January Effect Uraian Teoritis

2.1.7 January Effect

Banyak peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar begitu peristiwa itu terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Peristiwa corporate action, seperti split, right, issue, waran, saham bonus, saham dividen, dan dividen tunai, mempunyai pengaruh terhadap harga saham tetapi lamban. Peristiwa insidentil, yaitu yang tidak terulang kembali setiap tahun tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, berdampak seketika dan drastis terhadap harga saham. Investor yang banyak memperlajari dampak suatu peristiwa terhadap harga saham akan bertindak cepat dalam mengambil keputusan jual atau beli saham begitu peristiwa terjadi Samsul, 2006:274. Sebagai salah satu bagian dari event effect, yaitu holiday effect merupakan kondisi dimana terdapat kinerja saham yang biasanya bersifat positif yang mengakibatkan terjadinya abnormal return. Pasar Australia mengalami peningkatan return sebesar lima sampai sepuluh kali lipat dari perdagangan di hari biasa. Hal ini pun berpengaruh terhadap para investor individual yang skalanya lebih kecil Marrett dan Worthington, 2006:1. Anomali hari libur atau holiday effect menjelaskan bahwa tingkat pengembalian atau return menjelang hari libur pre holiday lebih rendah daripada setelah hari libur. Hal ini disebabkan bahwa pada umumnya pergerakan pasar saham akan semakin aktif pada hari setelah hari libur nasional. Dalam penelitian ini, anomali kalender January Effect adalah merupakan bagian dari Holiday Effect, dimana January effect merupakan salah satu bentuk anomali kalender dalam tahun yang biasa disebut sebagai Month of The Year Effect Andreas dan Ria Daswan, 2011. January Effect adalah kecenderungan naiknya harga saham antara tanggal 31 Desember sampai dengan akhir minggu pertama pada Bulan Januari. Chatterjee 2000 menemukan adanya January Effect yang signifikan dari return perusahaan kecil dibandingkan dengan perusahaan besar yang terjadi pada beberapa hari pertama di Bulan Januari. Munculnya January Effect antara lain dikarenakan adanya hipotesis taxloss selling, windowdressing, dan small Stock’s Beta Sharpe, 1995. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa fenomena January effect sangat berpengaruh terhadap return saham terutama di negara Amerika, Jepang dan Hongkong. Hal ini dikarenakan negara-negara maju tersebut pada akhir tahun tepatnya pada bulan Desember terdapat beberapa perayaan yaitu natal dan tahun baru. Pada bulan tersebut mayoritas penduduk dunia merayakan hari tersebut secara besar-besaran sehingga dibutuhkan dana yang banyak. Investor cenderung menahan investasinya guna mencukupi kebutuhan tersebut atau bahkan menjual saham yang dimilikinya. Oleh karena itu pada bulan Januari menunjukkan pengembalian saham yang tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Sedangkan di Indonesia, January effect berpengaruh secara signifikan dikarenakan perbedaan return yang terjadi pada tahun tersebut. Menurut Rendra 2004 dan Aria dan Siti Rahmi 2012 January effect memang terjadi di pasar modal Indonesia, melihat dari perbedaan return bulan Januari dengan return di bulan Desember tahun sebelumnya.

2.1.8 Dampak Sebelum Hari Libur Pre Holiday