulit dengan kategori baik (66,7%). Menurut (Tarigan, 2004) memelihara kebersihan kulit, harus memperhatikan kebiasaan berikut ini : mandi dua kali sehari, mandi pakai sabun, menjaga kebersihan pakaian menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini dapat disimpulkan lansia dapat memelihara kebersihan kulit dengan baik.. Kebersihan kulit mencerminkan kesadaran seseorang terhadap pentingnya arti kebersihan kulit dan kerapihan dalam berpakaian. Dalam hal ini lansia perlu tetap diperhatikan agar penampilan mereka tampak lebih bersih. Hasil penelitian ini sejalan dengan upaya


(50)

membersihkan kulit dapat dilakukan dengan cara mandi setiap hari secara teratur, paling sedikit dua kali sehari (Bandiyah, 2009).

2. Kebersihan rambut

Berdasarkan perkembangan fisiologis pertumbuhan rambut, terjadi beberapa perubahan pada lansia yaitu kulit kepala dan rambut menjadi kering, rambut berwarna putih, rontok dan tidak mengkilap serta mudah patah dan rapuh (maryam, 2008). Pada penelitian ini didapatkan perilaku dalam memelihara kebersihan rambut dengan persentase tertinggi terdapat pada kategori kurang yaitu sebanyak 52,6%. Hal ini sejalan dengan teori (Potter, 2005) yang mengatakan bahwa perawatan rambut merupakan salah satu komponen dari perawatan kebersihan diri sehingga bila perawatan rambut tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebersihan diri seseorang. Perawatan rambut yang baik harus dilakukan rutin untuk memenuhi kebutuhan kebersihan rambut.. Rambut yang tidak disisir mungkin karena kurangnya minat, depresi atau ketidakmampuan fisik untuk merawat rambut. Rambut yang tidak dibersihkan akan menjadi kotor karena debu dan kotoran yang lain akan melekat di rambut dan kulit kepala.

3. Kebersihan gigi

Pada penelitian ini didapatkan kebersihan gigi tertinggi pada kategori kurang sebanyak 33 orang (57,9%). Lansia di Kelurahan Losung Batu dari penampilan lansia sendiri kebanyakan mereka tampak kurang melakukan perawatan diri., banyak yang merokok, mulut dan bibir kelihatan biru, gigi berwarna agak kehitaman, dan sebagian gigi sudah ada yang ompong. Saat ditemui lansia mengatakan bahwa mereka tidak pernah sikat gigi karena gigi


(51)

mereka sebagian sudah ada yang ompong. Namun berbeda pada sebagian lansia yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yang baik, mereka kelihatan lebih bersih dan rapi, tetapi mereka juga mengatakan jarang sikat gigi karena malas dan jika malam hari sering makan dan minum kopi. Perawatan gigi merupakan salah satu perawatan diri yang harus dilaksanakan oleh lansia. Jika perawatan ini tidak baik dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan lansia (Hegner, 2003).

4. Kebersihan, tangan, kaki dan kuku

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 57 responden melaksanakan kebersihan pada tangan, kaki dan kuku dengan kategori cukup yaitu sebanyak 26 orang (45,6%) . Menurut (Hadijah, 2007) menyatakan bahwa dalam menghindari penyakit akibat kuku yang kotor maka perlu diperhatikan Membersihkan tangan sebelum makan, memotong kuku secara teratur, membersihkan lingkungan dan mencuci kaki sebelum tidur. Teori ini sejalan dengan hasil penelitian kurangnya perhatian para lansia dalam memelihara kebersihan kaki, tangan, dan, kuku dapat menimbulkan gampang terserang penyakit.

5. Kebiasaan berolahraga

Berdasarkan hasil penelitian dari 57 responden didapatkan frekuensi tertinggi terdapat pada kategori kurang yaitu sebanyak 32 orang (56,1%). Menurut (Irianto, 2007) olah raga yang teratur mencakup kualitas gerakan dan kuantitas dalam arti dan frekuensi yang digunakan untuk berolah raga, dengan demikian akan menentukan status kesehatan seseorang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang


(52)

menunjukkan kurangnya para lansia untuk melaksanakan kebiasaan berolahraga. Olahraga yang teratur dapat menurunkan resiko terserang penyakit degeneratif, oleh karena itu lanjut usia dianjurkan untuk berolahraga yang ringan tapi teratur. Jenis olahraga yang bisa dilakukan oleh lanjut usia antara lain berenang, berjalan kaki, bersepeda santai dan senam lanjut usia.

