Hasil Perhitungan Analisis LQ Kabupaten Jepara

Tabel 4 Hasil Perhitungan Analisis LQ Kabupaten Jepara

Analisis Lapangan Usaha

SLQ Keterangan DLQ Keterangan Gabungan SLQ + DLQ

A Pertanian, Kehutanan,

Sektor dan Perikanan

1.01 Sektor Basis

B Pertambangan dan

1.24 Lebih Cepat Sektor Andalan Penggalian

0.88 Sektor Non

Basis

C Industri Pengolahan

0.95 Sektor Non

1.04 Lebih Cepat Sektor Andalan

Basis

D Pengadaan Listrik dan

Sektor Gas

1.09 Sektor Basis -0.59

E Pengadaan

1.78 Lebih Cepat Sektor Air,Pengelolaan

1.06 Sektor Basis

Unggulan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

F Konstruksi

0.64 Sektor Non

G Perdagangan Besar dan

1.14 Lebih Cepat Sektor Eceran; Reparasi Mobil

1.25 Sektor Basis

Unggulan dan Sepeda Motor

H Transportasi dan

Sektor Pergudangan

1.29 Sektor Basis

I Penyediaan Akomodasi

1.18 Lebih Cepat Sektor dan Makan Minum

1.34 Sektor Basis

Unggulan

Informasi dan

Sektor Komunikasi

0.74 Sektor Non

Jasa Keuangan dan

Sektor Asuransi

0.77 Sektor Non

0.99 Lebih

Basis

Rendah

Tertinggal

Real Estate

0.97 Sektor Non

1.04 Lebih Cepat Sektor Andalan

Basis

M,N

Jasa Perusahaan

1.41 Sektor Basis

Sektor Rendah

1.18 Lebih Cepat Sektor Andalan Pemerintahan,

0.88 Sektor Non

Basis

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Jasa Pendidikan

1.28 Sektor Basis

Sektor Rendah

0.79 Lebih

Prospektif

Jasa Kesehatan dan

Sektor Kegiatan Sosial

1.17 Sektor Basis

0.96 Lebih

Rendah Prospektif R,S,T,U Jasa lainnya

1.49 Sektor Basis

Sektor Rendah

0.98 Lebih

Prospektif

Sumber : Hasil Analisis, 2017

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis di Kabupaten Jepara terdapat 10 sektor yaitu sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Jasa Perusahaan, sektor Jasa Pendidikan, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa lainnya. Sedangkan 7 sektor lainnya bukan merupakan sektor unggulan (non basis) termasuk sektor industri pengolahan yang memiliki nilai SLQ sebesar 0.95. Namun, dari hasil analisis DLQ dengan nilai 1.04 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan di Kabupaten Jepara menjadi salah satu sektor yang lebih cepat berkembang jika dibandingkan dengan sektor industri pengolahan di lingkup Provinsi Jawa Tengah. Sehingga sektor industri pengolahan di Kabupaten Jepara memiliki Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis di Kabupaten Jepara terdapat 10 sektor yaitu sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Jasa Perusahaan, sektor Jasa Pendidikan, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa lainnya. Sedangkan 7 sektor lainnya bukan merupakan sektor unggulan (non basis) termasuk sektor industri pengolahan yang memiliki nilai SLQ sebesar 0.95. Namun, dari hasil analisis DLQ dengan nilai 1.04 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan di Kabupaten Jepara menjadi salah satu sektor yang lebih cepat berkembang jika dibandingkan dengan sektor industri pengolahan di lingkup Provinsi Jawa Tengah. Sehingga sektor industri pengolahan di Kabupaten Jepara memiliki

1 dan DLQ > 1.

4.1.2 Analisis Shift Share Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan

untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. (Tarigan, 2005). Dalam menganalisis pertumbuhan sektor ekonomi, terdapat tiga komponen pokok yaitu:

a. Komponen Share Nasional (N) / KPN adalah banyaknya pertambahan lapangan kerja dipengaruhi oleh pertumbuhan nasional. Bagaimana pengaruh pertumbuhan nasional terhadap perekonomian daerah. Dapat digunakan sebagai kriteria untuk daerah mengukur apakah daerah tersebut tumbuh lebih cepat atau lebih.

b. Komponen Shift Proporsional (P) / KPP menunjukkan pertumbuhan relative kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor yang sama di daerah refrensi. Komponen ini disebut juga pengaruh bauran industri (industry mix), dapat membantu untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada insutri yang tumbuh lebih cepat daripada daerah refrensi.

c. Komponen Shift Differential (D) / KPPW memberikan informasi dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah dengan daerah refrensi. Komponen ini disebut juga pengaruh keunggulan komparatif.

Perhitungan yang digunakan untuk menghitung perubahan struktur ekonomi adalah sebagai berikut:

PE = KPN + KPP + KPPW PB = KPP + KPPW

Keterangan:

PE : Pertumbuhan Ekonomi Yt : Indikator ekonomi wilayah Nasional (akhir tahun analisa) Yo : Indikator ekonomi wilayah Nasional (awal tahun analisa) Yit : Indikator ekonomi wilayah Nasional sektor i (akhir tahun analisa) Yio : Indikator ekonomi wilayah Nasional sektor i (awal tahun analisa) yit : Indikator ekonomi wilayah lokal sektor I (akhir tahun analisa) yio : Indikator ekonomi wilayah lokal sektor i (awal tahun analisis) PB : Pendapatan Bersih Wilayah KPN : Komponen Pertumbuhan Nasional KPP : Komponen Pertumbuhan Proporsional KPPW

: Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Untuk mengetahui interpretasi hasil KPP dan KPPW digunakan kuadran sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan Analisis Shift Share yang telah dilakukan terhadap PDRB Kabupaten Jepara Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini