7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BIODIESEL
Biodiesel  didefinisikan  sebagai  ester  monoalkil  dari  asam  lemak  rantai panjang, atau dikenal sebagai Fatty Acid Methyl Esters FAME yang berasal dari
bahan baku terbarukan seperti minyak sayur atau lemak hewan [10,13]. Minyak  yang  paling  sering  digunakan  dalam  proses  pembuatan  biodiesel  di
seluruh  dunia  adalah  rapeseed  terutama  di  negara-negara  Uni  Eropa,  kedelai Argentina dan Amerika Serikat, kelapa sawit negara-negara Asia dan Amerika
Tengah  dan  bunga  matahari,  meskipun  minyak  lainnya  juga  banyak  digunakan seperti kacang tanah, biji rami, safflower, minyak nabati lainnya, dan juga lemak
hewani [23].
Keuntungan penggunaan biodiesel sebagai pengganti bahan bakar diesel yaitu
[24-27] :
1. Biodiesel  merupakan  bahan  bakar  terbarukan  yang  diperoleh  dari  minyak
nabati atau lemak hewan. 2.
Toksisitas rendah dibandingkan dengan bahan bakar diesel. 3.
Terdegradasi lebih cepat daripada bahan bakar diesel sehingga meminimalkan dampak lingkungan dari tumpahan biodiesel.
4. Emisi  lebih  rendah  dari  kontaminan  seperti  karbon  monoksida,  partikel,
hidrokarbon aromatik polisiklik, dan aldehida. 5.
Resiko kesehatan renfah karena mengurangi emizi zat karsinogenik. 6.
Tidak ada kandungan sulfur dioksida SO
2
. 7.
Titik nyala yang lebih tinggi minimum 100
o
C.
Beberapa  kelemahan  penggunaan  biodiesel  sebagai  pengganti  bahan  bakar diesel yaitu [24-27] :
a. Konsumsi  bahan  bakar  sedikit  lebih  tinggi  karena  nilai  kalori  yang  lebih
rendah. b.
Nitro Oksida NO
x
sedikit lebih tinggi dari bahan bakar diesel.
8 c.
Titik  beku  lebih  tinggi  daripada  bahan  bakar  diesel  dimana  akan  menjadi kendala dan menyulitkan dalam cuaca dingin.
d. Kurang stabil dibandingkan bahan bakar diesel sehingga penyimpanan jangka
panjang lebih dari enam bulan dari biodiesel tidak dianjurkan. e.
Dapat  mendegradasi  plastik,  karet  alam  gasket,  dan  selang  bila  digunakan dalam bentuk murni.
f. Dapat melarutkan endapan sedimen dan kontaminan lainnya dari bahan bakar
diesel  dalam  tangki  penyimpanan  dan  saluran  bahan  bakar  yang  kemudian menuju kedalam mesin sehingga dapat menyebabkan masalah pada katup dan
sistem  injeksi.  Karena  itu,  pembersihan  tangki  sebelum  mengisi  dengan biodiesel dianjurkan.
Titik  nyala  biodiesel  lebih  tinggi  dari  bahan  bakar  diesel.  Titik  nyala  ini penting  untuk  penyimpanan  bahan  bakar  dan  transportasi  di  jalan  keselamatan.
Angka  setana  biodiesel  ~50  lebih  tinggi  dari  bahan  bakar  diesel.  Angka  setana merupakan faktor penting untuk menentukan kualitas bahan bakar diesel, terutama
kualitas pengapian bahan bakar diesel. Viskositas juga merupakan faktor penting untuk  biodiesel.  Viskositas  mempengaruhi  kebanyakan  peralatan  injeksi  bahan
bakar  dan  peningkatan  viskositas  bahan  bakar  mengubah  viskositas  pada  suhu rendah.  Viskositas  tinggi  memiliki  efek  negatif  pada  atomisasi  semprot  bahan
bakar [28]. Tabel 2.1 Perbandingan Kandungan Unsur Kimia Biodiesel dan Solar [28]
Kandungan Biodiesel
Solar
Karbon 79,6
86,4 Hidrogen
10,5 13,6
Oksigen 8,6
- Nitrogen
1,3 -
CH 7,6
6,5 n-Aliphatik
15,2 67,4
Olephenik 84,7
3,4 Aromatik
- 20,1
Naphtens -
9,1
9 Tabel 2.2 Standar Biodiesel Berdasarkan ASTM D 675109, EN 1421403, dan
Pr EN 1421409 [29-31]
No.  Parameter Satuan
ASTM D 675109
EN 1421403
Pr EN 1421409
1. Kandungan ester
ww -
≥96,5 ≥96,5
2. Densitas
kgm
3
- 860-900
860-900 3.
Viskositas kinematik mm
2
s 1,9-6,0
3,5-5,0 3,5-5,0
4. Titik nyala
o
C ≥ 130
≥ 93 gelas
tertutup ≥120
≥101 5.
Kandungan sulfur mgkg
≤ 15 ≤10
≤10 6.
Residu karbon ww
≤0,05 ≤0,30
- 7.
Angka Setana ≥47
≥51 ≥51
8. Kadar abu tersulfatasi
ww ≤0,02
≤0,02 ≤0,02
9. Air dan sedimen
ww ≤0,05
- -
10. Kandungan air
mgkg -
≤500 ≤500
11. Total kontaminasi
mgkg -
≤24 ≤24
12. Korosi pada jalur
tembaga ≤No.3
Kelas 1 Kelas 1
13. Stabilitas oksidasi
h ≥3
≥6 ≥8
14. Angka asam
mg KOHg
≤0,80 ≤0,50
≤0,50 15.
Nilai Iodin g
Iodin10 0 g
- ≤120
≤120 16.
Linolenat metil ester ww
- ≤12,0
≤12,0 17.
Metil ester ganda tak jenuh
ww -
≤1 ≤1
18. Kandungan metanol
ww ≤0,20
≤0,20 ≤0,20
19. Kandungan
monogliserida ww
- ≤0,80
≤0,80 20.
Kandungan digliserida ww
- ≤0,20
≤0,20 21.
Kadungan trigliserida ww
- ≤0,20
≤0,20 22.
Gliserol bebas ww
≤0,020 ≤0,020
≤0,020 23.
Total gliserol ww
≤0,24 ≤0,25
≤0,25 24.
Logam kelompok I natrium dan kalium
mgkg ≤5,0
≤5,0 ≤5,0
25. Logam kelompok II
kalsium dan magnesium
mgkg ≤5,0
≤5,0 ≤5,0
26. Kandungan fosfor
mgkg ≤10,0
≤10,0 ≤2,0
27. Cold soak filterability
s ≤360
- -
28. Cold filter plugging
point CFPP
o
C -
Bergantu ng pada
kelas Bergantun
g pada kelas
10 Biodiesel  dapat  digunakan  dalam  bentuk  murni  atau  bila  dicampur  dengan
bahan  bakar  diesel  dalam  proporsi  tertentu.  Kebanyakan  campuran  biodiesel umum adalah  B2 2 biodiesel, 98 solar, B5  5 biodiesel, 95 solar,  B20
20 biodiesel, 80 solar [32].
2.2 BAHAN BAKU