6. Kebiasaan tidur yang cukup

Berdasarkan hasil penelitian dari 57 responden didapatkan frekuensi tertinggi pada kategori cukup yaitu sebesar 30 orang (52,6%). Menurut (Irianto, 2007) Tidur yang cukup diperlukan oleh tubuh kita untuk memulihkan tenaga. Dengan tidur yang cukup, kemampuan dan keterampilan akan meningkat, sebab susunan saraf serta tubuh terpelihara agar tetap segar dan sehat. Tidur yang sehat merupakan kebutuhan penting yang dibutuhkan setiap hari. Tidur yang sehat apabila lingkungan tempat tidur udaranya bersih, suasana tenang dan cahaya lampu remang-remang (tidak silau) serta kondisi tubuh yang nyaman. Sejalan dengan hasil penelitian kebiasaan tidur yg cukup mempengaruhi kesehatan lansia. 7. Gizi dan menu seimbang

Berdasarkan hasil penlitian menunjukkan bahwa persentase tertinggi terdapat pada kategori baik yaitu sebanyak 32 orang (56,1%). Menurut (Tarigan, 2004) Gizi seimbang adalah satu faktor percepatan pada pertumbuhan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, aktif dan produktif. Sebaliknya, kekurangan gizi pada lansia akan mengakibatkan lemahnya kemampuan motorik, cepat lelah dan sakit-sakitan.


(53)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia berdasarkan sasaran PHBS dengan persentse tertinggi dengan kategori baik yaitu kebersihan Kulit (66,7%) dan gizi dan menu seimbang (56,1%), kemudian kategori cukup yaitu Kebersihan tangan, kaki dan kuku (45,6%) dan kebiasaan tidur yang cukup (52,6%). Sedangkan persentase terendah dengan kategori kurang yaitu kebersihan gigi (57,9%), diikuti kebersihan berolahraga (56,1%), kebersihan rambut (52,6%) Dimana keseluruhan faktor ini sangat mendukung para lansia untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Hasil penelitian tentang perilaku hidup bersih menunjukkan bahwa responden berperilaku baik sebanyak 14 responden (24,6%), cukup adalah sebanyak 38 responden (66,7%), dan kurang yaitu 5 responden (8,8%). Hal ini menunjukkan lansia di kelurahan Losung Batu belum sepenuhnya melaksanakan PHBS, Pengetahuan lansia tentang PHBS sangat minim sehingga cara masyarakat dalam menyikapi masalah masih belum sesuai dengan yang diharapkan ditandai dengan masih banyak lansia yang rambutnya belum bersih dan baik, serta kebersihan gigi yang tidak terlalu diperhatikan. Salah satu upaya yang dilakukan peneliti berupa penkes kepada para lansia agar mulai membiasakan hidup bersih dan sehat. Pendidikan kesehatan adalah suata upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui baimana cara memeliahara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya.


(54)

5.2.2. Data Demografi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di kelurahan Losung Batu Padangsidempuan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada rentang umur 60-74 tahun (68,4%), laki-laki (54,4%), beragama Islam (93%). Mayoritas adalah suku Batak (84,2%), Mayoritas responden berpendidikan terakhir SD (45,6%), dan dengan mayoritas pekerjaan responden adalah wiraswasta (36,8%)

Hasil penelitian pada data demografi seluruh responden dalam penelitian ini umumnya berada pada rentang 60-74 tahun (68,6%). Soejono (2000) menyatakan bahwa pada rentang umur 60 keatas akan terlihat perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut, belum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicinta yang kemungkinan akan membuat ia menjadi stres yang kemudian akan menurunkan perhatiannya untuk merawat dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan penelitian ini di dapatkan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (54,4%). Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Losung Batu proporsi lansia laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

Berdasarkan data hasil penelitian mayoritas responden beragama Islam (93%). Agama sebagai suatu keyakinan hidup yamg masuk kedalam konstruksi suatu kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap,


(55)

bereaksi, berperilaku, dan perilaku hidup sehat. Ajaran agama juga umumnya mengajarkan pemeluknya untuk melakukan hal yang baik dan melarang hal-hal yang tidak baik. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan ha-hal-hal yang baik dan penting dalam kehidupan sehari-hari.( Sunaryo, 2004)

Suku adalah kelompok tertentu yang memiliki kesamaan latar belakang lebih lanjut dijelaskan bahwa pengertian suku bangsa atau kelompok etnik merupakan orang yang memiliki latar belakang budaya, bahasa, kebiasaan, gaya hidup, dan ciri-ciri fisik yang sama. Dalam penelitian ini mayoritas suku responden adalah suku Batak (84,2%).

