Menentukan Komponen Paket Wisata/Layanan Jasa Pemasok

6. Menentukan Komponen Paket Wisata/Layanan Jasa Pemasok

a. Transfer In dan Transfer Out

Penjemputan wisatawan dari bandara/stasiun KA menuju hotel (transfer in) dan mengantar wisatawan dari hotel menuju bandara/stasiun KA setelah selesai melaksanakan wisata. Penggunaan jasa transfer in/out ini perlu memperhatikan berapa jumlah wisatawan untuk menentukan pilihan kendaraan apa yang akan digunakan dan menggunakan transportasi apa, pukul berapa kedatangan, waktu check in bandara saat kembali ke negara/tempat asal. Negosiasikan juga berapa harga sewa sesuai dengan market (corporate rate) serta untuk memastikan ketersediaan/aksesabilitas, manfaat, potensi laba.

b. Alat Transportasi

Pertimbangkan berapa jumlah wisatawan, tujuan perjalanan, kondisi jalan menuju objek, kemungkinan dapat masuknya kendaraan besar (bus), kekuatan menanjak pada jalan yang naik (hiily), keharusan menggunakan AC, perlunya audio visual dalam bus, keharusan menggunakan microphone, kondisi tempat duduk (recycling) dan jarak antar tempat duduk untuk keleluasaan kaki, dan yang lebih utama kelayakan pengemudi. Negosiasikan juga berapa harga sewa sesuai dengan market (corporate rate) serta untuk memastikan ketersediaan/aksesabilitas, manfaat, potensi laba.

c. Akomodasi (Hotel)

Memilih hotel sesuai dengan daya beli dan siapa yang melakukan wisata atau sesuai dengan pesanan pengguna jasa. Lakukan ”hotel inspection” terlebih dahulu untuk meyakinkan bahwa fasilitas hotel sesuai dengan kondisi yang dijanjikan dalam klasifikasi hotel. Occupancy hotel pada saat tamu akan datang, yakinkan bahwa room sudah status OK (confirmed) dengan bukti pesanan.

Selain itu pertimbangkan jarak yang layak dari hotel ke bandara dan objek wisata. Negosiasikan juga berapa room rate sesuai dengan market (corporate rate), serta untuk memastikan ketersediaan/aksesibilitas, manfaat, potensi laba.

d. Objek Wisata

Bermacam-macam jenis tujuan wisata, antara lain – Wisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism) – Rekreasi (Recreation Tourism) – Wisata alam dan lingkungannya (Eco Tourism) – Wisata bahari/laut (Marine Tourism) – Wisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism), wisata ini bukan berarti misi

kebudayaan, tetapi wisatawan datang untuk menikmati budaya. – Wisata untuk olah raga (Sport Tourism): wisata yang melibatkan kegiatan fisik;

wisatawan datang bukan hanya untuk menghadiri atau menonton even-even olah raga, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas olah raga itu sendiri.

– Wisata petualangan (Adventure Tour)., wisata untuk menjelajah alam dengan relak dan senang nati, bukan berarti penjelajahan untuk penelitian.

– Wisata konvensi (Convention Tourism) – Wisata tujuan pendidikan (Education Tour) – Wisata kuliner (Culinary Tour), wisata sambil menikmati makanan-makanan

unggulan (tradisional dan disajikan secara tradisional) – Wisata sambil Belanja (Shopping Tour) – Dan lain-lain. Dalam menentukan pilihan objek yang akan ditawarkan, perlu memperhatikan kelompok

usia, sosial, kesehatan dan motivasi dalam mengikuti wisata. Yakinkan bahwa objek wisata yang akan dikunjungi sudah/masih beroperasi, dalam perbaikan, atau sudah ditutup.

Jarak dan waktu tempuh antara objek wisata dengan akomodasi juga menjadi kunci utama dari kelancaran perjalanan wisata. Negosiasikan juga berapa biaya masuk (en- trance fee) sesuai dengan market (harga rombongan/discount) serta untuk memastikan ketersediaan/aksesabilitas, manfaat, potensi laba.

e. Atraksi Kesenian Tradisional

Memilih atraksi/pertunjukan/performance perlu memerhatikan apakah wisatawan respect terhadap seni tradisional, apakah selalu ada pertunjukan secara rutin di sebuah gedung kesenian, ataukah akan ”menyewa” suatu group seni dan mendatangkannya ke hotel (biaya penyelenggaraan ini rata-rata mahal biayanya).