Berdasarkan penelitian ini mayoritas responden pada tingkat pendidikan SD (45,6%). Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan secara umum merupakan salah satu upaya yang direncanakan untuk menciptakan perilaku seseorang menjadi kondusif dalam mengatasi masalah. Tingkat pendidikan berpengaruh pada perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Semakin tinggi pendidikan maka lansia semakin paham dan menerima keseluruhan perubahan fisik dan psikososial yang terjadi pada lansia.

Berdasarkan data demografi mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta (36,8%). Dalam hubungan bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya hubungan sosial dengan orang lain, setiap orang harus dapat bergaul dengan teman sejawat maupun berhubungan dengan atasan (Notoadmojo, 2003). Sehingga orang yang hubungan sosialnya luas lebih tinggi pengetahuan


(56)

tentang perilaku hidup bersih dan sehatnya dibandingkan dengan orang yang kurang hubungan sosialnya dengan orang lain.


(57)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di Kelurahan Losung batu Padangsidempuan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Pelaksanaan Perilaku hidup bersih dan sehat dari 57 responden, 66,7% diantaranya melaksanakan PHBS dengan kategori cukup, 24,6% melaksanakan PHBS dengan kategori Baik dan 8,8% melaksanakan PHBS dengan kategori Kurang.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian skripsi, penulis ingin memberikan berbagai saran yang diharapkan dapat menjadi masukan dan berguna bagi masyarakat luas.

1. Bagi keluarga lansia

Keluarga lansia agar senantiasa menanamkan nilai-nilai PHBS kepada para lansia untuk mencegahnya datangnya penyakit dan juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan sekaligus memberikan informasi seputar PHBS.


(58)

2.Bagi Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi praktek keperawatan tentang pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia dalam meningkatkan kinerja profesional keperawatan komunitas.

3. Bagi pendidikan keperawatan

Peran perawat dalam memberikan informasi sangat penting terutama kepada para lansia agar menambah pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

4.Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dilakukan sebagai data awal bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama pada perilaku hidup bersih dan sehat.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bandiyah, Siti. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:Nuha Medika

BPS. (2009). Lansia di Indonesia. dari

tanggal 15 juni 2012

Budihardja. (2004). Perilaku Hidup Sehat Masyarakat Kurang,

Depertemen Kesehatan RI, (2002). Panduan Menajemen PHBS Menuju kabupaten/kota Sehat. Jakarta : Depkes RI

Depertemen Kesehatan RI, (2006). Perilaku hidup Bersih dan Sehat. Jakarta : Depkes RI

Depertemen Kesehatan RI, (2007). Rumah Tangga Sehat dengan perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Profil kesehatan Indonesia

2007. Di akses dari http

Depkes R.I. (2008). ProfilKesehatan Indonesia. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2010, Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Dinkes. ( 2008 ). Pedoman PembinaanProgram Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Jakarta: Departemen Kesehatan RI


(60)

Hadijah, S 2008. Pengetahuan Sikap dan Tindakan Tentang Sanitasi Perumahan Masyarakat Suku Laut Di Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau Pada Tahun 2007. Skripsi FKM USU Medan

Hegner, B. R. (2003). Asisten keperawatan: suatu pendekatan proses keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat, A.A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Jakarta: Salemba Medika

Hurlock. B, Elisabeth. (1999). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Bandung . Airlangga

Irianto, K. ( 2007). Gizi dan pola hidup. Yrama widya, Bandung Keliat, B.A. (1999). Proses keperawatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta : EGC

Machfoedz, I. (2005). Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya

Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. (1993). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu PerilakuKesehatan,Yogyakarta : Andi offset

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo,S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Nursalam. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetak ke dua Edisi Revisi.

Jakarta. Rineka Cipta

Polit & Hungler. (1999). Nursing research principles and methodes, Philadelphia: J.B. Lippincot Company

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC


(61)

Tarigan M, (2004). Penerapan Indikator Perilaku hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi tahun 2004. SkripsiFKM USU

UU RI no 13. 1998. Kesejahteraan Lanjut Usia. Jakarta : Lembaran Negara RI No. 165.


(62)

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN LOSUNG BATU

Saya yang bernama Eri Wahyuni Siregar Nim 111121071 adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur B. Saat ini saya sedang melakukan penelitian, penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut dan agar tercapainya tujuan dari penelitian ini, saya selaku peneliti mengharapkan partisipasi saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas saudara. Informasi yang saya dapatkan dari saudara hanya akan digunakan dalam penelitian ini dan sebagai bukti shahih dalam penelitian.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila saudara tidak menginginkan menjadi responden dalam penelitian saya, saudara berhak menolak dan tidak ikut serta dalam penelitian ini. Apabila saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian saya, maka saudara dipersilahkan menandatangani formulir dibawah ini.