Waktu pertunjukan juga harus dipertimbangkan untuk dapat mengatur jadwal wisata (itinerary); perlu juga dipertimbangkan jumlah wisatawan yang akan menikmati perfor- mance tersebut.

Negosiasikan juga berapa biayanya sesuai dengan market dan jenis atraksi serta untuk memastikan ketersediaan/aksesibilitas, manfaat, potensi laba.

f. Budaya/Adat Istiadat

Dalam memilih objek adat istiadat/budaya, harus memperhatikan apakah budaya yang dimaksud termasuk sejarah pubakala dan peninggalan-peninggalannya. Adat istiadat juga dibedakan antar adat kebiasaan sehari-hari pada suatu golongan/suku tertentu atau adat istiadat yang menyangkut upacara-upacara adat seperti perkawinan, khitanan, dan lain-lain.

Adat istiadat sehari-hari dapat dilihat langsung tanpa merencanakan secara khusus, tidak dibutuhkan biaya yang mahal. Namun untuk adat istiadat perkawinan, upacara adat yang sudah langka, biasanya perusahaan berupaya mengadakan acara khusus, dengan kerja sama (sponsorship) sehingga perusahaan harus ”mengeluarkan biaya yang mahal untuk acara tersebut” agar dapat menyajikan apa yang sudah disepakati dalam paket wisata.

Untuk mendapatkan daftar acara tradisional di daerah tujuan wisata budaya seperti Bali, Jogyakarta, Solo, Padang, Makasar, Manado, Jakarta, Bandung, dan daerah lain yang dinas pariwisatanya sudah memiliki ”situs” di internet, lebih mudah mencarinya, namun harus tetap dilakukan konfirmasi sebelumnya.

Negosiasikan juga berapa harga sewa sesuai dengan market (corporate rate) serta untuk memastikan ketersediaan/aksesibilitas, manfaat, potensi laba.

g. Tour Guide

Memillih atau menentukan siapa tour guide/pemandu wisata, juga harus mempertimbangkan level dari wisatawan dan kinerja pemandu wisata. Karena peranan pemandu wisata (yang sering kali berperan sebagai tour leader atau juga tour opera- tor) sangat memengaruhi kesuksesan suatu perjalanan wisata.

Seorang pemandu wisata yang profesional biasanya adalah mereka yang smart (cerdas), daya ingatnya harus kuat, harus memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi, serta mampu mengambil keputusan dalam keadaan darurat dalam perjalanan.

Negosiasikan juga berapa biaya/honor sesuai dengan market dan bahasa yang dibutuhkan serta untuk memastikan ketersediaan/aksesabilitas, manfaat, potensi laba.

h. Restaurant/Meal

Memilih menu dan restoran, harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, terutama dari sisi kebersihan dan kenyaman, walaupun unsur ”lezat” adalah subjektif, harus ”mencari info” tentang ”citra” restoran tersebut. Lokasi restoran juga menjadi pertimbangan.

Faktor pilihan dan selera atau kebiasaan menu makanan dari wisatawan juga harus dipertimbangkan, tentunya harus dihindari masakan yang ekstrim rasanya (sangat pedas/asam dan bau khusus, seperti terasi, tauco, dan lain-lain) kecuali bila ada special request (permintaan khusus).

Negosiasikan juga berapa harga sesuai dengan jenis meal, jumlah wisatawan, dan untuk memastikan ketersediaan/aksesabilitas, manfaat, potensi laba.

i. Cendera mata/Souvenir

Peran cendera mata dalam bisnis pariwisata merupakan benda nyata yang dapat memperkuat kesan yang didapat pada saat menikmati jasa layanan perusahaan penyelenggara perjalanan.

Cendera mata akan lebih bermakna pada waktu-waktu mendatang (3–5 atau 10 tahun kemudian) yang juga akan membantu mengingatkan wisatawan pada citra perusahaan.

Memilih cendera mata hendaknya yang ringan, kecil, awet, aman/tidak tajam, dan tentunya mewakili daerah tujuan wisata atau seni setempat selain juga harus menarik.

Negosiasikan juga berapa komisi yang diperoleh sesuai dengan jumlah belanja wisatawan ditempat tersebut dan untuk memastikan ketersediaan/aksesibilitas, manfaat, potensi laba.