Peneliti Tanda Tangan : (Eri Wahyuni Siregar) Tanggal :


(63)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN LOSUNG BATU PADANGSIDEMPUAN UTARA

Kuesioner I : Data Demografi

a. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) padatempatyangdisediakan.

b. Semua pertanyaan harus di jawab.

c. Setiap pertanyaan di isi dengan satu jawaban

d. Bila ada yang kurang mengerti, silakan Tanya kepada peneliti. 1. Umur : tahun

2. Jenis Kelamin :

( )Pria ( )Wanita 3. Suku Bangsa :

( ) Nias ( ) Padang ( ) Batak ( ) Jawa ( ) Lainnya……… 4. Agama

( ) Islam ( ) Protestan ( ) Katolik

5. Pendidikan terakhir yang berijazah : ( ) SD ( ) SMU

( ) SMP ( ) Perguruan Tinggi 6. Pekerjaan Responden :


(64)

“ Kuesioner perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia “

No

. Pernyataan

Tidak

Pernah Jarang

Kadang

-kadang Sering 1 Apakah anda mandi dua kali dalam

sehari

2 Apakah anda mandi dengan memakai sabun

3 Apakah anda mengganti pakaian sekali dalam sehari

4 Apakah anda mencuci rambut sekurang kurangnya dua kali seminggu

5 Apakah anda tiap mencuci rambut menggunakan shampo atau bahan pencuci rambut lainnya

6 Apakah anda sering menggunakan peralatan rambut mandiri

7 Apakah anda sikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur 8 Apakah anda selalu menghindari

makanan yang bisa merusak gigi 9 Apakah anda sering melakukan

pemeriksaan gigi

10 Apakah anda mencuci tangan denga n sabun sebelum dan setelah makan 11 Apakah anda mencuci tangan

dengan sabun setelah buang air besar dan buang air kecil

12 Apakah anda mencuci kaki sebelum tidur

13 Apakah anda memotong kuku sekali dalam seminggu

14 Apakah anda berolahraga setiap pagi

15 Apakah anda tiap berolahraga di da mpingi keluarga


(65)

16 Apakah setiap anda berolahraga lebih dari tiga puluh menit sampai satu jam

17 Apakah anda tidur 6-7 jam dalam sehari

18 Apakah anda tidur dengan kondisi lingkungan udara bersih, suasana tenang dan lampu tidak silau 19 Apakah anda selalu tidur dengan

lelap tanpa terbangun tengah malam 20 Apakah anda makan tiga kali dalam

sehari

21 apakah anda makan dengan menu seimbang yaitu dengan ikan, sayur,buah dan susu


(66)

ANGGARAN PENELITIAN

1. PROPOSAL

a. Print skripsi Rp. 150.000

b. Biaya internet Rp. 100.000

c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000

d. Fotocopy perbanyak skripsi Rp. 100.000

2. PENGUMPULAN DATA

a. Izin penelitian Rp. 100.000

b. Transportasi Rp. 50.000

c. Fotocopy kuisioner dan persetujuan penelitian Rp. 70.000

3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

a. Biaya rental dan print Rp. 200.000

b. CD Rp. 10.000

c. Penjilidan Rp. 150.000

d. Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000

4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 100.000

___________


(67)

JADWAL TENTATIVE PENELITIAN

No Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mengajukan judul

2 Menetapkan judul penelitian

3 Menyusun Bab 1 4 Menyusun Bab 2 5 Menyesun Bab 3 6 Menyusun Bab 4 7 Menyerahkan

proposal penelitian

8 Mengajukan sidang proposal

9 Sidang proposal 10 Revisi proposal

penelitian

11 Mengajukan izin penelitian

12 Pengumpulan data 13 Analisa data 14 Penyusunan

laporan/skripsi

15 Pengajuan sidang skripsi

16 Ujian sidang 17 Revisi 18 Mengumpulkan

skripsi


(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

Uji reability RELIABILITY

/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 10 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

,711 22

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 3,60 ,516 10 p2 2,70 ,949 10 p3 3,60 ,699 10 p4 3,00 ,943 10 p5 3,10 ,876 10 p6 3,30 ,483 10 p7 3,50 ,527 10 p8 3,80 ,422 10 p9 3,90 ,316 10 p10 3,00 ,943 10 p11 3,20 ,422 10 p12 3,30 ,483 10 p13 2,90 ,738 10


(73)

p15 2,80 ,632 10 p16 2,80 ,789 10 p17 3,20 ,422 10 p18 2,90 ,876 10 p19 3,50 ,527 10 p20 3,00 ,816 10 p21 3,40 ,516 10 p22 3,00 ,816 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 66,40 29,156 ,582 ,681 p2 67,30 28,233 ,350 ,693 p3 66,40 28,489 ,494 ,681 p4 67,00 27,333 ,451 ,680 p5 66,90 25,878 ,676 ,655 p6 66,70 29,789 ,502 ,688 p7 66,50 30,056 ,404 ,692 p8 66,20 31,289 ,254 ,703 p9 66,10 32,544 ,006 ,714 p10 67,00 30,000 ,172 ,713 p11 66,80 31,511 ,207 ,706 p12 66,70 29,344 ,590 ,682 p13 67,10 33,433 -,154 ,737 p14 67,50 30,722 ,130 ,715 p15 67,20 30,844 ,202 ,706 p16 67,20 31,067 ,111 ,716 p17 66,80 33,289 -,164 ,724 p18 67,10 26,322 ,621 ,661 p19 66,50 28,944 ,607 ,679 p20 67,00 28,000 ,463 ,681 p21 66,60 34,489 -,344 ,738 p22 67,00 33,111 -,118 ,738


(74)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

70,00 32,667 5,715 22


(1)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

70,00 32,667 5,715 22


(2)

Frekuensi Tabel

1.data demografi

Usia responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 39 68.4 68.4 68.4

2.00 18 31.6 31.6 100.0

Total 57 100.0 100.0

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 31 54.4 54.4 54.4

perempuan 26 45.6 45.6 100.0

Total 57 100.0 100.0

agama responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid islam 53 93.0 93.0 93.0

protestan 4 7.0 7.0 100.0

Total 57 100.0 100.0

suku responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid batak 48 84.2 84.2 84.2

jawa 6 10.5 10.5 94.7

nias 2 3.5 3.5 98.2

padang 1 1.8 1.8 100.0


(3)

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sd 26 45.6 45.6 45.6

smp 8 14.0 14.0 59.6

smu 22 38.6 38.6 98.2

perguruan tinggi 1 1.8 1.8 100.0

Total 57 100.0 100.0

pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 11 19.3 19.3 19.3

wiraswasta 21 36.8 36.8 56.1

buruh 5 8.8 8.8 64.9

petani 19 33.3 33.3 98.2

lain-lain 1 1.8 1.8 100.0

Total 57 100.0 100.0

2. Frekuensi PHBS

Skor kebersihan kulit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 2 3.5 3.5 3.5

2.00 17 29.8 29.8 33.3

3.00 38 66.7 66.7 100.0

Total 57 100.0 100.0


(4)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 30 52.6 52.6 52.6

2.00 21 36.8 36.8 89.5

3.00 6 10.5 10.5 100.0

Total 57 100.0 100.0

Skor kebersihan gigi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 33 57.9 57.9 57.9

2.00 18 31.6 31.6 89.5

3.00 6 10.5 10.5 100.0

Total 57 100.0 100.0

Skor kebersihan tangan kaki dan kuku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 12 21.1 21.1 21.1

2.00 26 45.6 45.6 66.7

3.00 19 33.3 33.3 100.0

Total 57 100.0 100.0

Skor kebiasaan berolahraga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 32 56.1 56.1 56.1

2.00 16 28.1 28.1 84.2

3.00 9 15.8 15.8 100.0


(5)

Skor kebiasaan tidur yang cukup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 4 7.0 7.0 7.0

2.00 30 52.6 52.6 59.6

3.00 23 40.4 40.4 100.0

Total 57 100.0 100.0

Skor menu dan gizi seimbang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 5.3 5.3 5.3

2 22 38.6 38.6 43.9

3 32 56.1 56.1 100.0

Total 57 100.0 100.0

Pelaksanaan phbs

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.00 5 8.8 8.8 8.8

2.00 35 61.4 61.4 70.2

3.00 17 29.8 29.8 100.0


(6)

CURICULUM VITAE

Nama

: Eri Wahyuni Siregar

Tempat / Tanggal lahir

: Losung Batu, 29 April 1990

Pekerjaan

: Mahasiswa

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Jamin Ginting gg.Sumber no 5 medan

Riwayat Pendidikan

:

1. SD Negeri 144432 Padangsidempuan

Tahun 1996-2002

2. SMP Nurul Ilmi Padangsidempuan Tahun 2002-2005

3. SMA Nurul Ilmi Padangsidempuan Tahun 2005-2008

4. D-III Fakultas Keperawatan USU Tahun 2008-2011